N
DENGAN DIAGNOSA MEDIS TUBERCULOSIS PARU (TB PARU)
DI IRINA C 3 RSUP PROF KANDOU MANADO
OLEH
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penulisan ini
adalah “Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada pasien dengan TB Paru di Ruangan
Irinia C3 RSUP KANDOU MANADO”
C. Tujuan Penulisan
1. Melakukan pengkajian pada pasien TB Paru di Ruangan Irinia C3 RSUP KANDOU
MANADO
2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien TB Paru di Ruangan Irinia C3 RSUP
KANDOU MANADO
3. Menyusun perencanaan keperawatan pada pasien TB Paru di Ruangan Irinia C3
RSUP KANDOU MANADO
4. Melaksanakan intervensi keperawatan pada pasien TB Paru di Ruangan Irinia C3
RSUP KANDOU MANADO
5. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien TB Paru di Ruangan Irinia C3 RSUP
KANDOU MANADO
D. Manfaat Penulisan
Sebagai acuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang asuhan
keperawatan pada klien dengan TB Paru.
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian Tuberkulosis Paru
Menurut Tabrani (2010) Tuberkulosis Paru adalah penyakit yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis, yakni kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru atau
diberbagai organ tubuh yang lainnya yang mempunyai tekanan parsial oksigen yang
tinggi. Kuman ini juga mempunyai kandungan lemak yang tinggi pada membran selnya
sehingga menyebabkan bakteri ini menjadi tahan terhadap asam dan pertumbuhan dari
kumannya berlangsung dengan lambat. Bakteri ini tidak tahan terhadap ultraviolet,
karena itu penularannya terutama terjadi pada malam hari. Tuberkulosis Paru atau TB
adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman Mycobacterium
Tuberculosis. Tuberkulosis Paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
basil mikrobacterium tuberculosis masuk ke dalam jaringan paru melalui airbone
infection dan selanjutnya mengalami proses yang dikenal sebagai focus primer dari ghon.
(Andra S.F & Yessie M.P, 2013).
Penularan tuberkulosis yaitu pasien TB BTA (bakteri tahan asam) positif melalui
percik renik dahak yang dikeluarkan nya. TB dengan BTA negatif juga masih memiliki
kemungkinan menularkan penyakit TB meskipun dengan tingkat penularan yang kecil
(kemenkes RI,2015).
B. Etiologi
Menurut Wim de Jong et al 2005 (Nurarif & Hardhi Kusuma, 2015), Penyebab
Tuberculosis adalah Mycobacterium Tuberculosis. Basil ini tidak berspora sehingga
mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar matahari, dan sinar ultraviolet. Ada dua macam
mikobakteria tuberculosis yaitu tipe human dan tipe bovin. Basil tipe bovin berada dalam
susu sapi yang menderita mastitis tuberculosis usus. Basil tipe human bisa berada di
bercak ludah (droplet) di udara yang berasal dari penderita TBC terbuka dan orang yang
rentan terinfeksi TBC ini bila menghirup bercak ini. Perjalanan TBC setelah infeksi
melalui udara.
C. Manifestasi Klinis
Menurut Zulkifli Amin & Asril Bahar (2009), keluhan yang dirasakan pasien
tuberkulosis dapat bermacam-macam atau malah banyak ditemukan pasien TB Paru tanpa
keluhan sama sekali dalam pemeriksaan kesehatan. Keluhan yang terbanyak adalah :
1. Demam
Biasanya subfebris menyerupai demam influenza, tetapi kadangkadang panas
badan dapat mencapai 40-41oC. serangan demam pertama dapat sembuh sebentar
tetapi kemudian dapat timbul kembali. Begitulah seterusnya hilang timbulnya demam
influenza ini, sehingga pasien merasa tidak pernah terbebas dari serangan demam
influenza. keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat
ringannya infeksi tuberkulosis yang masuk.
