Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SEDIAAN FARMASI

SPEKTROFOTOMETRI DERIVATIF SEDIAAN COTRIMOXAZOLE

GOLONGAN Y

Kelompok : D
1. Sumy Refianti Herlina Polly 2443019097
2. Widia Triutami 2443019110
3. Alizah Azzahrah 2443019114
4. Antonia Beatriz De Padua 2443019115
5. Serianti Wiyatno 2443019123

Asisten :
Bu Beth

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Spektrofotometri derivat merupakan metode manipulatif terhadap spektra pada


spektrofotometri UV-Vis. (Fatimah I, 2003).

Metode spektrofotometri derivatif dapat digunakan untuk menganalisis kuantitatif zat


dalam campuran dimana spektrumnya mungkin tersembunyi dalam suatu bentuk spektrum
besar yang saling tumpang tindih dengan terlebih dahulu sebelum proses pemisahan terlebih
dahulu. Spektrum yang dialih bentuk ini menghasilkan profil yang lebih rinci yang tidak
terlihat pada spektrum normal. (Fatimah I, 2003).

Dalam suatu campuran, pengukuran konsentrasi dalam suatu sampel (analyte) dapat
dilihat dalam campuran sehingga dapat membuat pengerjaan ini menjadi lebih mudah atau
akurat. Tetapi yang sering menjadi kendala yaitu spektra derivatif tidak dapat mengurangi atau
menghindarkan adanya gangguan dari rasio serapan pengganggu yang lain (rasio signal-to-
noise).(D. A. Skoog, F. J. Holler and T. A. Nieman. 1988).

Konsep derivatif telah diperkenalkan pertama kali pada tahun 1950, dimana terlihat
memberikan banyak keuntungan. Aplikasi utama spektroskopi derivatif ultraviolet-cahaya
tapak adalah untuk kualitatif dan analisis sampel. Metode spektroskopi derivatif sangat cocok
untuk analisis pita absorbsi yang overlapping atau terlalu landai. (Owen, 1995).

Spektra derivatif biasanya digambarkan oleh diferensiasi digital atau dengan modulasi
panjang gelombang dari radiasi yang mengenai sel sampel. Interval modulasi panjang
gelombang menjadi sangat berkurang dibandingkan dengan lebar pita dari pita serapan apapun
dalam spektrum. Penggunaan spektroskopi derivatif adalah untuk menurunkan rasio
pengganggu (noise). Metode yang mungkin untuk mengevaluasi kuantitatif dari spektrum
derivatif adalah metode zero crossing, metode tangent, dan metode peak to peak. (D. A. Skoog,
F. J. Holler dan T. A. Nieman. 1988).

Spektrofotometri UV-Vis derivatif kedua dapat menampilkan dan memberikan


keuntungan dalam pengukuran untuk sediaan formulasi tablet yang terdiri dari zat aktif dan zat
tambahan. Pada sediaan farmasi yang terdiri dari zat campuran yaitu zat aktif dan zat tambahan
menghasilkan solusi yang keruh sehingga spektrofotometri derivatif metode tangen dapat
digunakan untuk solusi yang keruh seperti sediaan tablet anti influenza. (Agawal, BK 1991).

Metode tangent dapat digunakan dengan mudah dalam aplikasi karena lebih mudah,
lebih sederhana, dan lebih cepat menganalisis suatu penelitian yang bersifat ilmiah (Agawal,
B.K. 1991).

Spektra derivatif dapat dilakukan dengan menggunakan metode matematika.


Keuntungan dari metode matematika adalah spektra derivatif dapat lebih mudah dihitung dan
dihitung kembali dengan parameter yang berbeda yaitu dengan teknik smoothing yang dapat
digunakan untuk menghilangkan rasio serapan pengganggu (signal-to-noise ratio ). (Agawal,
BK 1991).

