Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKALIS

DINAS KESEHATAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS TENGGAYUN
KECAMATAN BANDAR LAKSAMANA
Jl. Jend. Sudirman Desa Tenggayun Kode Pos 28761
email puskesmastenggayun@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PROGRAM TB PARU

A. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
TB (Mycobacterium Tuberculosis). TB merupakan salah satu masalah utama kesehatan
masyarakat yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan kematian di Indonesia.
Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh
lainya . TB disebarkan melalui droplet pernafasan transmisi timbul akibat kontak
erat dengan individu yang terinfeksi. Kontak dengan pasien yang telah terbukti
memiliki TB dalam sputumnya memiliki resiko 25% untuk tertular TB.
Sekali batuk dapat dapat menyebarkan sekitar 3.500 kuman dan ketika bersin
menyebarkan 4.500-1.000.000 kuman yang terkandung dalam percikan dahaknya.
Penularan terjadi melalui dahak yang dapat bertahan selama beberapa jam dalam
ruangan yang tidak terkena sinar matahari dan lembab. Pengobatan TB
bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah
kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi
kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis.
Pengobatan TB Paru membutuhkan waktu 6-9 bulan sehingga dimungkinkan
pasien tidak patuh dalam menelan obat. Untuk menanggulangi masalah tersebut
peran masyarakat sebagai Pengawas Menelan Obat sangatlah penting. Diharapkan
dengan peran aktif Pengawas Menelan Obat dalam pendampingan di
Masyarakat akan menurunkan angka droup out/Default dan meningkatkan
kesembuhan.
Peran PMO adalah memastikan penderita menelan obat sesuai aturan,
mendampingi dan memberikan dukungan moral, mengingatkan pasien,
menemukan dan mengenali gejala efek samping obat, mengisi kartu kontrol, serta
memberikan penyuluhan.
PMO diperlukan untuk menjamin keteraturan pengobatan sehingga Penderita
TB Paru sembuh, pengobatan lengkap, tidak droup out/default, dan tidak gagal.
Kegagalan pengobatan TB Paru mengakibatkan Penderita mengalami TB MDR yaitu
Penderita menjadi resisten dengan OAT. Pengobatan TB MDR membutuhkan
waktu yang lebih lama dan biaya yang cukup besar. Untuk mencegah terjadinya
kegagalan pengobatan Penderita memerlukan pengawasan langsung dalam
menelan Obat yang dilakukan oleh PMO.
Untuk Data ditingkat Provinsi indikator hasil pencapaian Program TB di Provinsi Riau
untuk angka penemuan kasus baru TB Paru BTA positif (Case Detection Rate) pada tahun
2021 diperkirakan 27.601 kasus. Dan Untuk Di Kecamatan Bandar Laksamana sendiri
penyakit TB juga merupakan masalah kesehatan yang tentunya perlu mendapat perhatian. Dari
hasil capaian secara kumulatif Program TB tahun 2020 sampai 2022 jumlah temuan kasus TB
sebanyak 28 kasus.
Angka tersebut jelas menunjukkan bahwa penyakit TB di Kecamatan Bandar
Laksamana perlu ditanggulangi dan diberantas dengan strategi yang tepat dan
benar atau sesuai dengan Program pemerintah yaitu dengan TOSS TB
(Temukan Obati Sampai sembuh Tuberculosis).
Dalam pemberantasan penyakit TB Paru di wilayah kerja Puskesmas
Tenggayun Kecamatan Laksamana melakukan langkah – langkah sebagai
acuan pemegang program:
1. Penjaringan pasien yang batuk lebih dari 3 minggu dengan koordinasi BP
agar diperiksa dahaknya atau 10 % dari kunjungan diperiksa dahaknya
2. Pemeriksaan dahak dengan sisten SPS ( Sewaktu,Pagi,Sewaktu)
3. Pengiriman dahak ke RSUD (Pemeriksaan TCM)
4. Pengobatan dengan FDC
5. Pelacakan pasien TB mangkir minum obat
6. Penyuluhan di masyarakat dengan cara perorangan ataupun kelompok

1.2 Tujuan umum


Melakukan pencegahan dan penanggulangan penyakit TBC untuk
menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit TBC dengan cara
memutus rantai penularan sehingga penyakit TBC tidak lagi merupakan
masalah kesehatan masyarakat kecamatan Bandar Laksamana.