D. Patofisiologi
Port de entry kuman Mycobacterium tuberculosis adalah saluran pernafasan,
saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi terjadi melalui
udara, (air bone), yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil
tuberkel yang terinfeksi. Basil tuberkel yang mencapai alveolus dan diinhalasi biasanya
terdiri atas satu sampai tiga gumpalan. Basil yang lebih besar cenderung bertahan di
saluran hidung dan cabang besar bronkus, sehingga tidak menyebabkan penyakit. Setelah
berada dalam ruang alveolus, kuman akan mulai mengakibatkan peradangan. Leukosit
polimorfonuklear tampak memfagosit bakteri di tempat ini, namun tidak membunuh
organisme tersebut.
Sesudah hari pertama, maka leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang
terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut. Pneumonia
selular ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa yang tertinggal atau
proses dapat berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak di dalam sel.
Basil juga menyebar melalui getah bening menuju getah bening regional. Makrofag yang
mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu, sehingga membentuk
sel tuberkel epitoloit yang dikelilingi oleh foist. Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu
10-20 jam (Ardiansyah, 2012).
E. Penatalaksanaan Medis
Tujuan pengobatan Tuberculosis ialah memusnahkan basil tuberkulosis dengan cepat dan
mencegah kambuh. Obat yang digunakan untuk Tuberculosis digolongkan atas dua
kelompok yaitu :
1. Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid.
Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih dapat ditolerir,
sebagian besar penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.
2. Obat sekunder : Exionamid, Paraminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin
dan Kanamisin (Depkes RI, 2011).
F. Komplikasi
Pada anak dengan tuberculosis biasanya sering terjadi komplikasi. Menurut
Wallgren, ada 3 komplikasi dasar Tuberculosis paru pada anak, yaitu penyebaran
limfohematogen, Tuberculosis endobronkial, dan Tuberculosis paru kronik. Sebanyak
0,5-3% penyebaran limfohematogen akan menjadi Tuberculosis milier atau meningitis
Tuberculosis, hal ini biasanya terjadi 3-6 bulan setelah infeksi primer.
Tuberkulosis endobronkial (lesi segmental yang timbul akibat pembesaran kelenjar
regional) dapat terjadi dalam waktu yang lebih lama (3-9 bulan). Terjadinya Tuberculosis
paru kronik sangat bervariasi, Tuberculosis paru kronik biasanya terjadi akibat reaktivasi
kuman di dalam lesi yang tidak mengalami resolusi sempurna. Reaktivasi ini jarang
terjadi pada anak, tetapi sering pada remaja dan dewasa muda. Tuberkulosis
ekstrapulmonal dapat terjadi pada 25-30% anak yang terinfeksi Tuberculosis.
Tuberculosis tulang dan sendi terjadi pada 5- 10% anak yang terinfeksi, dan paling
banyak terjadi dalam 1 tahun tetapi dapat juga 2-3 tahun kemudian. Tuberculosis ginjal
biasanya terjadi 5-25 tahun setelah infeksi primer (Ardiansyah, 2012).
G. Pathway
H. Asuhan Keperawatan
Konsep keperawatan Tuberkulosis Paru meliputi :
1. Pengkajian
a. Anamnesis
1) Identitas Diri Pasien
Yang terdiri dari nama pasien, umur, jenis kelamin, agama dan lain-lain
2) Keluhan Utama
Keluhan yang sering menyebabkan klien dengan TB Paru meminta
pertolongan pada tenaga medis dibagi menjadi 4 keluhan, yaitu :
a) Batuk
Keluhan batuk timbul paling awal dan paling sering dikeluhkan, apakah
betuk bersifat produktif/nonproduktif, sputum bercampur darah
b) Batuk Berdahak
Seberapa banyak darah yang keluar atau hanya blood streak, berupa garis
atau bercak-bercak darah
c) Sesak Nafas
Keluhan ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau
karena ada hal-hal menyertai seperti efusi pleura, pneumotoraks, anemia,
dll.
