Disusun Oleh:
Fasilitator
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya hantarkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya lah, saya dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Tidak lupa saya
ucapkan terima kasih kepada dr. Wilson Arthur Zein yang telah membina dan mengarahkan
kami dalam pembelajaran tutorial. Makalah “Tutorial Blok Ilmu Kedokteran Dasar II Modul
2 ”ini saya buat guna memenuhi salah satu tuntutan tugas pada proses pembelajaran Tutorial.
Saya menyadari, laporan “Tutorial Blok Ilmu Kedokteran Dasar II Modul 2 ” ini banyak
terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Untuk itu,
saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari Dosen Tutor kami, demi
perbaikan pada penulisan selanjutnya.
Demikianlah makalah ini saya buat, semoga bermanfaat. Atas perhatiannya kami ucapkan
terima kasih.
[2]
DAFTAR ISI
SKENARIO.....................................................................................................................................4
KLASIFIKASI MASALAH............................................................................................................4
IDENTIFIKASI MASALAH..........................................................................................................4
ANALISIS MASALAH...................................................................................................................4
KERANGKA KONSEP..................................................................................................................6
LEARNING OBJECTIVE..............................................................................................................7
REFERENSI.................................................................................................................................16
[3]
SKENARIO
Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun datang ke puskesmas dibawa oleh ibunya, oleh karena
terlihat pucat, perutnya agak membuncit, dan disertai batuk-batuk. Dokter menanyakan pada
ibunya mengenai makanan dan aktivitas anak sehari-hari. Ibunya mengatakan bahwa makan
seperti biasa sama seperti anak yang lain, namun anaknya agak lasak dan kurang menjaga
kebersihannya. Terkadang anak tidak memakai alas kaki saat bermain diluar rumah. Dari
hasil pemeriksaan tinja, dijumpai telur cacing bentuk oval dengan dinding tipis, isi 8 sel
ovum dan juga ditemukan jenis telur lain yaitu telur cacing fertilized bentuk seperti tempayan
dan mempunyai dua kutub / knob.
KLASIFIKASI MASALAH
1. Fertilized > dibuahi
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Apa yang menyebabkan anak berusia 7 tahun mengalami pucat, perut buncit, dan
batuk – batuk.
2. Dijumpai pada hasil pemeriksaan tinja , dijumpai telur cacing bentuk oval dengan
dinding tipis, isi 8 sel ovum, dan telur cacing fertilized bentuk seperti tempayan dan
punya 2 kutub.
ANALISIS MASALAH
1. Ketika anak bermain diluar rumah dengan tidak memakai alas kaki menyebabkan
masuknya necator americanus dari kaki anak.
2. Anak kurang jaga kebersihannya dimana mungkin sebelum makan belum mencuci
tangannya kemungkinan telur dari trichuris trichiura masuk kedalam tubuh.
pada skenario belum diketahui cacing apa yang menginfeksi atau menjadi parasit pada
anak tersebut, kita ambil contoh cacing necator americanus : cacing ini masuk ke
saluran nafas dan getah bening, saat berada di kelenjar getah bening larva mulai
memasuki pembuluh darah , paru-paru dan usus , ini menimbulkan gelaja yaitu, batuk
berlebihan dan diapnea ( sesak nafas) selama migrasi larva, kemudian dia akan
menempel di dinding usus, dan menjadi dewasa
[4]
setelah menembus pembuluh darah dan menghisap darah otosmatis pada usus akan
kehilangan darah ini menyebabkan anemia defisiensi besi dan kehilangan protein
dimana menyebabkan pucat.
dari hasil pemeriksaan tinja, telur cacing bentuk oval dengan dinding tipis dan isi 8 sel
ovum merupakan cacing tambang (hookworm). jenis telur cacing fertilized bentuk
seperti tempayan dan mempunyai dua knob merupakan telur cacing cambuk
[5]
KERANGKA KONSEP
[6]
Learning Objective
4. Apa ada hubungan kebiasaan anak dengan gejala dan tanda pada anak tsb?
Pucat,buncit,batuk”.
1. dari hasil pemeriksaan tinja diketahui bahwa cacng yang menginfeksi anak alah jenis
cacing nematode, yang mana karakteristik yang sesuai dengan pemeriksaan.
Cacing tambang : memiliki bentuk yang lonjong, selapis tipis lapisan hyaline transparan,
dalam feses seger membelah menjadi 8 sel.
Cacing cambuk: memiliki bentuk yang seperti tempayan, keduan ujung ny di lengkapi dengn
2 knop.
[7]
2. Infeksi cacing tambang disebabkan oleh masuk dan berkembangnya cacing tambang
di dalam tubuh. Jenis cacing tambang yang sering menyebabkan infeksi pada manusia
adalah Ancylostoma duodenale dan Necator americanus.
Larva cacing neactor americanus akan masuk ke tubuh saat mengonsumsi makanan dan
minuman yang terkontaminasi. Infeksi ini juga bisa terjadi jika cacing necator americanus
masuk ke dalam tubuh melalui kulit saat bersentuhan langsung dengan tanah yang
terkontaminasi cacing necator americanus. Selanjutnya, larva cacing neactor americanus akan
masuk ke sistem percernaan, berubah menjadi cacing dewasa dan berkembang biak di usus.
Hal ini akan menimbulkan gejala dan keluhan seperti pada skenario.
[8]
siklus trichuris trichiura
[9]
4. Apa ada hubungan kebiasaan anak dengan gejala dan tanda pada anak tsb?
Pucat,buncit,batuk”.
