Anda di halaman 1dari 11

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA

PASIEN HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

Nama : Ely Ermawati


NIM : 202212065

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SINT CAROLUS


JAKARTA, INDONESIA
2023
Halaman balik judul
Halaman Persetujuan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Penyakit ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi dari 3 bulan, berupa
kelainan struktural atau fungsional dengan penurunan laju glomerulus dengan
manifestasi kelainan patologik, terdapat tanda kelainan ginjal termasuk kelainan dalam
komposisi darah dan urin.
Penyakit ginjal kronik merupakan masalah kesehatan masyarakat global dengan
prevalens dan insidens gagal ginjal yang meningkat, prognosis yang buruk dan biaya
yang tinggi (Kemenkes, 2017). Prevalensi Penyakit ginjal saat ini terus mengalami
peningkatan diseluruh negara di dunia. Diperkirakan lebih dari 50 juta penduduk dunia
mengalami penyakit ginjal kronik dan 1 juta dari mereka membutuhkan terapi pengganti
ginjal atau yang disebut hemodialisa. Prevalensi penyakit ginjal kronik di Indonesia
sekitar 3,8% dan prevalensi penyakit ginjal kronik untuk provinsi Sulawesi Selatan
sebesar 3,4% (Riskesdas, 2018). Berdasarkan data Report Of Indonesian Renal Registry
(2016), menunjukkan proporsi diagnosa utama pasien yang menjalani hemodialisa
adalah penyakit ginjal kronik dengan prevalensi sebesar 22.170 orang (90%) sedangkan
prevalensi penyakit ginjal kronik di dunia yang harus menjalani hidup dengan
bergantung pada terapi hemodialisa sebanyak 1,5 juta orang.
Pada penyakit gagal ginjal stadium 5, terjadi kerusakan ginjal yang progesif dan
tidak dapat pulih kembali sehingga tubuh tidak mampu memelihara keseimbangan cairan
dan elektrolit berakibat peningkatan ureum. Penatalaksanaan pasien penyakit ginjal
kronik pada stadium ini dilakukan beberapa terapi pengganti ginjal yaitu transplantasi
ginjal, hemodialisis, peritoneal dialisis dan konvervatif.
Hemodialisis (HD) adalah salah satu terapi pengganti ginjal yang bertujuan untuk
mengeluarkan sisa metabolisme protein atau mengoreksi gangguan keseimbangan air
dan elektrolit, antara darah pasien dengan dialisat melalui membran semipermeabel yang
bertindak sebagai buatan (dialyzer). Proses ini cukup efektif untuk menjaga homeostatis
tubuh pasien. Bagi penderita PGK, hemodialisis (HD) merupakan terapi pengganti ginjal
yang banyak dipilih tetapi tidak menghilangkan penyakitnya (Siagian, 2018). Namun,
hemodialisis berdampak pada status gizi pasien, oleh karena prosedur dialisis
mengakibatkan hilangnya nutrisi ke dalam dialisat dan meningkatkan proses
katabolisme, sehingga dapat menyebabkan malnutrisi (Salawati, 2016).
Pasien dengan penyakit ginjal kronik umumnya asupan makannya rendah, serta
timbul rasa mual yang diikuti dengan muntah akibat hemodialisis. Faktor yang
mempengaruhi asupan makan dikarenakan adanya gangguan gastrointestinal yaitu
anoreksia dan mual, sedangkan akibat tindakan HD dapat berupa hilangnya protein saat
dilakukan dialisis. Pasien penyakit ginjal kronik dengan HD sangat mengalami resiko
yang tinggi dari gangguan nutrisi. Masalah pada penyakit ginjal kronik stadium 5 yang
menjalani hemodialisis ialah tingginya angka malnutrisi. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Puspawati (2017) yang menyatakan bahwa walaupun
pasien telah menjalani hemodialisis dengan diet yang dibatasi, malnutrisi masih
merupakan masalah utama pada pasien penyakit ginjal kronik sehingga dapat
mengakibatkan status gizi buruk pada pasien.
Terdapat beberapa faktor yang berkaitan dengan status gizi terhadap pasien
penyakit ginjal kronik yang menjalani Hemodialisis. seperti Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Nihaya (2012) mengenai hubungan asupan energi dan protein
dengan status gizi pada penderita PGK yang menjalani hemodialisa rawat jalan di RSUD
Tugurejo Semarang menyatakan bahwa adanya hubungan antara asupan energi dan
protein dengan status gizi penderita PGK yang menjalani hemodialisis. Faktor lain yang
berkaitan dengan status gizi penderita PGK yang menjalani Hemodialisis yakni penyakit
penyerta yang dimana berdasarkan penelitian Yundari (2017) mengenai Hubungan
