Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK

MAKALAH PENGELOLAAN SPESIMEN

OLEH

ANGGOTA KELOMPOK I

1. H. MUHAMAD DIYANTO

2. KHAIRIL ANWAR

3. HARTIKA TITIN S

4. FITRIANA

5. RANTY RAHMAN

6. CEPI DIAGUSTINA

7. ADYAKSA KURNIAWAN

8. HUDRIA

9. WIEKE MAISAROH

POLTEKES KEMENKES JAMBI

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS ( ALIH JENJANG )

TAHUN 2022

DOSEN PENGAJAR : SHOLEHA REZEKIYAH, SKM, M.Bmd

JUDUL MAKALAH : PENGELOLAAN SPESIMEN SAMPEL SWAB dan SPUTUM


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul PENGELOLAAN SPESIMEN SAMPEL SWAB dan SPUTUM
disususun guna memenuhi tugas Dosen Sholeha Rezekiyah, SKM,M.Bmd pada Mata Kuliah
Flebotomi dan Pengelolaan Spesimen 2 di POLTEKES KEMENKES JAMBI Jurusan Teknologi
Laboratorium Medis ( ALIH JENJANG ). Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang PENGELOLAAN SPESIMEN SAMPEL SWAB dan
SPUTUM . Penulis mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada ibu Sholeha
Rezekiyah, SKM,M.Bmd selaku Dosen Mata Kuliah Flebotomi dan Pengelolaan Spesimen 2.
Tugas yang telah di berikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita selaku penulis
dan pembaca makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu terutama anggota kelompok dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis juga menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Jambi, Agustus 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..……………………….…………1

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………….……………….……………..2

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………..………………….……………….3

1. LATAR BELAKANG………………………………………………………………………………………….………………3
2. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………………………….………………3
3. TUJUAN………………………………………………………………………………………………………….……………..4

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………….…….……..5

1. SWAB NASOFARING………………………………………………………………………………………………………5
2. SWAB TENGGOROK……………………………………………………………………………………………………….6
3. SWAB VAGINA……………………………………………………………………………………………………………….7
4. SWAB URETRA……………………………………………………………………………………………………………….8
5. SWAB ANAL……………………………………………………………………………………………………………………9
6. SPUTUM……………………………………………………………………………………….………………………………10

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………………………………..……12

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………….………..13

2
BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Spesimen merupakan bagian terpenting dalam mengawali suatu pemeriksaan karena hasil
pemeriksaan laboratorium tidak akan lebih baik dari mutu specimen yang diperoleh.
Dalam pemeriksaan mikrobiologi, adanya cemaran mikroba bukan penyebab infeksi sangat
mengganggu. Sebaliknya mikroba penyebab harus dapat diperoleh dan dipertahankan hidup.
Oleh karena itu, cara pengambilan, penyimpanan dan transportasi specimen yang baik
merupakan salah satu factor penentu mutu pemeriksaan. Pembagian specimen berdasarkan
cara pengambilan specimen nion – invasive : sputum, luka relatif mudah di ambil ulang jika
terjadi kesalahan identifikasi. Pembagian specimen berdasarkan prioritas kritikal/invasive
sputum diperlukan akurasi dalam jumlah penyebab infeksi perlu penyimpanan khusus
misalnya bakteri anaerob. Specimen feses pedoman specimen berupa feses segar, bila tidak
memungkinkan dapat diambil swab rektal , specimen sputum. Pedoman ambil sputum pertama
pagi hari setelah terbangun tidur, atau sputum sewaktu ingatkan penderita bahwa yang di
minta adalah dahak bukan liur atau ludah terangkan cara mengeluarkan dahak alat / volume
minimal transportasi penyimpanan pot steril. Specimen usap tenggorok pedoman transportasi
tekan lidah dengan spatula , dengan lidi kapas steril usap kedua tonsil, faring posterior, dan jika
ada daerah eksudasi atau ulserasi sesegera mungkin, ≤ 1 jam, swab jangan sampai kering
usahakan agar swab tidak penyentuh lidah, bibir. Dianjurkan memakai medium transportasi
penyimpanan bila diatas 1 jam. Pengambilan jenis – jenis swab harus sesuai standar yang benar.

2. RUMUSAN MASALAH
Pengelolahan specimen sampel sangat di perlukan untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang
sesuai standar. Untuk itu dalam makalah ini dapat di buat suatu rumusan masalah “
bagaimana cara pengelolahan specimen sampel swab dan sputum yang sesuai standar “ yang
menjadi tolak ukur hasil pemeriksaan laboratorium yang bermutu.

3
3. TUJUAN
Untuk mengetahui cara pengelolahan specimen sampel swab dan sputum yang sesuai standar
mutu.