1.2 Tujuan Penelitian

Melakukan penetapan kadar sediaan cotrim (Sulfametoksazo dan Trimetropim)


dengan menggunakan metode Spektrofotometri UV metode derivat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sulfametoksazol
Sulfametoksazol merupakan antibiotik yang banyak digunakan dalam klinik, dan
termasuk golongan sulfonamide yang kebanyakan diberikan rnelalui oral karena
absorbsinya cepat di lambung dan usus halus serta didistribusikan ke seluruh jaringan
tubuh. Obat yang diabsorbsi akan berkaitan dengan protein dalam jumlah besar dan
sebagian akan disetilasi atau dimetabolisme menjadi tidak aktif, sehingga pemeriksaan
dengan menggunakan darah (whole blood) lebih baik daripadaplasma atau serum
(Katzung, 2005). Sulfametoksazol terutama diekskresi melalui metabolisme, pada
umumnya perubahan sirkadian dapat mempengaruhi kinetik dari metabolisme obat,
farmakokinetik dari sulfametoksazol dipengaruhi oleh fluktuatif fisiologi seseorang,
namun hal itu tidak diketahui apakah ada ketergantungan sementara dari farmakokinetik
sulfametoksazol (Shik and Jung,2001).
Pada penggunaannya, sulfametoksazol sering dikombinasikan dengan trimethoprim
membentuk kotrimoksazol untuk meningkatkan efektifitas klinik dan mengurangi
resistensi.
2.2 Trimetropim
Trimetoprim adalah suatu diamino-pirimidin yang bersifat basa lemah dengan pKa 7,3
dan sedikit larut dalam air. Spektrum antibakteri trimetoprim sama dengan
sulfametoksazol, meski[1]pun daya antibakterinya 20-100 kali lebih kuat dari[1]pada
sulfametoksazol. Mekaniseme kerja trimetoprim yaitu menghambat terjadinya reaksi
reduksi dari dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat. Tetrahidrofolat panting untuk reaksi-
reaksi pemin[1]dahan satu atom C, seperti pembentukan basa purin (adenin, guanin, dan
timidin) dan beberapa asam amino (metionin, glisin). Sel-sel mamalia menggunakan folat
jadi yang terdapat dalam makanan dan tidak mensintesis senyawa terse[1]but. Trimetoprim
menghambat enzim dihidrofolat reduktase mikroba secara sangat selektif. Hal ini panting,
karena enzim tersebut juga terdapat pada sel mamalia. (Farmakologi dan Terapi, 2007)

2.3 Karakteristik Profil Sulfametoksazol


a. Struktur
b. Pemerian
Serbuk hablur, putih sampai hampir putih; praktis tidak berbau.
(Farmakope Indonesia VI, hal 1659)
c. Kelarutan
Praktis tidak larut dalam air, dalam eter dan dalam kloroform; mudah larut dalam
aseton dan dalam larutan natrium hidroksida encer; agak sukar larut dalam etanol.
(Farmakope Indonesia VI, hal 1659)
d. Data Absorbansi Sulfametoksazol
A(nm) A1% 1cm Pelarut

255 661 NaOH 0,25 N

270 836 EtOH 95%

Pustaka : AOAC

e. Dosis
Biasanya 2 g awalnya, diikuti 1 g dua kali sehari; maksimal 3 g setiap hari.
(Clark’s Analysis of Drugs and Poison, 4th Edition p.2082)

f. Kadar Sulfametoksazol
Sulfametoksazol mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari
101,0% C10H11N3O3S, dihitung terhadap zat kering.
(Farmakope Indonesia VI, hal 1659)

2.4 Karakteristik Profil Trimetropim


a. Struktur
b. Pemerian
Hablur atau serbuk hablur, putih sampai krem; tidak berbau.
(Farmakope Indonesia VI, hal 1749)
c. Kelarutan
Larut dalam benzil alkohol; agak sukar larut dalam kloroform dan dalam metanol; sangat
sukar larut dalam air, dalam etanol dan dalam aseton; praktis tidak larut dalam eter dan
dalam karbon tetraklorida.
(Farmakope Indonesia VI, hal 1749)
d. Data Absorbansi Trimetropim
A(nm) A1% 1cm Pelarut