Indeks Massa Tubuh dengan Hipertensi pada Penderita PGK di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta menyatakan terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan hipertensi
pada penderita PGK. Berdasarkan penelitian Liza (2016) mengenai Analisis Lama
Hemodialisis dengan Status Gizi Penderita PGK juga menyatakan bahwa adanya
hubungan antara lamanya menjalani hemodialisis pada pasien PGK akan lebih beresiko
dapat mengalami malnutrisi (Liza, 2016).
Tambahkan penjelasan apa dampak dari malnutrisi atau masalah pada status
nutrisi pada pasien HD  menyebabkan malaise, fatigue, rehabilitasi yg jelek,
penyembuhan luka terganggu, morbiditas, bahkan mortalitas  sehingga perlu adanya
penanganan dan identifikasi masalah utk mencegah komplikasi.
Pengantar dulu Rumah Sakit Royal Progress merupakan Rumah Sakit tipe …
yang terletak di…. RS Royal Progress memiliki unit HD berapa dan jumlah pasiennya
berapa.
Berdasarkan hasil wawancara singkat yang peneliti lakukan pada pasien yang
menjalani HD di Rumah Sakit Royal Progress didapatkan ada beberapa pasien yang
memiliki IMT kurang. Penurunan Berat Badan pada pasien HD dipicu akibat rasa mual
dan muntah yang di alami pasien sehingga dapat mempengaruhi status gizi pasien. Pasien
juga mengatakan selama menjalani HD berat badan pasien kadang naik dan kadang juga
turun bahkan mengalami penurunan sampai 10 kg dan perubahan yang terjadi pada status
gizi pasien tersebut bukan karena edema.
Tambahkan data dari medical record rata2 pasien HD di RS Royal Progress rata2
menjalani HD berapa lama dan penyakit penyerta yang paling sering apa contoh DM,
hipertensi dll.
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2016 menyebutkan bahwa
kasus penyakit ginjal kronik di dunia secara global lebih dari 10-50 juta orang
Berdasarkan Prevalensi Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas tahun 2018, jumlah
penduduk Indonesia mencapai 258 juta jiwa dan prevalensi penderita PGK di
Indonesia yang telah didiagnosis dokter berdasarkan provinsi sebesar 3,8 %.
Dalam data Indonesia Renal Registry penyebab PGK terbesar adalah penyakit
ginjal karena hipertensi sebesar 36% dan nefropati diabetika sebesar 29% (Djamil
et al., 2018). Data yang didapat di Rumah Sakit Royal Progress berdasarkan data medical
record didapatkan pasien yang menjalani Hemodialisa sebanyak 65 pasien dan jumlah
tempat tidur sebanyak 18 Bed.
Status nutrisi pada pasien HD sangat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Status
nutrisi yang buruk akan menyebabkan berbagai macam masalah yang muncul seperti
malaise, fatigue, proses penyembuhan luka lama, mudah mengalami infeksi, morbiditas
bahkan mortalitas. Banyak faktor yang dapat berhubungan dengan status nutrisi pada
pasien HD, oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang tentang
faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi pada pasien hemodialisa di Rumah
Sakit Royal Progress.
B. Rumusan Masalah
Penyakit Ginjal Kronik dapat menimbulkan gejala klinis berupa sindroma uremik.
Gejala-gejala sindroma uremik ini terutama disebabkan oleh karena adanya penumpukan
sisa-sisa katabolisme protein sehingga dapat mengakibatkan gejala gastrointestinal
berupa rasa mual, muntah dan kehilangan nafsu makan (anoreksia). Hal inilah yang akan
mengakibatkan malnutrisi pada pasien PGK.
Pasien PGK yang menjalani hemodialisa sering mengalami perubahan status gizi
yang merupakan prediktor terjadinya kematian pada pasien PGK. Status gizi yang buruk
juga akan menyebabkan malaise dan fatigue, rehabilitasi jelek, penyembuhan luka
terganggu, kepekaan terhadap infeksi meningkat, mobiditas dan mortalitas juga
meningkat. Tambahkan data fenomena pasien HD di RS Royal Progress yg berkaitan
dengan masalah status nutrisi. Akibat sering mengalami ketidakseimbangan zat gizi pada
pasien PGK ini maka perlu diidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan
perubahan status gizi pada pasien HD.
Berdasarkan hasil perumusan masalah penelitian tersebut di atas, maka dapat di
rumuskan masalah penelitian ini adalah “Apakah faktor-faktor yang berhubungan dengan
status gizi pasien hemodialisis di Rumah Sakit Royal Progress?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
status gizi pasien Hemodialisa di Rumah Sakit Royal Progress.
2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi gambaran karakteristik responden (usia dan jenis kelamin) pada


