Anda di halaman 1dari 65

Kebijakan dan Situasi Program

TBC di Provinsi Jambi


C
Irma Afrida
Staf Seksi P2PM Dinas Kesehatan Provinsi Jambi

Pertemuan Peningkatan Penemuan Kasus TB Paru melalui Kegiatan


Investigasi Kontak di Kabupaten Bungo
Hotel Semagi, 12 Oktober 2021
Curriculum Vitae
Data Pribadi
• Nama Lengkap : Irma Afrida, SKM, MPH
• Institusi : Dinas Kesehatan Provinsi Jambi
• Email : irmaafrida@yahoo.com
• Riwayat Pendidikan
– S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
– S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada, 2009
• Riwayat Pekerjaan
– Bapelkes Jambi tahun 1998-2001
– RSUD Mayjen H.A Thalib Kerinci tahun 2001 - 2011
– Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci 2011-2013
– Dinas Kesehatan Provinsi Jambi tahun 2013 - sekarang
Pendahuluan
• Indonesia jumlah kasus terbesar kedua dunia
• Menuju target eliminasi TBC tahun 2030, perlu ada strategi
percepatan penemuan dan pengobatan dengan
perluasan akses dan penyediaan layanan yang bermutu dan
terstandar.
• Stranas Pengendalian TBC di Indonesia mengikuti
perkembangan ilmu dan teknologi terkini di bidang kesehatan.
• Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
telah melakukan kajian rekomendasi yang dikeluarkan
oleh WHO tersebut dan akan menerapkannya dalam
tatalaksana TBC di Indonesia.
Komitmen Pemerintah Indonesia

Komitmen Presiden RI Komitmen Wakil Presiden RI Komitmen Menteri Kesehatan


Presiden Republik Indonesia Joko Dalam memperingati Hari TBC Sedunia pada Menteri Kesehatan mengungkapkan
Widodo, telah mengungkapkan tahun 2021, Wakil Presiden RI menyatakan keseriusannya untuk menangani TBC
komitmennya dalam rapat urgency dari TBC yang harus segera ditangani yang menyatakan bahwa selama
dan mengajak multisektor dan Pemerintah Pandemi COVID-19, TBC tidak boleh
terbatas tentang akselerasi
Daerah bersama-sama dalam mencapai target dilupakan
penanggulangan Tuberkulosis eliminasi TBC
pada tahun 2020
ARAHAN PRESIDEN :

1. Pelacakan secara agresif untuk menemukan


penderita TBC
2. Stok Obat-obatan TBC harus tersedia
dan pengobatan harus sampai tuntas
3. Upaya pencegahan harus dilakukan lintas
sektor hingga dari sisi infrasruktur

ARAHAN WAKIL PRESIDEN :

4. Meningkatkan intensitas edukasi, komunikasi


dan sosialisasi kepada masyarakat
mengenai penyakit TBC.
5. Meningkatkan intensitas penjangkauan
ke masyarakat (reaching out)
6. Melakukan penguatan fasilitas Kesehatan
7. Memperkuat sistem informasi dan
pemantauan
Perpres 67/2021
Perpres 67/2021
Pendahulua
n
• Perubahan besar dalam penegakan diagnosis dan pengobatan
TBC telah direkomendasikan oleh WHO tahun 2020 dalam buku
WHO operational handbook on tuberculosis – Module 3: rapid
diagnostics for tuberculosis.
• Perubahan paradigma dalam penegakan diagnosis TBCdan
TBCRO yang harus dilakukan:
 Lebih dini
 Lebih akurat
 Untuk semua jenis dan tipe penyakit TBC
 Deteksi cepat untuk mengetahui resistansi obat TBC.
Sasaran SE Dirjen P2P No.
936/2021
• Surat edaran tentang perubahan alur dan pengobatan
tuberkulosis dimaksudkan untuk menjadi acuan
bagi:
- Dinas Kesehatan Provinsi
- Dinas Kesehatan Kab/Kota
- Rumah Sakit/Balai Kesehatan Pelaksana Layanan TBC
RO
- Fasilitas layanan Kesehatan lain
- Tenaga Kesehatan
- Pemangku kepentingan lainnya dalam menatalaksana
pasien TBC
3 komponen utama SE Dirjen P2P No. 936/2021

