Anda di halaman 1dari 18

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN
ANALISIS FARMASI
“IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM
SEDIAAN TABLET SECARA VOLUMETRI”

OLEH :
NAMA : JULFA DJAFAR
STAMBUK : 15020150026
KELAS : C2
KELOMPOK : 1
ASISTEN : WIDYAWATI, S.Farm

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2017
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM
SEDIAAN TABLET SECARA VOLUMETRI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Analisis kuantitatif adalah analisis untuk menentukan jumlah atau


kadar absolut atau relatif dari suatu elemen spesies yang ada didalam
sampel, misalnya terhadap bahan-bahan atau sediaan yang didalam
farmasi, obat didalam jaringan tubuh dan sebagainya.
Kadar parasetamol dari setiap produk obat berbeda-beda
walaupun dengan kandungan zat aktif yang sama. Kadar setiap obat
berpengaruh terhadap ke efektifitasnya memberikan efek, apabila
kadarnya tinggi maka tingkat keefektifitasnya juga tinggi, begitupun
sebaliknya.
Parasetamol merupakan salah satu obat yang sering dijual di
apotek sekitar kita dan dijual secara bebas (tanpa menggunakan
resep dokter), obat ini dapat digunakan sebagai obat untuk
menurunkan panas, meredakan sakit kepala dan sakit gigi. Karena
dalam tubuh kita ada suatu zat yang bernama prostaglandin yang
menghasilkan rasa sakit, parasetamol menghambat produksi zat ini
hingga rasa sakit berkurang sedangkan Asetosal mempunyai nama
sinonim asam asetil salisilat, asam salisilat asetat dan yang paling
terkenal adalah. Serbuk asam asetil salisilat dari tidak berwarna atau
kristal putih atau serbuk granul kristal yang berwarna putih. Asam
asetilsalisilat stabil dalam udara kering tapi terdegradasi perlahan jika
terkena uap air menjadi asam asetat dan asam salisilat. Didalam
percobaan ini tidak dilakukan identifikasi pada sediaan asetosal.
Obat ini beredar di masyarakat dalam berbagai macam sediaan,
yaitu dalam sediaan tablet, kaplet, kapsul, sirup, dan serbuk. Adapun
kadar suatu obat dalam suatu sediaan farmasi mempengaruhi efek
terapi yang diharapkan, namun juga kadar yang tidak sesuai dengan
kadar yang telah ditetapkan pada suatu senyawa obat tertentu juga

JULFA DJAFAR WIDYAWATI,S.Farm


15020150026
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM
SEDIAAN TABLET SECARA VOLUMETRI

dapat berefek buruk, baik ditunjukkan dengan timbulnya efek samping


yang tidak diharapkan ataupun timbulnya efek toksisitas.
Dalam kesempatan percobaan ini, salah satu sediaan obat paten
dipasaran yang mengandung campuran asetosal-parasetamol
dijadikan sebagai sampel untuk mengidentifikasi dan menetapkan
kedua campuran obat tersebut kedalam sebuah metode yaitu metode
alkimetri-asidemetri.
Dengan andanya percobaan ini, maka kita dapat mengetahui
dalam sediaan campuran asetosal-paracetamol tersebut, berapa
kadar yang terdapat didalanya apakah sesuai dengan farmakope
indonesia.
1.2 Maksud Praktikum

Adapun maksud dari percobaan ini untuk mengetahui dan


mempelajari bagaimana cara identifikasi dan Penetapan kadar
campuran asetosal dan paracetamol dalam sediaan yaitu bintang
todsoe secara alkimimetri.
1.3 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan percobaan ini adalah untuk mengedentifikasi dan


menetapkan kadar dari sediaan obat campuran asetosal dan
paracetamol yaitu bintang todsoe dengan menggunakan metode titrasi
nitrimetri dan titrasi asidi-alkali.