271 nm 218 Aqueous acid

287 nm 250 Aqueous alkali

Pustaka : Clark’s Analysis of Drugs and Poison, 4th Edition


e. Dosis
Dosis 1,5 g setiap hari selama 3 hari telah diberikan untuk malaria.
Untuk akut infeksi (oral)
- Dewasa : 100 sampai 200 mg dua kali sehari atau dosis tunggal 100 sampai
300 mg
- Anak-anak : 6 sampai 8 mg / kg setiap hari
- Anak-anak (6 - 12 tahun) : 100 mg dua kali sehari
- Anak-anak (6 bulan-5 tahun) : 50 mg dua kali sehari
- Bayi (6 minggu - 5 bulan) : 25 mg dua kali sehari
(IV) : - Dewasa : 200 mg setiap 12 jam
- Anak-anak : 6 sampai 9 mg / kg setiap hari
(Clark’s Analysis of Drugs and Poison, 4th Edition p.2201)
f. Kadar sirup Trimetropim
Trimetoprim mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,0%
C14H18N4O3, dihitung terhadap zat kering.
(Farmakope Indonesia VI, hal 1749)
2.5 Sampel Cotrimoxazole
HASIL TELAAH

Nama produk Cotrimoxazole

Bahan aktif / kandungan obat Sulfametoksazol 400 mg, trimetoprim 80 mg

Dosis yang tertera di etiket 480 mg 10 tablet

Kategori produk Obat keras

Bentuk sediaan Tablet


BAB III
METODEOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian Kuantitatif Spektrofotometri Derivatif

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat

Spektrofotometer UV Sendok tanduk Pipet volume

Botol Timbang Kuvet Batang pengaduk

Timbangan analitis Kertas saring Gelas ukur

3.2.2 Bahan

Sampel Sediaan tablet co-trimoxazole

Etanol

Trimethoprim

Sulphamethoxazole

3.3 Metode Penelitan


3.3.1. Rancangan Pembuatan Larutan Induk Sulfametoksazol
Perhitungan Larutan Induk Sulfametoksazol
50 mg x 1000/ 100 ml = 1000 ppm
1000 ppm x 1 ml/ 10 ml = 100 ppm
Perhitungan Larutan Baku Sulfametoksazol

Larutan Konsentrasi Faktor pengenceran Yang dipipet

C1 5 100 ppm / 5 ppm = 20 x 5 ml / 20 = 0,25 ml =


250 μg

C2 10 100 ppm / 10 ppm = 10 x 5 ml / 10 = 0,5 ml =


500 μg

C3 15 100 ppm / 15 ppm = 6,7 x 5 ml / 6,7 = 0,74 ml =


740 μg
C4 20 100 ppm / 20 ppm = 5 x 5 ml / 5 = 1 ml = 1000
μg

C5 25 100 ppm / 25 ppm = 4 x 5 ml / 4 = 1,25 ml =


1,250 μg

Skema Kerja
Timbang Sulfametoksazol 50mg dengan timbangan analitik

Masukan ke dalam labu takar 100ml

LarutkanSulfametoksazol ke dalam labu ukur dan metanol ad 100 ml, homogenkan

Masukkan kedalam labu takar hasil pengenceran larutan induk 0,25 ml 0,5 ml; 0,74 ml; 1
ml; dan 1,25 ml.