A B C

Pemantauan
Diagnosis Pengobatan Pengobatan
TUBERKULOSIS (TBC)

Mycobacterium
tuberculosis
1. Penemuan Pasif
Intensif
2. Penemuan Aktif &
Masif berbasis
Keluarga &
Masyarakat
3. Penemuan pada
kondisi khusus
Perpres 67/2021 Pasal 12 ayat (2)
A. Strategi Penemuan Pasien TB

1. Penemuan Pasif Intensif


 Penguatan jejaring layanan TB melalui
kegiatan PPM di tingkat Kab/Kota
 Penguatan kolaborasi layanan melalui
intensifikasi penemuan kasus TB
 Surveilans batuk
Perpres 67/2021 Pasal 12 ayat (3)
2. Penemuan Aktif dan masif
berbasis keluarga dan masyarakat
 Penemuan dilakukan diluar faskes
 Dilakukan oleh petugas puskesmas dan atau
potensi masyarakat
 Mendekatkan pelayanan atau upaya jemput
bola ke masyarakat
 Terintegrasi dengan germas dan PIS PK
 Berbasis masyarakat antara lain kader (kader
kesehatan, UKBM, organisasi kemasyarakatan,
toga, toma babinsa dll)
 PELAKSANAAN INVESTIGASI KONTAK

identifikasi kontak
kunjungan rumah
Penapisan/skrining TBC
Rujukan terduga
Diagnosis
Tatalaksana
KIE
INVESTIGASI Semua pasien
KONTAK
yang infeksius
T he pic tur e can't be display ed.

T he pic ture can't be displ ayed.


T he pic tur e can't be display ed.

Tuberkulosis
Konta
k In
fe
TARGET ks
Kasus
Mencari iu
Indeks sumber
s
penularan

Bagian dari penegakan


Konta diagnosis TB anak Anak Sakit TB
• ALUR INVESTIGASI KONTAK
STRATEGI PENEMUAN LANJUTAN…
3. Penemuan pada kondisi khusus:
Di daerah-daerah berisiko tinggi:
Kumuh padat (KUpaT)
Kumuh miskin (KUmiS)
4. Penemuan di tempat
khusus
 Lapas/Rutan
 Rumah sakit jiwa
 Tempat kerja
 Asrama/barak
 Pondok pesantren
 Panti jompo
STRATEGI PENEMUAN LANJUTAN…
5. Penemuan aktif berbasis keluarga dan
masyarakat
dilaksanakan melalui:
 Ketuk pintu oleh kader: cth KPLDH DKI
 Kunjungan rumah oleh kader jumantik
 Kegiatan rutin posyandu, posbindu, dasawisma
 Kegiatan UKBM
Identifikasi Terduga
Pasien TBC Paru
1. Skrining Gejala:
Dewasa
a. Gejala Utama, batuk berdahak.
b. Gejala Tambahan, dahak bercampur darah,
batuk darah, sesak napas dan rasa nyeri
dada, badan lemah, nafsu makan menurun,
berat badan turun, rasa kurang enak
badan (malaise), berkeringat pada malam
hari
2. Skrining Radiologis pada kondisi yang khusus
Alur penegakan Diagnosis TBC
Terduga TBC