1.3 Tujuan khusus


1. Tercapainya angka kesembuhan minimal 85% dari semua penderita baru BTA
positif yang ditemukan.
2. Tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap sehingga dapat
mencapai 85% dari perkiraan semua penderita baru BTA positif.
3. Mengurangi pasien TB Mangkir.
B. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1. Pelacakan, pemeriksaan dan 1. Menemukan gejala di masyarakat.
investigasi kontak
2. Mengobati Penderita Penyakit
Menular Tb dengan tepat dan cepat.
3. Menyembuhkan Penderita Penyakit
Menular Tb.

2. Monitoring dan Evaluasi Program


1. Pemantauan pengobatan penderita
Tb
penyakit menular TB sampai
sembuh.
2. Kunjungan rumah pada pasien TB
yang mangkir minum obat

3 Penyuluhan
A. Memberikan informasi tentang TB Paru
B. Memberikan leaflet maupun
pemasangan poster TB Paru pada
tempat – tempat layanan kesehatan

C. Cara melakukan kegiatan


1. N JENIS KEGIATAN WAKTU SASARAN
O
1 Pelacakan dan pemeriksaan Kunjungan Ke Masyarakat / Anak
Rumah / sekolah Sekolah
2 Kunjungan Kontak Pasien TB Bila Pasien Baru Keluarga Pasien
BTA positif Dengan BTA positif
3 Kunjungan Pasien Mangkir Bila Pasien Mangkir Pasien Mangkir
Minum Obat OAT Minum OAT ≥ 2
minggu
4 Penyuluhan Kelompok Perorangan /
Kelompok
5 Pengiriman Slide Bila ada Pasien Pasien Pemeriksaan
Pemeriksaan TB TB

Kegiatan dilakukan sesuai dengan jadwal rutin yang telah ditetapkan.


2. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan standar operasional Prosedur (SOP)
yang telah ditetapkan masing-masing kegiatan.
3. Kegiatan dilaksanakan mengacu pada pedoman umum yang berlaku
4. Kegiatan dilakukan menyesuaikan dengan rencana pelaksanaan kegiatan
(RPK) Puskesmas.
5. Kegiatan dilakukan dengan menggunakan sepeda motor (ojek) untuk setiap
kegiatan dilapangan.
6. Kegiatan ini melibatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor
7. Kegiatan kunjungan rumah bekerja sama dengan Dinas DisDulDuk melalui
TPK (Tim Pendamping Keluarga) untuk Menurunkan angka kesakitan dan
angka kematian penyakit TB.

D. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah semua masyarakat yang ada di Kecamatan Bandar
Laksamana.

E. Jadwal pelaksanaan kegiatan


Menyesuaikan dengan jadwal pelaksanaan masing-masing kegiatan yang
telah disepakati dan yang telah ditetapkan.

F. Evaluasi pelaksanaan kegiatan laporan


Evaluasi kegiatan dilakukan di Lokakarya mini bulanan puskesmas,
Lokakarya Mini Lintas Sektor, Rapat Tinjauan Managemen, Audit Internal dan
Tinjauan Mutu Pelayanan Puskesmas.

G. Pencatatan pelaporan dan evaluasi kegiatan


Pencatatan dan pelaporan disampaikan dalam bentuk capaian hasil kegiatan
dan dimasukan kedalam penilaian kinerja puskesmas untuk dibuatkan
perencanaan tahun berikutnya.

Kepala UPT Puskesmas Tenggayun


Kecamatan Bandar Laksamana

Ners.Jumilah,S.Kep,MKM
NIP.19840506 200604 2 003

Anda mungkin juga menyukai