Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS PANGKALAN BALAI
Jl. Cahaya Berlian No. 02 Pangkalan Balai Kec. Banyuasin III Kab. Banyuasin, Sum-Sel
Telp. (0711) 891072 Kode Pos : 30753

KERANGKA ACUAN
KEGIATAN KONSELING DAN EDUKASI KELUARGA DAN PASIEN TB PARU
UPTD PUSKESMAS PANGKALAN BALAI
TAHUN 2020
I. Pendahuluan

Tuberculosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh


kuman Mycobacterium Tuberkulosis. Sebagian kuman Tuberkulosis
menyerang paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lainnya. Oleh
karena itu perlu diupayakan program penanggulangan, pelacakan, dan
pemberantasan penyakit paru.
Sejak tahun 1995 program pemberantasan penyakit Tuberculosis paru
telah di laksanakan dengan strategi DOTS ( Directly Observed Treatment
Short Course ) yang direkomendasikan oleh WHO.
Penanggulangan TB dengan strategi DOTS dapat memberikan angka
kesembuhan yang tinggi. Menurut Bank Dunia strategi DOTS merupakan
strategi kesehatan yang paling cost efektif.
Penularan TB melalui droplet ( percikan dahak ) pada waktu penderita
TBC batuk, bersin, bicara. Sumber penularan yaitu penderita yang
sputumnya mengandung kuman TBC ( penderita TBC paru BTA positif ) .
Untuk menemukan penderita TBC yaitu dengan cara passive promotive
case finding ,artinya penjaringan tersangka penderita yang datang
berkunjung ke unit pelayanan kesehatan dengan meningkatkan penyuluhan
TBC kemasyarakat. Bila ditemukan penderita Tuberculosis Paru dengan
sputum BTA Positif, maka semua orang yang kontak serumah dengan
penderita harus diperiksa. Bila ditemukan Penderita TBC anak maka dicari
sumber penularannya.
Cara mendiagnosa Penyakit Tuberkulosis untuk dewasa didasarkan
atas pemeriksaan mikroskopis dahak. Gejala tersangka TBC adalah batuk
terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih. Gejala lain yaitu
dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas dan nyeri dada, badan
lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, rasa kurang enak

1
badan ( malaise ), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam
meriang lebih dari sebulan. Untuk memastikan diagnosis TBC harus
dilakukan pemeriksaan dahak SP / PS secara mikroskopis langsung. Bila 1
dari 2 spesimen tersebu hasilnya BTA ( + ), diagnosis TBC sudah dapat
ditegakkan.
II. Latar Belakang

Tuberculosis ( TB ) masih terus menjadi masalah kesehatan didunia


terutama di Negara berkembang. Meskipun obat anti tuberculosis ( OAT )
sudah ditemukan dan vaksinasi Bacillus Calmette-Guerin (BCG) telah
dilaksanakan, TB tetap belum bias diberantas habis. Insidens TB yang terus
meningkat menjad ipenyakit re-emerging sehingga Organisasi Kesehatan
Sedunia / WHO pada tahun 1995 mendeklarasikan TB sebagai suatu global
health emergency. Laporan WHO (2010) memperkirakan ada 8,8 juta
pasien TB baru dan 2,6 juta diantaranya adalah pasien dengan Basil Tahan
Asam (BTA) positif dengan 1,1 juta angka kematian pasien pertahun
diseluruh dunia. Kondisi ini diperberat oleh HIV yang semakin meningkat dan
bertambahnya jumlah kasus kekebalan ganda kuman TB terhadap OAT lini
pertama atau disebut Multidrug Resistance TB (MDR) bahkan Extremely
Drug Resistance (XDR) yaitu resistensi terhadap OAT lini kedua. Keadaan
ini akan memicu epidemi TB dan terus menjadi masalah kesehatan
masyarakat yang utama. Maka perlu meminimalkan resiko terjadinya infeksi
TB di fasilitas pelayanan kesehatan melalui tindakan pencegahan dan
pengendalian infeksi yang efektif.
Petugas Kesehatan yang menangani pasian TB merupakan kelompok
resiko tinggi untu terinfeksi TB. Penularan kuman TB di fasilitas pelayanan
kesehatan dar ipasien kepetugas kesehatan sudah diketahui sejak lama dan
angka kejadiannya terus meningkat. Pada saat ini TB seringkali merupakan
penyakit akibat kerja atau occupational diseases untuk petugas kesehatan.
Di Indonesia belum ada data dan surveilans terhadap petugas kesehatan
yang terinfeksi TB akibat pekerjaannya. Selain itu belum semua fasilitas
pelayanan kesehatan menerapkan pencegahan dan pengendalian infeksi TB
(PPI TB) sebagai upaya mencegah penularan terhadap petugas, pasien, dan
pengunjung. Hal in imerupakan tantangan kedepan bagi kita semua.
UPT Puskesmas Pangkalan Balai sebagai salah satu Puskesmas di
wilayah Kabupaten Banyuasin ikut serta aktif dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan penyakit TB dengan mengadakan kegiatan berupa Ruang
2
Pelayanan TB, Penyuluhan tentang TB ke kelompok resiko tinggi dan
kelompok yang rentan tertular yang menjad populasi kunci dalam
keberhasilan penanggulangan TB ini.

