Sponsors Link
Ketenagakerjaan merupakan masalah yang turut mempengaruhi masalah negara berkembang,
termasuk di negara Republik Indonesia. Untuk itulah, hampir di setiap kabinet negara selalu ada
kementerian yang khusus menangani kasus ketenagakerjaan. Di negara berkembang seperti
Indonesia, masalah ketenagakerjaan yang terjadi di seputar kualitas SDM tenaga kerja,
pengangguran, dan lapangan pekerjaan yang sempit. Artikel kali ini akan membahas secara
khusus 10 masalah ketenagakerjaan di Indonesia yang wajib diketahui:
ads
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, ketenagakerjaan merupakan suatu hal yang berkaitan dengan
tenaga kerja. Sementara itu, menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, ketenagakerjaan
adalah segala sesuatu yang ada kaitannya dengan tenaga kerja baik itu sebelum, selama, dan
sesudah kerja. Bisa disimpulkan, bahwa ketenagakerjaan adalah suatu hal yang menyangkut soal
tenaga kerja dan hal-hal lain terlibat di dalamnya, seperti kesempatan kerja, gaji, kualitas kerja,
pemenuhan hak pensiun, dan lain sebagainya. Semua itu secara tidak langsung menyatakan
bahwa masalah ketenagakerjaan adalah suatu masalah yang terbilang kompleks dan harus
ditangani secara serius oleh pemerintah dan kementerian yang secara khusus menangani soal
ketenagakerjaan, yakni Kementerian Ketenagakerjaan.
Di awal orde baru, kementerian ini berubah nama menjadi Departemen Tenaga Kerja
(Depnaker). Sesuai namanya, kementerian ini secara fokus mengurusi masalah ketenagakerjaan,
baik itu buruh maupun jenis tenaga kerja lainnya. Di awal masa pembangunan jilid II orde baru,
nama kementerian ini berubah lagi menjadi Departemen Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan
Koperasi. Perubahan nama juga membuat kementerian ini bertambah tugas dan fungsi. sesuai
namanya, kementerian tersebut juga harus menangani masalah transmigrasi dan koperasi selain
juga tetap menangani masalah ketenagakerjaan di Indonesia. Pada masa pembangunan jilid III,
fungsi koperasi dihilangkan dari kementerian ini, sehinga nama kementerian ini menjadi
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans). Di masa pembangunan
selanjutnya, fungsi transmigrasi telah diberikan kepada kementerian khusus, sehingga
kementerian ketatanegaraan saat itu kembali menjadi Depnaker. Di masa revolusi, Depnaker
sempat digabungkan kembali dengan kementerian transmigrasi. Di era ini pun kementerian
ketatanegaraan bergonta ganti nama hingga menjadi Kemnaker seperti sekarang.
Tugas dan fungsi kementerian ini secara umum tentu mengurusi masalah ketenagakerjaan,
termasuk menyusun berbagai cara mengatasi masalah pengangguran. Namun secara khusus,
kementerian ini mempunyai sejumlah fungsi dan tugas, yaitu:
Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan yang menyangkut daya saing tenaga kerja,
peningkatan tenaga kerja, perluasan lapangan kerja, peningkatan hubungan industrial dan
jaminan sosial tenaga kerja, pembinaan pengawasan terkait ketenagakerjaan, keselamatan kerja,
dan kesehatan kerja.
Koordinasi dalam pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan terhadap administrasi
seluruh unsur yang terlibat dalam Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia
(Kemnaker).
Mengelola barang milik atau kekayaan negara yang telah menjadi tanggung jawab Kemnaker.
Mengawasi pelaksanaan tugas di lingkungan Kemnaker.
Melaksanakan bimbingan teknis dan supervisi atas urusan Kemnaker di daerah.
Melaksanakan kegiatan teknis berskala nasional yang sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
Melaksanakan penelitian, perncanaan, dan pengembangan di bidang ketenagakerjaan di
Indonesia.
Sekretariat Jenderal.
Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas.
Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja.
Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial tenaga Kerja.
Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan serta
Keselamatan Kerja.
Inspektorat Jenderal.
Badan Perencanaan dan Pengembangan Ketenagakerjaan.
Staf Ahli di Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Manusia.
Staf Ahli di Bidang Kerjasama Internasional.
Staf Ahli di Bidang Hubungan Antar Lembaga
Staf Ahli di Bidang Kebijakan Publik.
Sponsors Link
Susunan organisasi ini bersumber pada Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015.