pasien Hemodialisa di Rumah Sakit Royal Progress.
b. Mengidentifikasi gambaran nafsu makan pada pasien Hemodialisa di Rumah Sakit
Royal Progress.
c. Mengidentifikasi gambaran lama hemodialisis pada pasien Hemodialisa di Rumah
Sakit Royal Progress.
d. Mengidentifikasi gambaran penyakit penyerta pada pasien Hemodialisa di Rumah
Sakit Royal Progress
e. Mengidentifikasi gambaran status gizi (IMT) pada pasien Hemodialisa di Rumah
Sakit Royal Progress
f. Menganalisa hubungan nafsu makan dengan status gizi pasien Hemodialisa di
Rumah Sakit Royal Progress
g. Menganalisa lama hemodialisis dengan status gizi pasien Hemodialisa di Rumah
Sakit Royal Progress.
h. Menganalisa penyakit penyerta dengan status gizi pasien Hemodialisa di Rumah
Sakit Royal Progress.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pasien Hemodialisa


Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi kepada pasien hemodialisa
tentang faktor apa saja yang dapat berhubungan dengan status gizi pasien hemodialisa
sehingga dapat meningkatkan status gizi.
2. Bagi Rumah Sakit Royal Progress
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber data dan informasi tentang
faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi pasien Hemodialisa di Rumah Sakit
Royal Progress sehingga menjadi acuan untuk meningkatkan status gizi pasien HD.
3. Bagi STIK Sint Carolus
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu informasi atau bahan bacaan
serta acuan bagi akademik tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi
pasien Hemodialisa di RS Royal Progress.
4. Bagi Peneliti
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan dan acuan bagi peneliti,
tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi pasien Hemodialisa sehingga
dapat menjadi acuan untuk mengembangkan asuhan keperawatan terkait peningkatan
status gizi pada pasien HD di Rumah Sakit Royal Progress.

E. Ruang Ringkup
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status
gizi pada pasien Hemodialisa di RS Royal Progress. Penelitian ini dilakukan karena
beberapa pasien yang menjalani HD di RS Royal Progress memiliki IMT kurang akibat
mual, muntah dan tidak nafsu makan. Status gizi yang buruk akan menyebabkan malaise
dan fatigue, rehabilitasi jelek, penyembuhan luka terganggu, kepekaan terhadap infeksi
meningkat, angka rawat inap meningkat, morbiditas dan mortalitas. Penelitian ini akan
dilakukan pada bulan September – November 2023 pada pasien yang menjalani
hemodialisa sebanyak 65 orang di Rumah Sakit Royal Progress. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Metode penelitian menggunakkan metode
kuantitatif dengan desain korelasional dan pendekatan cross sectional.

Anda mungkin juga menyukai