Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN TUTORIAL

BLOK I: ILMU KEDOKTERAN DASAR II


PARASITOLOGI

Disusun Oleh:

Nama : Lovian Nauli Sihaloho


Npm : 220 217 064

Fasilitator

Dr. Wilson Arthur Zein.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya hantarkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya lah, saya dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Tidak lupa saya
ucapkan terima kasih kepada dr. Wilson Arthur Zein yang telah membina dan mengarahkan
kami dalam pembelajaran tutorial. Makalah “Tutorial Blok Ilmu Kedokteran Dasar II Modul
2 ”ini saya buat guna memenuhi salah satu tuntutan tugas pada proses pembelajaran Tutorial.
Saya menyadari, laporan “Tutorial Blok Ilmu Kedokteran Dasar II Modul 2 ” ini banyak
terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Untuk itu,
saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari Dosen Tutor kami, demi
perbaikan pada penulisan selanjutnya.
Demikianlah makalah ini saya buat, semoga bermanfaat. Atas perhatiannya kami ucapkan
terima kasih.

Medan, 19 November 2020

[2]
DAFTAR ISI

SKENARIO.....................................................................................................................................4

KLASIFIKASI MASALAH............................................................................................................4

IDENTIFIKASI MASALAH..........................................................................................................4

ANALISIS MASALAH...................................................................................................................4

KERANGKA KONSEP..................................................................................................................6

LEARNING OBJECTIVE..............................................................................................................7

HASIL BELAJAR MANDIRI........................................................................................................7

REFERENSI.................................................................................................................................16

[3]
SKENARIO
Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun datang ke puskesmas dibawa oleh ibunya, oleh karena
terlihat pucat, perutnya agak membuncit, dan disertai batuk-batuk. Dokter menanyakan pada
ibunya mengenai makanan dan aktivitas anak sehari-hari. Ibunya mengatakan bahwa makan
seperti biasa sama seperti anak yang lain, namun anaknya agak lasak dan kurang menjaga
kebersihannya. Terkadang anak tidak memakai alas kaki saat bermain diluar rumah. Dari
hasil pemeriksaan tinja, dijumpai telur cacing bentuk oval dengan dinding tipis, isi 8 sel
ovum dan juga ditemukan jenis telur lain yaitu telur cacing fertilized bentuk seperti tempayan
dan mempunyai dua kutub / knob.

KLASIFIKASI MASALAH
1. Fertilized > dibuahi

IDENTIFIKASI MASALAH
1. Apa yang menyebabkan anak berusia 7 tahun mengalami pucat, perut buncit, dan
batuk – batuk.
2. Dijumpai pada hasil pemeriksaan tinja , dijumpai telur cacing bentuk oval dengan
dinding tipis, isi 8 sel ovum, dan telur cacing fertilized bentuk seperti tempayan dan
punya 2 kutub.

ANALISIS MASALAH
1. Ketika anak bermain diluar rumah dengan tidak memakai alas kaki menyebabkan
masuknya necator americanus dari kaki anak.
2. Anak kurang jaga kebersihannya dimana mungkin sebelum makan belum mencuci
tangannya kemungkinan telur dari trichuris trichiura masuk kedalam tubuh.

 pada skenario belum diketahui cacing apa yang menginfeksi atau menjadi parasit pada
anak tersebut, kita ambil contoh cacing necator americanus : cacing ini masuk ke
saluran nafas dan getah bening, saat berada di kelenjar getah bening larva mulai
memasuki pembuluh darah , paru-paru dan usus , ini menimbulkan gelaja yaitu, batuk
berlebihan dan diapnea ( sesak nafas) selama migrasi larva, kemudian dia akan
menempel di dinding usus, dan menjadi dewasa

[4]
setelah menembus pembuluh darah dan menghisap darah otosmatis pada usus akan
kehilangan darah ini menyebabkan anemia defisiensi besi dan kehilangan protein
dimana menyebabkan pucat.

 dari hasil pemeriksaan tinja, telur cacing bentuk oval dengan dinding tipis dan isi 8 sel
ovum merupakan cacing tambang (hookworm). jenis telur cacing fertilized bentuk
seperti tempayan dan mempunyai dua knob merupakan telur cacing cambuk

[5]
KERANGKA KONSEP

Seorang anak laki-laki berusia


7 tahun datang ke puskesmas
dibawa oleh ibunya

Terlihat pucat , perut agak Akibat dari cacing yang


membuncit, dan batuk-batuk menginfeksi

Anak lasak dan kurang jaga


kebersihan, dan terkadang
tidak memakai alas kaki saat
bermain diluar rumah.