Tambahkan sampai ad tanda setiap labu takar dengan larutan metanol sampai 5 ml, Lalu
homogenkan

Amati masing-masing absorbansi pada λ maks

3.3.2. Pembuatan Larutan Induk Trimetropim


Perhitungan Larutan Induk Trimetropim
50 mg x 1000/ 100 ml = 1000 ppm
1000 ppm x 1 ml/ 10 ml = 100 ppm
Perhitungan Larutan Baku Trimetropim

Larutan Konsentrasi Faktor pengenceran Yang dipipet

C1 5 100 ppm / 5 ppm = 20 x 5 ml / 20 = 0,25 ml =


250 μg
C2 10 100 ppm / 10 ppm = 10 x 5 ml / 10 = 0,5 ml =
500 μg

C3 12 100 ppm / 12 ppm = 8,3 x 5 ml / 8,3 = 0,60 ml =


600 μg

C4 16 100 ppm / 16 ppm = 6,25 x 5 ml / 6,25 = 0,8 ml =


800 μg

C5 20 100 ppm / 20 ppm = 5 x 5 ml / 5 = 1 ml = 1000


μg

Skema Kerja
Timbang Trimetropim 50mg dengan timbangan analitik

Masukan ke dalam labu takar 100ml

Larutkan Trimetropim ke dalam labu ukur dan metanol ad 100 ml, homogenkan

Masukkan kedalam labu takar hasil pengenceran larutan induk 0,25 ml 0,5 ml; 0,60 ml; 0,8
ml; dan 1 ml.

Tambahkan sampai ad tanda setiap labu takar dengan larutan metanol sampai 5 ml, Lalu
homogenkan

Amati masing-masing absorbansi pada λ maks

3.3.3. Preparasi Sampel

Skema Kerja
Dua puluh tablet ditimbang secara akurat dan dihaluskan dalam mortar
Sejumlah bubuk yang setara dengan berat seperempat tablet dicampur
dengan 35ml etanol dalam labu 100ml yang dikalibrasi

Campuran tersebut kemudian disonikasi selama 15 menit pada penangas


ultrasonik

kemudian dibuat volumenya dengan etanol, disaring melalui kertas saring


Whatman No. 1 dan filtrat yang digunakan untuk pembuatan larutan uji tablet

Lakukan uji spektrofotometri pada panjang gelombang yang terpilih


BAB IV
DATA DAN HASIL

4.1 Data Praktikum


4.1.1 Data Kurva Baku Sulfametoksazol
Konsentrasi Δ Abs
(ppm) (259nm)
5 2,502
10 4,647
15 6,982
20 9,076
25 11,549

Regresi Kurva Sulfametoksazol

Kurva Baku Sulfametokszol


14
12 y = 0,4505x + 0,1943
10 R² = 0,9994
Axis Title

8
6 Abs
4
Linear (Abs)
2
0
0 10 20 30
Axis Title

Persamaan→ y= 0,4505x +0,1943

4.1.2 Data Kurva Baku Trimetropim


Konsentrasi Δ Abs
(ppm) (237,5nm)
5 -3,796
10 -7,601
12 -9,309
16 -12,262
20 -15,084
Regresi Kurva Trimetropim

Kurva Baku Trimethroprim


0
-2 0 10 20 30
-4
Axis Title

-6
-8 Abs
-10 Linear (Abs)
-12
y = -0,7554x - 0,0918
-14
R² = 0,9993
-16
Axis Title

Persamaan→ y = -0,7554x – 0,0918

4.1.3 Perhitungan Konsentrasi Sebenarnya Sampel

a. Sulfametaksazol

Sampel Sulfametoksazol Abs (259 nm) Konsentrasi Sebenarnya (ppm)


1 6,9 14,8850
2 7,1 15,3289
3 7,05 15,2179

• Sampel 1:
Δ Absorbansi : 6,9
y= 0,4505x +0,1943
x capping = 14,8850 ppm

• Sampel 2:
Δ Absorbansi : 7,1
y= 0,4505x +0,1943
x capping = 15,3289 ppm

• Sampel 3:
Δ Absorbansi : 7,05
y= 0,4505x +0,1943
x capping = 15,2179 ppm

b. Trimetropim

Sampel Trimetropim Abs (237,5 nm) Konsentrasi Sebenarnya (ppm)