Pemeriksaan TCM

MTB pos Rif No result, error,


MTB pos Rif resistan* MTB pos Rif sensitif** MTB Negatif
Indeterminate** invalid

Pemeriksaan ulang
Pemeriksaan molekuler (LPA Pemeriksaan paket standar uji TCM***
lini dua / TCM XDR dll.) kepekaan fenotipik Pemeriksaan radiologis /
Pemeriksaan ulang TCM
antibiotik spektrum luas
dan sesuaikan
Pemeriksaan uji kepekaan INH pengobatan
pada pasien dengan riwayat berdasarkan hasil TCM
pengobatan sebelumnya
Sensitif terhadap obat Resistan terhadap obat Abnormalitas paru
gol. flurokuinolon gol. flurokuinolon yang mengarah TB / Gambaran paru
tidak ada perbaikan tampak
Resistan INH Sensitif INH klinis perbaikan klinisnormal/

Pengobatan
Pengobatan TBC RO Pengobatan TBC SO
Pengobatan TBC RO TBC Lanjutkan OAT lini
paduan jangka pendek monoresistan dengan OAT lini satu Bukan TBC
paduan individu satu
INH

**Inisiasi pengobatan *** Pengulangan hanya 1 kali. Hasil


* Inisiasi pengobatan TBC-RO untuk kasus dengan riwayat pengobatan TBC. Sementara itu Hasil MTB pos Rif resisten dari kriteria terduga TB baru harus pengulangan yang menjadi acuan
diulang dan hasil pengulangan (yang memberikan hasil Mtb pos) yang menjadi acuan. dengan OAT lini satu
Identifikasi Terduga TB Ekstra Paru
Keluhan/gejala terkait dengan organ yang
terkena, misalnya:
o Pembesaran pada kelenjar getah
bening
o Nyeri dan pembengkakan pada sendi
yang terkena TBC
o Sakit kepala, demam, kaku kuduk dan
gangguan kesadaran apabila selaput otak
atau otak terkena TBC.
o Teraba massa pada payudara
o Suara serak
o Infertilitas, dll
Identifikasi Terduga TBC Resistan Obat
(1)
Terduga TB-RO yaitu pasien yang mempunyai gejala TBC yang
memiliki riwayat satu atau lebih di bawah ini:

1. Pasien TBC gagal pengobatan Kategori 2.


2. Pasien TBC pengobatan kategori 2 yang tidak konversi
setelah 3 bulan pengobatan.
3. Pasien TBC yang mempunyai riwayat pengobatan TB yang
tidak standar serta menggunakan kuinolon dan obat injeksi
lini kedua paling sedikit selama 1 bulan.
4. Pasien TBC gagal pengobatan kategori 1.
5. Pasien TBC pengobatan kategori 1 yang tidak konversi
setelah 2 bulan pengobatan.
Identifikasi Terduga TBC Resistan Obat
6.(2)
Pasien TBC kasus kambuh (relaps), dengan pengobatan
OAT kategori 1 dan kategori 2.
7. Pasien TBC yang kembali setelah loss to follow-up (lalai
berobat/default).
8. Terduga TBC yang mempunyai riwayat kontak erat dengan
pasien TB- RO (warga binaan yang ada di Lapas/Rutan,
hunian padat seperti asrama, barak, buruh pabrik).
9. Pasien ko-infeksi TB-HIV yang tidak respons secara
bakteriolo.gis maupun klinis terhadap pemberian OAT
Mekanisme Rujukan TB
RO

9 Kriteria
Terduga TB RO

Rujuk Rujuk
Dahak ke Hasil Pasien ke
Fasyankes
Fasyanke RR Layanan TB
TB pada
ODHA, DM,
s TCM RO
Anak, Ibu
Hamil,
Malnutrisi,
...
Identifikasi Terduga TBC Resistan Obat
 Pasien (3)
dengan risiko rendah TB-RO:
Pasien dengan risiko rendah TB RO:
Kelompok TBC baru, HIV, Penyandang DM
dan Gizi buruk
 TBC kasus baru  bisa TB-RO  perlu
TCM / biakan
 Jika TCM memberi hasil TB RR  TCM
diulang 1kali  diagnosis berdasarkan
hasil TCM ulangan (terakhir)
Identifikasi Terduga TB pasien Ko-
MorbidTB mudah berkembang menjadi penyakit
o Infeksi
pada pasien dengan daya tahan tubuh yang
terganggu.
o HIV dan Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit yang
sudah diketahui berhubungan erat dengan TB.
Setiap pasien dengan HIV positif (ODHA) atau penyandang
Diabetes Mellitus (DM) harus dievaluasi TB setiap
berkunjung ke fasyankes
Alur Identifikasi TB pada penyandang
DM