Kebiasaan anak yang tidak menggunakan alas kaki dapat menyebabkan larva dari cacing
tambang yan dapat menembus kulit, menuju paru paru dan jantung serta pembuluh darah, lalu
menjadi dewasa didalam usus dan akan menyebabkan beberapa gejala batuk . setelah
menembus pembuluh darah dan menghisapdrah pada usus, usus akan kehilangan darah. Hal
ini menyebabkan anemia defiensi besi, dan kehilangan protein. Ini yang membuat si anak
pucat. Kebiasaan anak yang lasak dan tidak menjaga kebersihan, misalnya tidak mencuci
tangan ketika makan akan menyebabkan telur dari cacing cambuk atau trichuris trichiura
yang berada pada tangan saat makan ikut masuk kedlam saluran pencernaan danbertumbuh
dewasa di dalam usus.
[10]
Karakteristik ascaris lumbricoides
60- 70 mikron x 40 –
Ukuran telur -+ 60 x 40 mikron 50 x 25 mikron
50 mikron
A. duodenale: 10 000 –
25 000 / hari
Jumlah perhari 5000/ hari -+ 200 000/ hari
N.americanus:
5000 – 10 000 / hari
A.duodenale : 28 – 30
derajat celcius
Suhu optimum 30 derajat celcius 25- 30 derajat celcuis
N. americanus: 23- 25
derajat celcius
[11]
7. Tata cara pecegahan cacing
Memutuska daur hidup dengan cara:
a. Defekasi jamban
b. Menjaga kebersihan, cukup air bersih di jamban, untuk mandi dan cuci
tangan secara teratur.
c. Memberi pengobatan masal dengan obat antelmintik yang efektif, terutama
kepada golongan yang rawan
Penyuluhan kepada masyarakat mengenai sanitasi lingkungan yang baik dan
cara menghindari infeksi cacing.
Cara Pengobatan
Ascaris lumbricoides
Untuk pengobatan perorangan dapat digunakan bermacam macam obat
misalnya piperasin, pirantel pamoat 10 mg/ kg berat badan, dosis tunggal
mebendazol 500 mg atau albendazol 400 mg.
Untuk pengobatan massal dilakukan oleh pemerintah pada anak sekolah dasar
dengan pemberian albendazol 400 mg 2 kali setahun
Cacing tambang
Pirantel pamoat 10 mg/kg berat badan memberikan hasil cukup baik, bilamana
digunakan beberapa hari berturut turut.
Trichuris trichiura
Mebendazol 100 mg ( dua kali sehari selama tiga hari berturut turut)
[12]
Cacing tambang
Penyakit yang di tikbulkan yaitu nekatoriasis dan ankilostomiasis.
Gejala tergantung pada spesies dan jumlah cacing dan keadaan gizi penderita. Tiap N.
americanus menyebabkan kehilangan darah sebanyak 0,005- 0,1 cc sehari, sedangkan
A. duodenale 0,08-0,34 cc. cacing tambang biasanya tidak menyebabkan kematian,
tetapi daya tahan berkurang dan prestasi kerja turun.
Trichuris trichiura
Penyakit yang ditimbulkan yaitu trichuriasis. Cacing ini memasukkan
kepalanya ke dalam mukosa usu sehingga terjadi trauma yang menimbulkan
iritasi dan inflamasi pada mukosa usus. Selain itu, cacing ini menghisap darah
hospes nya sehingga dapat menyebabkan anemia
[13]
tampaknya sejalan dengan hujan lebat dan suhu hangat yang merupakan ciri khas iklim
tropis
a. Berat Feses.
b. Kompetensi dari pemeriksa.
c. Alat yang digunakan untuk menghitung jumlah telur cacing.
d. Pada saat penyaringan sampel.
e. Pada saat perendaman sellofhane.
f. Lama waktu inkubasi satelah penempelan sellofhane.
g. Ukuran lubang aplikator Kato katz.
h. Lama waktu penyimpanan fesses
12. Kecacingan merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit berupa cacing.
Cacing umumnya tidak menyebabkan penyakit berat sehingga seringkali diabaikan
walaupun sesungguhnya memberikan gangguan kesehatan. Tetapi dalam keadaan
infeksi berat atau keadaan yang luar biasa, kecacingan cenderung memberikan analisa
keliru kearah penyakit lain dan tidak jarang dapat berakibat fatal (Margono 2008).
[14]
KESIMPULAN
Dapat disimpulka bahwa anak tersebut mengalami kecacingan dikarenakan gaya hidup yang
kurang bersih dan juga jarang menggunakan alas kaki saat beraktivitas. Sehingga anak
tersebut dengan mudah di infeksi oleh cacing tambang (Ancylostoma duodenale) dan cacing
cambuk (Trichuris trichiura). Untuk pihak keluarga kita dapat memberikan edukasi tentang
tindakan Preventif seperti Meminum air bersih yang bebas dari resiko terkontaminasi,
mengonsumsi makanan yang bersih dan matang, menggunakan alas kaki ketika keluar rumah,
dan mencuci tangan secara rutin menggunakan sabun dan air mengalir.
[15]
REFERENSI
Inge sutanto. 2008. parasitologi kedokteran E-4. Balai penerbit FKUI ,Jakarta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kecacingan
repository.unimus.ac.id › ...
https://www.alodokter.com/infeksi-cacing-tambang
Ascaris Lumbricoides - Repository Unimus repository.unimus.ac.id › ...
[16]