Dijumpai telur cacing bentuk


oval dengan dinding tipis, isi 8
sel ovum, dan telur cacing
fertilized bentuk seperti
tempayan dan punya 2 kutub.

Anak menderita cacingan


dengan 2 jenis cacing
Necator americanus dan
trichuris trichiuria.

[6]
Learning Objective

1. Dari pemeriksaan tinja, jenis cacing apa yg menginfeksi anak tsb?

2. Bagaimana cara infeksi cacing tsb dan perbedaan

3. Bagaimana siklus hidup cacing tsb?

4. Apa ada hubungan kebiasaan anak dengan gejala dan tanda pada anak tsb?
Pucat,buncit,batuk”.

5. Karakteristik dari cacing tsb

6. karakteristik sel telur

7. Tata cara pecegahan cacing dan pengobatan.

8. Patologi yang terjadi akibat terkena cacing dari skenario

9. Penyebaran cacing pada skenario

10.kondisi apa yang memungkinkan optimalnya pertumbuhan cacing

11. Faktor yg mempengaruhi jumlah telur cacing

12. Defenisi kecacingan

HASIL BELAJAR MANDIRI

1. dari hasil pemeriksaan tinja diketahui bahwa cacng yang menginfeksi anak alah jenis
cacing nematode, yang mana karakteristik yang sesuai dengan pemeriksaan.

Cacing tambang : memiliki bentuk yang lonjong, selapis tipis lapisan hyaline transparan,
dalam feses seger membelah menjadi 8 sel.

Cacing cambuk: memiliki bentuk yang seperti tempayan, keduan ujung ny di lengkapi dengn
2 knop.

[7]
2. Infeksi cacing tambang disebabkan oleh masuk dan berkembangnya cacing tambang
di dalam tubuh. Jenis cacing tambang yang sering menyebabkan infeksi pada manusia
adalah Ancylostoma duodenale dan Necator americanus.
Larva cacing neactor americanus akan masuk ke tubuh saat mengonsumsi makanan dan
minuman yang terkontaminasi. Infeksi ini juga bisa terjadi jika cacing necator americanus
masuk ke dalam tubuh melalui kulit saat bersentuhan langsung dengan tanah yang
terkontaminasi cacing necator americanus. Selanjutnya, larva cacing neactor americanus akan
masuk ke sistem percernaan, berubah menjadi cacing dewasa dan berkembang biak di usus.
Hal ini akan menimbulkan gejala dan keluhan seperti pada skenario.

3. siklus cacing ascaris lumbricoides

siklus nekator americanus

[8]
siklus trichuris trichiura

siklus hidup Ancylostoma duodenale

[9]
4. Apa ada hubungan kebiasaan anak dengan gejala dan tanda pada anak tsb?
Pucat,buncit,batuk”.
Kebiasaan anak yang tidak menggunakan alas kaki dapat menyebabkan larva dari cacing
tambang yan dapat menembus kulit, menuju paru paru dan jantung serta pembuluh darah, lalu
menjadi dewasa didalam usus dan akan menyebabkan beberapa gejala batuk . setelah
menembus pembuluh darah dan menghisapdrah pada usus, usus akan kehilangan darah. Hal
ini menyebabkan anemia defiensi besi, dan kehilangan protein. Ini yang membuat si anak
pucat. Kebiasaan anak yang lasak dan tidak menjaga kebersihan, misalnya tidak mencuci
tangan ketika makan akan menyebabkan telur dari cacing cambuk atau trichuris trichiura
yang berada pada tangan saat makan ikut masuk kedlam saluran pencernaan danbertumbuh
dewasa di dalam usus.