Rujuk ke Poli TB untuk


tatalaksana TB
SKRINING/ PENAPISAN DUA ARAH

Penapisan TBC pada


SKRINING/ penyandang DM
PENAPISAN
TB-DM
Penapisan DM pada
pasien TBC
PENAPISAN TB PADA PENYANDANG DM
Penapisan TB pada penyandang DM dengan melakukan 2 Langkah
berikut:
1. Wawancara untuk mencari salah satu gejala/ faktor risiko TB di
bawah ini:
– Batuk, terutama batuk berdahak ≥ 2 minggu
– Demam hilang timbul, tidak tinggi (subfebris)
– Keringat malam tanpa disertai aktivitas
– Penurunan berat badan
– TB ekstra paru; antara lain TB kelenjar (KGB)
– Sesak, nyeri saat menarik nafas, atau rasa berat di salah satu sisi dada
2. Pemeriksaan Rontgen dada
Sumber: Konsensus Pengelolaan Tuberkulosis dan Diabetes Melitus (TB-DM) di Indonesia; 2015
PENAPISAN DM PADA PASIEN TBC
Penapisan DM pada pasien TBC adalah dengan melakukan
pemeriksaan:
• Pemeriksaan Glukosa Plasma Puasa; atau
• Pemeriksaan Glukosa Plasma Sewaktu; atau
• Pemeriksaan Glukosa Plasma 2 Jam setelah Tes Toleransi
Glukosa Oral (TTGO);
Pemeriksaan Glukosa Plasma dapat menggunakan metode Enzimatik dengan
spesimen darah vena; namun pada daerah yang tidak memiliki fasilitas pemeriksaan
enzimatik dapat menggunakan metode Carik Kering dengan alat Glukometer
menggunakan spesimen darah kapiler.

Sumber: Konsensus Pengelolaan Tuberkulosis dan Diabetes Melitus (TB-DM) di Indonesia; 2015
B. Diagnosis TBC
dewasa
Diagnosis TB ditegakkan berdasarkan:
1. Identifikasi terduga TB:
 Anamnesis
 Gejala-gejala
 Pemeriksaan klinis,
2. Pemeriksaan laboratorium:
a. Pemeriksaan mikrobiologi
 Mikroskopis
 Tes Cepat Molekuler (TCM)
 Biakan
TCM 4 Modul TCM 2, 8 dan 16 modul
Peta Distribusi Alat Tes Cepat Molekuler (TCM) di Provinsi Jambi

Kab. Tanjabar
(4)
Terdapat 31 faskes TCM di 11
Kab. Tebo
(2)
Kab. Tankabtim
(1)
Kab/Kota terdiri dari :

10 RS
Kab. Batanghari 21 Puskesmas
Kab. Bungo (3)
Kota Jambi Kab. Muaro
(3)
(6) Jambi (1)
Pengadaan Tahun 2014 : 1 Alat
Kab. Kerinci
Pengadaan Tahun 2018 : 2 Alat
(1) Pengadaan Tahun 2019 : 12 Alat
Pengadaan tahun 2020 : 11 Alat
Kota Sungai
Penuh (1) Kab. Pengadaan tahun 2021 : 5 Alat
Sarolangun (4)