1 -5,34 6,9475
2 -5,21 6,7754
3 -5,25 6,8284
• Sampel 1:
Δ Absorbansi : -5,34
y = -0,7554x – 0,0918
x capping = 6,9475 ppm

• Sampel 2:

Δ Absorbansi : -5,21
y = -0,7554x – 0,0918
x capping = 6,7754 ppm

• Sampel 3:
Δ Absorbansi : -5,25
y = -0,7554x – 0,0918
x capping = 6,8284 ppm

4.1.4 Perhitungan Berat Sulfametoksazol


• Sulfametoksazol
Sampel Berat Kandungan Abs (259 Konsentrasi Faktor
Sulfametoksazol Sulfametiksazol/tablet nm) Sebenarnya (ppm) Pengenceran
1 372,125 mg 6,9 14,8850 250 kali
2 383,2225 mg 7,1 15,3289 250 kali
3 380,4475 mg 7,05 15,2179 250 kali
Rata-rata 378,6 mg 15,1439

a. Sulfametoksazol
• Sampel 1
Konsentrasi sulfa = 14,8850 ppm
Pengenceran 250 kali
Konsentrasi sulfa sebelum diencerkan = 14,8850 ppm x 250 = 3721,25
ppm
Jadi, Konsentrasi sulfa dalam 100 ml= 3721,25 ppm
Berat sulfa dalam 100 ml dengan konsentrasi 3721,25 ppm
= 3721,25 µg/ml x 100 ml x 1/1000
= 372,125 mg

• Sampel 2
Konsentrasi sulfa = 15,3289 ppm
Pengenceran 250 kali
Konsentrasi sulfa sebelum diencerkan = 15,3289 ppm x 250 =
3832,225 ppm
Jadi, Konsentrasi sulfa dalam 100 ml= 3832,225 ppm
Berat sulfa dalam 100 ml dengan konsentrasi 3832,225 ppm
= 3832,225 µg/ml x 100 ml x 1/1000
= 383,2225 mg

• Sampel 3
Konsentrasi sulfa = 15,2179 ppm
Pengenceran 250 kali
Konsentrasi sulfa sebelum diencerkan = 15,2179 ppm x 250 =
3804,475 ppm
Jadi, Konsentrasi sulfa dalam 100 ml= 3804,475 ppm
Berat sulfa dalam 100 ml dengan konsentrasi 3804,475 ppm
= 3804,475 µg/ml x 100 ml x 1/1000
= 380,4475 mg

b. Trimetropim
Sampel Berat Kandungan Konsentrasi Faktor
Trimetropim Trimetropim/tablet Abs (237,5 nm) Sebenarnya (ppm) Pengenceran
1 173,9375 mg -5,34 6,9475 250 kali
2 169,385 mg -5,21 6,7754 250 kali
3 170,71 mg -5,25 6,8284 250 kali
Rata-rata 171,3 mg 6,8504

• Sampel 1
Konsentrasi trimetropim = 6,9575 ppm
Pengenceran 250 kali
Konsentrasi sulfa sebelum diencerkan = 6,9575 ppm x 250 = 1739,375
ppm
Jadi, Konsentrasi trimetropim dalam 100 ml= 1739,375 ppm
Berat trimetropim dalam 100 ml dengan konsentrasi 1739,375 ppm
= 1739,375 µg/ml x 100 ml x 1/1000
= 173,9375 mg

• Sampel 2
Konsentrasi trimetropim = 6,7754 ppm
Pengenceran 250 kali
Konsentrasi sulfa sebelum diencerkan = 6,7754 ppm x 250 = 1693,85
ppm
Jadi, Konsentrasi trimetropim dalam 100 ml= 1693,85 ppm
Berat trimetropim dalam 100 ml dengan konsentrasi 1693,85 ppm
= 1693,85µg/ml x 100 ml x 1/1000
= 169,385 mg
• Sampel 3

