Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN TUTORIAL

BLOK ILMU KEDOKTERAN DASAR II

DISUSUN OLEH :
ALDO H. ARYA PRAYUDA BANGUN
220210006

FASILITATOR

Dr. Juliyanti Tarigan

Fakultas Kedokteran
Universitas Methodist Indonesia
Tahun Ajaran 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,


karena berkatnya yang telah diberikan kepada saya, sehingga
dapat menyelesaikan Laporan Tutorial Blok Ilmu Kedokteran
Dasar II
Dalam penyusunan laporan tutorial ini saya ucapkan banyak
terimakasih kepada Dr.Juliyanti Tarigan. yang sudah
membimbing saya, dan saya menyadari banyak terdapat
kekurangan didalam penyajiannya. Hal ini dikarenakan
terbatasnya pengetahuan yang saya miliki, Saya menyadari
bahwa tanpa bimbingan dan petunjuk dari dosen pembimbing
tidaklah mungkin hasil laporan ini dapat selesai sebagaimana
mestinya.
Akhir kata,Saya ucapkan terimakasih. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat.

Kabanjahe 20 November 2020


SKENARIO

Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun datang ke puskesmas dibawa oleh


ibunya, oleh karena terlihat pucat, perutnya agak membuncit dan disertai
batuk-batuk. Dokter menanyakan pada ibunya mengenai makanan dan
aktivitas anak sehari-hari. Ibunya mengatakan bahwa makan seperti
biasa sama seperti yang lain, namun anaknya agak lasak dan kurang
menjaga kebersihannya. Terkadang anak tidak memakai alas kaki pada
saat bermain diluar rumah. Dari hasil pemeriksaan tinja, dijumpai telur
cacing bentuk oval dengan dinding tipis, isi 8 sel ovum dan juga
ditemukan jenis telur yang lain yaitu telur cacing fertilized bentuk
seperti tempayan dan mempunyai dua knob/kutub.

I. KLARIFIKASI ISTILAH

1. Fertilized : penyuburan atau penyatuan gamet jantan dan betina untuk


membentuk zigot yang diploid dan terbentuknya individu baru.

2. Membuncit : perut yang membesar

3. Tempayan : wadah tempat penyimpanan seperti kendi

4. Tinja : kotoran yang dikeluarkan dari usus, atau produk pembuangan


dari saluran pencernaan
5. Sel Ovum : sel reproduksi perempuan/betina yang setelah fertilisasi
akan berkembang menjadi individu baru spesies tersebut.

II. IDENTIFIKASI MASALAH

1.Anak lasak dan kurang menjaga kebersihan


2.Anak tidak memakai alas kaki
3.Anak terlihat pucat, perutnya membuuncit dan disertai batuk-batuk
4.Telur cacing bentuk oval dengan dinding tipis
5.Ditemukan jenis telur yang lain yang fertilized bentuk tampayan dan
mempunyai 2 kutub

III. ANALISIS MASALAH

1. Anak lasak dan kurang menjaga kebersihan sehingga telur cacing


masuk ke dalam kuku atau tangan anak tersebut ke dalam makanan
dan minuman yang terkontaminasi
2. Anak tidak memakai alas kaki sehingga cacing ini masuk melalui
kulit kaki dan akan menginfeksi bagian dalam tubuh seperti paru-
paru dan jantung melewati aliran darah.
3. Anak terlihat pucat karena kurang nya darah atau penurunan kadar
hemoglobin anak sehingga mengalami anemia. Perut anak tersebut
membuncit kemungkinan sudah mengalami cacingan dalam beberapa
bulan dan kemungkinan sudah mengarah ke kondisi kronis.Karena
terbawa oleh aliran darah menuju paru-paru, cacing bergerak ke
tenggorokan dan cacing yang ada di tenggorokan bisa terbawa oleh
batuk atau tertelan lagi.
4. Kemungkinan cacing yang menginfeksi adalah dalam kelas
Nematoda

IV. KERANGKA KONSEP

Anak laki-laki 7 tahun

Terlihat pucat,perut agak


membuncit dan batuk-
batuk

Kurang menjaga
kebersihan

Dokter melakukan pemeriksaan tinja

Terdapat telur cacing


bentuk oval dengan Terdapat telur cacing
dinding tipis bentuk fertilized seperti
tempayan
V. LEARNING OBJECIVE

1) Bagaimana morfologi telur dan nama jenis-jenis cacing pada


skenario?
2) Apa yang menyebabkan anak pucat perut buncit dan batuk-batuk?
3) Jenis-jenis cacing nematoda
4) Patogenesis cacing sehingga menimbulkan gejala klinis
5) Kenapa terdapat telur cacing pada tinja anak tersebut?
6) Apakah ada hubungan kebiasaan anak dengan terinfeksi oleh
helminth pada skenario?
7) Bagaimana cara infeksi cacing pada skenario tersebut?
8) Bagaimana siklus hidup cacing pada skenario?

