Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM V

I. Hari / Tanggal Praktikum : Selasa \ 2 November 2021


II. Judul Praktikum : Pemeriksaan Telur Cacing Metode Selotip
III. Identifikasi : Telur Nematoda Usus :
- Enterobius Vermicularis ( Cacing Kremi )
IV. Tujuan Praktikum :

Tujuan Intruksional umum mahasiswa dapat:

1. Menerapkan K3 di laboratorium parasitology


2. Menyiapkan sampel pemeriksaan sesuai dengan jenis pemeriksaan
3. Menyiapkan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan metode
4. Membuat dan menyiapkan reagen yang diperlukan untuk pemeriksaan

Tujuan intruksional khusus mahasiswa mampu :

1. Melakukan dengan baik pemeriksaan telur cacing metode selotip


2. Melakukan pemeriksaan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
3. Melakukan interpretasi hasil dan melaporkan dengan baik hasil hasil
pemeriksaan

V. Dasar Teori

Cacing kremi dalam bahasa ilmiah biasa disebut dengan Enterobius


vermicularis adalah cacing yang panjangnya sekitar 1cm berwarna putih,
sangat halus dan bentuknya seperti benang . Cacing ini dapat bertelur tepat di
luar anus ( lubang pantat ) dan menimbulkan rasa gatal pada malam hari.

Enterobiasis / penyakit cacing kremi adalah infeksi usus pada manusia


yang disebabkan oleh cacing Oxyuris vermicularis atau Enterobius
vermicularis. Enterobiasis merupakan infeksi cacing yang terbesar dan sangat
luas dibandingkan dengan infeksi cacing lainnya. Hal ini disebabkan karena
adanya hubungan yang erat antara parasit ini dengan manusia dan lingkungan
sekitarnya. Parasit ini lebih banyak ditemukan di antara kelompok dengan
tingkat sosial yang rendah, tetapi tidak jarang ditemukan pada orang-orang
dengan tingkat sosial yang tinggi. Cacingan, penyakit yang cukup akrab di
kalangan anak-anak Indonesia. Mulai dari yang berukuran besar seperti cacing
perut, sampai yang kecil seperti cacing kremi (cacing kremi). Cacing kremi atau
Oxyuris vermicularis atau Enterobius vermicularis adalah parasit yang hanya
menyerang manusia, penyakitnya yang kita sebut oxyuriasis atau enterobiasis.
Oleh awam, kita sering mendengar, Kremian (Sudarto, 1995).

Enterobius vermicularis hidup dalam usus besar. Cacing betina menuju


anus untuk memperoleh oksigen yang diperlukan untuk pertumbuhan. Gerakan
cacing ini menyebabkan rasa gatal dibagian anus. Bila digaruk dengan kuku,
maka telur melekat di kuku. Makanan yang dipegang oleh tangan yang
mengandung telur cacing menyebabkan telur cacing ikut tertelan, terutama
terjadi pada anak – anak (Irianto, 2009). Penyebaran cacing ini juga ditunjang
oleh eratnya hubungan antara manusia satu dengan lainnya serta lingkungan
yang sesuai (Sutanto, dkk, 2008). Infeksi cacingan dapat menyerang siapa
pun, namun beberapa infeksi cacingan biasanya menyerang pada anak-anak
yang tinggal di kota besar yaitu infeksi akibat cacing gelang, cacing cambuk
dan cacing kremi (Bararah, 2011)

Cacing dewasa Enterobius vermicularis berukuran kecil, berwarna


putih, yang betina jauh lebih besar dari pada yang jantan. Cacing jantan
berukuran 2 - 5 mm, cacing jantan memiliki sayap dan ekor yang melingkar
sehingga bentuknya seperti tanda tanya. Sedangkan ukuran cacing betina
adalah 8-13 mm x 0,4 mm, cacing betina memiliki sayap , bulbus esofagus
jelas sekali, ekornya panjang dan runcing.

