Anda di halaman 1dari 8

Uji Aktivitas Antijamur….(Soebiyanto dkk.

Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Kelabang (Scolopendra sp.) terhadap


Trichophyton rubrum
1 2
Soebiyanto1, Dian Kresnadipayana2*, Dewi Sulistyawati , Annis Nurwilasari
1
Program Studi D-III Analis Kesehatan
2
Program Studi D-IV Analis Kesehatan
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Setia Budi
Jl. Letjen Sutoyo, Mojosongo – Surakarta, Jawa Tengah 57127, Indonesia

*E-mail: dian.kresnadipayana@gmail.com

Abstract
Indonesia is a country that has a tropical region with high humidity, causing a high prevalence of fungal infections
including dermatophytosis infection. The most common cause of dermatophytosis is Trichophyton rubrum. The
aim of the research is to determine the presence of antifungal activity of centipede extract (Scolopendra sp.) on the
growth of Trichophyton rubrum. This research is experimental research. Centipede extraction by maceration
method using 96% ethanol solvent. Serotonin is a compound derived from alkaloids. The identification of alkaloids
by the Hager method as a screening test. The test approves serotonin by the thin-layer chromatography (TLC) test.
An antifungal activity test was carried out using the disc diffusion method. The results of centipede extracts with
concentrations of 5%, 10%, and 15% can be used to inhibit the growth of Trichophyton rubrum with an average
inhibition zone of 14 mm, 17 mm, and 18 mm. One way analysis of variance (ANOVA) test was obtained from
differences in diameter of inhibition zones with variations in extract concentration. Ethanol extract of centipede
(Scolopendra sp.) has antifungal activity against Trichophyton rubrum with the best concentration of 15%.

Keywords: antifungal, centipede, Trichophyton rubrum

Abstrak
Indonesia merupakan negara beriklim tropis dan mempunyai kelembaban yang tinggi sehingga menyebabkan
prevalensi infeksi jamur masih tinggi, salah satunya yaitu infeksi dermatofitosis. Spesies terbanyak penyebab
dermatofitosis adalah Trichophyton rubrum. Tujuan dari penelitian dilakukan untuk mengetahui adanya aktivitas
antijamur ekstrak kelabang (Scolopendra sp.) terhadap pertumbuhan Trichophyton rubrum. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimental. Kelabang di ekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol
96%. Seretonin merupakan salah satu senyawa turunan dari alkaloid. Uji identifikasi senyawa alkaloid dilakukan
dengan uji skrining dengan metode Hager. Uji identifikasi senyawa serotonin dilakukan dengan uji Kromatografi
Lapis Tipis (KLT). Uji aktivitas antijamur dilakukan dengan metode difusi cakram. Hasil penelitian menunjukkan
ekstrak kelabang dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15% dapat menghambat Trichophyton rubrum dengan zona
hambat rata-rata 14 mm, 17 mm, dan 18 mm. Uji one way analysis of variance (ANOVA) menunjukkan bahwa
adanya perbedaan yang nyata antara diameter zona hambat dengan variasi konsentrasi ekstrak. Ekstrak etanol
kelabang (Scolopendra sp.) mempunyai aktivitas antijamur terhadap Trichophyton rubrum dengan konsentrasi
terbaik yaitu 15%.

Kata kunci: antijamur, kelabang, Trichophyton rubrum

Pendahuluan Indonesia masih cukup tinggi, salah satunya


adalah infeksi jamur golongan dermatofita
Indonesia merupakan negara yang disebut dermatofitosis (kurap).1
beriklim tropis dan mempunyai kelembaban Dermatofitosis disebabkan oleh tiga genus
yang tinggi. Iklim di Indonesia jamur yaitu Microsporum, Trichophyton,
menyebabkan prevalensi infeksi jamur di dan Epidermophyton.1 Manifestasi klinik

