Anda di halaman 1dari 6

Oxyuris vermicularis (Cacing Kremi) Posted By: Andi Tri AtmojoIn: Parasitologi, TeoriNo

CommentsViews: 48.104 views Cetak Email Share 0 Tweet Share Share Taksonomi Oxyuris
vermicularis Kingdom : Animalia Filum : Nematoda Kelas : Secernentea Ordo : Oxyurida
Famili : Oxyuridae Genus : Enterobius Spesies : Enterobius vermicularis Pengertian Oxyuris
vermicularis Oxyuris vermicularis adalah nematoda usus yang tipis, putih yang habitatnya di
usus besar dan rectum. Cacing ini penyebarannya sangat luas hampir diseluruh dunia bisa
dijumpai, tetapi frekuensinya jarang pada orang kulit hitam. Nama lain Oxyuris vermicularis
antara lain Enterobius vermicularis, pin worm, dan cacing kremi. Cacing ini dapat
menyebabkan penyakit yang disebut oxyuriasis.

Sumber : https://medlab.id/oxyuris-vermicularis/

Siklus Hidup Oxyuris vermicularis


Cacing dewasa hidup di dalam rongga cecum, colon ascenden, dan appendix. Pada malam
hari cacing betina mengembara ke daerah anus (perianal) untuk meletakkan telur-telurnya,
setelah 4 – 6 jam telur menjadi infektif. Telur yang terdapat di perianal dengan perantaraan
tangan / debu tertelan dan menetas menjadi larva di usus halus, larva masuk ke cecum dan
ileum bagian bawah dan menjadi dewasa (auto infection). Selain secara peroral, Oxyuris
vermicularis juga bisa masuk kembali ke tubuh manusia melalui anus, dimana telur yang
terdapat di perianal menetas dan larvanya masuk kembali ke usus melalui anus (retro
infection).

Morfologi Oxyuris vermicularis

Sumber : https://medlab.id/oxyuris-vermicularis/

telur Oxyuris vermicularis (sumber : www.cdc.gov)

Sumber : https://medlab.id/oxyuris-vermicularis/

Ciri-ciri telur : berbentuk oval asimetris, dengan salah satu sisinya datar ukuran : panjang 50
– 60 μm dan lebar 20 – 32 μm dinding 2 lapis tipis dan transparan : dinding luar merupakan
lapisan albumin yang bersifat mechanical protection, sedangkan dinding dalam merupakan
lapisan lemak yang bersifat chemical protection telur selalu berisi larva

Sumber : https://medlab.id/oxyuris-vermicularis/
atas : Oxyuris vermicularis betina ; bawah : Oxyuris vermicularis jantan (sumber :
www.medical-labs.net)

Ciri-ciri cacing dewasa : ukuran cacing jantan : panjang 2 – 5 mm dan lebar 0,1 – 0,2 mm
ukuran cacing betina : panjang 8 – 13 mm dan lebar 0,3 – 0,5 mm ujung anterior lebih tumpul
dibandingkan ujung posterior yang meruncing terdapat penebalan cuticula (cephalic alae)
pada ujung anterior mulut simple dengan 3 buah bibir ujung posterior cacing jantan
melengkung dengan sebuah spicula ujung posterior cacing betina lurus

Sumber : https://medlab.id/oxyuris-vermicularis/

Gejala Klinis Oxyuriasis perlekatan kepala cacing pada mukosa usus dapat menimbulkan
peradangan ringan bila cacing dalam jumlah yang cukupterdapat dalam lumen usus dapat
menimbulkan obstruksi usus iritasi daerah perianal akibat cacing dewasa ataupun larvanya
dapat menimbulkan peradangan dengan gejala (pruritus ani) gejala gatal sampai rasa nyeri
paling terasa pada malam hari (nocturnal itching) kadang-kadang pada penderita wanita, larva
dari daerah perianal dapat melakukan migrasi ke vagina, sehingga dapat terjadi infeksi pada
vagina yang disebut dengan vaginitis

Sumber : https://medlab.id/oxyuris-vermicularis/

Cara Diagnosis Infeksi Oxyuris vermicularis Menemukan telur pada pemeriksaan perianal
swab (cara Scootch tape). Telur jarang ditemukan pada pemeriksaan tinja.

Sumber : https://medlab.id/oxyuris-vermicularis/

Pencegahan dan Pengobatan Oxyuriasis Pencegahan cacingan akibat infeksi cacing kremi :
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah menggunakan toilet, mengganti
popok, dan sebelum makan. Untuk mencegah adanya infeksi ulang, penderita harus rajin
mandi di pagi hari untuk menghilangkan telur di kulit Rajin memotong kuku secara teratur
Hindari menggigit kuku dan mengaruk di sekitar anus

Sumber : https://medlab.id/oxyuris-vermicularis/
Pengobatan cacingan akibat infeksi cacing kremi : Obat yang digunakan untuk membasmi
cacing kremi adalah obat anthelmintics (mebendazole, pirantel pamoat, dan albendazole).
Obat ini harus diberikan dalam 1 dosis pada awalnya kemudian 1 dosis lagi 2 minggu
kemudian, obat ini kurang dapat diandalkan untuk membunuh telur cacing kremi, oleh karena
itu dosis kedua digunakan untuk mencegah infeksi ulang cacing kremi dewasa yang menetas
dari telur yang tidak dibunuh pada dosis awal.