d) Nyeri Dada
Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleural terkena TB
3) Keluhan Sistematis
a) Demam
Keluhan ini sering dijumpai yang biasanya timbul pada sore hari atau pada
malam hari mirip dengan influenza
b) Keluhan Sistematis Lain
Keluhan yang timbul antara lain : Keringat malam, anoreksia, penurunan
berat badan dan malaise
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang :
1) Keadaan pernapasan ( napas pendek )
2) Nyeri dada
3) Batuk, dan
4) Sputum
b. Kesehatan Dahulu
Jenis gangguan kesehatan yang baru saja dialami, cedera dan pembedahan
c. Kesehatan Keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita empisema, asma, alergi dan TB
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum dan tanda – tanda vital
Hasil pemeriksaan tanda – tanda vital klien biasanya didapatkan peningkatan suhu
tubuh secara signifikan, frekuensi napas meningkat disertai sesak napas, denyut
nadi meningkat seirama dengan peningkatan suhu tubuh dan frekuensi pernapasan
dan tekanan darah biasanya sesuai dengan adanya penyakit penyulit seperti
hipertensi.
b. Breathing
Inspeksi :
1) Bentuk dada dan gerakan pernapasan klien dengan TB Paru biasanya terlihat
kurus sehingga pada bentuk dada terlihat adanya penurunan proporsi anterior-
posterior bading proporsi diameter lateral
2) Batuk dan sputum Batuk produktif disertai adanya peningkatan produksi
sekret dan sekresi sputum yang purulen
Palpasi :
Gerakan dinding thoraks anterior/ekskrusi pernapasan. TB Paru tanpa komplikasi
pada saat dilakukan palpasi, gerakan dada biasanya normal dan seimbang bagian
kiri dan kanan. Adanya penurunan gerakan dinding pernapasan biasanya
ditemukan pada klien TB Paru dengan kerusakan parenkim paru yang luas.
Perkusi :
Pada klien TB Paru tanpa komplikasi biasanya ditemukan resonan atau sonor
pada seluruh lapang paru. pada klien dengan komplikasi efusi pleura didapatkan
bunyi redup sampai pekak pada sisi yang sakit sesuai dengan akumulasi cairan
Aukultasi :
Pada klien TB Paru bunyi napas tambahan ronki pada sisi yang sakit
1) Brain
Kesadaran biasanya komposmentis, ditemukan adanya sianosis perifer apabila
gangguan perfusi jaringan berat. Pengkajian objektif, klien tampak wajah
meringis, menangis, merintih. Pada saat dilakukan pengkajian pada mata,
biasanya didapatkan konjungtiva anemis pada TB Paru yang hemaptu, dan
ikterik pada pasien TB Paru dengan gangguan fungsi hati
2) Bledder
Pengukuran volume output urin berhubungan dengan intake cairan.
Memonitor adanya oliguria karena hal tersebut merupakan tanda awal syok.
3) Bowel
Klien biasanya mengalami mual, muntah, penurunan nafsu makan dan
penurunan berat badan
4) Bone
Aktivitas sehari-hari berkurang banyak pada klien TB Paru. gejala yang
muncul antara lain kelemahan, kelelahan, insomnia, pola hidup menetap.
c. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
1) Kepala
Kaji keadaan Kulit kepala bersih/tidak, ada benjolan/tidak, simetris/tidak
2) Rambut
Kaji pertumbuhan rata/tidak, rontok, warna rambut
3) Wajah
Kaji warna kulit, struktur wajah simetris/tidak
4) Sistem Penglihatan
Kaji kesimetrisan mata, conjungtiva anemia/tidak, sclera ikterik/tidak )
5) Wicara dan THT
a) Wicara
Kaji fungsi wicara, perubahan suara,afasia, dysfonia
b) THT
(1) Inspeksi hidung : kaji adanya obtruksi/tidak, simetris/tidak,ada
secret/tidak
(2) Telinga : Kaji Telinga Luar bersih/tidak, membran tympani, ada
secret/tidak
(3) Palpasi : Kaji THT ada/tidak nyeri tekan lokasi dan penjalaran
4. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya penumpukan
secret.
b. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses peradangan.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
5. Perencanaan Keperawatan
Perencanana keperawatan merupakan proses perawatan dengan melaksanakan
berbagai strategi keperawatan yang telah direncanakan dalam intervensi keperawatan.