JULFA DJAFAR WIDYAWATI,S.Farm


15020150026
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM
SEDIAAN TABLET SECARA VOLUMETRI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Teori Umum

Parasetamol merupakan metabolit henasen dengan efek


antipiuretik yang ditimbulkan oleh gugus aminobenzena dengan efek
anlagetik parasetamol menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan
sampai sedang. Efek antiinflamasi sangat lemah. Parasetamol
diabsorbsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Konsentrasi
tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan masa penuh
plasma antara 1-3 jam. (Gunawan, 2007).
Campuran obat paracetamol dan asetosal dalam sediaan tablet
sering di jumpai di pasaran. Sediaan tablet tersebut dapat di lakukan
analisis kuntitatif dan kualitatif tampa di lakukan isolasi atau
pemisahan terlebih dahulu (Gandjar, 2007).
Asetosal mempunyai nama sinonim asam asetil salisilat, asam
salisilat asetat dan yang paling terkenal adalah aspirin (brandname
produk dari Bayer). Serbuk asam asetil salisilat dari tidak berwarna
atau kristal putih atau serbuk granul kristal yang berwarna putih. Asam
asetilsalisilat stabil dalam udara kering tapi terdegradasi perlahan jika
terkena uap air menjadi asam asetat dan asam salisilat. (Widjayanti,
2004).
Asam salisilat memiliki gugus polar dan gugus nonpolar. Gugus
polarnya adalah gugus –OH dan gugus nonpolarnya adalah gugus
cincin benzennya. Dari rumus struktur ini dapat dilihat bahwa asam
salisilat larut pada sebagian pelarut polar dan sebagian pada pelarut
non polar, tetapi sukar larut dengan sempurna pada pelarut polar saja
atau pelarut nonpolar saja karena memiliki gugus polar dan nonpolar
sekaligus dalam satu gugus (Supardani, 2006).
Analisa volumetri merupakan salah satu metode analisa
kuantitatif, yang sangat penting penggunaannya dalam menentukan
konsentrasi zat yang ada dalam larutan. Keberhasilan analisa

JULFA DJAFAR WIDYAWATI,S.Farm


15020150026
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM
SEDIAAN TABLET SECARA VOLUMETRI

volumetri ini sangat ditentukan oleh adanya indikator yang tepat


sehingga mampu menunjukkan titik akhir titrasi yang tepat. Titik akhir
titrasi asam basa dapat ditentukan dengan indikator asam basa.
Indikator yang digunakan harus memberikan perubahan warna yang
nampak di sekitar pH titik ekivalen titrasi yang dilakukan, sehingga titik
akhirnya masih jatuh pada kisaran perubahan pH indikator tersebut
(Harjanti, 2008).
Beberapa analisis yang dapat kita ketahui dalam volumetri atau
titrasi ini yaitu (Harjanti, 2008) :
1. Analisis kesadahan total melalui titrasi kompleksometri
Kesadahan total adalah jumlah ion-ion Ca2+ dan Mg2+ yang
terdapat dalam suatu sampel air. Kesadahan total salah satunya
dapat ditentukan melalui volumetri. Titrasi menggunakan EDTA
(etilendiamintetraasetat) sebagai titran dan EBT (Eriochrome Black
T, Erio T) sebagai indikator.
2. Analisis keasaman melalui titrasi asam lemah dengan basa kuat
Titrasi asam basa adalah titrasi yang menyangkut asam dan
basa aik kuat maupun lemah. Titrasi asam basa dapat memberikan
titik akhir yang cukup tajam dan untuk itu digunakan pengamatan
dengan indicator bila pH ekuivalen antara 4 sampai 10.
3. Analisis kadar H2O2 melalui titrasi redoks.
Reaksi redoks merupakan suatu reaksi yang menyebabkan
terjadinya perubahan bilangan oksidasi pada atom-atom dalam
komponen yang terlibat dalam reaksi. Reaksi redoks dapat
dijadikan sebagai dasar dalam titrasi karena seringkali atom atau
senyawa yang sama dengan bilangan oksidasi berbeda memiliki
perbedaan warna yang cukup jelas.
4. Analisis kadar Cl dalam larutan NaCl melalui titrasi argentometri
metode volhard.

JULFA DJAFAR WIDYAWATI,S.Farm


15020150026
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM
SEDIAAN TABLET SECARA VOLUMETRI

Argentometri merupakan metode titrasi yang menggunakan


larutan pekat nitrat (AgNO3) sebagai titran. Hasil reaksi titrasinya
adalah endapan atau garam yang sukar larut.

