F
DENGAN TB USUS RIW HIV ON ARV
DI RUANG KEMUNING ATAS
RSUD KABUPATEN TANGERANG
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak
DISUSUN OLEH :
NIM : 2114901082
2021
A. Latar Belakang
TBC atau tuberkulosis merupakan salah satu penyakit infeksi yang paling
banyak menyebabkan kematian di di Indonesia. Infeksi TBC umumnya terjadi
di paru-paru. Namun, bakteri TB dapat menyebar ke organ lain, terutama
pleura (selaput pembungkus paru), kelenjar getah bening, dan usus (Cindy
Sunur, 2019).
B. Definisi
C. Etiologi
D. Patofisiologi
1. Menelan sputum yang terinfeksi pada pasien dengan penyakit paru aktif,
Mekanisme yang terakhir ini jarang terjadi di Amerika Serikat dan negara
maju lainnya karena telah adanya pasteurisasi susu dan pengujian tuberkulin
dari populasi sedangkan studi di negara Inggris menunjukkan bahwa
Mycobacterium bovis bertanggung jawab 0,5 %-1,5% terhadap kasus TB
yang terkonfirmasi melalui kultur. 4-6 Produk susu tetap menjadi
kemungkinan penyebab infeksi mikobakteri di beberapa negara khususnya
pada negara dengan tradisi lokal untuk konsumsi susu mentah sebagai budaya
mereka. Beberapa studi telah membuktikan bahwa sekitar 31%-50% dari
pasien dengan hasil smear sputum TB yang positif dan kavitasi paru positif
pada radiologi akan berkorelasi secara signifikan dengan keterlibatan
gastrointestinal. 3,6 Seluruh saluran pencernaan dari esofagus hingga anus
bisa terlibat untuk terjadinya TB, regio ileocaecal merupakan lokasi yang
paling sering sekitar 44-93% kasus. Usus besar dan usus kecil merupakan
lokasi TB yang paling sering berikutnya, sedangkan esofagus dan perut jarang
terlibat. Mycobacterium tuberculosis memiliki kapsul yang mengadung lipid
sebagai pertahanan diri dari antitoksin dari sel inang pencernaan. Hal ini yang
menjelaskan mengapa terjadi kelangkaan lesi gastrointestinal pada daerah
proksimal. Lumen sempit dan relatif statis dari daerah ileocecal
memungkinkan terjadinya fagosit kapsul dan penyerapan organisme.
Banyaknya jaringan limfatik pada daerah ileocecal menyebabkan
meningkatnya infeksi pada lokasi ini. Setelah organisme mencapai
submukosa maka basil mengalami kolonisasi pada Patch Peyer dan memulai
respon inflamasi dan membentuk granuloma. Kemudian tuberkel mengalami
nekrosis kaseosa dan melepaskan organisme ke dalam jalur limfatik yang
memungkinkan migrasi ke kelenjar regional dan membentuk granuloma.
Sebagian tuberkel membesar sehingga dinding usus menjadi nyata menebal
dan terjadi peningkatan papiler kecil pada mukosa usus. Gabungan dari
peristiwa ini terkait menyebabkan mukosa superfisial menjadi edema dan
mengalami ulserasi. Jika mukosa yang mengalami ulserasi mengalami
penyembuhan maka akan terjadi deposisi dan kontraksi kolagen pada
submukosa sehingga akan menyebabkan striktur. Dengan demikian, TB usus
merupakan gabungan proses ulserasi, hipertrofi, campuran ulserasi hipertrofi
dan proses fibrosis. Bentuk ulseratif lebih mungkin ditemukan pada usus
halus dan bentuk hipertrofi pada caecum. 1-4
E. Manifestasi Klinis
Gejala TBC usus sering kali bersifat tidak spesifik dan sulit dibedakan dengan
penyakit usus lainnya, seperti kanker usus dan penyakit Crohn. Namun secara
umum, gejala TBC usus dapat berupa:
1. Sakit perut
2. Demam
5. Diare
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
3. Pemeriksaan Radiografi
4. Pemeriksaan Histopatologi
5. Pemeriksaan PCR
G. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan TBC usus masih menimbulkan banyak perdebatan. Hal ini karena
jumlah studi yang meneliti pengobatan kondisi ini masih sangat sedikit bila
dibandingkan dengan penelitian tentang pengobatan TBC paru. Namun secara
garis besar, pengobatan TBC usus meliputi (Cindy Sunur, 2019).
Durasi konsumsi OAT yang ideal untuk menangani TBC usus masih terus
dipelajari lebih lanjut. Namun, penelitian menunjukkan bahwa konsumsi
OAT selama 6 bulan memberikan hasil yang memuaskan. Pengobatan
lebih dari 6 bulan mungkin diperlukan untuk kasus TBC usus yang
disertai komplikasi.