5. Karakteristik cacing tambang


karakteristik Ancylostoma duodenale Necator americanus
Ukuran cacing dewasa jantan 0,8-1,1 cm 0,7 -0,9 cm
Ukuran cacing dewasa betina 1- 1,3 cm 0,9-1,1 cm
Umur cacing dewasa 1 tahun 3-5 tahun
Lokasi cacing dewasa Usus halus Usus halus
Masa prepaten 53 hari 49-56 hari
Rute infeksi Oral, perkutan Perkutan

Karakteristik tricuris trichiura ( cacing cambuk )

karakteristik Trichuris trichiura

Ukuran cacing dewasa jantan 30- 45 mm

Ukuran cacing dewasa betina 35-50 mm

Lokasi cacing dewasa Sekum dan kolon asenden

[10]
Karakteristik ascaris lumbricoides

karakteristik Ascaris lumbricoides

Ukuran cacing dewasa jantan 15-30 cm x 0,2-0,4 cm

Ukuran cacing dewasa betina c

Lokasi cacing dewasa Usus halus

Umur cacing dewasa 1- 2 tahun

6. karakteristik sel telur

karakteristik Cacing tambang Trichuris trichiura Ascaris lumbricoides

60- 70 mikron x 40 –
Ukuran telur -+ 60 x 40 mikron 50 x 25 mikron
50 mikron

A. duodenale: 10 000 –
25 000 / hari
Jumlah perhari 5000/ hari -+ 200 000/ hari
N.americanus:
5000 – 10 000 / hari

Telur menetas, dalam 24-


36 jam keluar larva
Perkembangan Telur matang dalam 3-6 Telur matang dalam 3
rabditoform yang pada
di tanah minggu minggu di tanah liat
hari ke 5-8 menjadi larva
filiform di pasir

A.duodenale : 28 – 30
derajat celcius
Suhu optimum 30 derajat celcius 25- 30 derajat celcuis
N. americanus: 23- 25
derajat celcius

Ketahanan 7-8 minggu dalam


- Tahan sekali.
bentuk infektif keadaan baik

[11]
7. Tata cara pecegahan cacing
 Memutuska daur hidup dengan cara:
a. Defekasi jamban
b. Menjaga kebersihan, cukup air bersih di jamban, untuk mandi dan cuci
tangan secara teratur.
c. Memberi pengobatan masal dengan obat antelmintik yang efektif, terutama
kepada golongan yang rawan
 Penyuluhan kepada masyarakat mengenai sanitasi lingkungan yang baik dan
cara menghindari infeksi cacing.

Cara Pengobatan

 Ascaris lumbricoides
Untuk pengobatan perorangan dapat digunakan bermacam macam obat
misalnya piperasin, pirantel pamoat 10 mg/ kg berat badan, dosis tunggal
mebendazol 500 mg atau albendazol 400 mg.
Untuk pengobatan massal dilakukan oleh pemerintah pada anak sekolah dasar
dengan pemberian albendazol 400 mg 2 kali setahun
 Cacing tambang
Pirantel pamoat 10 mg/kg berat badan memberikan hasil cukup baik, bilamana
digunakan beberapa hari berturut turut.
 Trichuris trichiura

Menggunkana albendazol 400 mg ( dosis tunggal)

Mebendazol 100 mg ( dua kali sehari selama tiga hari berturut turut)

8. Patologi yang terjadi akibat terkena cacing dari scenario


 Ascaris lumbricoides
Gejala yang timbul pada penderita dapat disebabkan oleh cacing dewasa dan
larva. Gangguan karena larva biasanya terjadi pada saat berada di paru. Gangguan
yang disebabkan cacing dewasa biasanya ringan. Penderia mengalami malnutrisi.
Efek serius terjadi bila cacing menggumpal dalam usus sehingga terjadi obstruksi
usus .

[12]
 Cacing tambang
Penyakit yang di tikbulkan yaitu nekatoriasis dan ankilostomiasis.
Gejala tergantung pada spesies dan jumlah cacing dan keadaan gizi penderita. Tiap N.
americanus menyebabkan kehilangan darah sebanyak 0,005- 0,1 cc sehari, sedangkan
A. duodenale 0,08-0,34 cc. cacing tambang biasanya tidak menyebabkan kematian,
tetapi daya tahan berkurang dan prestasi kerja turun.