Dalam tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal diantaranya bahaya-bahaya
fisik dan perlindungan pada klien, teknik komunikasi, kemampuan dalam prosedur
tindakan, pemahaman tentang hak-hak pasien serta memehami tingkat perkembangan
pasien. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terdapat dua jenis tindakan yaitu
tindakan keperawatan mandiri dan tindakan kolaborasi. Sebagai profesi perawat
mempunyai kewenangan dan tanggung jawab dalam menentukan asuhan keperawatan
(A. Aziz Alimul Hidayat, 2009).
No Tujuan dan
Rencana Rasional
Dx Kriteria Hasil
1 Setelah dilakukan a. Kaji fungsi a. Ronkhi, mengi
tindakan pernapasan menunjukkan
keperawatan, (bunyi napas, akumulasi sekret/
diharapkan bersihan kecepatan, ketidakmampun
jalan napas dengan irama, untuk
kriteria hasil : Pasien kedalaman, membersihkan jalan
dapat mengeluarkan dan napas.
sekret tanpa bantuan, penggunaan b. Pengeluaran sulit
Pasien berpartisipasi otot bantu bila sekret sangat
dalam program aksesori). tebal, sputum
pengobatan b. Catat berdarah kental/
kemampuan darah cerah (misal
pasien infeksi, atau tidak
mengeluarkan kuatnya hidrasi).
dahak, catat c. Posisi membantu
karakter, memaksimalkan
jumlah dahak, ekspansi paru dan
adanya menurunkan upaya
hemoptisis pernapasan
c. Ajarkan d. Pemasukan tinggi
pasien posisi cairan untuk
semi fowler mengencerkan
tinggi dan sekret, membantu
latihan napas agar dahak mudah
dalam dikeluarkan
d. Anjurkan e. Antibiotik spectrum
pasien untuk luas, membunuh
banyak kuman TBC
minum air
sedikitnya
2500ml
perhari.
e. Kolaborasi :
Pemberian
terapi OAT 3
tablet/hari dan
injeksi
cefotaxim 1gr
2 Setelah dilakukan a. Pantau suhu a. Sebagai indikator
tindakan tubuh untuk mengetahui
keperawatan b. Anjurkan untuk status hipetermi
diharapkan suhu banyak minum b. Dalam kondisi
tubuh kembali air putih untuk demam terjadi
normal dengan mencegah peningkatan
kriteria hasil : suhu dehidrasi evaporasi yang
tubuh dalam rentang c. Anjurkan istri memicu timbulnya
(36oC – 37oC) pasien agar dehidrasi
memberikan c. Mengurangi suhu
kompres hangat tubuh dan
pada lipatan memberikan
ketiak dan kenyamanan pada
femur pasien dengan
d. Anjurkan pasien faktor konduksi
untuk memakai d. Untuk
pakaian yang meningkatkan
menyerap pengeluaran panas
keringat melalui radiasi
e. Kolaborasi e. Mengurangi panas
Pemberian dengan
paracetamol farmakologis
500mg
3 Setelah dilakukan a. Catat status a. Berguna dalam
tindakan nutrisi pasien mendefinisikan
keperawatan dari turgor kulit derajat/luasnya
diharapkan dan berat badan masalah dan
kebutuhan nutrisi b. Kaji adanya pilihan
pasien terpenuhi anoreksia, mual, intervensi yng
dengan criteria hasil : muntah, dan tepat.