Konsentrasi trimetropim = 6,8284 ppm


Pengenceran 250 kali
Konsentrasi sulfa sebelum diencerkan = 6,8284 ppm x 250 = 1707,1
ppm
Jadi, Konsentrasi trimetropim dalam 100 ml= 1707,1 ppm
Berat trimetropim dalam 100 ml dengan konsentrasi 1707,1 ppm
= 1707,1µg/ml x 100 ml x 1/1000
= 170,71 mg

4.1.5 Perhitungan Kadar Sampel


𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
%Kadar = × 100
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑖𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒𝑡

a. Sulfametoksazol
Kandungan Sulfametoksazol dietiket adalah 400 mg.
Rentang konsentrasi = 5-25 ppm
400 𝑚𝑔 4000 𝑝𝑝𝑚
Konsentrasi di etiket : × 1000 µ𝑔 = = 16 𝑝𝑝𝑚
100 𝑚𝑙 250 𝑘𝑎𝑙𝑖

(memenuhi rentang)
• Sampel 1 :
14,885
%Kadar = 16 × 100 = 93,03%

• Sampel 2 :
15,3289
%Kadar = 16 × 100 = 95,80%

• Sampel 3 :
15,2179
%Kadar = 16 × 100 = 95,11%

Berat Kandungan FP % Kadar dari Penyimpangan


Konsentrasi
Sulfametoksazol/t Abs (259 400 mg (%)
Sampel Sebenarnya
ablet nm) Sulfametoksazol
(ppm)
(%)
372,125 mg 250 93,03 6,97
1 6,9 14,8850
kali
383,2225 mg 250 95,80 4,19
2 7,1 15,3289
kali
380,4475 mg 250 95,11 4,89
3 7,05 15,2179
kali
Rata-rata 378,6 mg 15,1439 94,65% 5,35%

• Pembuktian : ( Etiket→ kandungan Sulfametoksazol 400 mg)


𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
= × 𝐾𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑆𝑢𝑙𝑓𝑎𝑚𝑒𝑡𝑜𝑘𝑠𝑎𝑧𝑜𝑙
100
94,65
= × 400 𝑚𝑔
100

= 378,6 mg Terbukti

• Kadar Sulfametrosazol dari 400 mg yang terdeteksi adalah


94,65%
b. Trimetropim
Kandungan Trimetropim 80 mg + 100 mg=180 mg, dilakukan adisi
dengan penambahan penimbangan Trimetropim, sebab konsentrasi yang di
dapatkan tidak memasuki rentang konsentrasi kurva baku ( 5-20 ppm)
180 𝑚𝑔 1800 𝑝𝑝𝑚
Konsentrasi di etiket : 100 𝑚𝑙 × 1000 µ𝑔 = 250 𝑘𝑎𝑙𝑖 = 7,2 𝑝𝑝𝑚

(memenuhi rentang)
• Sampel 1 :
6,9475
%Kadar = 7,2 × 100 = 96,49%

• Sampel 2 :
6,7754
%Kadar = × 100 = 94,10%
7,2

• Sampel 3 :
6,8284
%Kadar = 7,2 × 100 = 94,83%

Berat Kandungan FP % Kadar dari Penyimpangan


Trimetropim/tabl Abs Konsentrasi 180 mg (%)
Sampel
et (237,5 Sebenarnya Trimetropim
nm) (ppm) (%)
173,9375 mg 250 96,5 3,5
1
-5,34 6,9475 kali
169,385 mg 250 94,1 5,9
2
-5,21 6,7754 kali
170,71 mg 250 94,83 5,2
3
-5,25 6,8284 kali
Rata-rata 171,3 mg 6,8504 95,14 % 4,9 %

• Pembuktian : ( Etiket→ kandungan Trimetropim 80 mg + 100 mg)


𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
= × 𝐾𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑇𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑟𝑜𝑝𝑖𝑚
100
95,14
= × 180 𝑚𝑔
100

