Anda di halaman 1dari 32

Trematoda Hati

OLEH KELOMPOK 1
ANGGOTA KELOMPOK
Tarisa Novtiana (P27834019001)
Levina Amirulia Afwa (P27834019002)
Fazila Sepnami Hidayati (P27834019003)
Mirza Alfaidatisna (P27834019004)
Annisa Rohmatul Laily (P27834019005)
Vira Putri Nur Herawati (P27834019006)
Rosita Dwi Khomalasari (P27834019007)
Spesies Trematoda Hati

• Clonorchis sinensis
• Opisthorchis viverini
• Fasciola hepatica
• Opisthorchis felineus
Clonorchis sinensis
Hospes : Manusia, kucing, anjing, beruang kutub dan babi
Penyakit : Klonorkiasis
Geografik : Cina, Jepang, Korea dan Vietnam
Morfologi :
• Hidup di saluran empedu, kadang-kadang di saluran pankreas.
• Ukuran cacing dewasa 10-25 mm x 3-5 mm, bentuknya pipih, lonjong,
menyerupai daun.
• Telur berukuran kira-kira 30 x 16 mikron, bentuknya seperti bola
lampu pijar dan berisi mirasidium, ditemukan dalam saluran empedu.
SIKLUS HIDUP
SIKLUS HIDUP

 Telur C.sinensis yang dikeluarkan bersama dengan tinja


 Dimakan keong air atau hospes perantara I (Bulinus,Semisulcospira)
 Dalam keong air, telur menetas menjadi larva mirasidium  sporokista  redia  serkaria
 Serkaria keluar dari keong air lalu masuk ke hospes perantara II (ikan)
 Serkaria melepaskan ekornya dan membentuk kista (metaserkaria) di dalam kulit di bawah sisik
 Metaserkaria masuk ke dalam tubuh saat seseorang memakan ikan yang dimasak kurang matang
 Terjadi ekskistasi di duodenum
 Larva masuk ke duktus koledokus
 Masuk ke saluran empedu yang lebih kecil dan menjadi dewasa dalam waktu sebulan.

Note : Seluruh daur hidup berlangsung selama tiga bulan.


PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS

Patologi
1. Larva masuk di saluran empedu-dewasa : menyebabkan iritasi saluran empedu dan penebalan dinding
2. Dapat terjadi perubahan jaringan hati berupa radang sel hati
3. Pada keadaan lebih lanjut dapat timbul sirosis hati disertai asites dan edema
4. Luasnya organ yang mengalami kerusakan bergantung pada jumlah cacing dan lamanya infeksi.

Gejala Klinis
Dibagi menjadi 3 stadium :
1. Stadium ringan : tidak ditemukan gejala
2. Stadium progresif : menurunnya nafsu makan, perut terasa penuh, diare, edema dan pembesaran hati
3. Stadium lanjut didapatkan sindrom hipertensi portal yang terdiri atas pembesaran hati, ikterus, asites,
edema, sirosis hepatis. Kadang-kadang dapat menimbulkan keganasan dalam hati.
DIAGNOSIS DAN PENGOBATAN

Diagnosis
• Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur yang terbentuk khas
dalam tinja atau dalam cairan duodenum.

Pengobatan
• Penyakit ini dapat diobati dengan prazikuantel.
Fasciola hepatica
Hospes : Kambing dan sapi. Terkadang pada manusia
Penyakit : Fasioliasis
Geografik : Di Amerika Latin, Perancis dan Negara-negara sekitar Laut Tengah
Morfologi :

a. Bentuk pipih seperti daun


b. Ukuran cacing dewasa ± 30 x 13 mm.
c. Bagian anterior berbentuk seperti kerucut dan pada puncak kerucut terdapat
batil isap mulut yang besarnya ± 1 mm
d. Pada bagian dasar kerucut terdapat batil isap perut yang besarnya ± 1,6 mm.
e. Saluran pencernaan bercabang-cabang sampai ke ujung distal sekum.
f. Testis dan kelenjar vitelin juga bercabang- cabang.
g. Telur cacing ini berukuran 140 x 90 mikron
h. Telur menjadi matang dalam air setelah 9-15 hari dan berisi mirasidium.
SIKLUS HIDUP
SIKLUS HIDUP