4
BAB II. PEMBAHASAN

SWAB
Pengambilan swab menggunakan alat lidi kapas steril atau alat khusus dengan cara mengusap
bagian yang akan di ambil spesimennya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
berkompeten di bidangnya masing - masing.

1. Swab Nasofaring

Swab adalah Cara pengambilan spesimen dengan menghapus pada permukaan organ
tertentu.
faring adalah saluran yang menghubungkan antara rongga hidung dan tenggorokan yang
memiliki panjang antara 12,5 - 13 cm, terdiri dari nasofaring , orofaring dan laringofaring
jadi nasofaring adalah pangkal laring.
Swab nasofaring adalah pengambilan sampel melalui lubang hidung untuk mendeteksi ada
tidaknya virus dengan menggunakan alat swab.
Swab nasofaring bisa sebagai spesimen untuk pemeriksaan biomulekuler.
Swab Nasofaring Untuk pemeriksaan mikrobiologi
Nama Pemeriksaan : Kultur Swab
Manfaat Pemeriksaan : Mengidentifikasi jenis bakteri yang terdapat dalam sampel swab yang di
periksa.
Metode : Kultur dan sensitivity
Sampel : Swab Nasofaring
Persiapan Pasien : Tidak diperlukan persiapan khusussebelum pemeriksaan
Stabilitas sampel : Dalam media transport Amies stabil selama 24 jam pada suhu
ruang
Penanganan sampel : Tanpa ice ( ambient : 25 - 30 ° C ).
Kriteria Penolakan : Dikirim tanpa media transport.

5
Swab Nasofaring Untuk Pemeriksaan Biomolekuler
Nama Pemeriksaan : Biomolekuler
Manfaat pemeriksaan : Menunjang diagnosis penyakit
yang lebih cepat, didukung dengan teknologi mutakhir dan personil yang berkompeten di
bidangnya, sehingga menghasilkan hasil pemeriksaan yang akurat.
Metode : PCR
Sampel : Swab Nasofaring
Persipan pasien : Tidak diperlukan persiapan khusus
sebelum pemeriksaan.
Stabilitas Sampel : Dalam media transport VTM ( Viral Transportasi Medium ).
pada suhu 4 - 8 °C sebelum dikirim. Jangan dibekukan
dalam Freezer.
Kriteria Penolakan : Dikirim tanpa media transport.

2. Swab Tenggorok

- Swab adalah Cara pengambilan spesimen dengan menghapus pada permukaan organ
tertentu.
- faring adalah saluran yang menghubungkan antara rongga hidung dan tenggorokan yang
memiliki panjang antara 12,5 - 13 cm, terdiri dari nasofaring , orofaring dan laringofaring
- jadi tenggorok adalah saluran atau tabung yang ukurannya kira - kira sepanjang 12 cm.
Swab tenggorok adalah dengan mengambil apusan pada permukaan tonsil atau dinding
posterior faring.
Swab Tenggorok Untuk pemeriksaan mikrobiologi
Nama Pemeriksaan : Kultur Swab
Manfaat Pemeriksaan : Mengidentifikasi jenis bakteri yang terdapat dalam sampel swab
yang di periksa.
Metode : Kultur dan sensitivity
Sampel : Swab tenggorok
6
Persiapan Pasien : Tidak diperlukan persiapan khusus sebelum pemeriksaan
Stabilitas sampel : Dalam media transport Amies stabil selama 24 jam pada suhu
ruang
Penanganan sampel : Tanpa ice ( ambient : 25 - 30 ° C ).
Kriteria Penolakan : Dikirim tanpa media transport.
Swab Tenggorok Untuk Pemeriksaan Biomolekuler
Nama Pemeriksaan : Biomolekuler
Manfaat pemeriksaan : Menunjang diagnosis penyakit yang lebih cepat, didukung dengan
teknologi mutakhir dan personil yang berkompeten di bidangnya,
sehingga menghasilkan hasil pemeriksaan yang akurat.
Metode : PCR
Sampel : Swab Tenggorok
Persipan pasien : Tidak diperlukan persiapan khusus sebelum pemeriksaan.
Stabilitas Sampel : Dalam media transport VTM ( Viral Transportasi Medium ).
Simpan pada suhu 4 - 8 °C sebelum dikirim. Jangan dibekukan
dalam
Freezer.
Kriteria Penolakan : Dikirim tanpa media transport.