Menunjukkan catat b. Dapat
peningkatan berat kemungkinan mempengaruhi
badan dan hubungan pilihan diet dan
melakukan dengan obat mengidentifikasi
perubahan pola c. Motivasi pasien area pemecahan
makan untuk makan masalah untuk
sedikit tapi meningkatkan
sering pemasukan
d. Dorong pasien c. Menurunkan
untuk sering iritasi gaster dan
beristirahat meningkatkan
e. Kolaborasi : status nutrisi
Pemberian d. Membantu
injeksi ranitidine menghemat
50mg, antacid energy
500mg dan e. Membantu
curcuma 50mg mengurangi
mual dan
membantu nafsu
makan secara
farmakologis
4 Setelah dilakukan a. Kaji a. Belajar tergantung
tindakan kemampuan kepada emosi dan
keperawatan pasien untuk kesiapan fisik
diharapkan pasien belajar b. Dapat menunjukkan
mengetahui mengetahui kemajuan atau
informasi tentang masalah, pengaktifan ulang
penyakitnya, dengan kelemahan, penyakit atau efek
criteria hasil : Pesien lingkungan, obat yang
memperlihatkan media yang memerlukan
peningkatan terbaik bagi evaluasi berlanjut
pengetahuan pasien c. Meningkatkan kerja
mengenai perawatan b. Identifikasi sama dalam
diri gejala yang program
harus pengobatan dan
dilaporkan mencegah
keperawatan, penghentian obat
contoh sesuai perbaikan
hemoptisis, kondisi pasien
nyeri dada, d. Mencegah dan
demam, menurunkan
kesulitan ketidaknyamana n
bernapas sehubungan dengan
c. Jelaskan dosis terapi dan
obat, frekuensi meningkatkan
pemberian, kerjasama dalam
kerja obat yang program
diharapkan dan e. Memberikan
alasan kesempatan untuk
pengobatan memperbaiki
lama, kaji kesalahan
potensial f. Informasi tertulis
interaksi menurunkan
dengan obat hambatan pasien
lain untuk mengingat
d. Kaji potensial sejumlah besar
efek samping informasi.
pengobatan dan
pemecahan
masalah
e. Dorong pasien
atau orang
terdekat untuk
menyatakan
takut atau
masalah, jawab
pertanyaan
secra nyata
f. Berikan
instruksi dan
informasi
tertulis khusus
pada pasien
untuk rujukan.
Contohnya
jadwal obat
6. Implementasi Keperawatan
Implementasi Keperawatan adalah pelaksanaan rencana keperawatan oleh
perawat dan pasien. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan yang
berfokus pada pasien dan berorientasi pada tujuan dan hasil yang diperkirakan dari
asuhan keperawatan dimana tindakan dilakukan dan diselesaikan, sebagaimana di
gambarkan dalam rencana yang sudah dibuat di atas.
7. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau
tidak. Dalam melakukan evaluasi, perawat seharusnya memiliki pengetahuan dan
kemampuan dalam memahami respon terhadap intervensi keperawatan, kemampuan
menggambarkan kesimpulan tentang tujuan yang ingin dicapai serta kemampuan
dalam menghubungkan tindakan keperawatan dalam kriteria hasil.
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. A.N
Umur : 22 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Indonesia
Pendidikan : Mahasiswa
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Limba B
Diagnosa Medis : Tuberkulosis Paru ( TB Paru )
Tanggal Pengkajian : 10-03-2022
No. RM : 00757337
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Ny.A.N mengatakan batuk berdahak selama 1 bulan. Saat batuk
merasakan nyeri pada dada sebelah kanan.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Ny.A.N mengatakan sejak 1 bulan terakhir klien mengalami batuk
berdahak, dahak susah untuk dikeluarkan, mengeluh batuk berdahak,
sesak napas, demam, nafsu makan menurun sejak seminggu terakhir,
klien datang ke RSUP Prof. Kandou pada 7 September 2021 sekitar
jam 09.00 WIB dibantu oleh keluarganya, pasien terlihat lemas,
tampak meringis kesakitan, Tekanan Darah: 100/80 mmHg, Nadi:
90x/menit, Respirasi: 28X/menit, Suhu: 39,20c, BB: 45Kg (Sekarang),
BB: 50Kg (sebelum Sakit)
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Ny.A.N mengatakan sejak 1 bulan terakhir klien mengalami batuk
berdahak, sesak napas, demam, nafsu makan menurun sejak seminggu
terakhir. Ny.A.N mengatakan sudah sering mengalami batuk berbulan-
bulan namun sembuh dengan membeli obat di warung, pasien tidak
memiliki penyakit lain selain batuk dan tidak pernah dirawat di rumah
sakit.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada anggota keluarganya yang menderita penyakit menular,
keluarga juga menyatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang
menderita penyakit menurun seperti DM, dan Hipertensi.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum (KU) : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 100/80 mmHg
Nadi : 90x/menit
Suhu : 39,20c
RR : 28x/menit
BB Sekarang : 45 Kg
BB Sebelum Sakit : 50 Kg
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala : Bentuk kepala simetris, rambut panjang warna hitam
beruban, tidak ada benjolan
2) Mata : bentuk simetris kanan kiri, tidak ada benjolan, sclera
berwarna putih, tidak terdapat oedema.
