DAFTAR SINGKATAN
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah BB : Berat Badan
Covid 19 : Coronavirus Disease 19
CSO : Civil Society Organisation
DAK : Dana Alokasi Khusus
DM : Diabetes Mellitus
DOTS : Directly Observed Treatment Short-course
DPM : Dokter Praktik Mandiri Fasyankes : Fasilitas Pelayanan Kesehatan
FKRTL : Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan FKTP : Fasilitas Kesehatan Tingk
GF : Global Fund
HIV : Human Immunodeficiency Virus
IK : Investigasi Kontak
ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Atas KI : Kasus Indeks
KIE : Komunikasi Informasi Edukasi
KK : Kartu Keluarga
KTP : Kartu Tanda Penduduk
MTBS : Manajemen Terpadu Balita Sakit OAT : Obat Anti Tuberkulosis
ODHIV : Orang dengan HIV
P2PM : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular PAL : Practical Approach to
PP TBC : Pengobatan Pencegahan TBC PMO : Pengawas Menelan Obat
RT : Rukun Tetangga
RW : Rukun Warga
SITB : Sistem Informasi Tuberkulosis SR : Sub Recipient
SDM : Sumber Daya Manusia TB/TBC : Tuberkulosis
TBC RO : Tuberkulosis Resistan Obat TBC SO : Tuberkulosis Sensitif Obat TCM : Te
TemPO : Temukan Pisahkan dan Obati ToT : Training of Trainer
TPT : Terapi Pencegahan Tuberkulosis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL 1DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur IK 6Gambar 2 Alur Skrining TBC
A. TUJUAN
Tujuan Standar Prosedur Operasional (SPO) gerakan penemuan kasus TBC agar dinas kesehatan/puskesmas/kom
terkait lainnya dapat melakukan dan/atau membantu proses pelaksanaan sebagai berikut:
1. Menentukan sasaran
2. Menentukan jumlah target dan wilayah
3. Memberikan penjelasan alur dan langkah-langkah
4. Memberikan penjelasan pihak yang terlibat dan peran tanggung jawab
5. Memberikan penjelasan indikator keberhasilan, pencatatan dan pelaporan.
6. Memberikan penjelasan pembiayaan.
B. SASARAN
1. Kegiatan IK dapat dilakukan kerjasama antara petugas kesehatan dan atau kader untuk melakukan IK
seluruh Kasus Indeks (KI) baik pasien TBC SO/RO yang terkonfirmasi bakteriologis maupun yang terdiagnosis
usia baik dewasa maupun anak-anak. KI dapat diperoleh dari pasien TBC yang belum pernah dilakukan IK
Februari 2022.
2. Kegiatan Skrining TBC dapat dilakukan melalui skrining gejala TBC dengan opsi sasaran sebagai ber
a. Populasi umum
Rukun Tetangga (RT) memiliki minimal 1 kasus TBC dalam 2 tahun terakhir dan atau pada daerah kantong TBC
pernah dilakukan skrining TBC atau selama enam (6) bulan terakhir belum dilakukan skrining TBC kembali.
Untuk target masing-masing merujuk pada lampiran
b. Tempat – tempat khusus
Kegiatan skrining TBC di tempat-tempat khusus seperti Pondok Pesantren, Lapas/Rutan dan tempat kerja y
wilayah kerja per masing- masing dinas kesehatan kabupaten/kota yang belum dilakukan skrining TBC dal
atau yang sama sekali belum dilakukan skrining TBC. Skrining TBC dapat dilakukan di tempat-tempat
menyesuaikan situasi dan kondisi serta dukungan lintas sektor terkait dan Sumber Daya Manusia (SDM).
c. Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes)
Intensifikasi penemuan kasus TBC di fasyankes masing-masing (Balai Kesehatan, Puskesmas, Ruma
dilaksanakan melalui penguatan jejaring internal layanan TBC. Sasaran kegiatan ini adalah seluruh
1. Kegiatan IK
a. Alur IK
Gambar 1. Alur IK
b. Langkah – Langkah Pelaksanaan IK
Langkah-langkah dalam pelaksanaan investigasi kontak sesuai pada Juknis Investigasi Kontak:
1) Persiapan
a) Petugas Kesehatan menginformasikan kepada setiap pasien baru bahwa akan ada tim (Petugas Kesehatan dan atau
melakukan kunjungan rumah dan rumah sekitar pasien.
b) Petugas kesehatan melakukan identifikasi kontak dari kasus indeks dan mengisi formulir TBC.16K.
c) Petugas kesehatan menyepakati jadwal IK bersama kader. Data kasus indeks diberikan oleh petugas keseh
dengan wilayah kerja kader.
d) Petugas kesehatan menyerahkan formulir TBC.16K kepada kader dan diharapkan kader menghubungi PMO
untuk
mengatur jadwal kunjungan.
e) Sebelum melakukan kunjungan, kader menyiapkan masker untuk diberikan pada pasien, sura
materi KIE untuk edukasi, formulir TBC.16K, TBC.16 RK dan surat pengantar.