3. SWAB VAGINA
Swab adalah Cara pengambilan spesimen dengan menghapus pada permukaan organ
tertentu.
Vagina adalah Bagian dari sistem reproduksi wanita, vagina berfungsi sebagai saluran
penghubung ke rahim.
Swab vagina adalah Pemeriksaan untuk menilai sampel cairan / lendir vagina. Pemeriksaan ini
di lakukan pada kasus keputihan, penyakit menular seksual maupun keluhan lain pada vagina.
Swab vagina Untuk Pemeriksaan Mikrobiologi
Nama Pemeriksaan : Kultur Jamur

7
Kultur jamur : Bertujuan untuk mendeteksi jamur di bagian tubuh yang terinfeksi.
Pada prosedur ini, Dokter akan mengambil sampel swab vagina untuk
dibiakkan di laboratorium.
Manfaat Pemeriksaan : Pemeriksaan yang di lakukan untuk mengidentifikasi infeksi jamur yang
menyebabkan vaginitis.
Metode : Kultur
Sampel : Swab Vagina
Persiapan Pasien : Tidak diperlukan persiapan khusus sebelum pemeriksaan
Stabilitas sampel : Sampel harus di simpan pada suhu 2 - 30 ° C dan dikirimkan ke
laboratorium dalam waktu 14 hari sejak pengambilan sampel,
juga dapat dibekukan dan dikirim ke laboratorium pada suhu ( - 20 ° C
) dalam 180 hari sejak pengambilan.
Kriteria penolakan : Dikirim sampel yang tidak sesuai prosedur dan lewat batas waktu
penyimpanan.
Nama pemeriksaan : Pewarnaan Gram ( Pemeriksaan yang dilakukan menggunakan sampel
swab vagina pada kasus suspek vaginitis ).
Manfaat Pemeriksaan : Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengidentifiksasi infeksi bakteri
yang menyebabkan vaginitis.
Pengolahan sampel : sekret vagina pada media pertumbuhan bakteri. Pada media BAP
( Blood Agar Plate ) lalu diinkubasi pada inkubator dengan suhu
37 ° C selama 24 jam. Mengamati hasil koloni pada media BAP
meliputi warna, bentuk koloni, hemolisa,lalu dilakukan pewarnaan
gram dari media BAP yang sudah diamati secara mikroskopis dan
makroskopis.

4. SWAB URETRA
Adalah : Tindakan mengambil sekret uretra pada pasien laki - laki yang di curigai
mengalami penyakit seperti klamidia atau penyebab uretritis lain.

8
Persiapan Pasien : Pasien sebaiknya tidak berkemih selama setidaknya 2 jam sebelum
pengambilan sampel.

Swab Uretra Untuk Pemeriksaan Mikrobiologi


- Pewarnaan Gram
Pewarnaan gram dilakukan untuk melihat sel leukosit polimorfonuklear ( PMN ) dan
mendeteksi bakteri Neisseria Gonorrhoeae berupa diplokokkos gram negatif intraselluler.
- Pemeriksaan Kultur
Sampel untuk kultur lebih baik diambil dari endouretra ( 1-2 cm dari ujung uretra ) dari pada
sampel yang diambil dari sekret yang sudah terlihat.
Pemeriksaan ini bermanfaat untuk mendeteksi infeksi Chlamydia Trachomatis dan skrining
resistensi antibiotik
- Nucleid Acid Amplification Test ( NAAT )
Pemeriksaan ini menggunakan metode PCR yang dapat mendeteksi infeksi gonokokal dan
nongonokokal akibat chlamydia, mycoplasma, Ureaplasma dan Trichomonas vaginalis.

5. SWAB ANAL
Adalah Prosedur memasukkan alat swab sepanjang 2,5 - 5 cm ke dalam rektum atau
anus pasien.
Fungsi anal swab adalah mendapatkan sampel uji guna mendeteksi virus dan bakteri yang
terdapat dalam sistem gastrointestinal.
Anal Swab Untuk Pemeriksaan Bio Molekuler
Ahli patologi klinis Universitas Sebelas Maret ( UNS ) Tonang Dwi Addyanto menjelaskan swab
anal menggunakan prinsip yang sama dengan PCR di tenggorokan atau nasofaring. Bedanya
hanya di lakukan di Feses atau anal.
Anal Swab Untuk Pemeriksaan Mikrobiologi
Tes laboratorium untuk mengidentifiksai bakteri dan kuman lain di rektum yang dapat
menyebabkan gejala dan penyakit gastrointestinal. Tes ini memakai kapas yang di masukan ke

9
dalam dubur. Usap diputar dengan lembut, dan dilepas. Apusan ditempatkan didalam media
kultur untuk mendorong pertumbuhan bakteri dan organisme lain.