Identifikasi dari senyawa ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu


(Ditjen POM, 1995) :
a. Inframerah
Spektrum serapan inframerah zat yang telah dikeringkan di atas
pengering yang cocok dan didispersikan dalam kalium bromide P
menunjukkan harga maksimum hanya pada panjang gelombang yang
sama seperti pada parasetamol BPFI.
b. Serapan ultraviolet
Teknik spektroskopi pada daerah ultraviolet dan sinar tampak
biasa disebut spektroskopi UV-Vis atau spektrofotometer UV-Vis. Dari
spekrum absorbsi dapat diketahui panjang gelombang dengan
absorbansi maksimum dari suatu unsur atau senyawa. Konsentrasi
suatu unsur atau senyawa juga dengan mudah dapat dihitung dari
kurva standar yang diukur pada panjang gelombang dengan
absorbansi maksimum yang telah ditentukan
2.2 Uraian Sampel
Nama produk :Bintang Toedjoe
Komposisi :Tiap 1.000 mg mengandung paracetamol 400
mg, acetosal 250 mg, caffeine 50 mg.
Indikasi :Meredakan demam, sakit kepala, sakit gigi,
sakit pada telinga, nyeri haid, dan nyeri
ringan lainnya.
Kemasan : Satu puyer sama dengan 1 gram (1.000
mg).
Dosis : - Dewasa dan anak-anak >12 tahun: 3-4 kali
sehari 1 sachet.

JULFA DJAFAR WIDYAWATI,S.Farm


15020150026
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM
SEDIAAN TABLET SECARA VOLUMETRI

-Anak-anak 6-12 tahun: 3-4 kali sehari ½ -1


sachet. Diminum sesudah makan.
Brand : Bintang Toedjoe.
2.3 Uraian Bahan
1. Asam klorida (Ditjen POM 1979, h. 649)
Nama resmi : ACIDUM HIDROCHIORIDUM
Nama lain : Asam Clorida, Asam Garam
Rumus kimia : HCl/ 36,5
Rumus Struktur : H-Cl
Pemerian : cairan tidak berwarna, berasap dan bau
merangsang jika diencerkan dua bagian air
asap dan bau hilang.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup
Kegunaan : sebagai zat tambahan.
2. Asam sulfat ( Dirjen POM, 1979 h. 58)
Nama Resmi : ACIDUM SULFARICUM
Nama lain : Asam sulfat
RM/BM : H₂SO₄/98,07
Rumus struktur : O
H–O–S–O–H
O
Pemerian : Cairan kental seperti minyak, korosif tidak
berwarna, jika di tambahkan ke dalam air,
menimbulkan rasa panas.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
3. Asam Nitrat (Dirjen POM, 1979 h. 650)
Nama Resmi : ACIDUM NITRAS
Nama Lain : Asam Nitrat
RM/BM : HNO3 / 63
Pemerian : Cairan berasap, jernih, tidak berwarna
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

JULFA DJAFAR WIDYAWATI,S.Farm


15020150026
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM
SEDIAAN TABLET SECARA VOLUMETRI

Rumus struktur : H
O–N–O
O
4. Besi (III) klorida (Dirjen POM, 1979 h. 659)
Nama Resmi : FEROOSI HYDROCHLORIDUM
Nama lain : Besi ( III ) klorida
Rumus kimia : FeCl₃
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, hitam kehijauan,
bebas warna jingga dari garam hidrat
yang telah terpengaruh oleh kelembaban.
Kelarutan : Larut dalam air, larut beropalesensi berwarna
jingga.
Rumus struktur : Cl – Fe – Cl
Cl
5. Kalium Bikromat (Ditjen POM 1979, h. 687)
Nama resmi : KALII BICROMAS
Nama lain : Kalium bikromat
RM / BM : K2Cr2O7 / 294,192
Kandungan : Tidak kurang dari 99.8% K2Cr2O7
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur; merah jingga
Kelarutan : Larut dalm air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi.
6. Metilen Biru (Dirjen POM, 1979 hh. 381-382)
Nama Resmi : METHYLTHIONINI CHLORIDUM
Nama Lain : Biru Metilen
RM/BM : C16H16CIN3S.2H2O/372,90

JULFA DJAFAR WIDYAWATI,S.Farm


15020150026
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM
SEDIAAN TABLET SECARA VOLUMETRI

Pemerian : Serbuk hablur mengkilat seperti logam atau


suram kehijauan tua atau serbuk warna
coklat; hamper tidak berbau. Higroskopis.
Kelarutan : Larut dalam 40 bagian air, dalam 110 bagian
etanol (95%) P dalam 450 bagian kloroform
P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Rumus struktur :