3) Hidung : tidak terdapat pernapasan cuping hidung. Bentuk simetris
kiri dan kanan, bersih tidak ada secret.
4) Mulut : mukosa bibir kering, mulut bersih
5) Telinga : tidak menggunakan alat bantu pendengaran
6) Leher : tidak ada kesulitan menelan, tidak ada pembesaran kelenjar
thyroid
7) Jantung :
a) Inspeksi : Dada simetris
b) Palpasi : Teraba denyut jantung ictus cordis pada ICS 5 mid
clavikula
c) Auskultasi : tidak ada suara tambahan
8) Paru – paru :
a) Inspeksi : tidak menggunakan otot bantu pernafasan
b) Palpasi : normal
c) Auskultasi : terdapat ronchi
9) Abdomen :
a) Inspeksi : Simetris, tidak ada benjolan
b) Auskultasi : bising usus normal
c) Palpasi : tidak ada nyeri tekan
10) Ekstremitas :
a) Atas : Terpasang IVFD D5% 20gtt/i
b) Bawah : Tidak ada udema
11) Kulit : Turgor kulit kering
12) Genetalia : tidak terpasang kateter
NILAI
PEMERIKSAAN HASIL KETERANGAN
NORMAL
BTA : P/S/S (-/+/+) (-/-/-) Tidak Normal
RO Thorak - - Tidak Dilakukan
Hemoglobin 10Mg/dl 12-14mg/dl Normal
Leukosit 14.000mm3 5000-10000mm3 Tidak Normal
Hematokrit 42% 40-48% Normal
6. Analisa Data
N
Data Etiologi Masalah
O
1 DS : Ny.A. mengatakan Microbakterium Bersihan jalan
batuk berdahak sejak 1 bulan tuberculosa nafas tidak
terakhir. Dahak susah untuk efektif
dikeluarkan Masuk dalam
Do : Ny.A.N tampak batuk lapang paru
dan susah mengeluarkan
dahaknya Sampai ke
TTV : Alveoli
- TD : 100/80mmHg
- N : 90x/menit Pembentukan
- RR : 29x/menit Tuberkel
- SB : 39,20c Peradangan
- BB Sekarang : 45Kg
- BB Sebelum Sakit : Infeksi primer
50Kg pada Alveoli
Produksi secret
berlebih
Secret kental
2 DS: - Ny.A.N Mengatakan TBC Primer Perubahan
tidak nafsu makan sejak nutrisi kurang
seminggu terakhir, jika Meluas Terjadi dari kebutuhan
makan terasa pahit dan rasa Haematogen tubuh
ingin muntah, berat badan Bakteremia
menurun masuk ke
DO: - Ny. A.N Tampak Peritonium
lemah. Porsi makanan yang
diberikan tampak tidak As. Lambung
dimakan, Ny. A.N tampak meningkat
kurus
BB Sekarang : 45Kg Mual, Muntah
BB Sebelum Sakit: 50Kg
Anoreksia
3 DS: Ny. A.N Mengatakan : TBC Paru Kurang
1) Ny. A.N dan keluarga Pengetahuan
mengatakan tidak tahu Batuk
dengan penyakit yang
diderita oleh Ny. A.N Kuman Keluar
2) Ny. A.N dan keluarga Resti
menanyakan apakah penyebaran
penyakit Ny.A.N bisa
disembuhkan Infeksi
DO: Ny. A.N Tampak :
1) Ny. A.N dan keluarga Kurang
tampak bertanya kepada Informasi
perawat tentang penyakit
yang diderita Ny. A.N,
apakah bisa disembuhkan.