= 171,3 mg Terbukti

• Kadar Trimetropin dari 180 mg yang terdeteksi adalah 95,14%


4.1.6 Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan penetapan kadar
Sulfametoksazol dan Trimethoprim dalam sampel suspensi “Cotrimoksazol”
dengan menggunakan metode Spektrofotometri Kurva Turunan Pertama
(Derivatif), dimana pada metode ini kadar sulfametoksazol dan trimethoprim
dapat ditentukan dengan membaca larutan sampel pada panjang gelombang
zero crossing. Kadar larutan campuran dua zat dapat ditentukan dengan metode
spektrofotometri tanpa harus dipisahkan lebih dahulu. Digunakan metode
spektrofotometri derivatif karena serapan maksimum dari sulfametoksazol dan
trimethoprim berapa pada panjang gelombang yang berdekatan. Spektrum yang
tumpang tindih menyebabkan kesulitan dalam penetapan kadar trimetoprim
karena terganggu oleh serapan sulfametoksazol. Metode spektrofotometri
derivatif ini digunakan untuk meningkatkan pemecahan puncak yang saling
tumpang tindih tersebut sehingga trimethoprim dapat ditetapkan kadarnya tanpa
terganggu oleh serapan sulfametoksazol.
Sediaan Cotrimoxazole mengandung Sulfametoksazol 400 mg,
trimetoprim 80 mg. Pembuatan larutan baku induk Sulfametoksazol dengan 5
kosentrasi yaitu 5ppm;10ppm;15ppm; 20ppm;25ppm yang diamati pada
Panjang gelombang 259nm. Pada pembuatan larutan baku induk Trimetropim
yang diamati pada panjang gelombang 237,5nm dengan 5 kosentrasi yaitu
5ppm;10ppm;12ppm;16ppm;20ppm. Dengan absorbansi dari masing-masing
senyawa dan di dapatkan persamaan regresi untuk Sulfametoksazol yaitu
y=0,4505x+0,1943 dengan R² = 0,9994 dan untuk trimetoprim yaitu y = -
0,7554x- 0,0918 dengan nilai R² = 0,9993.
Sampel yang digunakan yaitu Cotrimoxazole dengan 3 pengambilan
berat sampel yang di uji dengan panjang gelombang 259nm untuk
Sulfametoksazol dan panjang gelombang 237,5nm untuk trimetoprim serta
mendapat absorbansi dari masing-masing Panjang gelombang tersebut. Dari uji
sampel tersebut, didapatkan kadar dari Sulfametoksazol yaitu 94,65% kadar
dari Trimetoprim yaitu 95,14 %.
Untuk kadar Sulfametoksazol 94,65% dalam 1 tablet Cotrimoxazole
menghasilkan berat Sulfametoksazol sebanyak 378,6 mg, kandungan tersebut
kurang dari jumlah Sulfametoksazol dalam etiket yaitu 400mg. Untuk kadar
Trimetoprim 95,14 %. dalam 1 tablet Cotrimoxazole menghasilkan berat
Trimetoprim sebanyak 171,3 mg, kandungan tersebut kurang dari jumlah
Sulfametoksazol dalam etiket yaitu 180 mg. Untuk kadar berdasarkan standar
Farmakope Indonesia VI menyatakan bahwa kadar Sulfametoksazol dan
Trimetoprim tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih dari 107,0% dari jumlah
yang tertera pada etiket. Sehingga untuk kadar Sulfametoksazol dan
Trimetoprim dalam 1 tablet Cotrimoxazole memenuhi syarat.
DAFTAR PUSTAKA

Farmakologi dan Terapi Edisi 5

Moffat, A.C., Osselton, M.D., and Widdop, B., 2011. Clark’s Analysis of Drugs and Poisons,
4edition. Pharmaceutical Press, UK. Hal. 2038

Anonim, 2020. Farmakope Indonesia, Edisi VI, KementrianKesehatan RI,Jakarta

Anda mungkin juga menyukai