7. Natrium Nitrit (Dirjen POM, 1979 h. 714)


Nama Resmi : NATRII NITRIT
Nama Lain : Natrium Nitrit
RM/BM : NaNO2/69,00
Pemerian : Hablur atau granul, tidak berwarna atau putih
Kelarutan : larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar larut
dalam etanol 95% P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
2.4 Prosedur kerja (Anonim, 2017 hh. 16-17)
A. Identifikasi Parasetamol
1. Reaksi dengan besi (Ill) klorida 10% terbentuk biru ungu muda.
2. Sejumlah sampel setara dengan 50 mg zat dilarutkan dalamHCl
3 N, dimasak selama 5 menit. Selanjutnya larutan dibagi dua
dan diperlakukan sebagai berikut :
a. Reaksi diazo : ke dalam satu bagian larutan ditambahkan 2
tetes pereaksi diazo I, disaring, dan tiltrat dituangkan ke
dalam 2 mL pereaksi diazo ll. Timbul wama jingga-merah
b. Satu bagian iain dari larutan di atas diencerkan dengan 5,0
mL aquades. Sesudah larutan menjadi dingin tidak boleh
diendapkan. Selanjutnya ditambahkan beberapa tetes
larutan 0,1 N kalium dikmmat; lambat-laun timbul wama ungu

JULFA DJAFAR WIDYAWATI,S.Farm


15020150026
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM
SEDIAAN TABLET SECARA VOLUMETRI

yang tidak boleh berubah menjadi merah (membedakan


parasetamol dengan fenasetin).
3. Parasetamol mereduksi pereaksi Toilens.
4. Zat ditambahkan pereaksi HNO3 encer terbentuk wama jingga
5. Zat ditambahkan HCI pekat. ditambahkan K 2Cr2O7 terbentuk
warna violet
6. Zat ditambahkan aseton, lalu ditetesi air terbentuk Kristal, dapat
dimati dengan mikroskop.
B. Penetapan Kadar parasetamol secara Nitrimetri
1. Timbang seksama sejumlah tertentu serbuk tablet yang setara
dengan kurang lebih 500 mg parasetamol. Refluks selama 1
jam dengan 30 mL asam sulfat 10% (b/b).
2. Larutan dipindahkan dengan bantuan beberapa mL air ke
dalam labu titrasi/Erlenmeyer, lalu ditambahkan 10mL HCI
pekat.
3. Suhu Iarutan diatur 15 °C, lalu ditambahkan indikator dalam
berupa campuran tropeolin OO dan metilen biru.
4. Titrasi larutan dengan larutan baku NaNO2 0,1 N yang
ditambahkan tetes demi tetes sambil dilakukan pengocokan
terus-menerus.
5. Pada titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna Iarutan
dari ungu menjadi biru sampai hijau.
6. Setiap mL NaN02 0,1 N setara dengan 15,116 mg C8H9NO2.

JULFA DJAFAR WIDYAWATI,S.Farm


15020150026
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM
SEDIAAN TABLET SECARA VOLUMETRI

BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum


Adapun alat-alat praktikum yang digunakan dalam praktikum ini
yaitu alat refluks, bunsen, buret, erlenmeyer, gelas kimia, gelas ukur,
pipet tetes, pipet volume, rak tabung, statif dan tabung reaksi.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan praktikum yang digunakan pada percobaan
ini yaitu asam klorida, asam nitrat, asam sulfat, besi (III) klorida,
kalium bikromat, larutan baru NaNO2 0,089 M, metil biru, pereaksi
tollens, tropeolin OO dan sampel bintang toedjoe.
3.3 Cara Kerja
A. Identifikasi parasetamol dalam sampel bintang toedjoe
- Sampel ditambahkan FeCl3 menghasilkan warna biru ungu
muda.
- Sampel ditambahkan pereaksi tollens menghasilkan warna
hijau lumut (mereduksi).
- Sampel ditambahkan dengan HNO3 encer menghasilkan
warna jingga.
- Sampel ditambahkan HCl pekat lalu ditambahkan K2Cr2O7
menghasilkan warna violet.
B. Penetapan kadar sirup vitamin B1 H-Booster
Ditimbang serbuk sampel bintang toedjoe 250,03 mg.
Direfluks selama 1 jam dengan 15 mL asam sulfat 10% (b/b).
Dipindahkan larutan dengan bantuan beberapa mL air ke dalam
Erlenmeyer. Lalu ditambahkan HCl pekat 5 mL. Diatur suhu
dengan 15oC lalu ditambahkan campuran indikator tropeolin OO
dan metil biru. Dititrasi dengan larutan baku NaNo 2 0,089 M
sambal dikocok. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan
warna dari ungu menjadi biru menjadi hijau.

