Anda di halaman 1dari 5

Kanker Pankreas Disebut Sebagai “The Silent Killer”

Oleh: dr.Theresia Anggriani H, M.Biomed

Kanker pankreas adalah salah satu kanker mematikan di dunia. Hal ini sering didiagnosis
akhir-akhir ini pada stadium lanjut karena tidak ada gejala awal kanker yang khas. Hal ini juga
yang membuat prognosis kanker pankreas buruk.
Beberapa minggu yang lalu, saya dikejutkan dengan kasus kanker pankreas pada usia
muda tanpa faktor resiko alcohol, merokok, maupun penyakit pankreatitis kronik. Pasien tersebut
hanya mengeluhkan nyeri pada punggung kanannya dan masih dapat beraktifitas dengan baik.
Dengan keluhan tersebut ditambah mengingat usia pasien yang tergolong muda, diagnosa kanker
pankreas akan terkelabui dan akhirnya pasien tersebut didiagnosa kanker pankreas saat sudah
metastasis yang hanya berselang kurang lebih 1 bulan setelah beliau mengeluhkan nyeri
punggung tersebut. Progresivitasnya yang cukup tinggi dan tanpa adanya keluhan yang spesifik
inilah yang membuat kanker pankreas disebut juga sebagai “Silent Killer” yang cukup
mengejutkan.

Pankreas merupakan salah satu organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi
utama: menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin dan
glukagon. Pankreas terletak pada bagian retroperitoneal dan berhubungan erat dengan duodenum
(usus dua belas jari).
4 Faktor risiko terjadinya kanker pankreas antara lain alkohol, merokok, diabetes mellitus
dan pankreatitis kronis. Kanker pankreas sangat berhubungan dengan prognosis yang buruk. Hal
ini disebabkan karena beberapa kasus kanker pankreas tidak memiliki gejala yang khas, penanda
tumor yang kurang sensitive. Akibatnya kanker pankreas selalu didiagnosis saat stadium lanjut.
Kanker pankreas bersifat agresif dengan pertumbuhan lokal perineural dan vaskular dan
metastasis jarak jauh.

Etiologi dan faktor risiko


Etiologi utama kanker pankreas masih dipelajari sampai saat ini, tetapi beberapa faktor dapat
meningkatkan risiko kanker pankreas, yang merupakan interaksi antara faktor eksogen dan
endogen. Faktor risiko eksogen adalah merokok, diet, paparan polusi; Faktor risiko endogen
adalah usia, jenis kelamin, ras, genetika, riwayat penyakit pankreatitis kronis, diabetes mellitus,
batu empedu, obesitas, infeksi lambung oleh Helicobacter pylori (H. pylori)
- Usia adalah penentu utama kanker pankreas. Sebagian besar pasien didiagnosis pada
usia> 50 tahun.
- Perokok memiliki risiko dua kali lipat hingga tiga kali lipat lebih tinggi terkena kanker
pankreas daripada non-perokok. Proporsi kasus yang disebabkan oleh merokok tembakau
telah diperkirakan 15-30% di berbagai populasi. Penggunaan produk tembakau tanpa
asap juga dapat meningkatkan risiko.
- Alkohol, kopi, dan radiasi tidak menjadi faktor risiko yang signifikan untuk
perkembangan kanker pankreas.

Faktor predisposisi genetik memainkan peran pada 10% pasien dengan kanker pankreas.
Gangguan yang paling umum adalah mutasi gen BRCA2. Kelainan kromosom, seperti kanker
kolon nonpolyposis herediter (HNPCC), sindrom melanoma keganasan atipikal familial
(FAMMM), pankreatitis herediter, berhubungan dengan peningkatan risiko kanker pankreas.
Riwayat penyakit pankreatitis kronis dikaitkan dengan kanker pankreas.

Manifestasi klinis
Sebagian besar kanker pankreas tidak memiliki gejala pada tahap awal. Sebuah studi kasus-
kontrol besar membandingkan kejadian gejala kanker pankreas dini menunjukkan bahwa kanker
pankreas dikaitkan dengan 12 gejala alarm: penurunan berat badan, sakit perut, mual dan
muntah, kembung, dispepsia, diabetes onset baru, perubahan kebiasaan buang air besar, pruritus ,
lemas, sakit punggung, nyeri bahu, dan sakit kuning.
 Sakit perut yang ditandai dengan nyeri tumpul di perut atas. Rasa nyerinya bisa menyebar
hingga ke punggung. Gejala ini sifatnya kambuhan; bisa datang dan pergi, namun sering
terjadi.
 Perut kembung. Adanya tumor pada pankreas akan menyebabkan perut terasa tidak
nyaman, mudah kembung, dan mudah merasa kenyang. Selain itu, muncul juga gejala
lainnya seperti mual dan muntah.
 Penyakit kuning (jaundice). Sel kanker dalam pankreas bisa menyumbat aliran empedu
sehingga terjadi penumpukan empedu dalam darah. Kondisi ini mengubah kulit dan putih
mata menjadi kuning.  Selain itu, warna urin pun menjadi lebih gelap. Gejala lainnya dari
penyakit kuning adalah gatal-gatal dan feses berwarna terang.

Berdasarkan gejala – gejala yang ditimbulkan tersebut sangat mirip dengan gejala GERD
atau peningkatan asam lambung, atau sering dikenal dengan sakit maag, sehingga pasien dengan
usia muda terlambat didiagnosa dengan carcinoma pankreas dan selalu didiagnosis saat sudah
terjadi penyebaran atau metastasis.