2) Ny. A.N tampak bingung
saat ditanyakan tentang
penyakit dan cara perawatan
penyakitnya
3) TTV - TD: 100/80 mmhg
- N: 90x/menit - RR:
28x/menit - S: 39,2o C - BB
Sekarang:45Kg - BB
Sebelum Sakit: 50KgTBC
Paru Batuk Kuman Keluar
Resti penyebaran
7. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya
penumpukan secret (D.0001)
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia (D.0019)
c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
(D.0111).
8. Rencana Keperawatan
a. Intervensi Keperawatan
P : Lanjutkan intervensi
3 Kamis, 10 Defisit pengetahuan 1. Mengkaji pengetahuan pasien 13.00 S :
Maret 2022/ berhubungan dengan tentang penyakitnya WITA - Klien mengatakan masih
08.00 WITA kurangnya informasi 2. Memberikan pendidikan kesehatan kurang paham tentang
(D.0111). tentang penyakit TB Paru penyakitnya
3. Menanyakan kembali pengetahuan O:
pasien tentang penyakit, penyabab - Klien masih terlihat bingung
dan tanda gejala penyakit TB Parau jika ditanya soal penyakitnya,
- Klien masih banyak bertanya
tentang penyakitnya
A : Masalah keperawatan defisit
pengetahuan belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Hari
NO Diagnosa Implementasi JAM Evaluasi
Tanggal/Jam
1 Jumat, 11 Bersihan jalan nafas 1. Memonitor kembali pola napas 13.00 S :
Maret 2022 / tidak efektif (frekuensi, kedalaman, usaha WITA - Klien mengatakan batuk
09.00 WITA berhubungan dengan napas) berdahak
adanya penumpukan 2. Monitor bunyi napas tambahan - Klien mengatakan masih
secret (D.0001) (Mis. Gurgling, Mengi, sesak, sesak akan berkurang
Wheezing, ronchi). jika duduk dengan posisi
- Terdengar nafas tambahan ronchi semi fowler
3. Monitor sputum (Jumlah, warna,
aroma) O:
4. Memposisikan semi fowler - Klien terlihat sesak jika
- Pasien tidur dengan posisi semi berbaring
fowler - Klien dalam posisi
5. Memberikan minuman hangat semifowler
6. Memberikan oksigen - Pola pernapasan klien cepat
- Terpasang O2 3L/menit - RR : 29x/menit
7. Mengajarkan Teknik batuk - N : 90x/menit
efektif - SB : 37,20c
8. Kolaborasi pemberian terapi - TD : 100/80 mmHg
bronkodilator, ekspektoran, A : Bersihan jalan napas belum
mukolitik teratasi
- Nebulizer combiven + pulmicor /
8 jam P : Lanjutkan intervensi
9. Kolaborasi pemberian IV
- IVFD Aminoflud 1000cc/24 jam
2 Jumat, 11 Perubahan nutrisi 1. Mengidentifikasi Kembali status 13.00 S:
Maret 2022 / kurang dari nutrisi WITA - Klien mengatakan masih
09.00 WITA kebutuhan tubuh 2. Mengidentifikasi alergi makanan menghabiskan makanan ¼
berhubungan dengan 3. Memonitoring asupan makanan porsi dari makanan rumah
anoreksia (D.0019) 4. Berikan makanan tinggi kalori sakit
tinggi protein - Klien mengatakan nafsu
makannya masih kurang
- Klien mengatakan
badannya terasa lemah
O:
- Makanan klien masih
terlihat tersisa
- Klien masih terlihat lemas
A : Masalah defisit nutrisi belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3 Rabu 15-09- Defisit pengetahuan 1. Mengkaji ulang pengetahuan pasien 13.00 S :
21 / 09.00 berhubungan dengan tentang penyakitnya (Pengertian, WITA - Klien mengatakan sudah