JULFA DJAFAR WIDYAWATI,S.Farm


15020150026
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM
SEDIAAN TABLET SECARA VOLUMETRI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
1. Identifikasi Parasetamol pada sampel bintang toedjoe
Sampel Perlakuan Hasil

- Sampel + FeCl3 biru ungu - (-) kuning


muda
Bintang - Sampel + tollens hijau lumut - (+) hijau lumut
Toedjoe - Sampel + HNO3 encer jingga - (-) putih
- Sampel + HCl pekat + K2Cr2O7 - (-) hijau muda
violet
2. Penetapan kadar parasetamol pada sampel bintang toedjoe
Dik: M NaNO2 = 0,089 M
Berat setara = 15,116 mg
Volume titran= 18 mL
Berat sampel= 250,03 mg
Fk = 0,1
Berat rata-rata = 1,173455 gr
Byd = x berat rata-rata
= x 1,173455 gr = 0,73351gr = 733,51 mg
Byd = x berat rata-rata
733,51 mg = x 1,173455 gr
B. setara = 250,034200 mg
= 250,03 mg
% kadar = x 100%
= x 100%
= 96,8517058%
= 96,85%
4. 2 Pembahasan
Parasetamol merupakan metabolit henasen dengan efek
antipiuretik yang ditimbulkan oleh gugus aminobenzena dengan efek

JULFA DJAFAR WIDYAWATI,S.Farm


15020150026
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM
SEDIAAN TABLET SECARA VOLUMETRI

anlagetik parasetamol menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan


sampai sedang. Efek antiinflamasi sangat lemah. Parasetamol
diabsorbsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Konsentrasi
tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan masa penuh
plasma antara 1-3 jam. Campuran obat paracetamol dan asetosal
dalam sediaan tablet sering di jumpai di pasaran. Sediaan tablet
tersebut dapat di lakukan analisis kuntitatif dan kualitatif tampa di
lakukan isolasi atau pemisahan terlebih dahulu.
. Metode nitrimetri digunakan karena pada senyawa parasetamol
terdapat gugus amin aromatis primer sehingga digunakan metode
nitritometri. Metode nitritometri ini digunakan untuk memisahkan
senyawa aromatis primer yang terdapat pada parasetamol.
Tujuan dari percobaan ini yaitu mengidentifikasi dan menetapkan
kadar campuran asetosal dan paracetamol dalam sediaan tablet
secara nitrimetri. Adapun sampel yang dijadikan sebagai percobaan
untuk mengetauhi penetapan kadarnya dalah sediaan obat campuran
asetosal-paracetamol yaitu bintang todsoe.
Disini digunakan alat refluks yang berfungsi untuk menghidrolisis
parasetamol menjadi amin aromatik primer yang nantinya akan
bereaksi dengan larutan baku NaNO2 untuk membentuk garam
diazonium. Garam diazonium ini mempunyai arti penting karena dari
senyawa tersebut dapat dibuat berbagai senyawa aromatik.
Adapun bahan-bahan praktikum yang digunakan pada percobaan
ini yaitu asam klorida sebagai ppereaksi identifikasi dan berfungsi
dalam pembentukan garam diazonium, asam nitrat digunakan sebagai
pereaksi identifikasi, asam sulfat berfungsi untuk membantu terjadinya
refluks, besi (III) klorida sebagai pereaksi identifikasi, kalium bikromat
sebagai pereaksi identifikasi, larutan baru NaNO2 0,089 M digunakan
sebagai titran, metil biru digunakan sebagai indikator dalam, pereaksi
tollens digunakan sebagai pereduksi, tropeolin OO digunakan sebagai