Kab.
Merangin (5)
Biakan Uji Kepekaan

M.GIT = Mycrobacterium Growth Indicator Tube


Lanjutan Pemeriksaan Laboratorium

b. Pemeriksaan penunjang lainnya


 Foto toraks
 Histopatologi
c. Pemeriksaan uji kepekaan obat
d. Pemeriksaan serologis (tidak
dianjurkan)
Pelarangan Diagnostik TB dengan Metode Serologi
Identifikasi Terduga TB Anak
Gejala-gejala sebagai berikut:
 Batuk lama lebih dari 2 minggu
 Demam lama (≥ 2 minggu) dan/atau
berulang tanpa sebab yang jelas
(Demam umumnya tidak tinggi)
 Berat badan turun atau tidak naik dalam
2 bulan sebelumnya atau terjadi gagal
tumbuh (failure to thrive).
 Lesu atau malaise, anak kurang aktif
bermain
Alur Diagnosis TB pada anak
Anak dengan satu atau lebih gejala khas TB

Pemeriksaan mikroskopis/TCM

Negatif Spesimen tidak dapat diambil


Positif

Ada akses foto rontgen toraks dan/atau


uji tuberkulin*) Tidak ada akses foto toraks
dan uji tuberkulin

Skoring sistem

Skor ≥6 Skor < 6

Uji tuberkulin (+) dan/atau Uji tuberkulin (-) dan Tidak


ada kontak TB paru**) ada kontak TB paru**)

Ada kontak TB Tidak ada/tidak jelas


TB anak TB anak paru**) kontak pasien TB
terkonfirmasi klinis paru**)

bakteriologis
Observasi gejala selama 2 minggu

Menetap Menghilang Bukan TB


Terapi OAT***)
Sistem Skoring TB anak
Skor
Parameter
0 1 2 3 Skor

Kontak Tidak jelas - Laporan ortu, BTA BTA (+)


(-)

PPD negatif - - positif


Berat badan - BB/TB <90% Klinis gizi buruk -
Atau Atau
BB/U < 80% BB/TB <80%
Atau
BB/U < 60%
Demam - > 2 minggu, penyebab - -
tidak jelas

Batuk <3minggu >3 minggu - -


Pembesaran - multipel , >1cm, nyeri - -
limfonodi (-)
Sendi - bengkak - -
Rontgen dada normal sugestive - -
Total skor
Definisi
Kasus
1. Pasien TBC Terkonfirmasi Bakteriologis
 Pasien TBC Paru BTA positif
 Pasien TBC Paru TCM MTbc positif
 Pasien TBC Paru hasil biakan MTbc positif
 Pasien TBC Ekstra paru terkonfirmasi
bakteriologis  BTA, Biakan, tes Cepat
 TBC Anak terdiagnosis secara
Bakteriologis
Klasifikasi Pasien
TBC
 Tujuan:
Agar dapat tercapai kualitas:
Pencatatan dan pelaporan pasien
Penetapan paduan pengobatan
Standarisasi pengumpulan data
Analisis kohort hasil pengobatan
Pemantauan kemajuan dan
evaluasi efektifitas program TBC.
Penetapan Klasifikasi Pasien TBC
1. Lokasi • TBC paru
• TBC ekstra paru
Anatomi
• pasien baru
• pasien kambuh
• pasien diobati kembali
2. Riwayat setelah gagal
Pengobatan • pasien diobati kembali
Sebelumnya setelah putus obat
• riwayat pengobatan
sebelumnya tidak diketahui
• lain-lain
Penetapan Klasifikasi Pasien TBC
• Mono Resistant
3. Hasil Uji • Poli Resistant
Kepekaan • Multi Drug Resistant
Obat • Extensive Drug Resistant
• Resistant Rifampicine

• HIV Positif
4. Status HIV • HIV Negatif
• Status HIV Tidak Diketahui
INDIKATOR DAMPAK DAN TARGET TB
2020 -2024 Baseline
Indikator 2018 2020 2021 2022 2023 2024

