Anda di halaman 1dari 4

PEMERIKSAAN FESES METODE LANGSUNG

PEMERIKSAAN FESES
METODE LANGSUNG
Hari,tanggal Praktikum : Senin, 22 Maret 2016
Tujuan Praktikum :
 Untuk mengetahui adanya telur Ascaris lumbricoides dalam sampel feses
 Untuk mengetahui adanya parasite lain seperti larva Ascaris lumbricoides,telur
cacing tambang dan larva cacing tambang
 Untuk mengetahui morfologi dari parasite yang ada pada sampel feses
 Untuk mengetahui cara pemeriksaan sampel feses dengan metode langsung.

Dasar teori :
Cacing merupakan salah satu parasit yang menghinggapi manusia. Penyakit
infeksi yang disebabkan oleh cacing masih tetap ada dan masih tinggi
prevalensinya, terutama di daerah yang beriklim tropis seperti Indonesia. Hal ini
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang masih perlu ditangani. Penyakit
infeksi yang disebabkan cacing itu dapat di karenakan di daerah tropis khususnya
Indonesia berada dalam posisi geografis dengan temperatur serta kelembaban yang
cocok untuk berkembangnya cacing dengan baik (Kadarsan,2010).
Hasil survey di beberapa tempat menunjukkan prevalensi antara 60%-90%
pada anak usia sekolah dasar. Salah satu penyakit infeksi yang masih banyak
terjadi pada penduduk di Indonesia adalah yang disebabkan golongan Soil-
Transmitted Helminth, yaitu golongan nematode usus yang dalam penularannya
atau dalam siklus hidupnya melalui media tanah. Cacing yang tergolong
dalam Soil-Transmitted Helminth adalahAscaris lumbricoides, Trichuris trichiura,
Strongyloides stercoralis serta cacing tambang yaitu Necator
americanus dan Ancylostoma duodenale (Siregar, 2006)
Dalam identifikasi infeksinya perlu adanya pemeriksaan, baik dalam keadaan
cacing yang masih hidup ataupun yang telah dipulas. Cacing yang akan diperiksa
tergantung dari jenis parasitnya. Untuk cacing atau protozoa usus akan dilakukan
pemeriksaan melalui feses atau tinja (Kadarsan,2010).
Pemeriksaan feses di maksudkan untuk mengetahui ada tidaknya telur cacing
ataupun larva yang infektif. Pemeriksaan feses ini juga di maksudkan untuk
mendiagnosa tingkat infeksi cacing parasit usus pada orang yang di periksa
fesesnya. Prinsip dasar untuk diagnosis infeksi parasit adalah riwayat yang cermat
dari pasien. Teknik diagnostik merupakan salah satu aspek yang penting untuk
mengetahui adanya infeksi penyakit cacing, yang dapat ditegakkan dengan cara
melacak dan mengenal stadium parasit yang ditemukan. Sebagian besar infeksi
dengan parasit berlangsung tanpa gejala atau menimbulkan gejala ringan. Oleh
sebab itu pemeriksaan laboratorium sangat dibutuhkan karena diagnosis yang
hanya berdasarkan pada gejala klinik kurang dapat
dipastikan (Gandahusada, Pribadi dan Herry, 2006).
. Ascaris lumbricoides
a. Morfologi Ascaris lumbricoides dewasa bentuknya mirip dengan cacing
tanah. Panjang cacing betina antara 22-35 cm, sedang cacing jantan 10- 31 cm,
cacing jantan mempunyai ujung pasterior yang meruncing, melengkung ke arah
ventral, mempunyai banyak papila kecil dan juga terdapat dua buah spikulum yang
melengkung. Cacing betina ujung pasteriornya membulat dan lurus.). Telur yang
dibuahi disebut Fertilized. Bentuk ini ada dua macam, yaitu yang mempunyai
cortex, disebut Fertilized-corticated dan yang lain tidak mempunyai cortex, disebut
Fertilized-decorticated. Ukuran telur 60 x 45 mikron. Telur yang tidak dibuahi
disebut 6 unfirtilized, ukurannya lebih lonjong; 90 x 40 mikron dan tidak
mengandung embrio didalamnya.
b. Siklus Hidup Telur yang dibuahi ketika keluar bersama tinja manusia tidak
infektif. Di tanah pada suhu 20˚C-30˚C, dalam waktu 2-3 minggu menjadi matang
yang disebut telur infektif dan di dalam telur sudah terdapat larva. Telur infektif ini
dapat hidup lama dan tahan terhadap pengaruh buruk. Bila telur infektif tertelan
manusia akan menetas di usus halus dan menjadi larva, larva akan menembus
dinding usus masuk kedalam kapiler-kapiler darah, kemudian melelui hati, jantung
kanan, paru-paru, bronkus, trakea, dan tertelan masuk ke esofagus, rongga usus
halus dan tumbuh menjadi dewasa.