VI. BELAJAR MANDIRI

1. Cacing Cambuk (Trichuris trichiura)


Morfologi
Bentuk seperti cambuk berwarna merah muda. Bagian anterior tubuh
adalah langsing panjangnya 3/5 dari panjang seluruh tubuh berisi
esophagus yang sempit dan bagian posterior tebal gemuk dengan
panjang 2/5 panjang seluruh tubuh berisi usus dan seperangkat alat
reproduksi.
Seperti gambar diatas Cacing jantan berukuran 300-45 mm dengan
bagian ekor kaudal melingkar dan satu spikulum. Cacing betina
berukuran 35-50 mm dan ujung posteriornya lurus berujung tumpul.
Seperti pada gambar diatas telur berukuran 50-54 mikron x 32 mikron
bentuk seperti tempayan dengan penonjolan yang jernih pada kedua
kutub, berdinding tebal dan berisi larva. Kulit telur bagian luar
berwarna kekuningan dan bagian dalamnya jernih.

Cacing Tambang/Hookworm (Ancylostoma duodenale dan Necator


americanus)
Morfologi
Cacing tambang dewasa adalah nematoda yang kecil berbentuk
fusiform dan berwarna putih keabu-abuan mempunyai kutikulum yang
tebal. Alat kelamin pada yang jantan adalah tunggal dan pada yang
betina berpasangan.
Pada ujung posterior cacing jantan terdapat bursa kaudal yang
dipakai untuk memegang cacing betina selama kopulasi. Ada 2 spesies
cacing tambang yang penting yaitu Ancylostoma duodenale berukuran
lebih besar daripada Necator americanus. Pada Ancylostoma duodenale
betina ukurannya 10-13 mm x 0,6 mm. jantan 8-11 mm x 0,4-0,5 mm.
Cacing ini berbentuk seperti hurup C. Pada Necator americanus betina
ukurannya 9-11 mm x 0,4 mm, jantan 7-9 mm x 0,3 mm. Cacing ini
berbentuk seperti hurup S.
Rongga mulut ke dua jenis cacing ini besar. Pada Ancylostoma
doudenale ada 2 pasang gigi ventral sedangkan Necator americanus
mempunyai benda kitin berupa sepasang benda pemotong berbentuk
bulan sabit di dinding ventral dan sepasang lagi yang kurang nyata pada
dinding dorsal. Cacing jantan mempunyai bursa kopulatris pada ekornya
sementara cacing betina ekornya runcing.
Telur cacing tambang berukuran 60 mikron x 40 mikron bentuk oval,
berdinding tipis, jernih, berisi embrio terdiri dari 2-8 sel dalam tinja
segar. Larva rabditiform panjangnya kira-kira 250 mikron sedangkan
larva filariform kira-kira 600 mikron.
http://eprints.undip.ac.id/43728/3/ANTONIUS_WH_G2A009031_Bab2KTI.pdf

2.Apa yang menyebabkan anak pucat perut buncit dan batuk-


batuk?
Kurangnya menjaga kebersihan, dan mengakibatkan terdapat cacing
yang hidup didalam tubuh, Penyebarannya melalui makanan yang
terkontaminasi oleh telur cacing . Cacing ini kemudian akan hidup dan
berkembang biak di dalam usus.
https://www.cekaja.com/info/ciri-ciri-anak-cacingan

3.Jenis jenis cacing nematoda


1. Jenis-jenis cacing nematoda :

Nematoda:
Tidak bersegmen, bilateral simetris, alat kelamin terpisah, bulat
memanjang/silindris lancip, saluran cerna yang berfungsi penuh, bersifat
parasit, bertelur, ovipar, partenogenesis, dan betina mengeluarkan telur
20-20000 butir per hari.
Terbagi menjadi dua yaitu:

1. Nematoda usus ;

 Ascaris lumbricoides =bentuknya silindris dengan ujung


anterior lancip
 Toxocaridae ;
a)Toxocara canis
b)Toxocara cati
c)Toxocara vitulorum

Cacing tambang/ Ancylostoma duodenale/Necator americanus =


infeksi cacing tambang; menginfeksi jantung, paru-paru dan masuk
melalui kulit manusia

 Ancylostoma braziliense = penyakit creeping eruption. hidup dan


berkembang pada kucing atau anjing yang menjadi hospes
definitif.
 Strongyloides stercoralis = masuk dalam tubuh manusia yang
menyentuh tanah yang telah terkontaminasi cacing; hospes
manusia.

 Enterobius vermicularis = nematoda usus yang tipis putih yang


habitatnya di usus besar dan rektum disebut juga cacing kremi.
 Cacing cambuk/Trichuris trichiura = atau yang disebut juga
sebagai cacing cambuk yang sebagai cacingan pada manusia, dan
terkontaminasi pada makanan dan tanah.

 Trichinella spiralis = dari babi atau tikus ya itu parasit masuk


melalui daging babi yang dimasak kurang matang.
Capillaria philippinensis = secara klinis berupa Pati yaitu hilangnya
protein dalam jumlah besar disertai dengan sindroma

2. Nematoda jaringan ;

 Wuchereria bancrofti = terdapat di daerah Sumatera sampai


irian Jaya. Di daerah kota vektornya dari jenis Culex
quinquefasciatus, di daerah pedesaan biasanya oleh nyamuk dari
jenis Anopheles sp. dan Aedes sp.
 Brugia malayi = hampir sama dengan Wuchereria bancrofti
 Brugia timori = mikrofilaria dari B. timori lebih panjang dari B.
malayi, dengan rata-rata 310 mikron.

 Loa-loa = nematoda filaria yang menyebabkan loaiasis. Bagian


dari kelompok parasit filaria yang menyebabkan filariasis
limfatik(penyakit mata), hospes perantara nya lalat Chrysops (lalat
rusa)

 Dirofilaria immitis = cacing jantung yang merupakan penyakit


serius pada anjing dan kucing.
 Dracunculus Medinensis = atau penyakit cacing Guinea,
yang merupakan infeksi pada seseorang setelah meminum air yang
mengandung kutu air.

 Gnathostoma spinigerum = parasit pada anjing, kucing, harimau,


dsb. Melalui makanan mentah/setengah matang pada makanan
laut/ikan.
4.Patogenesis cacing sehingga menimbulkan gejala klinisDari
Patologi dan Gejala Klinis Pada Cacing Cambuk
Infeksi berat pada anak pada cacing tersebar di seluruh kolon dan
rektum. Pada mukosa rektum akan mengalami prolapsus recti akibat
mengejannya penderita pada saat defekasi.
Cacing ini memasukkan kepalanya ke dalam mukosa usus sehingga
terjadi trauma yang menimbulkan iritasi dan inflamasi pada mukosa
usus. Selain itu, cacing ini menghisap darah hospesnya sehingga dapat
menyebabkan anemia.
Cara menegakkan diagnosa penyakit adalah dengan pemeriksaan
tinja. Parasites Load Trichuris trichura untuk infeksi ringan adalah 1-999
EPG, untuk infeksi sedang adalah 1.000-9.999 EPG, dan untuk infeksi
berat adalah ≥10.000 EPG. Penderita terutama anak-anak, infeksi
trichuriasis yang berat dan kronis menunjukkan gejala yang nyata seperti
diare yang diselingi dengan sindroma desentri, anemia berat, mual
muntah dan berat badan turun.
Pada infeksi ringan biasanya tidak menimbulkan gejala klinis yang
jelas. Pada infeksi Trichuris trichiura berat sering dijumpai diare darah,
turunnya berat badan dan anemia. Diare pada umumnya berat sedangkan
eritrosit di bawah 2,5 juta dan hemoglobin 30% di bawah normal.
Anemia berat ini dapat terjadi karena infeksi Trichuris trichiura mampu
menghisap darah sekitar 0,005 ml/hari/cacing

