Anda di halaman 1dari 2

UKM F5 – SKRINING PASIEN TB di

PUSKESMAS WONOASIH
Latar Belakang
Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan salah satu penyakit infeksi yang prevalensinya
paling tinggi di dunia. World Health Organization (WHO) mencatat 9.900.000 penderita TB di
seluruh dunia tahun 2021. Sementara itu, 824.000 kasus TBC ditemukan di Indonesia. Jumlah ini
menjadikan Indonesia menempati peringkat ketiga tertinggi di dunia setelah India dan China. Di
Indonesia, tuberculosis merupakan masalah utama kesehatan masyarakat dengan jumlah
menempati urutan ke-3 terbanyak di dunia. Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang
disebabkan bakteri berbentuk batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium
tuberculosis.  Menurut laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), terdapat 385.295 kasus
TBC yang ditemukan dan diobati di Indonesia sepanjang 2021. Jumlah tersebut turun 2,04% dari
tahun sebelumnya. Pada 2020, tercatat jumlah kasus TBC yang ditemukan dan diobati sebanyak
393.323 kasus. Hal ini diperkuat oleh data riskesdas yang menyatakan semakin tingginya usia
maka prevalensi terkena TB pun akan semakin meningkat
Beberapa faktor pernyebab seseorang menjadi rentan terinfeksi bakteri mycobacterium
tuberculosa adalah sebagai berikut: (1) Orang dengan penurunan sistem kebebalan tubuh. Hal ini
terjadi pada pengidap diabetes, orang yang menjalani rangkaian kemoterapi, atau
pengidap HIV/AIDS; (2) Orang yang mengalami malanutrisi atau kekurangan gizi; (3) Pecandu
narkoba; (4) Para perokok berat dengan kerusakan saluran pernafasan; dan (5) Para petugas
medis yang sering berhubungan dengan pengidap TB.
Sayang, semua data di atas kurang menjadi perhatian sejak terjadinya pandemic Covid-19.
Oleh karenanya, Pemerintah Kota Probolinggo melalui Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana, menginisiasi sebuah komitmen kuat dari segenap jajaran pemerintah.
Melalui slogan TOSS TB (Temukan TBC Obati Sampai Sembuh) berharapa agar cakupan
penemuan dan pengobat TB meningkat.

Permasalahan
Ditemukan beberapa siswa ponpes An-Nur yang dicurigai memiliki gejala TB namun tidak
kunjung datang memeriksakan diri ke Puskesmas Wonoasih.

Perencanaan dan intervensi


1. Penyuluhan PHBS kepada siswa pondok pesantren An-Nur
2. Skrining pasien dilakukan di poli ruang pertemuan pondok pesantren An-Nur.
3. Pada pasien dengan riwayat dan atau gejala yang mengarah pada penderita TB, diarahkan
untuk melakukan pemeriksaan BTA ke Puskesmas Wonoasih.

Pelaksanaan
Pelaksanaan skrining TB dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien yang terduga menderita TB
2. Edukasi terkait pemeriksaan penunjang yang akan diterima pasien
3. Apabila bercak darah yang muncul bersama batuk telah diatasi, pasien diminta melakukan
pemeriksaan BTA dengan spesimen dahak di laboratorium puskesmas
4. Penegakan diagnosa dan pemberian terapi
Monitoring dan evaluasi
Mencakupi beberapa hal sebagai berikut :
1. Edukasi siswa ponpes An-Nur untuk langsung memeriksaan dirinya saat mengalami gejala
yang mengarah pada TB
2. Edukasi siswa ponpes An-Nur yang terdiagnosa TB untuk tidak berkontak dengan teman lain
karena resiko penularan
3. Edukasi siswa ponpes An-Nur yang terdiagnosa TB untuk meminum obat secara teratur dan
segera kontrol apabila mengalami efek samping.

Anda mungkin juga menyukai