Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PROGRAM PENANGGULANGAN TB PARU


DI UPT PUSKESMAS LUAS TAHUN 2023

DINAS KESEHATAN KABUPATEN KAUR


UPT PUSKESMAS LUAS
I. PENDAHULUAN

Tuberkulosis (TBC) Merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian di
dunia. Tuberkulosis di sebabkan oleh kuman mycobacterium tuberkulosis.Terdapat 969.000
kasus tuberkulosis (TBC) baru di Indonesia dan menempatkan sebagai negara kedua dengan
kasus tbc terbanyak di dunia lebih lanjut data Kemenkes RI per November 2021 selain itu
diketahui bahwa tidak semua orang yang terinfeksi kuman TBC akan mengalami gejala sakit
tbc kondisi ini dikenal dengan infeksi laten tbc ( ILTB) studi menunjukkan bahwa 5-10%
orang dengan ILTB akan berkembang menjadi TBC aktif dalam 5 tahun sejak pertama kali
terinfeksi. Terdapat estimasi beban kasus TBC laten sekitar 2.795.994 orang yang kontak
dengan kasus TBC Aktif.
TBC merupakan salah satu penyakit yang ditularkan melalui udara (air bornedisease) secara
langsung dari satu orang ke orang sekitarnya. TBC dapat terjadi pada saat seseorang dengan
penyakit tbc paru sedang batuk atau bersin , dengan kata lain setiap kali ada udara keluar secara
paksa dari paru atau saluran pernapasan. Dengan demikian perlu upaya untuk mencegah dan
mengendalikan penularan penyakit infeksi TBC yang menular melalui udara baik di fasitasi
kesehatan maupun dalam konteks masyarakat umum atau konunitas (non-fasilitas kesehatan).

II. LATAR BELAKANG


Permasalahan Tuberkulosis (TBC) masih menjadi tantangan kesehatan masyarakat
Indonesia kasus TBC Indonesia mengalami peningkatan tahun 2022 dari 824 000 menjadi
969.000 kasus. Sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018
tentang Standar Pelayanan Minimal, pelayanan kesehatan orang terduga Tuberkulosis yang
bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/preventif termasuk salah satu jenis pelayanan
dasar dalam SPM kesehatan daerah. Penegakan diagnosis TBC menggunakan Tes Cepat
Molekuler (TCM) menjadi standar pelayanan minimal yang dimaksud.
Penemuan pasien TBC di Puskesmas Luas, ditargetkan 24 orang pada tahun 2022 Namum
SPM haru mencapai dari target 33%. Sedangkan untuk tahun 2023 target penemuan kast TBC
mengalami pemaruman menjadi 22 Penemuan kasus diawali skrining gejala dan penemuan
rendiga TBC. Dari data di atas, diketahui bahwa penemuan terduga TBC masih belum optimal.
Kementerian Kesehari sejak tahun 2018 telah mengembangkan model pelacakan yang agresif
terhadap kontak erat pasien TBC yang dikenal dengan IK (Investigasi Kontak)
Dalan pemberantasan TBC di Puskesmas Luas melakukan langkah-langkah sebagai
acuan program yaitu :
1. Penjaringan pasien yang batuk lebih dari 2 minggu dengan koordinasi BP agar di periksa
dahaknya
2. Pemeriksaan dahak dengan sistem SPS(Sewaktu Pag, Sewaktu)
3. Pengiriman datuk ke fasilitas kesehatan yang ada pemeriksaan Test Cepat Molekuler
(TCM)
4. Pengobatan pasien dengan OAT
5. Pelacakan kasus TBC
6. Penyuluhan di masyarakat dengan cara individu atau kelompok
7. Pembentukan Kader TB

A. Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit TBC dengan cara memutus
rantai penularan sehingga tidak lagi menjadi masalah kesehatan terutama di wilayah
Puskesmas Luas
B. Tujuan khusus
1. Tercapainya target penemuan kasun TBC sesuai target SPM Dinas Kesehatan Kab.
Kaur 100%
2. Tercanamya target kesembuhan pasien TBC minimal 85% dari seluruh penderita TBC
3. Mengurangi angka pasien TBC mangkir

III. KEGIATAN
1. Penemuan kasus aktif THC di masyarakat
2. Investigasi Kontak
3. Pelarakan kasun mangkir
4. Kunjungan rumul pemantauan minum obat TBC

IV. PELAPORAN
1. Pelaporan melalui aplikasi SITB
2. Pelaporan ke Dinas Kesehatan
3. Pelaporan ke Kepala UPT Puskesmas dan PJ UKM

Anda mungkin juga menyukai