Insidensi
Tuberkulosis per
100.000 penduduk 319 272 252 231 211 190

Angka Kematian
Tuberkulosis per
100.000 penduduk 35 33 32 31 29 27
INDIKATOR UTAMA DAN TARGET TB 2020
-2024
CAPAIAN INDIKATOR PROGRAM TB
PROVINSI JAMBI TAHUN 2018 – AGUSTUS 2021

Capaian 2018 2019 2020 2021


(Jan-September)

Notifikasi Kasus (TB SO + TB RO) 4418 4854 3183 1789

Treatment Coverage (TB SO + TB RO) 28,3% 35,5% 23,3% 13,1%


(4418/15614) (4854/13665) (3183/13681) (1789/13681)

Treatment Success Rate TB SO** 93,3% 90,5% 90,7% 60,7%


(3724/4393) (3976/4393) (4371/4819) (1532/2524)

Kasus TB RO yang ditemukan dan diobati 25 35 19 23

44,4% 9,1%
Treatment Success Rate TB RO*** - - (11/25) (1/11)
Kasus TB dengan HIV Positif 34 23 38 21
Kasus TB Anak (0-14 tahun) 185 550 136 72
Catatan Sumber Data : SITT, penyisiran kasus, eTB
*Data per 19 September 2021
manager dan SITB per 19 September
**Treatment Success Rate : angka keberhasilan pengobatan kohort kasus tahun sebelumnya 2021
*** Treatment Success Rate TB RO : keberhasilan pengobatan kohort 2 tahun sebelumnya
Add a Footer 51
Treatment Coverage (TC)
Provinsi Jambi Tahun 2018 – 2021* (SD 19 September 2021)
100%
80%
60%
40% 36%
28% 23%
20%
13%
0%
2018 2019 2020 2021
Treatment Coverage
100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
BATANG HARI BUNGO KERINCI KOTA JAMBI KOTA SUNGAI MERANGIN MUARO JAMBI SAROLANGUN TANJUNG TANJUNG TEBO PROV JAMBI
PENUH JABUNG BARAT JABUNG TIMUR

Sumber Data : SITT, Penyisiran kasus, eTB manager dan SITB per 19 September 2021
52
TREATMENT SUCCESS RATE (TSR) TB SO KAB/KOTA
PROVINSI JAMBI TAHUN 2018 – 2021 *(SD SEPTEMBER 2021)
100%

80%

60%

40%

20%

0% BATANG HARI BUNGO KERINCI KOTA JAMBI KOTA SUNGAI MERANGIN MUARO JAMBI SAROLANGUN TANJUNG TANJUNG TEBO PROV JAMBI
PENUH JABUNG BARAT JABUNG TIMUR

Sumber Data : SITT, Penyisiran kasus, eTB manager dan SITB per 19 September 2021 53
PERSENTASE PASIEN TB TAHU STATUS HIV
TAHUN 2018 – 2021 (S.D 19 SEPTEMBER 2021)
100%

80%

60%

40%

20%

0%

Sumber Data : TB 07 Blok 3 SITT dan TB 07 Blok 3 SITB per 19 September 2021
PERSENTASE PASIEN TB HIV MENDAPATKAN ART
TAHUN 2018 – 2021 (S.D 19 SEPTEMBER 2021)
100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
RI GO CI BI H IN BI UN
T
UR BO BI
HA N RI
N
AM NU NG AM G RA M TE AM
G BU K E J PE A J A N BA TI J
AN A AI ER O
OL NG NG
V
T OT G M AR R RO
B A K N U S A BU BU P
SU M JA JA
TA NG NG
KO NJ
U
NJ
U
TA TA

Sumber Data : TB 07 Blok 3 SITT dan TB 07 Blok 3 SITB per 19 September 2021
Cakupan Penemuan Kasus TB Anak Tahun 2018 – 2021
(s.d 19 September 2021)
250%