IIII. Tujuan

1 Tujuan Umum
. Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian dengan cara
memutuskan mata rantai penularan sehingga penyakit TB tidak lagi
merupakan masalah kesehatan masyarakat.

2 Tujuan Khusus
. a. Tercapainya angka kesembuhan minimal 80% dari semua
penderita baru BTA positif ditemukan.
b. Tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap.

IV. Peran Lintas Program danLintasSektor

Lintas Program Peran LintasSektor Peran


a. Ruang Penemuan a. Camat Dukungan dana
Pelayanan Suspek TB Pangkalan dan logistik
Umum, Balai
KIA dan
MTBS)

LaborLLaboratoriumm
b Penegakan b Kader Membantu
. diagnose TB . Kesehata jalannya
n kegiatan yang
diselenggarakan
di desa
c. Promkes Penyebarluasa c. Kepala Membantu
n informasi Desa terselenggarany
tentangTB a acara yang di
adakan
puskesmas di
desa

3
d Gizi Penemuan
. suspek dari
kasus gizi
buruk
e HIV Kolaborasi
. pemeriksaan
HIV pada
pasien TB

KegiatanPokok Dan Rincian Kegiatan


V.
Program KegiatanPokok RincianKegiatan
Kegiatan
Kegiatan program Melakukan  Melakukan penyuluhan
TB pada kegiatan tentang penyakit TB dalam
penyelenggara penanganan TB gedung maupun di luar
UKP dalam gedung gedung
 Melakukan tes sputum atas
indikasi dari petugas
kesehatan (TIPK) pasien
yang berkunjung ke layanan
UPT Puskesmas Pangkalan
Balai
 Penyisiran TB diruang
pelayanan umum dan MTBS
yang dirujuk ke RS
 Pemeriksaan diagnosis TB

Kegiatan program Melakukan  Penyuluhan kepada


TB pada kegiatan masyarakat
penyelenggara penanganan TB di  Investigasi kontak
UKM luar gedung  Kegiatan ketuk pintu
 Penyisiran Pasien TB di Klinik
Swasta yang berada di
wilayah kerja UPTD

4
Puskesmas Pangkalan Balai
 Pelacakan TB Mangkir

Cara Melaksanakan Kegiatan


VI. Kegiatan penanganan TB di UPT Puskesmas Pangkalan Balai dilaksanakan
dengan :

a. Pelayanan dalam gedung yaitu melakukan penyuluhan didalam


gedung sekaligus menjaring suspect TB yang berobat di Poli Umum
b. Kolaborasi dengan lintas Program yaitu Promkes dalam
mensosialisasikan penyakit TB
c. Pelayanan di luar gedung yang meliputi penyuluhan dan penjaringan
yang dilakukan pada kelompok masyarakat.
d. Investigasi Kontak terhadap Keluarga dan tetangga pasien TB BTA
positif.
VII.
Sasaran
Sasaran pelaksanaan kegiatan adalah kelompok masyarakat yang
mempunyai gejala TB dan keluarga penderita TB

VIII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan konseling dan edukasi keluarga dan pasien TB Paru dilaksanakan
pada bulan mei tahun 2020

IX. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan penanganan TB di UPTD Puskesmas Pangkalan Balai di
evaluasi oleh penanggungjawab program kemudian di laporkan
kepenanggung jawab Upaya Kesehatan Masyarakat dan Perorangan untuk
dipaparkan di lokakarya mini Puskesmas baik Lokakarya Mini Bulanan
maupun Lokakarya Mini Lintas Sektor.

X. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Hasil kegiatan penanganan TB di UPTD Puskesmas Pangkalan Balai
dicatat dalam registrasi dilaporkan dalam bentuk laporan triwulan dan
pelaporan secara online ( SITB ) serta dievaluasi dalam bentuk laporan

5
tahunan mengetahui Kepala Puskesmas diteruskan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Banyuasin.

Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas
Pelaksana
Pangkalan Balai

dr. Hj. Reviyani Eni Purwaningsih, S. Kep. Ners


NIP.197706052010012007 NIP. 198303242010012014

Anda mungkin juga menyukai