2) Pelaksanaan
a) Petugas kesehatan atau kader mengunjungi rumah kasus indeks, dengan mengutamakan kerah
diperlukan, untuk memastikan alamat, petugas kesehatan/kader dapat menghubungi tokoh masya
Lurah, Kepala Desa, Kepala Dusun, dll. Kader juga dapat melakukan kunjungan dengan didampin
b) Petugas kesehatan/kader melakukan konfirmasi ulang terkait kontak yang tercatat di formulir T
kontak, pada rumah kasus indeks minimal 20 kontak yang akan diinvestigasi.
c) Petugas kesehatan/kader melakukan skrining secara langsung (tatap muka) kepada kontak d
- Jika kontak berusia < 15 tahun, diberikan surat pengantar ke fasyankes;
- Jika kontak berusia ≥ 15 tahun, kader melakukan investigasi terhadap gejala dan faktor risiko.
d) Kontak yang berusia ≥ 15 tahun akan diberikan surat pengantar dan memastikan kontak
periksa ke puskesmas, kontak yang dirujuk bila memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:
- Batuk (berdahak maupun tidak berdahak tanpa minimal durasi)
- Gejala lain (sesak napas, berkeringat di malam hari tanpa kegiatan, demam meriang >1 bulan)
(DM, lansia, HIV, perokok, ibu hamil, malnutrisi)
- Kontak serumah (meskipun tanpa gejala)
e) Pelaksanaan IK:
- Bila IK dilakukan oleh kader, maka kader mencatat hasil skrining dalam formulir TBC
1 rangkap kepada petugas di fasyankes untuk dilampirkan di formulir TBC.01.
- Bila IK dilakukan oleh petugas kesehatan, maka petugas akan mencatat hasil skrining dal
melampirkannya di formulir TBC.01.
f) Jika menemukan terduga TBC, petugas kesehatan/kader mengisi Surat
Pengantar Pemeriksaan TBC dan merujuk kontak untuk mendapat pemeriksaan di fasyankes. Apabila diperlukan, mak
mendampingi terduga TBC untuk datang ke fasyankes.
Pengantar Pemeriksaan TBC dan merujuk kontak untuk mendapat pemeriksaan di fasyankes. Apabila diperlukan, mak
mendampingi terduga TBC untuk datang ke fasyankes.
g) Investigasi Kontak dapat dilaksanakan selama 1 minggu untuk 1 Kasus Indeks. Jika pada sa
kontak dapat diskrining, maka kader melakukan kunjungan ulang di hari berikutnya u
kontak telah dilakukan skrining.
h) Kader mencatat rekapitulasi hasil IK semua kasus indeks yang menjadi
tanggung jawabnya pada formulir TBC.16 RK
a) Koordinasi
Banyak pihak yang terlibat dalam pencegahan dan penanggulangan TBC, baik itu pihak p
pemerintah (Swasta, CSO, SR TBC Komunitas dll). Oleh karena itu dalam penyelen
TBC secara aktif ini diperlukan koordinasi dan kolaborasi multi pihak untuk mema
peran, pemetaan dan pembagian sumber daya, menghindari duplikasi, pendataan terin
kesenjangan serta menjamin keamanan dan ketertiban pelaksanaan kegiatan ini. Perlu diident
- Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan
- Puskesmas/layanan kesehatan yang akan terlibat
- Petugas yang akan terlibat dalam edukasi dan skrining
- Penyediaan bilik dahak (udara terbuka dan jauh dari ruang tunggu)
- Sarana dan pra sarana lainnya yang diperlukan dalam kegiatan
b) Pendataan Masyarakat
Pada daerah yang menjadi sasaran diperlukan data masyarakat semua umur yang bukan pas
menjadi sasaran kegiatan. Kemudian disusun daftar undangan peserta sesuai target sasaran p
pelaksanaan.
c) Pemberitahuan kepada Masyarakat
Diperlukan pembagian undangan kepada masyarakat dari pimpinan daerah setempat (kep
agar masyarakat hadir ke pusat kegiatan sesuai waktu yang sudah ditetapkan.
d) Pengaturan Alur Kegiatan sesuai Protokol Kesehatan
Perlu dipersiapkan alur protokol kesehatan dalam pelaksanaan seperti pemeriksaan suhu, Q
memungkinkan), ruang tunggu berjarak dan penyediaan tempat cuci tangan/antiseptik.
2) Alur Skrining TBC pada Populasi Umum dan Tempat-tempat Khusus
Meja 1 Penyuluhan Informasi
Dasar terkait TBC
Meja 2 Registrasi dan
Pemeriksaan Suhu, BB,
TB serta Tekanan Darah
Meja 3
Anamnesis/Wawancara Gejala
TBC dan Edukasi Hasil Skrining
TBC
Meja 4
Pengambilan, Pengemasan dan
Pengiriman Dahak
KTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2022
DAFTAR SINGKATAN
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah BB : Berat Badan
Covid 19 : Coronavirus Disease 19
CSO : Civil Society Organisation
DAK : Dana Alokasi Khusus
DM : Diabetes Mellitus
DOTS : Directly Observed Treatment Short-course
DPM : Dokter Praktik Mandiri Fasyankes : Fasilitas Pelayanan Kesehatan
FKRTL : Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan FKTP : Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
GF : Global Fund
HIV : Human Immunodeficiency Virus
IK : Investigasi Kontak
ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Atas KI : Kasus Indeks
KIE : Komunikasi Informasi Edukasi
KK : Kartu Keluarga
KTP : Kartu Tanda Penduduk
MTBS : Manajemen Terpadu Balita Sakit OAT : Obat Anti Tuberkulosis
ODHIV : Orang dengan HIV
P2PM : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular PAL : Practical Approach to Lung Health
PP TBC : Pengobatan Pencegahan TBC PMO : Pengawas Menelan Obat
RT : Rukun Tetangga
RW : Rukun Warga
SITB : Sistem Informasi Tuberkulosis SR : Sub Recipient
SDM : Sumber Daya Manusia TB/TBC : Tuberkulosis
TBC RO : Tuberkulosis Resistan Obat TBC SO : Tuberkulosis Sensitif Obat TCM : Tes Cepat Molekuler
TemPO : Temukan Pisahkan dan Obati ToT : Training of Trainer
TPT : Terapi Pencegahan Tuberkulosis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL 1DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur IK 6Gambar 2 Alur Skrining TBC Populasi Umum dan Tempa
A. TUJUAN
Tujuan Standar Prosedur Operasional (SPO) gerakan penemuan kasus TBC agar dinas kesehatan/puskesmas/komunitas dan pihak – pih
terkait lainnya dapat melakukan dan/atau membantu proses pelaksanaan sebagai berikut:
1. Menentukan sasaran
2. Menentukan jumlah target dan wilayah
3. Memberikan penjelasan alur dan langkah-langkah
4. Memberikan penjelasan pihak yang terlibat dan peran tanggung jawab
5. Memberikan penjelasan indikator keberhasilan, pencatatan dan pelaporan.
6. Memberikan penjelasan pembiayaan.
B. SASARAN
1. Kegiatan IK dapat dilakukan kerjasama antara petugas kesehatan dan atau kader untuk melakukan IK dengan sasaran pada
seluruh Kasus Indeks (KI) baik pasien TBC SO/RO yang terkonfirmasi bakteriologis maupun yang terdiagnosis klinis, yaitu pada seluruh
usia baik dewasa maupun anak-anak. KI dapat diperoleh dari pasien TBC yang belum pernah dilakukan IK pada periode Juli 2021 s
Februari 2022.
2. Kegiatan Skrining TBC dapat dilakukan melalui skrining gejala TBC dengan opsi sasaran sebagai berikut:
a. Populasi umum
Rukun Tetangga (RT) memiliki minimal 1 kasus TBC dalam 2 tahun terakhir dan atau pada daerah kantong TBC semua usia yang belum
pernah dilakukan skrining TBC atau selama enam (6) bulan terakhir belum dilakukan skrining TBC kembali.
Untuk target masing-masing merujuk pada lampiran
b. Tempat – tempat khusus
Kegiatan skrining TBC di tempat-tempat khusus seperti Pondok Pesantren, Lapas/Rutan dan tempat kerja yang masuk ke dalam
wilayah kerja per masing- masing dinas kesehatan kabupaten/kota yang belum dilakukan skrining TBC dalam enam (6) bulan terakh
atau yang sama sekali belum dilakukan skrining TBC. Skrining TBC dapat dilakukan di tempat-tempat khusus dengan
menyesuaikan situasi dan kondisi serta dukungan lintas sektor terkait dan Sumber Daya Manusia (SDM).
c. Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes)
Intensifikasi penemuan kasus TBC di fasyankes masing-masing (Balai Kesehatan, Puskesmas, Rumah Sakit dan Klinik)
dilaksanakan melalui penguatan jejaring internal layanan TBC. Sasaran kegiatan ini adalah seluruh
1. Kegiatan IK
a. Alur IK
mbar 1. Alur IK
Langkah – Langkah Pelaksanaan IK
ngkah-langkah dalam pelaksanaan investigasi kontak sesuai pada Juknis Investigasi Kontak:
Persiapan
Petugas Kesehatan menginformasikan kepada setiap pasien baru bahwa akan ada tim (Petugas Kesehatan dan atau kader) yang akan
akukan kunjungan rumah dan rumah sekitar pasien.
Petugas kesehatan melakukan identifikasi kontak dari kasus indeks dan mengisi formulir TBC.16K.
Petugas kesehatan menyepakati jadwal IK bersama kader. Data kasus indeks diberikan oleh petugas kesehatan kepada kader sesu
gan wilayah kerja kader.
Petugas kesehatan menyerahkan formulir TBC.16K kepada kader dan diharapkan kader menghubungi PMO masing masing kasus inde
uk
ngatur jadwal kunjungan.
e) Sebelum melakukan kunjungan, kader menyiapkan masker untuk diberikan pada pasien, surat tugas, tanda pengenal,
materi KIE untuk edukasi, formulir TBC.16K, TBC.16 RK dan surat pengantar.
2) Pelaksanaan
a) Petugas kesehatan atau kader mengunjungi rumah kasus indeks, dengan mengutamakan kerahasiaan pasien. Jika
diperlukan, untuk memastikan alamat, petugas kesehatan/kader dapat menghubungi tokoh masyarakat, seperti RT, RW,
Lurah, Kepala Desa, Kepala Dusun, dll. Kader juga dapat melakukan kunjungan dengan didampingi oleh petugas kesehatan
b) Petugas kesehatan/kader melakukan konfirmasi ulang terkait kontak yang tercatat di formulir TBC.16 K dan pendataan
kontak, pada rumah kasus indeks minimal 20 kontak yang akan diinvestigasi.
c) Petugas kesehatan/kader melakukan skrining secara langsung (tatap muka) kepada kontak dan:
- Jika kontak berusia < 15 tahun, diberikan surat pengantar ke fasyankes;
- Jika kontak berusia ≥ 15 tahun, kader melakukan investigasi terhadap gejala dan faktor risiko.
d) Kontak yang berusia ≥ 15 tahun akan diberikan surat pengantar dan memastikan kontak yang dirujuk datang dan
periksa ke puskesmas, kontak yang dirujuk bila memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:
- Batuk (berdahak maupun tidak berdahak tanpa minimal durasi)
- Gejala lain (sesak napas, berkeringat di malam hari tanpa kegiatan, demam meriang >1 bulan) dan faktor risiko yang lai
(DM, lansia, HIV, perokok, ibu hamil, malnutrisi)
- Kontak serumah (meskipun tanpa gejala)
e) Pelaksanaan IK:
- Bila IK dilakukan oleh kader, maka kader mencatat hasil skrining dalam formulir TBC.16K dan menyerahkan
1 rangkap kepada petugas di fasyankes untuk dilampirkan di formulir TBC.01.
- Bila IK dilakukan oleh petugas kesehatan, maka petugas akan mencatat hasil skrining dalam formulir TBC.16K dan
melampirkannya di formulir TBC.01.
f) Jika menemukan terduga TBC, petugas kesehatan/kader mengisi Surat
emeriksaan TBC dan merujuk kontak untuk mendapat pemeriksaan di fasyankes. Apabila diperlukan, maka kader
terduga TBC untuk datang ke fasyankes.
emeriksaan TBC dan merujuk kontak untuk mendapat pemeriksaan di fasyankes. Apabila diperlukan, maka kader
terduga TBC untuk datang ke fasyankes.
g) Investigasi Kontak dapat dilaksanakan selama 1 minggu untuk 1 Kasus Indeks. Jika pada saat kunjungan, tidak semu
kontak dapat diskrining, maka kader melakukan kunjungan ulang di hari berikutnya untuk memastikan semua
kontak telah dilakukan skrining.
h) Kader mencatat rekapitulasi hasil IK semua kasus indeks yang menjadi
tanggung jawabnya pada formulir TBC.16 RK
a) Koordinasi
Banyak pihak yang terlibat dalam pencegahan dan penanggulangan TBC, baik itu pihak pemerintah maupun non-
pemerintah (Swasta, CSO, SR TBC Komunitas dll). Oleh karena itu dalam penyelenggaraan penemuan kasus
TBC secara aktif ini diperlukan koordinasi dan kolaborasi multi pihak untuk memastikan adanya pembagian
peran, pemetaan dan pembagian sumber daya, menghindari duplikasi, pendataan terintegrasi dan saling mengis
kesenjangan serta menjamin keamanan dan ketertiban pelaksanaan kegiatan ini. Perlu diidentifikasi:
- Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan
- Puskesmas/layanan kesehatan yang akan terlibat
- Petugas yang akan terlibat dalam edukasi dan skrining
- Penyediaan bilik dahak (udara terbuka dan jauh dari ruang tunggu)
- Sarana dan pra sarana lainnya yang diperlukan dalam kegiatan
b) Pendataan Masyarakat
Pada daerah yang menjadi sasaran diperlukan data masyarakat semua umur yang bukan pasien TBC yang akan
menjadi sasaran kegiatan. Kemudian disusun daftar undangan peserta sesuai target sasaran per hari selama waktu
pelaksanaan.
c) Pemberitahuan kepada Masyarakat
Diperlukan pembagian undangan kepada masyarakat dari pimpinan daerah setempat (kepala desa/lurah/camat)
agar masyarakat hadir ke pusat kegiatan sesuai waktu yang sudah ditetapkan.
d) Pengaturan Alur Kegiatan sesuai Protokol Kesehatan
Perlu dipersiapkan alur protokol kesehatan dalam pelaksanaan seperti pemeriksaan suhu, QR code (bila
memungkinkan), ruang tunggu berjarak dan penyediaan tempat cuci tangan/antiseptik.
2) Alur Skrining TBC pada Populasi Umum dan Tempat-tempat Khusus
b) Memobilisasi masyarakat (penggerakan massa) untuk mengikuti kegiatan skrining TBC yang dilaksanakan oleh
fasyankes setempat dengan cara mengundang masyarakat di wilayah kerja setempat.
b. Kegiatan Intensifikasi Penemuan Kasus TBC di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Berikut peran dan tanggungjawab dari
masing-masing pihak dalam pelaksanaan skrining TBC di fasyankes:
1) Dinas Kesehatan Provinsi
a) Mengidentifikasi dan melakukan pemetaan fasyankes (Balai Kesehatan, Puskesmas, Rumah Sakit dan Klinik) di provinsi;
b) Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan fasyankes di provinsi;
c) Melakukan sosialisasi, peningkatan kapasitas, pendampingan dan On the Job Training terkait tatalaksana TBC, alur
pencatatan dan pelaporan TBC dan implementasi jejaring layanan TBC kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dan/atau fasyankes;
d) Memfasilitasi pembuatan akun SITB untuk fasyankes;
e) Melakukan pemantauan, evaluasi dan memberikan umpan balik secara rutin kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota;
f) Melakukan analisis data capaian penanggulangan TBC dan kontribusi fasyankes dalam penemuan dan pengobatan TBC
di tingkat provinsi;
g) Memfasilitasi koordinasi, jejaring kerja dan jejaring layanan TBC antar kabupaten/kota di provinsi;
2) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
a) Mengidentifikasi dan melakukan pemetaan fasyankes (Balai Kesehatan, Puskesmas, Rumah Sakit dan Klinik) di
kabupaten/kota;
b) Berkoordinasi dengan fasyankes di kabupaten/kota;
c) Melakukan sosialisasi, peningkatan kapasitas, pendampingan dan On the Job Training terkait tatalaksana TBC, alur
pencatatan dan pelaporan TBC dan implementasi jejaring layanan TBC kepada fasyankes;
d) Memfasilitasi pembuatan akun SITB untuk fasyankes;
e) Melakukan pemantauan, evaluasi dan memberikan umpan balik secara rutin kepada fasyankes;
f) Melakukan analisis data capaian penanggulangan TBC dan kontribusi fasyankes dalam penemuan dan
pengobatan TBC di tingkat kabupaten/kota.
g) Memfasilitasi koordinasi, jejaring kerja dan jejaring layanan TBC antar
fasyankes di kabupaten/kota;
3) Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Balai Kesehatan, Puskesmas, Rumah Sakit dan Klinik)
a) Manajemen fasyankes sebagai penanggung jawab di fasyankes mendorong keterlibatan dan kontribusi seluruh
unit/poli pelayanan dalam penemuan dan pengobatan TBC;
b) Manajemen fasyankes mengadakan pertemuan koordinasi, memantau dan mengevaluasi keterlibatan dan kontribusi
seluruh unit/poli dalam penemuan dan pengobatan TBC;
c) Seluruh unit/poli pelayanan di fasyankes menerapkan strategi TemPO, menemukan terduga TBC melalui skrining
gejala TBC, berkoordinasi dengan poli TBC/DOTS/Paru, serta mencatat dan melaporkan seluruh terduga TBC kepada p
TBC/DOTS/Paru;
d) Poli TBC/DOTS/Paru secara aktif berkoordinasi dengan seluruh unit/poli pelayanan TBC untuk meningkatkan penemu
terduga TBC melalui skrining gejala TBC, mengurangi keterlambatan diagnosis, berkolaborasi dengan layanan lain, serta
memastikan seluruh terduga dan pasien TBC dilaporkan ke sistem informasi TBC (SITB);
e) Poli TBC/DOTS/Paru aktif berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan
setempat dan fasyankes lain yang berjejaring.
F. INDIKATOR PENILAIAN KEBERHASILAN
1. Kegiatan IK
a. Presentase jumlah kasus indeks yang dilakukan IK
1. FORMULIR SKRINING GEJALA TBC PADA POPULASI UMUM DAN TEMPAT KHUSUS
Alur Skrining TBC Populasi Umum dan Tempat-Tempat Khusus 10Gambar 3 Alur Jejaring Internal Layanan TBC
6K.
h petugas kesehatan kepada kader sesuai
ng pihak terkait
Komunitas
data kasus indeks sesuai alur koordonasi data
ogram
n surat rujukan
pada kader bersama dengan tim pelatih
an Obat (PMO)
(PP TBC)
as kesehatan
BC diinput di SITB.
m dan tempat-tempat khusus di
ning.
ten/Kota dan pihak-pihak terkait selama
syankes setempat.
upaten/kota di provinsi;
kepada fasyankes;
nkes dalam penemuan dan
Klinik)
dorong keterlibatan dan kontribusi seluruh
n
Maret – Juni 2022.
x 100%
Indikator ini menggambarkan jumlah kasus indeks TBC yang ditemukan dari hasil investigasi kon
kasus TBC yang dilaporkan pada periode Maret – Juni 2022.
Indikator ini menggambarkan jumlah kontak serumah yang mendapatkan TPT diantara total k
sakit TBC dari hasil investigasi kontak
pada periode Maret – Juni 2022.
2. Kegiatan Skrining TBC
a. Kegiatan Skrining TBC pada populasi umum dan tempat-tempat khusus
Ada empat (4) indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan kegiatan skrining TBC pada pop
tempat khusus, yaitu:
1) Persentase peserta yang diskrining TBC
Adalah persentase peserta yang diskrining TBC, angka ini diharapkan mencapai 100%* dari target yan
Rumus:
x 100%
00%
n 2021.
100%
4) Persentase yang terdiagnosis TBC
Adalah persentase peserta yang diskrining TBC dan terdiagnosis TBCdari terduga TBC yang
TCM.
Rumus:
Jumlah peserta yang 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑖𝑎𝑔𝑛𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑇𝐵𝐶
Jumlah terduga TBC yang dilakukan pemeriksaan TCM
*Referensi berdasarkan Hasil Skrining Gejala TBC di 7 Kabupaten/kota Tahun 2021.
b. Kegiatan Intensifikasi Penemuan Kasus TBC di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Indikator kegiatan in
TBC di fasyankes mengacu pada indikator dan target yang sudah ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kab
masing-masing.
G. PENCATATAN – PELAPORAN
1. Pencatatan
a. Kegiatan IK
Formulir yang digunakan untuk pencatatan dan pelaporan investigasi kontak sesuai dengan yang tertera pad
Investigasi Kontak oleh Tenaga Kesehatan dan Komunitas.
1) Formulir Investigasi Kontak Tuberkulosis (TBC.16K)
2) Formulir Rekapitulasi Investigasi Kontak Oleh Kader (TBC.16RK)
3) Formulir Rekapitulasi Investigasi Kontak Tuberkulosis di Fasyankes (TBC.16 FASYANKES)
4) Formulir Rekapitulasi Investigasi Kontak Tuberkulosis di Kabupaten/Kota (TBC.16 KAB/KOTA)
5) Formulir Rekapitulasi Investigasi Kontak Tuberkulosis di Provinsi (TBC.16 PROVINSI)
b. Kegiatan Skrining TBC
a. Kegiatan Skrining TBC pada populasi umum dan tempat-tempat khusus Pencatatan dan pelaporan skrining
umum dan tempat- tempat khusus dicatat menggunakan formulir skrining gejala TBC pada populasi umum
(Lampiran 1) dan menggunakan formulir rekapitulasi hasil skrining TBC (Lampiran 4). Formulir rekapitulasi h
dilaporkan setiap akhir bulan secara berjenjang. Pada data terduga TBC yang teridentifikasi sampai pemeriksaan
sebagai pasien
TBC wajib diinput ke SITB secara real time.
b. Kegiatan Intensifikasi Penemuan Kasus TBC di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kegiatan intensifikasi p
fasyankes melalui penguatan jejaring internal layanan TBC di fasyankes tidak menggunakan formulir khus
TBC dapat dilakukan dengan formulir skrining gejala TBC generik (Lampiran 2). Terduga TBC yang ditem
lanjutan pengobatan pasien TBC dicatat dan dilaporkan melalui SITB secara real time oleh petugas poli T
2. Pelaporan
a. Alur Pelaporan IK
1) Pelaporan pelaksanaan hasil investigasi kontak pada kegiatan ini dilaksanakan secara berjenjang mul
kesehatan/ Puskesmas, Kabupaten/Kota, Provinsi hingga ke Pusat.