Alat dan Bahan


Alat Bahan Reagensia
Mikroskop Aquadest Eosin 2%
Objek Glass Kertas lensa Alkohol 96%
Deckglass Kapas steril
Pipet tetes
Vial bertutup

Prosedur kerja :
 Membuat kosentrat ekstrak faces
 Simpan dalam vial
 Homogenkan
 Bersihkan objek glass dengan kapas yang sudah di berikan alcohol 96% dengan
cara diusap-usapkan dengan hati-hati pada objek glass.
 Desinfeksi dengan melewatkan diatas api
 Teteskan 3 tetes ekstrak tinja/feses dia atas objek glass.
 Teteskan 1 tetes eosin 2% disebelah tetesan feses
 Ratakan dengan lidi
 Tutup dengan deckglass pelan-pelan agar tidak terjadi gelembung
 Amati dibawah mikroskop 10X sampai 40X
 Gambarlah cacing atau telur yang di temukan

Data pengamatan
Telur cacing Ascaris lumbricoides infertile corticated

Telur cacing tambang ( Necator americanus )

Pembahasan
Macam-Macam Metode Pemeriksaan Telur Cacing 1. Cara Langsung (Sedian
Basah) Pemeriksaan tinja secara langsung ada dua cara yaitu pemeriksaan tinja
secara langsung dengan kaca penutup dan tanpa kaca penutup. (Hadidjaja, P,
1990). a. Dengan Penutup Kaca Letakkan satu tetes cairan diatas kaca benda
kemudian diambil feces (1-2 mm3 ) dengan lidi dan diratakan menjadi homogen,
bila terdapat bahan yang kasar dikeluarkan dengan lidi, kemudian ditutup dengan
kaca penutup, di usahakan 14 supaya caiaran merata dibawah kaca penutup tanpa
ada gelembung udara, kemudian dibaca dibawah mikroskopdengan perbesaran
10x. (Hadidjaja, P, 1990). b. Tanpa Kaca Penutup Diletakkan setets air diatas kaca
benda, dengan lidi diambil feses (2-3 mm3 ) dan diratakan hingga homogen
menjadi lapisan tipis tetapi tetap basah, kemudian diperiksa dibawah mikroskop
perbesaran 10x. (Hadidjaja, P, 1990).
Pada praktikum ini di lakukan pemeriksaan feses metode langsung, yaitu dengan
pengamatan konsentrak ektrak feses yang di lakukan tanpa perlakuan lain. Ini di
lakukan untuk mengetahui adanya diagnose cacing parasite dalam sampel feses
tersebut.
Pada praktikum ini di dapatkan hasil pemeriksaan :
1. Ditemukannya telur cacing Ascaris lumbricoides infertile corticoted dengan ciri-
ciri yaitu Telur yang sudah dibuahi memiliki ciri-ciri: oval, berdinding tebal,
berwarna kekuning-kuningan diliputi lapisan albuminoid yang tidak rata, isinya
embrio yang belum masak. Sedangkan telur yang belum dibuahi memiliki cirri-
ciri: lonjong, lebih panjang, dinding biasanya lebih tipis berisi granula.
Dapat di diagnosis bahwa pasien dengan sampel feses positif mengidap penyakit
cacingan.

2. Ditemukannya telur cacing tambang Necator americanus dengan ciri-ciri telur


terdiri dari dua lapis dan di dalam nya suda terbentuk larva jadi telur cacing
kemungkinan akan segera menetas dan mengakibatkan pasien dengan sampel
tersebut positif mengidap cacingan dengan di temukannya telur cacing tambang.

Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan sampel ekstrak feses di dapatkan hasil identifikasi
laboratorium yaitu ditemukannya telur cacing Ascaris lumbricoides infertile
corticoted dan telur cacing tambang Necator americanus.

Daftar Pustaka
Kadarsan.2010.Binatang Parasit. Lembaga Biologi Nasional-LIPI:Bogor
Gandahusada.2006.Parasitologi Kedokteran.Fakultas kedokteran UI:Jakarta
Siregar.2006.Prinsip ilmu penyakit dalam vol 2. Penerbit buku kedokteran
EGC:Jakarta

Anda mungkin juga menyukai