penyebab, serta tanda dan gejala) mulai mengerti tentang
WITA kurangnya informasi 2. Memberikan pendidikan kesehatan penyakitnya
(D.0111). tentang penyakit TB Paru O:
3. Melakukan penkes tentang - Klien sudah bisa menjawab
program pengobatan pasien Ketika ditanya soal
4. Menanyakan kembali pengetahuan penyakitnya,
pasien tentang penyakit, prosedur - Klien sudah tidak banyak
perawatan dan pengobatan bertanya tentang penyakitnya
A : Masalah keperawatan defisit
pengetahuan teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
Hari
NO Diagnosa Implementasi JAM Evaluasi
Tanggal/Jam
1 Sabtu, 12 Bersihan jalan nafas 10. Memonitor kembali pola napas 13.00 S :
Maret 2022 / tidak efektif (frekuensi, kedalaman, usaha WITA - Klien mengatakan masih
10.00 WITA berhubungan dengan napas) batuk namun sudah
adanya penumpukan 11. Monitor bunyi napas tambahan berkurang
secret (D.0001) (Mis. Gurgling, Mengi, - Klien mengatakan masih
Wheezing, ronchi). sesak, namun sudah sedikir
- Terdengar nafas tambahan ronchi berkurang
12. Monitor sputum (Jumlah, warna,
aroma) O:
13. Memposisikan semi fowler - Klien masih terdengar
- Pasien tidur dengan posisi semi batuk berdahak
fowler - Klien masih tampak sesak
14. Memberikan minuman hangat - RR : 25x/menit
15. Memberikan oksigen - N : 89x/menit
- Terpasang O2 3L/menit - SB : 36,50c
16. Mengajarkan Teknik batuk - TD : 120/80 mmHg
efektif A : masalah bersihan jalan napas
17. Kolaborasi pemberian terapi teratasi sebagian
bronkodilator, ekspektoran,
P : Lanjutkan intervensi
mukolitik
- Nebulizer combiven + pulmicor /
8 jam
18. Kolaborasi pemberian IV
- IVFD Aminoflud 1000cc/24 jam
2 Sabtu, 12 Perubahan nutrisi 5. Mengidentifikasi Kembali status 13.00 S :
Maret 2022 / kurang dari nutrisi WITA - Klien mengatakan sudah
10.00 WITA kebutuhan tubuh 6. Mengidentifikasi alergi makanan menghabiskan makanan 11/2
berhubungan dengan 7. Memonitoring asupan makanan porsi dari makanan rumah
anoreksia (D.0019) 8. Berikan makanan tinggi kalori sakit
tinggi protein - Klien mengatakan nafsu
makannya sudah sedikit
membaik
- Klien mengatakan
badannya masih terasa
lemah
O:
- Makanan klien masih
terlihat tersisa
- Klien masih terlihat sedikit
lemas
A : Masalah defisit nutrisi teratasi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi
3 Sabtu, 12 Defisit pengetahuan 5. Mengkaji ulang pengetahuan pasien 13.00 S :
Maret 2022 / berhubungan dengan tentang penyakitnya (Pengertian, WITA - Klien mengatakan sudah
10.00 WITA kurangnya informasi penyebab, serta tanda dan gejala) mengerti tentang penyakitnya
(D.0111). 6. Memberikan pendidikan kesehatan O:
tentang penyakit TB Paru - Klien sudah bisa menjawab
7. Melakukan penkes tentang Ketika ditanya soal
program pengobatan pasien penyakitnya,
8. Menanyakan kembali pengetahuan - Klien sudah tidak banyak
pasien tentang penyakit, prosedur bertanya tentang penyakitnya
perawatan dan pengobatan A : Masalah keperawatan defisit
pengetahuan sudah teratasi
P : Lanjutkan intervensi