Ketika sudah menyebar, gejala kanker pankreas karsinoma akan memengaruhi seluruh tubuh
yang meliputi:
 Penurunan berat badan secara drastis
 Rasa tidak nyaman pada tubuh
 Kehilangan selera makan
 Tekanan gula darah meningkat karena kemampuan pankreas untuk memproduksi insulin
terganggu.

Pemeriksaan penunjang
- Serum Penanda Tumor
a. CEA adalah glikoprotein dengan berat molekul tinggi yang biasanya ditemukan di
jaringan fetal. Pada kanker pankreas, ada peningkatan CEA, tetapi juga dapat
ditemukan pada kanker organ lainnya. Oleh karena itu, CEA bukan penanda
spesifik untuk kanker pankreas.
b. CA 19-9 adalah salah satu penanda untuk karsinoma pankreas yang banyak
digunakan saat ini. Pemeriksaan CA 19-9 adalah pemeriksaan antibodi
monoklonal terhadap antigen yang biasanya ditemukan dalam sirkulasi musin
pada kanker.6 Peningkatan kadar CA 19-9 juga dapat terjadi pada
adenokarsinoma gastrointestinal lainnya seperti sirosis serta peradangan pada
saluran empedu dan hati. Kombinasi serum carbohydrate antigen (CA) 19-9 dan
antigen carcinoembryonic (CEA) telah dilaporkan menurunkan kepekaan hingga
37%, tetapi meningkatkan spesifisitas menjadi 84% dibandingkan dengan CA19-9
saja, untuk diagnosis kanker pankreas.
- USG Abdomen
USG memiliki sensitivitas 75-89% dan spesifisitas 90-99% untuk kanker pankreas. Pada
USG abdomen akan dijumpai dilatasi saluran empedu dan kantung empedu yang
disebabkan obstruksi ekstrahepatik. Massa pankreas hypoechoic mungkin tidak terlihat.
- CT
Pada CT abdomen massa akan terlihat jika ukuran massa lebih dari 2 cm. Dilatasi sistem
biliaris juga akan dijumpai. Dengan CT scan dapat menilai metastasis liver dan
limfadenopati regional. Tingkat akurasi CT abdomen dengan kontras mencapai 80-90%.
- PET
Ada beberapa keterbatasan PET dalam mendiagnosis kanker pankreas, termasuk
kemungkinan hasil negatif palsu pada hiperglikemia dan kemungkinan hasil positif palsu
pada massa inflamasi yang disebabkan oleh pankreatitis.
- MRI
Magnetic resonance cholangiopancreatography (MRCP) merupakan tindakan non
invasive yang menggambarkan saluran duktus dan traktus biliaris. Teknik ini mungkin
akan menggantikan kolangiopankreatografi invasif endoskopi retrograd (ERCP) untuk
diagnosis massa pankreas kecil, meskipun kerugiannya adalah bahwa tidak
memungkinkan untuk pengambilan sampel jaringan.
- ERCP
ERCP memungkinkan cytopathology pada stenting biliaris transpapiler meskipun
kemampuan diagnostiknya tampaknya terbatas pada kasus striktur bilier ekstrinsik seperti
kanker pankreas.

Tatalaksana
Tatalaksana kanker pankreas termasuk operasi, kemoterapi, terapi radiasi, dan perawatan paliatif.
Kanker pankreas tanpa metastasis jauh dapat dibagi menjadi tiga kategori; dapat dioperasi,
borderlin untuk dioperasi, dan locally advanced.
Operasi,
Jarang dilakukan, dikarenakan pasien yang didiagnosis dengan kanker pankreas biasanya
ditemukan saat sudah stadium akhir atau sudah metastasis, sehingga prosedur operasi sudah tidak
dapat dilakukan lagi.
Kemoterapi
Kemoterapi dalam kasus kanker pankreas metastasis memberikan hasil yang kurang
memuaskan.
Radiasi
Kombinasi kemoradiasi terutama untuk kasus tanpa metastasis. Agen kemoterapi yang
diberikan akan meningkatkan sensitivitas tumor terhadap radioterapi.

Paliatif
Perawatan paliatif sama pentingnya dengan terapi lain, karena pasien dengan kanker
pankreas membutuhkan paliasi di beberapa titik. Obstruktif jaundice dan obstruksi dari
duodenum pada pasien dengan kanker pankreas membutuhkan intervensi bedah, endoskopi, atau
radiologi. Dengan kemajuan teknologi dalam intervensi endoskopi selama dekade terakhir,
drainase bilier perkutan telah digantikan oleh stenting endoskopi dalam banyak kasus.

Prognosis
Tingkat kelangsungan hidup 5 tahun setelah pankreatikoduodenektomi adalah 12%.
Prognosis lebih baik pada tumor kecil, terdiferensiasi baik dan nodus negatif, dan kandungan
DNA sel tumor memiliki implikasi yang signifikan. Tingkat kelangsungan hidup 5 tahun pasien
yang sel tumornya diploid hampir 40% tetapi kurang dari 10% pada mereka dengan sel
aneuploid. Prognosis keseluruhan kanker pankreas adalah buruk, hanya 10% pasien yang hidup
12 bulan setelah diagnosis dibuat.
Kanker pankreas adalah salah satu kanker mematikan di dunia. Hal ini sering didiagnosis
akhir-akhir ini pada stadium lanjut karena tidak ada gejala awal kanker yang khas. Selain itu,
tidak ada tes skrining memiliki sensitivitas yang baik untuk mendeteksi kanker pada tahap awal
tersedia sampai sekarang.

Anda mungkin juga menyukai