2. Operasi
a. Kepala
b. Rambut
c. Wajah
d. Sistem Penglihatan
1) Wicara
2) THT
1) Palpasi
2) Perkusi
3) Auskultasi
j. Sistem Endokrin
I. Diagnosa Keperawatan
NIM : 2114901082
I. Identitas Data
Nama : An. F
Kultur : Sunda
Agama : Islam
II. Keluhan Utama
C. Postnatal
Klien rutin dibawa ke posyandu dan dalam keadaan sehat.
V. Riwayat Keluarga
Tidak ada keluarga yang mengalami gejala yang sama
Genogram
An. F
Keterangan :
Laki-laki Hidup
Perempuan Hidup
Perempuan Meninggal
Menikah
Keturunan
Tinggal Serumah
An. F Klien
VI. Riwayat Sosial
A. Yang Mengasuh
An. F diasuh oleh ayahnya sendiri
B. Hubungan dengan anggota keluarga
Hubungan dengan anggota keluarga yang lain baik.
C. Hubungan dengan teman sebaya
Tidak Ada
D. Pembawaan secara umum
Tidak Ada
E. Lingkungan Rumah
An. F dapat melakukan interaksi dengan teman sebayanya. Bermain
bersama dengan teman sebayanya
VII.Kebutuhan Dasar ( 11 Pola Gordon )
A. Pola Persepsi dan Penanganan/Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan saat ini perut nya sakit skala 5-6. Jika BAB
ataupun BAK sakit sekali. Pasien minum obat dari dokter berwarna
merah tapi obat itu membuat dirinya merasa mual
4. Perlindungan terhadap kesehatan program skrining, kunjungan ke
pusat pelayanan kesehatan, diet, latihan dan olahraga, manajemen
stress, faktor ekonomi
Orang tua pasien mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit
hanya beli obat warung atau pergi ke puskesmas terdekat
B. Pola Nutrisi/Metabolisme
1. Kebiasaan
Anak F biasa makannya 2-3 kali perhari tapi memang tidak terlalu
banyak porsinya.
2. jumlah makanan
Makan nasi, sayur dan lauk pauk, minum air putih sesekali air teh
ataupun susu. An. M menghabiskan 1/2 -3/4 porsi makanan
3. Di RS Jenis
Baik
6. Faktor pencernaan
Gigi bersih , mukosa mulut kering , mual ada, muntah tidak ada,
pembatasan makanan diet sesuai DPJP dan petugas gizi , alergi
makanan tidak ada
Data pemeriksaan fisik yang berkaitan (berat badan saat ini dan SMRS):
1. Diet/Suplemen Khusus
Tidak ada
3. Nafsu makan
( √ ) Stomatitis
4. TB : 118 Cm
5. BB : 16 Kg Sebelum masuk RS 19 Kg
8. Gigi
Baik, tidak terdapat caries
NB 1100 Kkal
Blenuten 1x200 ml
11. Pantangan/Alergi
C. Pola Eliminasi
Frekuensi tidak menentu sehari warna, kuning , bau khas, nyeri tidak
ada, adanya perubahan lain (Tidak) Tgl defekasi hari ini, Konstipasi
tidak ada lembek biasa (Ya), Diare (Tidak) penggunaan obat
pencahar (ada) Ostomi (-) Jenis tidak ada Alat tidak ada karakteristik
stoma tidak terpasang stoma, pasien belum BAB hari ini
Tidak ada keyakinan budaya yang terkait tentang kesehatan saat ini
5. Kebersihan diri
Tidak ada
nyeri tekan (√) , tanda murfhi (-) pembesaran hati atau limfe (-)
D. Pola Aktivitas/Olahraga
2. Olahraga
5555 5555
8. Keluhan saat beraktivitas
Jika pasien main terlalu lama pasien cenderung mudah lelah dan
badan lemas
Reflek patella positif, kontak mata baik, pupil isokor 2/2 reaksi +/+
Keterangan
0 = Mandiri
1 = Dengan Alat Bantu
2 = Bantuan orang lain
3 = Bantuan peralatan dan oranglain
4 = Tergantung / tidak mampu
F. Pola Kognitf-Persepsi
1. Status mental
2. Terorientasi
3. Bicara
6. Kemampuan memahami
(√ ) Ya (-)Tidak
7. Tingkat ansietas
8. Keterampilan interaksi
9. Pendengaran
(√ ) DBN (-) Kerusakan (-) kanan (-) kiri (-) Tuli (-) kanan (-) Kiri
10. Penglihatan
(-) tidak ada Kerusakan mata Kanan, Kiri dan tidak ada Buta Kanan
kiri
11. Vertigo
Hilang Timbul
6-7
Tidak menentu
Jika ada nyeri An. F disuruh istirahat agar reda rasa nyerinya
1. Pekerjaan
2. Status Pekerjaan
Saat ini An. F belum dapat melakukan tugasnya seperti belajar secara
