٭Email: hamsidar.hasan@ung.ac.id
Abstrak. Salah satu komponen kimia telah berhasil diisolasi dari fraksi kloroform kulit
batang Artocarpus lanceifolius Roxb. Metode ekstraksi maserasi bertingkat, fraksinasi
dengan kolom cair vakum menghasilkan 8 fraksi utama. Fraksi DEF menghasilkan 4 sub
fraksi DEF1, DEF2, DEF3, DEF4. Hasil isolasi dengan kromatografi radial, Fraksi DEF 4
mengasilkan 43,2 mg senyawa murni. Elusidasi struktur dengan UV-Vis, FTIR, H-NMR,
C-NMR, HSQC dan HMBC menunjukkan senyawa tersebut adalah 14-hidroksiartonin E
(telah dilaporkan sebelumnya). Pengujian antioksidan terhadap pengikatan 1,1-Difenil-
fikrilhidrazil (DPPH) menunjukan nilai IC50 sebesar 44,6 μg/mL (kategori kuat).
1. PENDAHULUAN
Secara etnobotani, Artocarpus telah digunakan sebagai obat tradisional seperti obat diare,
obat pencegah kehamilan, obat disentri, pereda demam. Penggunaan sebagai obat tradisional erat
kaitannya dengan kandungan metabolit sekunder dari Artocarpus. Penelusuran pustaka
menunjukkan Artocarpus umumnya mengandung flavonoid terprenilasi [1], khususnya flavonoid
dengan variasi struktur yang beragam, keragaman ini disebabkan adanya gugus prenil yang terikat
pada flavonoid baik dalam bentuk geranil, farnesil sehingga dapat menghasilkan efek biologi yang
sangat luas [2] seperti antitumor [3]; menghambat sel kanker PC-3 [4], menghambat produksi
melanin [5].
Artocarpus lanceifolius Roxb merupakan salah satu species dari genus Artocarpus.
Tanaman tersebut merupakan endemik Kalimantan Selatan Indonesia. Secara empiris daun
digunakan sebagai antiinflamasi dan buahnya digunakan sebagai makanan pelengkap. Antiinlamasi
berhubungan erat dengan radikal bebas dan penyakit degeneratif seperti penyakit kanker [6].
Penggunaan sebagai obat tradisional masih berdasarkan pengalaman dan belum didukung oleh data-
data ilmiah sehingga perlu dilakukan eksperimen untuk membuktikan hal tersebut. Pada
penelitian ini telah dilakukan karakterisasi komponen kimia dan uji aktivitas antioksidan dengan
metode DPPH
Aktivitas antioksidan dinyatakan dengan Inhibition Concentration 50% atau IC 50 yaitu konsentrasi
sampel yang dapat meredam radikal DPPH sebanyak 50%.
Komponen kimia diperoleh sebagai serbuk kuning sebanyak 43,2 mg. Uji Mg dan HCl
menunjukkan hasil positif sebagai flavonoid. Analisis spektroskopi UV dalam pelarut metanol
memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang 386 nm (pita 1) dan 283 nm (pita 2).
Dapat ditunjukkan pada Gambar 1. Serapan pada 283 nm (pita 2) menunjukkan serapan sistem
benzoil sedangkan serapan pada 386 nm (pita 1) menunjukkan karakteristik sistem sinamoil
(Nomura, 1988). Analisis spektrum FTIR dengan pelat KBr menunjukkan adanya gugus OH pada
bilangan gelombang 3392 cm-1, (C=O) pada bilangan gelombang 1653 cm -1, (CH alifatik), pada
bilangan gelombang 2970, 2928, 2858 cm-1 dan (C=C aromatic) pada bilangan gelombang 1566 cm -
1
.