200%

150%

100%

50%

0%
RI I BI BI BI
GO NC UH IN UN AT UR B O
HA N I M N NG M G R M TE M
BU KE
R JA E
RA JA N BA TI JA
NG A IP RO LA V
T A T A E
RO NG NG O
BA KO NG M UA
SA B U B U PR
SU M JA JA
O TA NG NG
K U U
NJ NJ
TA TA

Sumber Data : TB 07 SITT, TB 07 SITB per 19 September 2021


Tren Utilisasi TCM di Provinsi Jambi Tahun 2019 – 2021
Berdasarkan laporan Bulanan TCM Manual per 6 September 2021
4000 16%
15%
3500 14%

3000 12%

2500 10%
9%
2000 8% 8%

1500 6%

1000 4%

500 2%

0 0%
2019 2020 2021 Tren Utilisasi TCM TB cenderung MENURUN
TINGKAT PENGGUNAAN ALAT TCM (UTILISASI)
Utilisasi Utilisasi
Faskes TCM
PROVINSI 2020 2021

1501-RS Raden Mattaher 28% 19%


PROVINSI Utilisasi 2019 Utilisasi 2020 Utilisasi 2021 TREND 1502-RS Hanafi 10% 9%
1503-RS Abdul Manap 14% 9%
1504-RS Sutan Thaha Syaifudin 6% 6%
JAMBI 15% 9% 8%Menurun 6%
1505-Puskesmas Lubuk Landai 9%
1506-RS Hamba 13% 11%
1507-Puskesmas Merlung 10% 6%
1508-Puskesmas Sungai Penuh 2% 3%
KAB/KOTA 1%
1509-RS Mayjen H.A Thalib 4%
1510-RS Kol Abunjani 27% 29%
Utilisasi Utilisasi Utilisasi 6%
Kab/Kota 1511-RS Chatib Quzwain 12%
2019 2020 2021 1512-RS KH Daud Arief 14% 11%
Batang Hari 12% 11% 7% 1513-RS Ahmad Ripin 2% 5%
Bungo 9% 8% 9% 1514-Puskesmas Pakuan Baru 16% 22%
Kerinci 0% 1% 4% 1515-Puskesmas Simpang Pandan 1% 2%
1516-Puskesmas Simpang Kawat 3% 16%
Kota Jambi 34% 17% 14%
1517-Puskesmas Paal X 2% 7%
Kota Sungai Penuh 5% 2% 3% 1518-Puskesmas Pijoan Baru 5% 8%
Merangin 30% 16% 7% 1519-Puskesmas Pasar Masurai 1% 3%
Muaro Jambi 3% 2% 5% 1520-Puskesmas Muara Tembesi 1% 3%
Sarolangun 12% 5% 5% 1521-Puskesmas Sarolangun 3% 3%
1522-Puskesmas Pulau Pandan 2% 4%
Tanjung Jabung Barat 6% 11% 8%
1523-Puskesmas Pauh 1% 1%
Tanjung Jabung Timur 0% 1% 2% 1524-Puskesmas Pamenang 1% 4%
Tebo 7% 6% 5% 1525-Puskesmas Bangko 1% 2%
1526-Puskesmas Rimbo Bujang II 1% 4%
UTILISASI TCM PER FASYANKES TAHUN
2020

Sumber Data : Laporan Bulanan TCM per 31 59


UTILISASI TCM PER FASYANKES TAHUN 2021

Add a Footer 60
NOTIFIKASI WAJIB TERTUANG DALAM
PERMENKES NO.67 TAHUN 2016
Surat Edaran Menteri Kesehatan No. HK.02.01/MENKES/660/2020
Mengenai : Kewajiban Fasyankes dalam Melakukan Pencatatan dan Pelaporan Kasus TB
SE Gubernur Jambi
tentang Tuberkulosis
SAMBUTAN MENKES PADA
PELUNCURAN PERPRES NOMOR 67
TAHUN 2021 TANGGAL 19 AGUSTUS
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai