Anda di halaman 1dari 37

SKENARIO 1

SGD 6
Dwinta Monica
111001073

SKENARIO
Udin anak laki-laki berusia 7 tahun oleh ibunya datang
ke Puskesmas yang berada pada sebuah desa
perkebunan, oleh karena si udin terlihat pucat dan
perutnya agak buncit dan sering batuk batuk. Dokter
menanyakan pada orangtuanya mengenai makanan
dan kegiatan si udin sehari-hari. Ibu si udin
mengatakan bahwa anaknya makan biasa seperti
yang lain tapi anaknya agak lasak dan kurang
kebersihan dan sering tidak pakai alas kaki. Dari hasil
pemeriksaan tinja, dijumpai telur cacing bentuk oval,
dinding tipis, isi 8 sel ovum dan juga ditemukan jenis
lain yaitu telur cacing fertilized bentuk oval, dinding 3
lapis, isi ovum.

Klasifikasi Istilah
Telur cacing fertilized : telur cacing
yang telah di buahi

Identifikasi Masalah
1. Apa yang menyebabkan perut os buncit dan batuk
batuk ?
2. Dari pemeriksaan tinja, cacing apa yang
menginfeksi os ?
3. Bagaimana cara cacing menginfeksi os ?
4. Bagaimana siklus hidup cacing di dalam tubuh os ?
5. Apakah ada hubungannya kebiasaan os yang
kurang menjaga kebersihan dan sering tidak
memakai alas kaki dengan keluhan yamg dia derita
?
6. Bagaimana penatalaksanaan terhadap os?

ANALISA MASALAH

1. Apa yang menyebabkan perut os buncit


dan batuk-batuk dan terlihat pucat ?
Jawab :
Infeksi sudah lama dapat menyebabkan
batuk dan perut buncit.
Perut buncit karena cacing sudah banyak
yang menyebabkan adanya gumpalan
cacing. Batuk karena cacing menginfeksi
paru-paru.
Pucat disebabkan oleh cacing
ancylostoma duodenale menghisap darah
sebanyak 0,06-0,07ml/hari/ekor

Jawab:
Pucat karena cacing Ancylostoma
duodenale menghisap darah
anemia
Perut buncit
batuk larva menembus mukosa
usus, terbawa masuk ke sirkulasi
sistemik paru menembus
alveolus laring terasa gatal
batuk-batuk

2. Dari pemeriksaan tinja, cacing apa


yang menginfeksi os ?
Jawab :
Ascaris lumbricoides : yang
mempunyai dinding 3 lapis
Ancylostoma duodenale (cacing
tambang) : dinding tipis isi 8 sel
ovum

3. Bagaimana cara cacing menginfeksi


os ?
Jawab :
Ascaris lumbricoides Karena tertelan
telur infectious
Ancylostoma duodenale larva
filariform menembus kulit kaki os

4. Bagaimana siklus hidup cacing di


dalam tubuh os ?
Jawab :
Ascaris lumbricoides : tertelan telur
infectious menjadi larva didalam
usus halus kemudian menjadi
cacing dewasa kemudian
menginfeksi paru-paru, dan jantung
keluar melalui rongga mulut, hidung,
Ancylostoma duodenale :

Jawab :
Ascaris lumbricoides : Larva infektif
dalam telur tertelan didalam usus
larva menetas, keluar dan menembus
dinding usus halus sistem peredaran
darah menuju paru-paru trakea
faring dan tertelan masuk ke esofagus
usus halus dan menjadi dewasa.
Ancylostoma duodenale : Larva masuk
tubuh manusia melalui kulit peredaran
darah Larva ke paru trakea faring
tertelan saluran pencernaan

5. Apakah ada hubungannya kebiasaan os


yang kurang menjaga kebersihan dan
sering tidak memakai alas kaki dengan
keluhan yang dia derita ?
Jawab :
Ada , karena larva filariform cacing
ancylostomaa duodenale menembus kulit
os yang tidak memakai alas kaki dan
ascaris lumbricoides menginfeksi melalui
kebiasaan os yang kurang menjaga
kebersihan.

6. Bagaimana penatalaksanaan
terhadap os?
Jawab :
-albendazol
-piperazin
-pyrantel pamoat

Jawab :
-albendazol
-piperazin
-pyrantel pamoat
-mebendazol

MAPPING CONCEPT
Pucat, perut buncit,
batuk

Laki-laki 7 tahun

Anamnesis: anak kurang kebersihan


dan sering tidak memakai alas
sepatu
Pemeriksaan tinja
telur cacing bentuk oval,
dinding tipis, isi 8 sel ovum

telur cacing fertilized


bentuk oval, dinding 3
lapis, isi ovum.

Ancylostoma
duodenale

Ascariasis
lumbricoides

gejala klinis, morfologi, siklus


hidup,pengobatan, pencegahan

LEARNING OBJECTIVE
Definisi kecacingan .
Klasifikasi dan jenis cacing dan gejala
klinisnya.
Morfologi, pemeriksaan penunjang,
siklus hidup dan penatalaksanaan
untuk Ascaris lumbricoides dan
Ancylostoma duodenale.
Upaya preventif
Cacing yang bisa berpindah dari
hewan ke manusia

KECACINGAN
penyakit yang disebabkan oleh
masuknya parasit (berupa
cacing) kedalam tubuh
manusia, parasit ini
mempunyai tubuh yang
simestris bilateral dan tersusun
dari banyak sel (multi seluler)

Klasifikasi
1. Nemathelmintes : Cacing Gilik
Kelas Nematoda
Nematoda usus
Nematoda jaringan
2. Platyhelmintes : Cacing Pipih
Kelas Trematoda
Trematoda hati
Trematoda paru
Trematoda usus
Trematoda darah
Kelas Cestoda
Pseudophylidea
Sparganosis
Chylophilidea

Nematoda Usus

- Ascaris lumbricoides Askariasis


Gejala:
larva perdarahan kecil pada alveolus dan
timbul gangguan paru disertai batuk, demam.
Cacing dewasa mual, nafsu makan berkurang,
diare.
- Toxocara canis dan Toxocara cati
Penyakit Visceral larva
Gejala : demam, hepatomegali.
- Necator americanus dan Ancylostoma duodenale
anemia hipokrom mikrositer
- Ancylostoma braziliense dan Ancylostoma
caninum Creeping eruption

- Trichuris trichiura trikuriasis


gejala : diare yang sering diselingi sindrom disentri ,
anemia,berat badan turun disertai prolapsus rektum.
- Strongiloides stercoralis Strongilodiasis
Gejala : rasa sakit sperti tertusuk-tusuk pada
epigastrium tengah tidak menjalar, mual, muntah,
diare dan konstipasi saling bergantian.
- Enterobius Vermicularis Enterobiasis / oksiuriasis
Gejala : iritasi disekitar anus, perineum dan vagina ,
dan bisa menyebabkan pruritus ani.
- Trichinea Spiralis Trikinosis
Gejala :
Larva nyeri otot , radamg otot disertai demam.
Cacing dewasa sakit perut, diare, mual dan
muntah.

Nematoda jaringan
- Wuchereria bancrof filariasis bankrofti
Menimbulkan limfadenitis dan limfangitis dalam
stadium akut disusul dengan obstruktif menahun
10-15 tahun kemudian.
- Brugia malayi dan Brugia timori filariasis
brugia
Gejala : demam, peradangan saluran dan kelenjar
limfe, yang hilang timbul berulang kali.
- Loa loa loaiasis
Sering menimbulakan gangguan di konjungtiva
mata dan pangkal hidung dengan menimbulkan
iritasi pada mata, mata sendat,sakit, pelupuk
mata bengkak dan mengganggu penglihatan.
- Onchocerca volvulus onkoserkosis

Trematoda hati
- Clonorchis sinensis klonorkiasis
gejala: menurun nafsu makan, perut rasa
penuh, edema dan pembesaran hati
- Opistorchis felineus opistorkiasis
Kelainan yang ditimbulkan cacing ini sama
dengan yang ditimbulkan C.sinensis.
- Opisthorcis viverrini
Bisa terjadi peradangan kronik saluran empedu.
- Fasciola Hepatica Fasioliasis
Menimbulkan kerusakan parenkim hatidan
peradangan, penebalan dan sumbatan dari
saluran empedu.

Trematoda paru
- Paragonimus westermani
paragonimiasis
Gejala : batuk batu kering lama
kelamaan menjadi batuk darah.