2) Untuk keperluan pelaporan kegiatan ini, Dinas Kesehatan Provinsi mengirimkan rekap h
berupa form TBC 16 Provinsi (Lampiran 3) ke Kementerian Kesehatan.
3) Pelaporan pelaksanaan IK secara real time ke SITB tetap dilakukan oleh setiap
Fasyankes.
b. Alur Pelaporan Kegiatan Skrining TBC pada populasi umum dan tempat-tempat khusus
1) Pelaporan pelaksanaan hasil skrining TBC ini dilaksanakan secara berjenang mulai dari fasilitas kes
Kabupaten/Kota, Provinsi hingga ke
Pusat.
2) Untuk keperluan pelaporan kegiatan ini, Dinas Kesehatan Provinsi melakukan rekapitulasi dari s
wilayahnya dengan menggunakan format Laporan Rekapitulasi Hasil Skrining TBC (Lampiran 4) da
tersebut ke Pusat.
3) Pelaporan dilakukan setiap akhir bulan.
PUSAT
Laporan Rekapitulasi Skrining TBC
PROVINSI
Laporan Rekapitulasi Skrining TBC
KABUPATEN/KOTA
Laporan Rekapitulasi Skrining TBC
FASYANKES
H. PEMBIAYAAN
Pembiayaan dalam gerakan optimalisasi penemuan kasus TBC melalui kegiatan IK, skrining TBC pada p
tempat-tempat khusus, serta intensifikasi penemuan kasus TBC di fasyankes dibebankan pada anggaran yang
masing kabupaten/kota (APBD, DAK non fisik, GF, atau sumber lain yang sah menurut
perundang-undangan).
TBCdari terduga TBC yang dilakukan pemeriksaan
x 100%
ahun 2021.
sehatan Indikator kegiatan intensifikasi penemuan kasus
n oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
ASYANKES)
TBC.16 KAB/KOTA)
6 PROVINSI)
etiap
t-tempat khusus
enang mulai dari fasilitas kesehatan/ Puskesmas,
Kegemukan : 23 - 27 Kg/m 2
Normal : 18 - 25 Kg/m 2
(…………………………..) (…………………………..)
Ada pembesaran getah bening di leher atau diketiak
Lainnya (sebutkan)
Dinyatakan terduga TBC jika memiliki satu atau lebih kriteria berikut:
1. Memiliki gejala utama TBC dengan atau tanpa gejala tambahan
2. Memiliki riwayat kontak dengan faktor risiko atau salah satu gejala tambahan
3. Memiliki faktor risiko dengan gejala tambahan
14 Faktor Risiko Centang/ceklis pada salah satu poin sesuai yang dialami oleh peserta
skrining TBC
15 Gejala Utama TBC Centang/ceklis “Ya” atau “Tidak” pada salah satu poin sesuai yang
dialami oleh peserta skrining TBC
Gejala TBC Tambahan Centang/ceklis “Ya” atau “Tidak” pada salah satu poin sesuai yang
16 dialami oleh peserta skrining TBC.