 Telur dikeluarkan melalui saluran empedu ke dalam tinja dalam keadaan belum matang
 Dalam keong air terjadi perkembangan: mirasidium  sporokista  redia  serkaria
 Telur kemudian menetas dan mirasidium keluar mencari keong air (Lymnaea spp)
 Serkaria keluar dari keong air dan berenang mencari hospes perantara II (tumbuh-tumbuhan air) untuk
membentuk kista berisi metaserkaria
 Bila metaserkaria ditelan oleh binatang  menetas dalam usus halus  menembus dinding usus dan
bermigrasi dalam ruang peritoneum hingga menembus hati
 Larva masuk ke saluran empedu dan menjadi dewasa
 Baik larva maupum cacing dewasa hidup dari jaringan parenkim hati dan lapisan sel epitel saluran
empedu
 Infeksi terjadi dengan makan tumbuhan air yang mengandung metaserkaria.
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS

Migrasi cacing dewasa muda


Migrasi cacing dewasa muda ke dapat terjadi di luar hati
saluran empedu : (ektopik):
kerusakan parenkim hati Gejala yang timbul bergantung
pada organ tempat migrasi

Fase akut :
demam, nyeri pada bagian kanan Saluran empedu mengalami
atas abdomen, hepatomegali, peradangan, penebalan dan
malaise, urtikaria, eosinofilia atau sumbatan, menyebabkan sirosis
bahkan tidak menimbulkan gejala periportal
apapun
DIAGNOSIS DAN PENGOBATAN
Diagnosis
• Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur dalam tinja, cairan
duodenum atau cairan empedu. Ultrasonografi digunakan untuk
menegakkan diagnosis fasioliasis bilier.

Pengobatan
• Albendazol dan praziquantel merupakan obat pilihan.
Opistorchis felineus
Hospes : Kucing, anjing dan manusia
Penyakit : Opistorkiasis
Geografik : Eropa Tengah, Selatan dan Timur, Asia, Vietnam dan India.
Morfologi :

• Cacing dewasa hidup dalam saluran empedu dan saluran pankreas


• Cacing dewasa berukuran 7-12 mm
• mempunyai batil isap mulut dan batil isap perut
• Bentuknya seperti lanset, pipih dorso-ventral
• Telur Opistorchis mirip telur C.sinensis, hanya bentuknya lebih langsing
• Ukuran Telur : panjang ± 30 μm dan lebar ± 20 μm
• Dinding luar lebih jelas (Telur mengalami embrionisasi berwarna kuning
kecoklatan)
SIKLUS HIDUP
SIKLUS HIDUP

→ Telur berembrio keluar bersama tinja


→ tertelan hospes perantara 1 (keong air)
→ menetas menjadi mirasidium
→ berkembang menjadi sporokista → redia → cercaria → keluar dari hospes perantara 1
→ berenang bebas di air
→ melekatkan diri pada sisik atau masuk ke dalam kulit hospes perantara 2 (ikan) → menjadi
metaserkaria
→ ikan dimakan manusia → ekskistasi dalam duodenum hospes definitif
→ kemudian masuk saluran empedu dan hati
→ menjadi dewasa dalam waktu 3 – 4 minggu. Umur cacing dewasa bisa sampai 2 tahun.
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS

1. Cacing dewasa menyebabkan perubahan pada saluran empedu dan jaringan hati (radang dan
penebalan) saluran empedu.
2. Infeksi yang ringan tanpa gejala atau hanya keluhan ringan saja.
3. Infeksi yang berat dapat menyebabkan pembesaran hati disertai dengan ikterus.
4. Pada stadium lanjut dapat terjadi sirosis hepatis disertai asites dengan oedem.
DIAGNOSIS DAN PENGOBATAN
Diagnosis
• Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur pada pemeriksaan tinja.
Pencegahan
• Tidak memakan ikan mentah atau setengah matang, tidak buang air besar
sembarangan terutama di lokasi perairan, melakukan pengobatan pada
penderita.
Pengobatan
• Obat praziquantel, dengan dosis 75mg/kg/hari secara oral, tiga dosis per hari
selama 2 hari. Obat alternatifnya adalah albendazole dengan dosis 10
mg/kg/hari selama 7 hari.
Opistorchis viverrine
Hospes : Ikan, siput, dan pada manusia
Penyakit : Opistorkiasis
Geografik : Daerah Muangthai timur laut
Morfologi :
• Memiliki mulut penghisap di ujung tubuh dan perut penghisap panjangnya seperlima dari tubuh. 
• Ukurannya 5,4-10,2 x 0,8-1,9 milimeter.
• Badan berbentuk pipih, transparan, dan tipis.
• Secara struktural,  mirip dengan C. sinensis dan O. felineus, tetapi ukurannya sedikit lebih kecil
• Memiliki sistem reproduksi pria dan wanita
• Ujung anterior terdapat pengisap oral dan di belakang pengisap oral terdapat pengisap ventral
• Dua testis terlihat di ujung posterior dan terdapat kandung kemih ekskretoris
• Dua ovarium terletak di depan testis, dan membentuk beberapa lobus.
• Rahim berjalan di sepanjang saluran ejakulasi dan terbuka di pori genital.
• Ruang tubuh yang tersisa sebagian besar ditempati oleh organ kelenjar yang sangat bercabang yang
disebut vitellaria.
SIKLUS HIDUP
SIKLUS HIDUP
Siklus hidup Opistorchis viverrine umumnya mirip dengan Opistorchis felineus.
1. Parasit ini menginfeksi siput melalui telur yang masuk ke dalam tubuh siput. Siput yang
terinfeksi dapat menghasilkan cercariae puluhan ribu dalam waktu sebulan dengan rata-rata
per hari 472 cercariae pada siput Bithynia goniompharus dan 638 pada B.
funiculate. Perkembangan parasit di tubuh siput dari sporosit hingga cercariae membutuhkan
waktu 90 hari. Parasit ini umumnya menginfeksi siput yang belum dewasa.

2. Cercariae parasit Ophisthorchys viverrini yang berasal dari siput memiliki tingkat infeksi


terhadap ikan yang tinggi, Cercariae di dalam tubuh ikan akan berkembang
menjadi metacercariae dalam waktu 45 hari.

3. Metacercariae akan masuk ke dalam tubuh manusia melalui konsumsi ikan mentah. Daerah
yang konsumsi ikan mentah seperti makanan koi pla lebih tinggi memiliki kasus penyakit
Opisthorchiasis lebih tinggi.
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS

Orang yang terinfeksi parasit ini akan menunjukkan gejala pusing, rasa sakit di perut bagian
kanan atas, kelelahan, mual, anoreksia, sakit kepala, kehilangan berat badan, dan diare.
Umumnya jika jumlah parasit di dalam tubuh manusia sedikit maka tidak muncul gejala
terinfeksi. Efek paling parah dari parasit ini adalah munculnya kanker kolangiokarsinoma.
DIAGNOSIS DAN PENGOBATAN
Diagnosis
• Menemukan telur dalam tinja atau dari drainase duodenum.

Pengobatan
Cukup efektif dengan pemberian obat klorokuin.
• Praziquantel : 25 mg/kg BB dalam tiga kali sehari.
• Efek samping : mual, muntah, sakit kepala, rasa tidak nyaman pada perut.
• Health education : tidak memakan ikan yang tidak dimasak sempurna
untuk mencegah infeksi ulang

Anda mungkin juga menyukai