Disusun Oleh :
dr. Antariksa, SpPK
PENDAHULUAN
Penyakit cacing adalah penyakit rakyat umum, infeksinya pun dapat terjadi
secara simultan oleh beberapa jenis cacing sekaligus. Pada anak-anak, cacingan akan
berdampak pada gangguan kemampuan untuk belajar, dan pada orang dewasa akan
menurunkan produktivitas kerja. Dalam jangka panjang, hal ini akan berakibat
menurunnya kualitas sumber daya manusia (Zulkoni. 2010). Sampai saat ini penyakit
cacing masih tetap merupakan suatu masalah karena kondisi sosial dan ekonomi di
beberapa bagian dunia. Pada umumnya, cacing jarang menimbulkan penyakit serius
tetapi dapat menyebabkan gangguan kesehatan kronis yang berhubungan dengan faktor
ekonomis (Hadidjaja, 2011)
Infeksi cacing terjadi bila menelan telur matang. Bila telur matang yang tertelan,
telur akan menetas di usus halus selanjutnya larva akan bermigrasi ke daerah sekitar
anus (sekum, caecum). Disini larva akan tinggal sampai menjadi dewasa, kemudian
cacing dewasa betina akan bermigrasi pada malam hari ke daerah sekitar anus untuk
bertelur, telur akan terdeposit disekitar area ini. Hal ini akan menyebabkan rasa gatal di
sekitar anus (pruritusani nocturnal). Apabila digaruk maka penularan dapat terjadi dari
kuku jari tangan ke mulut (self – infection, infeksi oleh diri sendiri). Infeksi dapat juga
terjadi karena menghisap debu yang mengandung telur dan retrofeksi dari anus. Bila
sifat infeksinya adalah retroinfeksi dari anus, maka telur akan menetas di sekitar anus,
selanjutnya larva akan bermigrasi ke kolon asendens, sekum, atau apendiks dan
berkembang sampai dewasa (Widoyono, 2011).
Metode pemeriksaan telur cacing ini, merupakan metode yang banyak digunakan
pada saat ini. Karena telur mudah ditemukan dengan menghapus daerah sekitar anus.
Metode ini biasa disebut dengan teknik anal swab.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
op.
DASAR TEORI
Metode Anal Swab
1. Teknik Graham scoth
Menurut teknik pengambilan sampel infeksi cacing kremi, telur paling mudah
ditemukan dengan menghapus daerah sekitar anus yang biasa disebut teknik anal
swab. Anal swab adalah alat dari batang gelas atau spatel lidah yang pada
ujungnya diletakkan scoth adhesive tape. Menurut Graham 1941, Teknik Anal
Swab (Graham scoth) digunakan untuk memperoleh telur Enterobius vermicularis
dari area anal dan perianal dengan perekat adhesive tape yang kuat yang ada pada
sisi luar bagian ujung spatel lidah terbuat dari kayu atau batang gelas (Paul C,
Beaver, Rodner C Jang,1975). Bila adhesi tape ditempelkan di daerah sekitar
anus, telur cacing akan menempel pada perekatnya, kemudian adhesive tape
diratakan pada kaca benda dan dibumbuhi sedikit toluol diantara kaca sediaan
tape supaya jernih. Setiap telur berisi embrio yang telah berkembang sempurna
akan menjadi infektif dalam beberapa jam setelah diletakkan sediaan pita plastik
perekat atau scoth adhesive tape (Bruckner, 1996).
CLINICAL SKILL LABORATORY III
LANGKAH KLINIK
A. Pengantar
1. Ucapkan salam, pemeriksa berdiri dan memperkenalkan diri sambal
berjabat tangan
2. Memberikan informasi kepada pasien atau keluarganya terkait
pemeriksaan yang akan dilakukan, tujuan, manfaat serta efek yang
mungkin terjadi
3. Persilahkan pasien membuka celana lalu posisikan baring
menyamping kiri atau kanan atau posisi menungging dan pemeriksa
memperlihatkan sikap empati kepada pasien.
4. Memberikan jaminan kepada pasien tentang kerahasiaan hasil
pemeriksaan yang akan diperoleh dan hak untuk menolak tindakan
pemeriksaan.
5. Melakukan persiapan diri (penggunaan APD, cuci tangan, persiapan
alat dan bahan)
B. Pengambilan swab dan pembuatan slide
6. Tuliskan identitas pasien pada bagian tebal dari kaca objek
(Nama,RM/No.Lab, umur /Tanggal lahir)
7. Lakukan pengambilan dengan tangan kiri membuka bibir anal, lalu
dengan tangan kanan diletakkan atau ditempelkan spatel sekitar
sedemikian rupa pada perianal dan pangkal lubang anus yang tampak.
8. gunting selotip yang telah ditempelkan diujung spatel lalu lekatkan di
objek glass
9. Teteskan 2 – 4 tetes toulen disekitar selotip lalu tunggu hingga
mengering
10. Sampel yang telah mengering lalu dilihat dibawah mikroskop dengan
pembesaran 10x, 40x dan 100x
CLINICAL SKILL LABORATORY III
EVALUASI
A. Latihan
TIDAK
No. Aspek Keterampilan Yang Dinilai DILAKUKAN
DILAKUKAN
1. Melakukan komunikasi efektif dengan pasien
dan menjelaskan tujuan dan indikasi
pemeriksaan.
2. Melakukan persiapan diri (APD dan cuci
tangan).
CLINICAL SKILL LABORATORY III
B. Penilaian
CHECKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN TEKNIK ANALISA SWAB ANAL
DAN INTERPRETASI
SKOR
NO. LANGKAH KLINIK
0 1 2
Melakukan komunikasi efektif dengan pasien dan
1.
menjelaskan tujuan dan indikasi pemeriksaan
2. Melakukan persiapan diri (APD dan cuci tangan).
Mengucapkan basmalah sebelum melakukan tindakan
3.
pemeriksaan.
4. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Menuliskan identitas pasien pada bagian tebal dari kaca
5.
objek.
6. Melakukan teknik swab anal sesuai prosedur
7. Membuat slide preparat
8. Melakukan pemasangan slide di bawah mikroskop
9. Melakukan identifikasi parasite pada slide
10. Melaporkan hasil secara kuantitatif
Mengucapkan hamdalah dan menyimpan/ membuang alat-
11.
alat yang telah digunakan
12. JUMLAH SKOR
CLINICAL SKILL LABORATORY III
Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tapi belum sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Nilai Mahasiswa = Jumlah skor X 100%
30
REFERENSI