online maupun bermain bersama teman sebayanya
4. Ketidakmampuan jangka Panjang
An. F merasa sedih karena tidak bisa bersekolah lagi karena sakit
Ayah
Tidak ada
H. Pola Seksualitas/Reproduksi
1. Pemeriksaan payudara mandiri bulanan : ( ) Ya (√)Tidak
2. Lain-lain : Tidak ada
3. Data pemeriksaan fisik yang berkaitan (KU, genetalia, rektum)
1. Body image
3. Harga diri
4. Peran
5. Identitas diri
Suku sunda
6. Agama
7. Pantangan keagamaan
Menenangkan jiwa
F. Miring : 4 bulan
G. Tengkurap : 5 bulan
H. Duduk : 8 bulan
I. Merangkak : 8 bulan
J. Berdiri : 11 bulan
K. Berjalan : 16 bulan
O. Buah : 12 bulan
HITUNG JENIS
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil * 0 2-4 %
Batang * 0 3-5 %
Segmen 64 50-70 %
Limfosit 27 25-40 %
Monosit * 9 2-8 %
KIMIA
KARBOHIDRAT
Gula Darah Sewaktu 62 < 180 mg/dl
IMUNO SEROLOGI
HEMATOLOGI
CRP Kuantitatif * 29.65 0.00-6.00 mg/L
Hasil Radiologi
Kesan : Tidak tampak kelainan pada Cor dan Pulmo secara foto polos saat ini
Kesan :
5555 5555
XII.Analisa Data
DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH
DS : Mycobacterium Tuberculosis Nyeri Akut
An. F mengatakan ny ( D. 0077 )
eri di seluruh area lap
ang perut Masuk ke aliran darah/
DO :
Pasien tampak menan Masuk ke rongga abdomen
gis menahan nyeri
Saat ingin di pegang p
erutnya pasien tampak Kontaminasi bakteri
menghindar
Posisi saat tidur berub
Pelepasan berbagai mediator
ah-ubah
kimiawi (histamin, radikinin)
HR : 120x/menit
RR : 26x/menit
Makan habis 1/4 porsi Merangsang saraf perasa
nyeri di cerebrum
Nyeri Abdomen
Nyeri Akut
DS : Mycobacterium Tuberculosis Defisit Nutrisi
An. F mengatakan tid ( D. 0019 )
ak nafsu makan
DO : Masuk ke aliran darah/gertah
BB sebelum sakit : 19 bening
Kg
BB setelah sakit : 16
Kg Masuk ke rongga abdomen
Ada penurunan BB se
banyak 3 Kg dalam 3
bulan terakhir
Kontaminasi bakteri
Mukosa Pucat
Ada Sariawan
Pelepasan berbagai mediator
kimiawi (histamin, radikinin)
Peningkatan HCL
Medula Oblongata
Sistem Limbik
Anoreksia
Defisit Nutrisi
Nyeri di cerebrum
Nyeri Abdomen
Nyeri Akut
Kelelahan
2 Defisit Nutrisi berhubung Setelah dilakukan tindakan dalam Manajemen Nutrisi ( I. 03119 )
an dengan faktor psikolog waktu 3x24 jam diharapkan status
is ( keengganan untuk ma nutrisi membaik ( L. 03030 ) dengan Observasi
kan ( D. 0019 ) kriteria hasil : Identifikasi status nutrisi
Yang ditandai dengan : 1. Berat badan indeks massa tubuh Identifikasi alergi dan toleransi makanan
( IMT ) membaik
DS : Identifikasi makanan yang disukai
2. Bising usus membaik
An. F mengatakan tid Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrie
ak nafsu makan 3. Membran mukosa membaik n
DO : Monitor asupan makanan
BB sebelum sakit : 1 Monitor berat badan
9 Kg
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
BB setelah sakit : 16
Kg Terapeutik
Kekuatan otot m P:
enurun Lanjutkan intervensi
Rentang gerak
menurun
Fisik terlihat le
mah
DAFTAR PUSTAKA
Cindy Sunur, I. (2019, oktober 22). Alodokter. Retrieved April 01, 2021, from
gejala-tbc-usus-dan-pengobatannya: https://www.alodokter.com/gejala-tbc-
usus-dan-pengobatannya
Tim Pokja SDKI PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, edisi I
cetakan II. Jakarta : Dewan Pengurus PusatPersatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SIKI PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, edisi I
cetakan II. Jakarta : Dewan Pengurus PusatPersatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SLKI PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia, edisi I
cetakan II. Jakarta : Dewan Pengurus PusatPersatuan Perawat Nasional
Indonesia