Epidemiologi Oxyuris vermicularis Dalam penyebaran infeksi Oxyuris vermicularis tinja


tidak penting dalam penyebaran infeksi, tetapi yang penting dalam penyebaran infeksi adalah
tangan, pakaian dan debu (udara). Infeksi cacing kremi sering terjadi pada keluarga atau
diantara anak-anak dalam satu sekolah atau asrama. Orang yang paling sering terinfeksi
cacing kremi adalah anak-anak dibawah usia 18 tahun dan orang dewasa yang merawat anak-
anak yang terinfeksi. Dalam kelompok ini prevalensi bisa mencapai 50%. Manusia
merupakan satu-satunya hosper Oxyuris vermicularis, hewan peliharaan seperti anjing dan
kucing tidak dapat terinfeksi cacing ini.

Craig, C.F., et al. 1970. Craig and Faust’s Clinical Parasitology. Michigan : Lea & Febiger
CDC. Enterobiasis (also known as Pinworm
Infection).http://www.cdc.gov/parasites/pinworm/

Sumber : https://medlab.id/oxyuris-vermicularis/
Infeksi Cacing Kremi (Oksiuriasis, Enterobiasis) adalah suatu infeksi parasit yang terutama
menyerang anak-anak, di mana cacing Enterobius vermicularis tumbuh dan berkembangbiak
di dalam usus.

Daftar isi
 1 Perjalanan penyakit
 2 Gejala
 3 Komplikasi
 4 Diagnosis
 5 Pengobatan
 6 Pencegahan
 7 Catatan kaki
 8 Pranala luar

Perjalanan penyakit
Cacing Enterobius vermicularis menyebabkan infeksi cacing kremi yang disebut juga
enterobiasis atau oksiuriasis. Infeksi biasanya terjadi melalui 2 tahap. Pertama, telur cacing
pindah dari daerah sekitar anus penderita ke pakaian, seprei atau mainan. Kemudian melalui
jari-jari tangan, telur cacing pindah ke mulut anak yang lainnya dan akhirnya tertelan. Telur
cacing juga dapat terhirup dari udara kemudian tertelan. Setelah telur cacing tertelan, lalu
larvanya menetas di dalam usus kecil dan tumbuh menjadi cacing dewasa di dalam usus besar
(proses pematangan ini memakan waktu 2-6 minggu). Cacing dewasa betina bergerak ke
daerah di sekitar anus (biasanya pada malam hari) untuk menyimpan telurnya di dalam
lipatan kulit anus penderita. Telur tersimpan dalam suatu bahan yang lengket. Bahan ini dan
gerakan dari cacing betina inilah yang menyebabkan gatal-gatal. Telur dapat bertahan hidup
di luar tubuh manusia selama 3 minggu pada suhu ruangan yang normal. Tetapi telur bisa
menetas lebih cepat dan cacing muda dapat masuk kembali ke dalam rektum dan usus bagian
bawah.

Gejala
Gejalanya berupa:

1. Rasa gatal hebat di sekitar anus


2. Rewel (karena rasa gatal dan tidurnya pada malam hari terganggu)
3. Kurang tidur (biasanya karena rasa gatal yang timbul pada malam hari ketika cacing betina
dewasa bergerak ke daerah anus dan menyimpan telurnya di sana)
4. Nafsu makan berkurang, berat badan menurun (jarang terjadi, tetapi bisa terjadi pada
infeksi yang berat)
5. Rasa gatal atau iritasi vagina (pada anak perempuan, jika cacing dewasa masuk ke dalam
vagina)
6. Kulit di sekitar anus menjadi lecet, kasar, atau terjadi infeksi (akibat penggarukan).
7.
Komplikasi
1. Salpingitis (peradangan saluran indung telur)
2. Vaginitis (peradangan vagina)
3. Infeksi ulang.

Diagnosis
Cacing kremi dapat dilihat dengan mata telanjang pada anus penderita, terutama dalam waktu
1-2 jam setelah anak tertidur pada malam hari. Cacing kremi berwarna putih dan setipis
rambut, mereka aktif bergerak.

Telur maupun cacingnya bisa didapat dengan cara menempelkan selotip di lipatan kulit di
sekitar anus, pada pagi hari sebelum anak terbangun. Kemudian selotip tersebut ditempelkan
pada kaca objek dan diperiksa dengan mikroskop.

Pengobatan
Infeksi cacing kremi dapat disembuhkan melalui pemberian dosis tunggal obat anti-parasit
mebendazole, albendazole atau pirantel pamoat. Seluruh anggota keluarga dalam satu rumah
harus meminum obat tersebut karena infeksi ulang bisa menyebar dari satu orang kepada
yang lainnya.

Untuk mengurangi rasa gatal, bisa dioleskan krim atau salep anti gatal ke daerah sekitar anus
sebanyak 2-3 kali/hari.

Meskipun telah diobati, sering terjadi infeksi ulang karena telur yang masih hidup terus
dibuang ke dalam tinja selama seminggu setelah pengobatan. Pakaian, seprei dan mainan
anak sebaiknya sering dicuci untuk memusnahkan telur cacing yang tersisa.

Langkah-langkah umum yang dapat dilakukan untuk mengendalikan infeksi cacing kremi
adalah:

1. Mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar


2. Memotong kuku dan menjaga kebersihan kuku
3. Mencuci seprei minimal 2 kali/minggu
4. Mencuci jamban setiap hari
5. Menghindari penggarukan daerah anus karena bisa mencemari jari-jari tangan dan setiap
benda yang dipegang/disentuhnya
6. Menjauhkan tangan dan jari tangan dari hidung dan mulut.

Pencegahan
Sangat penting untuk menjaga kebersihan pribadi, dengan menitikberatkan kepada mencuci tangan
setelah buang air besar dan sebelum menyiapkan makanan. Pakaian dalam dan seprei penderita
sebaiknya dicuci sesering mungkin dan dijemur matahari.

Anda mungkin juga menyukai