Trematoda usus
- Fasciolidae sp. fasiolopsiasis
Gejala : Diare dan nyeri ulu hati
(epigastrium)
- Echinostomatidae sp. ekinostomiasis
Menyebabkan kerusakan ringan pada
mukosa usus
pada anak menimbulkan gejala diare, sakit
perut, anemia.
- Heterophyidae sp. heterofiiasis
Gejala : mulas-mulas dan diare dengan
lendir serta nyeri tekan perut

Trematoda darah
- Schistosoma Japanicum skistosomiasis
japonika
Gejala : intoksikasi disertai demam,
hepatomegali.
- Schistosoma Mansoni skistosomiasis usus
Gejala yang ditimbulkan sama seperti
S.japanicum , akan tetapi lebih ringan.
- Schistoma haematobium Skistosomiasis
kandung kemih
Gejala : Hematuria, disuria.

Pseudophylidea
- Diphyllobothrium latum
Difilobotriasis
Gejala : diare, tidak nafsu makan,
tidak enak di perut.

Sparganosis
- Larva pleroserkoid dari beberapa
spesies cacing pita golongan
dphillobothrium ditemukan pada
manusia dan diketahui sebagai
sparganum.
Gejala : Menyebar keseluruh
jaringan menyebabkan
peradangan dan edema jaringan
sekitarnya, nyeri.

Chylophilidea
- Taenia saginata Teniasis saginata
Gejala : Sakit ulu hati, perut merasa
tidak enak, mual, muntah, mencret,
pusing.
- Taenia solium Teniasis solium
Gejala : Nyeri ulu hati, mencret,
mual, obstipasi dan sakit kepala.

Ascaris lumbricoides
Morfologi dan daur hidup
- Ukuran :
Cacing jantan 10-30 cm
Cacing Betina 22-35 cm
- Seekor cacing betina bisa bertelur 100.000
200.000 butir sehari terdiri dari telur yang
dibuahi dan tidak dibuahi.
- Telur yang dibuahi, besarnya kurang lebih 60
x 40 mikron , yang tidak dibuahi 90 x 40
mikron.

Ascaris lumbricoides
Siklus hidup

Telur keluar
bersama tinja

Larva akan
menjadi dewasa
dalam usus
halus

Dalam lingkungan
yang sesuai akan
berkembang
menjadi embrio
larva infektif dalam
telur
Larva menuju paruparu trakea
faring dan tertelan
masuk ke
esofagus usus
halus

Perjalanan siklus hidup


cacing ini berlangsung
selama 65-70 hari

Telur tersebut
tertelan oleh
manusia
Didalam usus
larva menetas,
keluar dan
menembus
dinding usus
halus sistem
peredaran
darah

Pengobatan
Piperasin dosis
tunggal untuk dewasa
3-4 gram, untuk anak
25 mg/kgBB.
Pirantel pamoat dosis
tunggal 10 mg/kgBB.
Mebendazol 2 x 100
mg/hari selama 3 hari
atau 500 gram dosis
tunggal.
Albendazol dosis
tunggal 400 mg.

Pencegahan
Mengusahakan
pembuangan kotoran
yang baik
Penyuluhan kesehatan
Perbaikan sanitasi
lingkungan
Perbaikan standar
hidup secara
keseluruhan
Pemberian periodik
secara massal pirantel
pamoat atau
mebendazol

Ancylostoma duodenale
Morfologi dan daur hidup
Ukuran :
Jantan kurang lebih 0,8 cm
Betina kurang lebih 1 cm
Menyerupai huruf C
Mempunyai 2 pasang gigi
Mengeluarkan telur kira-kira 10.000
butir

Ancylostoma duodenale
Siklus Hidup
Cacing dewasa
hidup dan bertelur
di dalam 1/3 atas
usus halus keluar
melalui tinja

Telur
berkembang
larva di tanah.
Larva ke
paru
trakea
faring
tertelan
saluran
pencernaan

Bentuk pertama
larva
rhabditiform
filariform

Larva masuk
tubuh manusia
melalui kulit
predaran
darah

Pengobatan
Pirantel pamoat dosis tunggal 10
mg/BB
Pencegahan
Pemeriksaan feses semua penduduk
dan memberi pengobatan
Pendidikan kesehatan mengenai
transmisi dan sifat-sifat penyakit
cacing tambang
Membantu serta mendorong
pembuatan jamban keluarga

Cacing yang bisa berpindah dari


hewan ke manusia
- Toxocara cati ditemukan pada
kucing
- Toxocara Caniis ditemukan pada
anjing
- Ancylostoma braziliense dan
Ancylostoma caninum kucing dan
anjing merupakan hospes definitif
- Trichinella spiralis

Anda mungkin juga menyukai