Patologi dan Gejala Klinis Gejala klinis Pada Cacing Tambang


Dapat ditimbulkan oleh cacing dewasa ataupun larvanya. Bila larva
infektif menembus kulit dan jumlah larva yang masuk banyak maka
dapat terjadi reaksi alergi terhadap cacing berupa gatal-gatal yang
menimbulkan warna merah pada kulit (terbentuk makulopapula dan
eritema yang terbatas). Reaksi ini disebut ground itch. Bila larva cacing
tambang tertelan maka sebagian akan menuju usus dan tumbuh menjadi
dewasa sebagian lagi menembus mukosa mulut faring dan bermigrasi ke
paru-paru atau pada orang telah peka mungkin timbul
bronchitis/pneumonitis.
Penyakit cacing tambang pada hakekatnya adalah infeksi kronis dan
orang yang dihinggapinya sering tidak menunjukkan gejala akut. Gejala
yang disebabkan oleh cacing dewasa biasanya tidak timbul sampai
tampak adanya anemia. Infeksi Ancylostoma duodenale lebih berat dan
gejala ditimbulkan oleh jumlah cacing yang lebih sedikit daripada
infeksi Necator americanus sebab Ancylostoma duodenale menghisap
lebih banyak darah.
Tiap cacing Necator americanus yang menghisap darah penderita
akan menimbulkan kekurangan darah sampai 0,1 cc sehari sedangkan
cacing dewasa Ancylostoma duodenale sampai 0,34 cc sehari. Akibat
dari anemia itu maka penderita akan tampak pucat, daya tahan berkurang
dan prestasi kerja menurun.
Infeksi ringan tidak menimbulkan gejala yang nyata. Anakanak
dengan infeksi berat mungkin menunjukkan keterbelakangan fisik
mental dan seksual. Pada awal infeksi ada eosinofilia dan leukositosis
yang nyata. Bila infeksi menahun eosinofilia dan leukositosis berkurang
tetapi anemia masih tetap ada. Infeksi cacing tambang umumnya
berlangsung secara menahun, cacing tambang ini sudah dikenal sebagai
penghisap darah. Seekor cacing tambang mampu menghisap darah 0,2
ml per hari.
Apabila terjadi infeksi berat, maka penderita akan kehilangan darah
secara perlahan dan dapat menyebabkan anemia berat Cara menegakkan
diagnosa penyakit adalah dengan pemeriksaan tinja. Parasites Load
cacing tambang untuk infeksi ringan adalah 1-1.999 EPG, untuk infeksi
sedang adalah 2.000-3.999 EPG, dan untuk infeksi berat adalah ≥4.000
EPG
http://eprints.undip.ac.id/43728/3/ANTONIUS_WH_G2A009031_Bab2KTI.pdf
5.Apa yang menyebabkan terdapat cacing pada tinja anak tersebut

Tidak menjaga kebersihan, Faktor-faktor yang dapat menyebabkan


terjadinya resiko penyebab kecacingan pada anak antara lain melalui
makanan yang terkontaminasi oleh telur cacing, kaki yang langsung
berhubungan dengan tanah yang mengandung vektor cacing, karena
tidak memakai alas kaki, kebiasaan Buang Air Besar (BAB) di
sembarang tempat, kebiasaan tidak mencuci tangan, kebersihan kuku,
kepemilikan jamban, lantai rumah ketidaktersediaan air bersih. Faktor
lain juga dipengaruhi oleh sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan
pengetahuan. (Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(4) )
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/1121/1007

6.Apakah ada hubungan kebiasaan anak dengan terinfeksi oleh


helminth pada skenario
Tidak memakai alas kaki saat bermain, kaki merupakan bagian tubuh
yang selalu melakukan kontak langsung dengan tanah, maka perlu
menggunakan alas kaki untuk menhindari masuknya larva cacing
tambang dari dalam tanah.
Tidak mencuci tangan, dapat menyebabkan menempelnya larva
cacing setelah kontak dengan tanah. Tangan yang kotor harus
dibersihkan menggunakan sabun terlebih dahulu agar parasit yang
menempel dapat hilang dari permukaan kulit.
7.Bagaimana cara infeksi cacing pada skenario tersebut?