Tulis jika ada tambahan gejala lain
Centang/ceklis “Ya” atau “Tidak” pada salah satu poin
17 Terduga TBC sesuai yang dialami oleh peserta skrining TBC berdasarkan kriteria yang
ditetapkan
18 Tanggal Skrining Tulis tanggal dilakukan skrining TBC
Tanda Tangan
19 Pemeriksa Tulis nama dan tanda tangan petugas yang melakukan skrining TBC
peserta
mHg)
ning
eserta skrining (dalam
mi oleh peserta
poin
sarkan kriteria yang
Dinyatakan terduga TBC jika memiliki satu atau lebih kriteria berikut:
1. Memiliki gejala utama TBC dengan atau tanpa gejala tambahan
2. Memiliki riwayat kontak dengan faktor risiko atau salah satu gejala tambahan
3. Memiliki faktor risiko dengan gejala tambahan
Pemeriksa, Peserta,
(…………………………..) (…………………………..)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jumlah
Jumlah Jumlah yang Jumlah yang Jumlah Jumlah
memenuhi Dirujuk diperiksa kontak penerima TPT
syarat rujukan yang sakit
<5 ≥ Total TBC
th 5 Dirujuk
th < 5 th ≥ 5 th
12 13 14 15 16 17 18 19
LAPORAN REKAPITULASI HASIL SKRINING TBC KABUPATEN BULELENG
Periode Pelaporan: Apri 2022
Usia Jenis Kelamin Hasil Skrining Gejala TBC
Kabupaten/ Sasaran Nama Tempat Jumlah Skrining Gejala
No Provinsi Kota (Umum/Khusu Pelaksanaan TBC <15 Tahun ≥ 15 Tahun L P Bukan Terduga TBC Terduga TBC
s)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1 Bali Buleleng umum Desa Tirtasari 62 0 62 17 45 62 0
2 Bali Buleleng umum Desa Bnayuatis 81 0 81 43 38 79 2
3
4
5
dst
Total 143 0 143 60 83 141 2
Hasil Pemeriksaan TCM Hasil Penegakan Diagnosis TBC
Jumlah Pemeriksaan TCM Tes MTB MTB Positif Bukan TBC Terkonfirmasi Bakteriologis Terdiagnosis Klinis
gagal Negatif Resistan Sensitif Indeterm
(13) (14) (15) Rifampisin/RR
(16) Rifampisin/SR
(17) (18)inet (19) (20) (21)
0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 0 1 0 0
1 0 1 0 0 0 1 0 0
Petunjuk Pengisian Lampiran 4
Petunjuk Pengisian Laporan Rekapitulasi Hasil Skrining TBC
Periode pelaporan adalah waktu untuk melaporkan hasil skrining TBC pada populasi umum dan tempat khusus secara berjenjang seti
1
2
3
4
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Petunjuk Pengisian Lampiran 4
Petunjuk Pengisian Laporan Rekapitulasi Hasil Skrining TBC
Periode pelaporan adalah waktu untuk melaporkan hasil skrining TBC pada populasi umum dan tempat khusus secara berjenjang setiap ak
Nomor urut
Nama provinsi
Nama kabupaten/kota
Nama sasaran skrining TBC
- umum = sasaran skrining TBC dilakukan pada populasi umum
- khusus = sasaran skrining TBC dilakukan pada tempat-tempat khusus
Nama tempat pelaksanaan kegiatan skrining TBC
- umum = nama puskesmas atau fasyankes yang melakukan skrining TBC pada populasi umum
- khusus = nama tempat pelaksanaan skrining TBC di lakukan contohnya Ponpes A, Lapas B, dsb
Jumlah peserta yang dilakukan skrining gejala TBC
Usia <15 tahun = peserta yang sudah dilakukan skrining gejala TBC dengan usia < 15 tahun
Usia ≥ 15 tahun = peserta yang sudah dilakukan skrining gejala TBC dengan usia ≥ 15 tahun
L = peserta yang sudah dilakukan skrining gejala TBC dengan jenis kelamin laki-laki
P = peserta yang sudah dilakukan skrining gejala TBC dengan jenis kelamin perempuan
Jumlah peserta kolom (6) yang tidak didapat gejala utama atau gejala tambahan
Jumlah peserta kolom (6) yang memiliki satu atau lebih kriteria sebagai berikut:
- Memiliki gejala utama TBC dengan atau tanpa gejala tambahan
- Memiliki riwayat kontak dengan faktor risiko atau salah satu gejala tambahan
- Memiliki faktor risiko dengan gejala tambahan
Jumlah peserta kolom (12) sebagai terduga TBC yang dilakukan pemeriksaan sputum dengan TCM
Jumlah pemeriksaan kolom (13) dinyatakan tes gagal jika hasil pemeriksaan TCM adalah error, invalid atau no result
Jumlah pemeriksaan kolom (13) dinyatakan MTB negatif jika hasil pemeriksaan TCM adalah negatif
Jumlah pemeriksaan kolom (13) dinyatakan MTB positif jika hasil pemeriksaan TCM adalah Resistan Rifampisin/RR
Jumlah pemeriksaan kolom (13) dinyatakan MTB positif jika hasil pemeriksaan TCM adalah Sensitif Rifampisin/SR
Jumlah pemeriksaan kolom (13) dinyatakan MTB positif jika hasil pemeriksaan TCM adalah Indeterminet
Jumlah peserta yang dilakukan pemeriksaan TCM dengan hasil diperoleh tes gagal atau MTB negatif pada kolom (14 dan 15)
Jumlah peserta yang dilakukan pemeriksaan TCM dengan hasil diperoleh MTB positif pada kolom (16-18)
Jumlah peserta yang dilakukan pemeriksaan TCM dengan hasil diperoleh MTB negatif tetapi diagnosis dokter di Puskesmas/RS mendukung terdiagnosis kl