Enterobiasis juga merupakan penyakit keluarga yang disebabkan oleh


mudahnya penularan telur baik melalui pakaian maupun alat rumah tangga
lainnya. Anak berumur 5-14 tahun lebih sering mengalami infeksi cacing
Oxyuris vermicularis dibandingkan dengan orang dewasa yang lebih bisa
menjaga kebersihan dibandingkan dengan anak-anak. Berdasarkan hal
tersebut, kami mengangkat makalah tentang cacing Oxyuris vermicularis
(Sudarto, 1995).
VI. Cara Kerja :
Alat dan Bahan
Alat : a. Mikroskop
b. Objek glass
c. Label
d. Selotip
Bahan : Anal swab anak usia 3 tahun

Cara Kerja
1. Mencuci tangan
2. Gunakan APD
3. Tuliskan identitas pasien ( nama, umur, dan jenis kelamin ) serta
tanggal pemeriksaan pada label.
4. Anak yang akan diambil sampelnya dalam keadaan menungging
kemudian pantat dilebarkan sampai terlihat lubang anusnya.
5. Aplikasikan selotip pada bagian anal dan perianal dengan lembut dan
tekan dengan ujung jari ( tunggu sampai 2 menit )
6. Lepaskan selotip secara perlahan
7. Permukaan selotip yang sudah ditempelkan direkatkan kembali pada
objek glass dan tekan secara perlahan untuk memastikan tidak ada
gelembung udara
8. Sediaan diperiksa di bawah mikroskop pebesaran 10x dan pembesaran
40x

VII. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

Telur cacing Enterobius Vermicularis dengan perbesaran objektif 40

Hasil dapat diinterprestasikan sebagai berikut :


(+) = 1- 5 telur
( ++ ) = 6 – 10 telur
(+++) = 11 – 20 telur
(++++) = >20 telur
Pembahasan :

Dari pemeriksaan dibawah mikroskop ditemukan telur cacing


Enterobius vermicularis. Dimana ciri-ciri morfologi telur cacing Enterobius
vermicularis yaitu Ukuran telur Enterobius vermicularis yaitu 50-60 mikron x 20-
30 mikron (rata-rata 55 x 26 mikron). Telur berbentuk asimetris, tidak berwarna,
memiliki dinding yang tembus sinar dan salah satu sisinya datar. Telur ini
memiliki kulit yang terdiri dari dua lapis yaitu: lapisan luar berupa lapisan
albuminous, tembus cahaya, bersifat perlindungan mekanis. Di dalam telur
terdapat bentuk larvanya.
Adapun ciri-ciri morfologi cacing Enterobius vermicularis yaitu Cacing
dewasa Enterobius vermicularis berukuran kecil, berwarna putih, yang betina
jauh lebih besar dari pada yang jantan. Cacing jantan adalah 2 - 5 mm, cacing
jantan memiliki sayap yang ekornya melingkar sehingga ekornya berbentuk
seperti tanda tanya. Sedangkan ukuran cacing betina adalah 8-13 mm x 0,4
mm, cacing betina memiliki sayap , bulbus esofagus jelas sekali, ekornya
panjang dan runcing.

Cara Penularan Enterobius Vermicularis:

 Penularan dari tangan ke mulut penderita sendiri (auto infection) atau pada
orang lain sebelum memegang benda yang tercemar telur infektif misalnya
alas tidur atau pakaian dalam penderita.
 Melalui pernafasan dengan udara yang tercemar telur yang efektif.
 Penularan secara retroinfeksi yaitu penularan yang terjadi pada penderita
sendiri, oleh karena larva yang menetas di daerah perianal mengadakan
migrasi kembali ke usus penderita dan tumbuh menjadi cacing dewasa.

Cara Pencegahannya Yaitu :

 Dengan menjaga kebersihan, cuci tangan sebelum makan, ganti jadwal


secara teratur, ganti celana dalam setiap hari, bersihkan debu debu di
rumah, potong kuku secara rutin, hindari mandi cuci kaku (MCK) di sungai.
Kalau perlu toilet dibersihkan dengan menggunakan desinfektan. Selain itu,
peningkatan kesehatan individu dan kelompok digabung dengan terapi
kelompok dapat membantu pencegahan
VIII. Kesimpulan

Dari pemeriksaan dibawah mikroskop ditemukan telur cacing


Enterobius vermicularis. Pemeriksaan dilakukan pada pagi hari sebelum anak
berkontak langsung dengan air. Anak yang d periksa berumur 1 - 10 tahun.
Cara pemeriksaannya adalah dengan menggunakan selotip yang tipis dan
bening dan selotip tersebut di tempelkan di lubang anus dan tunggu selama 2
menit lalu tempelkan pada objek gelas dan siap di periksa di bawah mikroskop
dengan pembesaran 10x dan pembesaran 40x.
LEMBAR PENGESAHAN

Makassar , November 2021

Sri Rahmiati

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Mursalim,S,Pd,M.kes Rafika,S.Si,M.kes

Dosen Pembimbing III

Herdiana ,S.ST,M.Kes

Anda mungkin juga menyukai