Anal Swab Untuk Pemeriksaan Penjamah Makanan


Pemeriksaan dengan melakukan usap pada rektum, anus dan sekitar perianal untuk para
penjamah makanan.
Tujuan : Untuk menemukan kuman - kuman penyebab infeksi saluran cerna sehingga dapat
mencegah penularan penyakit ke orang lain.

6. SPUTUM
Adalah : Mukus yang keluar saat batuk dari saluran pernapasan atas.
Waktu Pengumpulan Dahak : Sewaktu, pagi
Tempat Pengumpulan dahak : Ruang terbuka dengan sinar
matahari langsung
Cara Mengeluarkan Dahak yang Benar.
- Kumur dengan air bersih sebelum mengeluarkan dahak
- Bila memakai gigi palsu, lepaskan sebelum berkumur
- Tarik napas dalam ( 2 - 3 kali ) dan setiap kali napas hembuskan dengan kuat.
- Dekatkan pot yang sudah di buka ke mulut dan batukkan dengan keras langsung kedalam pot
dahak.
- Tutup pot yang berisi dahak dengan rapat.
- Setelah selesai, anjurkan penderita membersihkan mulut dan tissue bersih dan mencuci
tangan.
Kualitas Spesimen Dahak yang Baik
- Dahak mukoid ( Dahak berlendir dan kental )
- Dahak muko purulen ( Dahak kental berwarna kuning kehijauan ).
- Dahak Purulen ( Dahak kental dan lengket )

10
Sputum Untuk Pemeriksaan Mikrobiologi
1. Pemeriksaan BTA
Adalah Tes yang dapat mendeteksi keberadaan bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Bakteri ini
mampu bertahan hidup di lingkungan yang asam, itu sebabnya pemeriksaan ini di sebut dengan
pemeriksaan BTA ( Bakteri Tahan Asam )
Manfaat : Untuk mendeteksi adanya kuman
Mycobakterium Tubercolosis
Persiapan pasien : Dianjurkan olahraga ringan, malam hari sebelum tidur anjurkan
minum air hangat atau teh manis hangat.
Kriteria Penolakan : Pot dahak pecah, spesimen air liur, data tidak sesuai dengan
formulir perohonan Pemeriksaan TB, spesimen
dikumpulkan dalam tempat tidak steril.

2. emeriksaan Kultur dahak


Adalah Pemeriksaan dahak untuk mendeteksi adanya bakteri penyebab infeksi saluran
pernapasan , terutama infeksi paru - paru ( pneumonia ).
Menggunakan media penyubur Lowenstein - Jansen
Manfaat pemeriksaan : untuk mendiagnosis infeksi bakteri, menguji kerentanan
antibiotik.
Sputum Untuk Pemeriksaan Bio Molekuler
Pemeriksaan TCM
Adalah Merupakan perkembangan alat diagnostik yang dapat digunakan untuk mendeteksi
adanya kuman mikrobakterium tuberculosis secara otomatis dengan pemeriksaan molekuler
dan juga dapat digunakan untuk mendeteksi resistensi MTB terhadap Rifampisin.
Manfaat Pemeriksaan : Mendiagnosis TB dan resistensi terhadap Rifampisin

11
Perlakuan sampel : Sesegera mungkin di periksa sampel yang ada, apabila tidak
memungkinkan di simpan suhu 2 - 8° C ± 7 hari, suhu
kamar < 3 hari.

BAB III. PENUTUP


KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil pembuatan makalah yang dilakukan maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
* KESIMPULAN
Kesimpulan dalam makalah ini tenaga kesehatan terutama ATLM telah mengetahui cara
pengolahan spesimen yang akan di gunakan untuk sampel pemeriksaan yang diinginkan.
Dengan didukung kompetensi tenaga kesehatan pemeriksaan akan menghasilkan hasil
pemeriksaan yang bermutu dan dapat dipertanggung jawabkan karena tahap pra analitik
sangat berpengaruh untuk hasil akhir pemeriksaan laboratorium.
* saran
Tenaga kesehatan terutama ATLM diharapkan mengetahui proses pra analitik sampai pasca
analitik yang di lakukan sesuai Standar Operasional Prosedur ( SPO )sehingga mengeluarkan
hasil pemeriksaan laboratorium yang bermutu.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. https://repository.penerbitwidina.com
2. https:bblksurabaya.id/artikel
3. https://www.kompas.com
4. https://prodia.co.id
5. http://www.alomedika.com
6. H. B. Gor, Vaginitis clinical Presentation, 2018
7. Petunjuk Teknis Pemeriksaan TB dan TCM
8. Ejournal.litbang.kemkes.go.id
9. Journal-e biomedik (eba) volum 6
10. Lowstein - jensen medium
11. https://id.m.wikipedia.org

13

Anda mungkin juga menyukai