Bukan tenaga kerja adalah penduduk yang tidak mampu dan tidak mau bekerja, meskipun ada
berbagai macam tawaran pekerjaan. Menurut undang-undang, mereka adalah penduduk yang
usianya di bawah usia 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun. Para pensiunan dan anak-anak
adalah beberapa contoh diantaranya. Tenaga kerja terdiri atas dua kelompok berdasarkan batas
kerjanya, yakni kelompok angkatan kerja dan kelompok bukan angkatan kerja. Kelompok
angkatan kerja merupakan kelompok yang terdiri atas orang-orang yang telah masuk usia kerja,
terlepas orang-orang tersebut sudah bekerja atau pun belum. Rataan usia penduduk yang masuk
kategori angkatan kerja adalah 15 sampai 64 tahun. Angkatan kerja terbagi menjadi dua, yakni
angkatan kerja yang bekerja dan angkatan kerja yang tidak bekerja. Angkatan kerja yang bekerja
adalah angkatan kerja yang terdiri atas orang-orang yang sedang atau sudah bekerja.
Tenaga Kerja Terdidik: jenis tenaga kerja yang dimana seorang tenaga kerja mempunyai
keahlian tertentu yang diperoleh dari bidang pendidikan. Contoh: dosen, guru, dokter, pengacara,
dan sebagainya.
Tenaga Kerja Terlatih: tenaga kerja yang mempunyai suatu keahlian yang didapat dari hasil
latihan dan pengalaman. Contoh: montir, sopir, penulis, dan sebagainya.
Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih: tenaga kerja yang hanya mengandalkan
tenaganya saja dalam bekerja, tanpa memerlukan pendidikan maupun latihan. Contoh: kuli
panggul, pembantu rumah tangga, dan lain sebagainya.
Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 yang berisi tentang penyelesaian perselisihan hubungan
industrial. Yang dimaksud perselisihan hubungan industrial di UU tersebut adalah perbedaan
pendapat atau pertentangan yang mengakibatkan perselisihan antara tenaga kerja (baik individual
atau pun berserikat) dan pemberi lapangan pekerjaan. Perselisihan yang terjadi diantara
keduanya berkisar seputar masalah hak dan kepentingan tenaga kerja, Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK), dan lain sebagainya.
Penyebab dari kondisi kesehatan yang kurang fit ini bisa disebabkan karena kurangnya asupan
makanan yang bergizi tinggi. Sayangnya, sebagian besar masyarakat Indonesia masih kesulitan
mendapat makanan yang bergizi tinggi. Kualitas angkatan yang rendah akan mengurangi
efektivitas serta efisiensi dalam pekerjaan. Selain itu, hasil kerja yang diberikan pon juga kurang
berkualitas. Selain mengalami kerugian, hasil karya perusahaan di Indonesia pun tidak bisa
bersaing dengan negara lain karena kualitasnya yang rendah. Membangun kualitas tenaga kerja
yang tinggi mesti dimulai sejak mereka masih menjadi angkatan non kerja yang berusia 0-14
tahun. Dengan begitu, mereka akan siap menggeluti dunia kerja saat usianya masuk ke dalam
usia angkatan kerja.
Padahal, Pula Jawa sendiri sudah cukup padat dan persaingan di pulau tersebut juga terhitung
ketat. Padahal, daerah di luar Pulau Jawa juga mempunyai lapangan kerja yang luas dan potensi
melimpah yang bisa dioptimalkan oleh para tenaga kerja di Indonesia. Transmigrasi bisa menjadi
salah satu cara untuk mengatasi masalah ini.
10. Pengangguran
Pengangguran merupakan istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali. Nama lain
pengangguran adalah tuna karya. Muara dari semua masalah ketenagakerjaan di Indonesia adalah
pengangguran. Tenaga kerja yang banyak tapi tidak berkualitas, lapangan kerja yang sempit,
penyebaran tenaga kerja yang tidak merata, hingga soal PHK menjadi pemicu masalah
ketenagakerjaan ini. Banyaknya pengangguran akan mengakibatkan pembangunan negara
terganggu, baik secara ekonomi, sosial, maupun politik.
Mengadakan transmigrasi ke daerah-daerah terpencil. (cara ini bisa digunakan sebagai cara
mengatasi persebaran penduduk di Indonesia).
Mengadakan pelatihan kerja pada calon tenaga kerja.
Mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Mengadakan pelatihan manajerial di daerah-daerah terpencil agar dapat membangun daerahnya
sendiri serta mampu mengolah sumber daya manusianya. Dengan demikian, para tenaga kerja di
daerah tidak perlu repot-repot ke Pulau Jawa untuk mencari kerja.
Membuat kebijakan yang tepat mengenai ketenagakerjaan.
Mendorong tenaga kerja untuk berwirausaha (selain mengatasi masalah ketenagakerjaan, cara ini
bisa digunakan untuk memicu faktor pendorong terjadinya perdagangan internasional di
Indonesia).
Melakukan pemagangan kerja bagi calon tenaga kerja.
Membenahi gaji dan upah tenaga kerja.
Peningkatan gizi dan kesehatan tenaga kerja.
Menggalakan program KB.
Menngembangkan industri padat karya.
Meningkatkan permodalan di dalam negeri.
Pengembangan pekerjaan umum seperti proyek pembangunan jalan, pembuatan saluran air,
irigasi, pembuatan jalan, serta perbaikan jalan raya.
Pengembangan sektor usaha informal di daerah-daerah terpencil.