Cacing tambang (Necator americanus)/(Ancylostoma duodenale)


Infeksi cacing tersebut terjadi saat larva cacing masuk ke dalam tubuh
setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi atau
infeksi ini juga bisa terjadi jika cacing masuk ke dalam tubuh melalui
kulit saat bersentuhan langsung dengan tanah yang
terkontaminasi cacing tersebut.
Cacing cambuk (Trishuria trichiura)
Telur yang sedang dibuahi dikeluarkan dari hospes bersama tinja.
Telur menjadi matang dalam waktu 3-6 minggu dalam lingkungan yang
sesuai, pada tanah yang lembab dan teduh. Telur matang adalah telur
yang berisi larva dan bentuk infektif. Cara infeksi langsung bila secara
kebetulan hospes menelan telur matang, maka telur akan menetaskan
larva yang akan berpenetrasi pada mukosa usus halus selama 3-10 hari.
Selanjutnya larva akan bergerak turun dengan lambat untuk menjadi
dewasa di sekum dan kolon asendens. Siklus hidup dari telur sampai
cacing dewasa memerlukan waktu sekitar tiga bulan. Cacing ini bisa
hidup sampai bertahun-tahun di dalam sekum. Cacing ini meletakkan
telur pada sekum dan telur-telur ini keluar bersama tinja.
http://repository.unimus.ac.id/2363/3/BAB%20II.pdf

8.Bagaimana siklus hidup cacing pada skenario


Cacing cambuk (Trichuris trichiura)
Siklus Hidup Cacing dewasa hidup di usus besar. Di rongga usus ini
cacing jantan dan betina kopulasi sehingga cacing betina bertelur
kemudian telur keluar bersama tinja. Cacing betina bisa menghasilkan
telur antara 3000-10.000 butir setiap hari. Telur ini berisi sel telur dalam
tinja segar/berisi larva dalam tinja 3-6 minggu untuk menjadi telur
matang. Telur ini berkembang baik pada tanah liat kelembaban yang
sesuai pada suhu optimum 30◦C, Cara infeksinya langsung bila secara
kebetulan hospes menelan telur matang. Larva keluar melalui dinding
telur dan masuk ke usus halus. Di dalam usus dapat menetap selama 3-
10 hari. Setelah dewasa cacing turun ke usus bagian distal dan masuk ke
daerah kolon terutama sekum. Cacing ini tidak punya siklus paru. Masa
pertumbuhan mulai dari telur yang tertelan sampai cacing dewasa betina
meletakkan telur kira-kira 30-90 hari.
Cacing tambang/Hookworm
Siklus Hidup Cacing dewasa hidup di rongga usus halus. Cacing
betina dan jantan berkopulasi kemudian cacing betina bertelur dan telur
keluar bersama tinja. Cacing betina Necator americanus setelah kopulasi
mengeluarkan telur sebanyak 9000 butir sedangkan
Ancylostoma duodenale kira-kira 10.000 butir.
Cacing tambang dapat berkembang secara optimal pada tanah
berpasir yang hangat dan lembab, telur di tanah tumbuh dan berkembang
menjadi embrio dalam 24-48 jam pada suhu 23 sampai 30 °C dan
menetas menjadi larva.
Telur pada lingkungan yang sesuai di alam luar akan menetas
menjadi larva rabditiform dan dalam waktu 3 hari larva tersebut akan
berubah menjadi larva filariform yang infektif dan menembus kulit
manusia.
Cara infeksinya adalah ketika larva filariform menembus kulit
kemudian menembus kapiler darah menuju ke jantung kanan lalu ke
paru-paru, bronkus ke trakea kemudian ke laring dan karena rangsangan
batuk akan tertelan menuju ke usus halus dan menjadi dewasa seperti
Migrasi melalui darah dan paru-paru berlangsung selama satu minggu,
sedangkan siklus dari larva menjadi dewasa berlangsung 7–8 minggu.
http://eprints.undip.ac.id/43728/3/ANTONIUS_WH_G2A009031_Bab2KTI.pdf

Kesimpulan
Dari skenario tersebut dapat disimpulkan bahwa kebersihan ada
terkaitnya dengan terjadinya infeksi helminth. Anak tersebut tidak
menjaga kebersihan sehingga terkontaminasi oleh cacing Necator
americanus/Ancylostoma duodenale ( cacing tambang ) dan Trichuris
trchiura ( cacing cambuk ) yang sebelumnya sudah terkontaminasi pada
tanah melalui tinja hospes yang mengalami cacingan sehingga anak
tersebut pucat, batuk-batuk dan perut membuncit.

Anda mungkin juga menyukai