JULFA DJAFAR WIDYAWATI,S.Farm


15020150026
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM
SEDIAAN TABLET SECARA VOLUMETRI

indikator luar dan sampel bintang toedjoe digunakan sebagai sampel


yang akan dianalisis.
Adapun Untuk percobaan pertama yaitu identifikasi paracetamol
dengan sampel bintang todsoe. Hasil reaksi dengan FeCl2 10%
berbentuk kuning. Sediaan bintang todsoe mereduksi pereaksi tollens
menhasilkan hijau lumut. Zat ditambahkan pereaksi HNO 3 Encer
menghasilkan warna Putih. Zat ditambahkan HCl pekat lalu
ditambahkan dengan K2CrO7 menghasilkan warna Hijau muda.
Pada penetapan kadar parasetamol secara nitrimetri diperoleh
persen kadar yaitu 96,85%. Hal ini tidak sesuai dengan persen kadar
yang ada dalam Farmakope Indonesia yang menyatakan bahwa kadar
parasetamol tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0%.
Beberapa faktor kesalahan diantaranya adalah ketidaktelitian
praktikan pada saat memipet bahan, keadaan alat yang kurang baik
ataupun bersih, keadaan bahan yang tidak baik ataupun terdapat zat
pengotor (pelarut yang sudah tidak baik digunakan), serta kesalahan
dari proses pencampuran suatu larutan yang digunakan pada saat
praktium berjalan.

JULFA DJAFAR WIDYAWATI,S.Farm


15020150026
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM
SEDIAAN TABLET SECARA VOLUMETRI

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
kadaar dari campuran asetosal dan parasitamol yaitu obat bintang
todsoe dimana kadar parasitamol mengandung 96,85 % tidak
memenuhi range dimana menurut farmakope indonesia seharusnya
parasetamol mengandung tidak lebih dari 98,01 % dan tidak lebih
besar dari 101.0%.
5.2 Saran
Sebaiknya bahan yang digunakan lebih dilengkapkan saat
praktikum dan alat yang digunakan harus dalam kondisi yang baik
sehingga tidak menghambat kelancaran praktikum.

JULFA DJAFAR WIDYAWATI,S.Farm


15020150026
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM
SEDIAAN TABLET SECARA VOLUMETRI

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2017. Penuntun Praktikum Kimia Analisis Instrumen. Fakultas
Farmasi, UMI : Makassar.

Gandjar, Ibnu Ghoib., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka pelajar,


Yogyakarta.
Gunawan, G., 2007, Farmakologi dan Terapi, UI Press, Jakarta.
Harjanti, R.S., 2008, Pemungutan Kurkumin dari Kunyit (Curcuma
domestica val.) dan Pemakaiannya Sebagai Indikator
Analisis Volumetri, Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 2, No. 2,
Yogyakarta.
Suirta, W., 2010, Sintesis Senyawa Orto-Fenizalo-2-Naftol Sebagai
Indikator Dalam Titrasi, Jurnal Kimia, Vol. 4, Universitas
Udayana.
Supardani, Dwi Oktita dan Aditya Pranoto, 2006, Perancangan Pabrik
Asam Salisilat dari Phenol, Jurusan Teknik Kimia, FTI
Institus Teknologi Nasional, Bandung.
Widjayanti, 2004, Obat-Obatan, Kanisius, Jakarta.

JULFA DJAFAR WIDYAWATI,S.Farm


15020150026
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM
SEDIAAN TABLET SECARA VOLUMETRI

LAMPIRAN

A. Identifikasi Parasetamol

paraasitamol + paraasitamol + paraasitamol paraasitamol + HCL


FeCl3 10% Tolles + NHO3 encer pekat

B. Penetapan kadar Parasetamol

JULFA DJAFAR WIDYAWATI,S.Farm


15020150026
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM
SEDIAAN TABLET SECARA VOLUMETRI

LAMPIRAN
1. Skema Kerja
A. Identifikasi Parasetamol
- Sampel + FeCl3 biru ungu muda
- Sampel + tollens hijau lumut
- Sampel + HNO3 encer jingga
- Sampel + HCl pekat + K2Cr2O7 violet
B. Penetapan kadar parasetamol secara nitrimetri
Ditimbang 250,03 mg parasetamol

Direfluks dengan 15 mL asam sulfat 10% (b/b) selama 1 jam

Dipindahkan ke dalam Erlenmeyer dengan bantuan beberapa mL air

Ditambahkan 5 mL HCl pekat

Diatur suhu 15oC, ditambahkan campuran indikator tropeolin OO


dan metil biru

Dititrasi dengan larutan baku NaNO2 0,089 M

Titik akhir titirasi ditandai dengan perubahan warna ungu menjadi biru
sampai hijau.

JULFA DJAFAR WIDYAWATI,S.Farm


15020150026

Anda mungkin juga menyukai