Spektrum 1H-NMR (500 MHz, aseton d6) (ppm); 6,15 (1H, s, H-6); 6,59 (1H,s, H-3’); 6,94
91H,s H-6’); 3,2 (2H, d, J=6,05 Hz, H-11); 5,28 (1H, t, J=9,7Hz, H-12); 4,03 (2H, s, H-14); 1,7
(3H, s, H-15); 6,62 (1H, d, J=10Hz, H-16); 5,67 (1H, d, J=10Hz, H-17); 1,4 (3H, s, H-19); 1,65
(3H, s, H-20); 13,08 (OH. H-5).Ditunjukkan pada Gambar 2. Spektrum 13C-NMR (125 MHz, aseton
d6) (ppm) : 162,5 (C, C-2); 120,7 (C, C-3); 183 (C, C-4); 160 (C, C-5); 99,8 (CH, C-6); 162,6 (C, C-
7); 101,7 (C, C-8); 104,9 (C, C-9); 153,2 (C, C-10); 111,1 (C, C-1’); 150 (C, C-2’) 104,9 (CH, C-
3’); 149 (C, C-4’); 139 (C, C-5’); 117 (CH, C-6’); 24,7 (CH2, C-11); 124,6 (CH, C-12); 136,6 (C,
C-13); 61,2 (CH2, C-14); 21,7 (CH3, C-15); 115,4 (CH, C-16); 128 (CH, C-17); 78,8 (C, C-18); 28,3
(CH3, C-19); 28,3 (CH3, C-20). Spekrum C-NMR ditunjukkan pada Gambar 3.
[2] X Chem, Emmanuel M, mansau Wong and Yan Zhang. A Systematic review on biological
activity of Prenilated flavonoids.( 2013) 52;5, 655-660, DOI : 10.3109/13880209.2013
[3] Thuy TT, Thien DD, Quang Hung T, Tam, N.T., Anh, NTH., Nga, N.T., Cuc, N.T., Mal, L.P.,
van, S.T., delfino, D.V., Thao, D.T., In Vivo Anticancer Activity of Maesopin 4-O-β-glukoside
Isolated from Leaves of Artocarpus tonkinensis A. Chev. Ex Gagnep. APJTM. (2016)
[4] Wang, X.L., Di, X.X., Shen, T., Wang, S.Q., Wang, X.N.,New Phenolic Compounds from the
Leaves of Artocarpus heterophyllus, Chenese Chemical Letters xxx (2016)
[5] Lan, W.C., Tzeng, C.W., Lin, C.C., Yen, F.L., Ko, H.H.(2013). Prenylated Flavonoid From
Artocarpus altilis: Antotioksidan and Inhibitory Effect on melanin Production. Phytochemistry
( 2013) 89 : P 78-88
[6] Murningsih, T dan Fathoni, A. Murningsih, T and Fathoni, A. In vitro evaluation of anti-
inflammatory and antioxidant activity, total phenolic and flavonoid content in Terminalia sp.
Journal of the Life Sciences, LIPI, Bogor. (2016) Vol 15. 2:159-166.
[7] Ajiboye, B.O., Ojo, O.A., Adeyonu, O., Imiere, O.,Olayide, I., Fadaka, A., Oyinloye B. .2016.
Inhibitory Effect on Key Enzim Relevant to Acute Type-2 Diabetes and Antioxidatif Activity of
Ethanolic Extrac of Artocarpus heterophyllus Stem Bark. Journal of Acut disease (2016) 1-8.
[8] Dennis Okello, Yuseng Chung, Hyseon Kim, Jum Lee. Endang Rahmat, Richard Komakoch,
Yong Goo Kim, Francis Omujal, and Youngnin Kang Antioxidant activity, polyphenolic conten,
and FT-NIR analysis of Different Aspilia africanu medicinal plant tissues. (2021) Artikel ID
9917810, 11 pages. https://doi.org/10.1155/2021/9917810
[9] Cao S, Butler MS, and Buss Antony D, Flavonoids from Artocarpus lanceifolius, Natural
product Research, (2002) vol 17, no 2, pp 79-81