 Trichuris trichiura
Penyakit yang ditimbulkan yaitu trichuriasis. Cacing ini memasukkan
kepalanya ke dalam mukosa usu sehingga terjadi trauma yang menimbulkan
iritasi dan inflamasi pada mukosa usus. Selain itu, cacing ini menghisap darah
hospes nya sehingga dapat menyebabkan anemia

9. Penyebaran cacing pada scenario


Penyebaran cacing secara kosmopolit
Proses penularan cacing pada manusia yaitu telur cacing yang dikeluarkan manusia
melalui feses dalam lingkungan yang sesuai akan berkembang menjadi embrio dan
larva yang infektif dalam telur. Telur yang infektif akan mengontaminasi makanan
atau minuman sehingga tertelan oleh manusia saat dikonsumsi. Di dalam usus larva
akan menetas dan menembus dinding usus halus dan menuju pada sistem peredaran
darah dan menimbulkan penyakit, Siklus ini berlangsung selama 65 – 70 hari.
Penyebaran ini bisaa melalui penyebaran tinja pada tanah,air dan makanan sehingga
pola pembuangan tinja akan sangat menentukan.

10. kondisi apa yang memungkinkan optimalnya pertumbuhan cacing


Necator americanus merupakan cacing umumnya hidup di wilayah tropis, terutama
tempat yang hangat dan lembab. Cangkang tipis dan halus dari spesies ini menyebabkan
telur dan juvenil mati dalam suhu beku atau dengan pengeringan tanah. Oleh karena itu,
jenis tanah tempat tinggal parasit juga sangat penting untuk kondisi kehidupan yang ideal.
Kondisi tanah yang ideal cenderung berada di daerah di mana air dapat mengalir dengan
kecepatan standar, dan ukuran partikel tanah tidak terlalu besar atau terlalu kecil. Dengan
begitu, tingkat kelembapan, serta bukaan di tanah, memungkinkan parasit masuk ke
permukaan dan menempel pada kulit inang berikutnya. Tingkat penularan yang tinggi

[13]
tampaknya sejalan dengan hujan lebat dan suhu hangat yang merupakan ciri khas iklim
tropis

11. Faktor yg mempengaruhi jumlah telur cacing

a. Berat Feses.
b. Kompetensi dari pemeriksa.
c. Alat yang digunakan untuk menghitung jumlah telur cacing.
d. Pada saat penyaringan sampel.
e. Pada saat perendaman sellofhane.
f. Lama waktu inkubasi satelah penempelan sellofhane.
g. Ukuran lubang aplikator Kato katz.
h. Lama waktu penyimpanan fesses

12. Kecacingan merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit berupa cacing.
Cacing umumnya tidak menyebabkan penyakit berat sehingga seringkali diabaikan
walaupun sesungguhnya memberikan gangguan kesehatan. Tetapi dalam keadaan
infeksi berat atau keadaan yang luar biasa, kecacingan cenderung memberikan analisa
keliru kearah penyakit lain dan tidak jarang dapat berakibat fatal (Margono 2008).

[14]
KESIMPULAN

Dapat disimpulka bahwa anak tersebut mengalami kecacingan dikarenakan gaya hidup yang
kurang bersih dan juga jarang menggunakan alas kaki saat beraktivitas. Sehingga anak
tersebut dengan mudah di infeksi oleh cacing tambang (Ancylostoma duodenale) dan cacing
cambuk (Trichuris trichiura). Untuk pihak keluarga kita dapat memberikan edukasi tentang
tindakan Preventif seperti Meminum air bersih yang bebas dari resiko terkontaminasi,
mengonsumsi makanan yang bersih dan matang, menggunakan alas kaki ketika keluar rumah,
dan mencuci tangan secara rutin menggunakan sabun dan air mengalir.

[15]
REFERENSI

 Inge sutanto. 2008. parasitologi kedokteran E-4. Balai penerbit FKUI ,Jakarta
 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kecacingan
repository.unimus.ac.id › ...

 https://www.alodokter.com/infeksi-cacing-tambang
 Ascaris Lumbricoides - Repository Unimus repository.unimus.ac.id › ...

[16]

Anda mungkin juga menyukai