1. Menurut Suryadi (2014), faktor penyebab CKD di RSUP dr. Hoesin Palembang pada 300 responden
adalah 25 % disebabkan oleh DM, 28 % dipengaruhi oleh faktor usia dan 35 % disebabkan oleh
hipertensi. Di Jawa Timur penyebab CKD yang utama 34% disebabkan oleh hipertensi, 27%
disebabkan oleh DM, 14% disebabkan oleh glomerulopati, 14% disebabkan oleh peradangan dan
obstruksi ginjal. Menurut Titiek (2008) di Yogyakarta sebanyak 70 responden adalah 38% disebabkan
oleh DM, 32% disebabkan oleh obat-abatan, 24% disebabkan oleh hipertensi. Meskipun tidah
termasuk penyebab utama CKD, ternyata SLE masih teridentifikasi sebagai faktor penyebab CKD.
Dari beberapa penelitian tersebut, menunjukkan bahwa CKD banyak disebabkan oleh pola konsumsi
makanan dan minuman yang tidak baik.
2. Studi pendahuluan yang telah dilakukan penulis di Rumah Sakit Islam Sultan Agung dalam waktu 3
bulan terakhir terdapat 108 pasien yang menjalani hemodialisis. Penulis mengambil 5 pasien diruang
hemodialisa. Ada 3 pasien yang mengalami peningkatan tekanan darah setelah dilakukan hemodialisis
dan 2 pasien mengalami penurunan tekanan darah setelah dilakukan hemodialisis. Sedangkan kadar
gula darah pada pasien terdapat 3 pasien mengalami peningkatan setelah dilakukan hemodialisis, dan 2
pasien mengalami penurunan kadar gula darah setelah dilakukan hemodialisis dan di rumah sakit islam
muhammadiyah Kendal dalam 1 bulan terakhir terdapat 112 pasien yang menjalani hemodialysis.
Penulis mengambil 8 pasien di ruang hemodialisa ada 5 yang mengalami peningkatan tekanan darah
dan 3 mengalami penurunan tekanan darah setelah dilakukan hemodialisis. Sedangkan kadar gula
darah terdapat 6 mengalami peningkatan dan 2 gula darah stabil setelah dilakukan hemodialisis (
Sutriatna S., Hadri ,2019)
3. Berdasarkan hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu ditemukan bahwa 97,8 % responden dengan
kadar gula darah < 200 mg% dan hanya 2.2% responden memiliki kadar gula darah >200 mg%, hal ini
berarti bahwa hampir semua peserta memiliki kadar glukosa darah yang normal. Namun hal ini perlu
diwaspadai juga, mengingat semua responden berada pada usia produktif dan sebagian besar dari
mereka berusia 50 tahun ke atas yang merupakan usia beresiko terjadinya hipertensi (Buford, 2016)
dan GGK (Suharjono, 2008). Secara fisiologis pada kelompok usia di atas, individu juga beresiko
mengalami penurunan sensitivitas membrane sel terhadap insulin yang bisa menyebabkan terjadinya
resistensi insulin sehingga meningkatkan resiko terjadinya Diabetes Mellitus (DM) jenis II (Park,
2014). CDC (2018) menegaskan bahwa penyakit DM yang tidak terkontrol dengan baik merupakan
faktor resiko dominan penyebab GGK.
Jenis kelamin
Umur Kadar Gula darah
Umur
G. DEFINISI OPERASIONAL NYA
Nilai Gula Darah Jumlah gula didalam Automatic Seimen Gds <200 mg/dl Ratio
darah yang diperiksa analyzer analizer