135
akibat infeksi dermatofita mengandung zat kelabang meliputi serotonin, histamin,
tanduk pada semua jaringan, misalnya asetilkolin, tanin dan lain-lain6. Senyawa
stratum korneum pada epidermis, rambut, histamin dan serotonin yang ditemukan
dan kuku.1 Penyebab infeksi jamur yang dalam kelabang dapat menginduksi rasa
paling sering ditemukan yaitu Trichophyton sakit melalui aksi secara langsung pada
rubrum2 . reseptor histamin dan seretonin, tetapi tidak
Tantangan dalam pengobatan untuk menyebabkan rasa sakit jangka panjang7.
infeksi jamur pada saat ini adalah adanya Penelitian yang telah dilakukan
jamur yang resisten terhadap obat antijamur menyebutkan bahwa ekstrak etanol daun
yang tersedia. Resistensi terhadap obat kesum (Polygonum minus Huds.)
jamur ini mengakibatkan khasiat dari obat mengandung senyawa alkaloid yang dapat
berkurang. Terobosan baru dalam memberikan efek antijamur terhadap
pengobatan infeksi jamur perlu pertumbuhan Trichophyton rubrum dengan
dikembangkan dengan pengobatan secara cara menghambat esterase, DNA dan RNA
tradisional3. Polimerase; alkaloid juga dapat merusak
Kelabang atau lipan dapat respirasi sel dan berperan dalam interkalasi
dimanfaatkan sebagai alternatif untuk DNA8. Ekstrak etanol rimpang lengkuas
mengatasi infeksi jamur. Kelabang (Alpinia galanga L.) mengandung senyawa
menghasilkan antimikroba bawaan sebagai metabolit sekunder salah satunya alkaloid.
kekebalan pada tubuhnya4. Kelabang telah Alkaloid berfungsi sebagai perusak
dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional membran sel Trichophyton rubrum oleh
untuk mengobati beberapa penyakit seperti senyawa lipofilik9. Beberapa penelitian
rheumatoid arthritis, karsinoma, tersebut bahwa serotonin yang yang
limfadenopati dan infeksi beberapa mikroba termasuk golongan alkaloid (Gambar 1)
seperti jamur dan bakteri5. Senyawa pada dapat diekstrak dengan etanol.

Gambar 1. Struktur kimia Seretonin (3-(2-Aminoethyl)-1H-indol-5-ol)5

Kelabang diekstrak dengan Trichophyton rubrum. Penelitian ini


menggunakan pelarut etanol di mana dapat diharapkan bermanfaat sebagai data awal
melarutkan alkaloid, terpenoid seperti dalam mengekstraksi senyawa antijamur.
saponin serta senyawa fenolat. Etanol dapat
digunakan untuk cairan pelarut karena
etanol lebih selektif10. Tujuan dari penelitian Metode
ini adalah untuk mengetahui adanya
kandungan senyawa serotonin pada ekstrak Alat dan bahan
kelabang yang dapat menghambat Alat yang digunakan pada penelitian ini

136 Jurnal Biotek Medisiana Indonesia Vol. 8.2.2019 : Hal. 135-142


Uji Aktivitas Antijamur….(Soebiyanto dkk.)

yaitu chamber KLT, rotary evaporator masih mengandung etanol akan terbentuk
(Heidolph, Germany), lampu UV 366 nm bau pisang.
(Sankyo Denki, Japan). Bahan yang
digunakan yaitu hewan kelabang, etanol Uji Skrining Alkaloid
96% p.a (Merck, Germany), eluen (metanol Uji alkaloid dilakukan dengan pereaksi
dan amonia) (Merck, Germany), media Hager. Seujung sudip ekstrak ditambah HCl
Sabourraud Glukosa Agar - SGA (Merck, 2N kemudian dilakukan pemanasan
Germany), griseofulvin (Merck, Germany), kemudian disaring. Filtrat yang didapatkan
akuades, serotonin (Merck, Germany), asam kemudian direaksikan dengan pereaksi
asetat (Merck, Germany), NaOH (Merck, Hager. Hasil positif mengandung senyawa
Germany), H2SO4 (Merck, Germany), alkaloid didapatkan endapan berwarna
kloramfenikol 400 g (Merck, Germany), kuning.11
KOH (Merck, Germany), dimethyl sulfoxide
(DMSO) 2% (Merck, Germany), biakan
Uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
suspensi Trichophyton rubrum.
Uji KLT dilakukan dengan
Prosedur kerja menotolkan standar baku serotonin dan
Pembuatan Ekstrak Kelabang sampel ekstrak kelabang pada lempeng. Uji
KLT menggunakan fase diam yaitu gel silika.
Kelabang hidup dilakukan Fase gerak yang digunakan yaitu pelarut
penimbangan sebanyak 600 g. Kelabang metanol: 28% ammonia (100: 1,5). Jarak
dimasukkan ke dalam oven dengan suhu elusi antar lempeng sekitar 1 cm. Semprot
60˚C selama 3 hari untuk mendapatkan dengan pereaksi campuran 1,5 g Sodium
serbuk kelabang yang kering sempurna. Hipoklorit dalam 0,1 M NaOH kemudian
Ekstrak etanol kelabang (Scolopendra sp.) dikeringkan dan noda-noda pada permukaan
diperoleh melalui proses maserasi plat diamati di bawah sinar UV dengan
menggunakan etanol 96%. Proses ini panjang gelombang 366 nm.
dilakukan dengan cara menimbang 250 g
serbuk kelabang yang kemudian
Pembuatan Media Sabourraud Glukosa
dimasukkan ke dalam botol berwarna gelap.
Agar (SGA)
Sebanyak 1,875 L etanol 96% dimasukkan
ke dalam botol kemudian segera ditutup. Pembuatan media SGA dilakukan
Botol kemudian diaduk secara kontinyu, dengan menimbang bubuk SGA sebanyak
setelah hari kedua larutan disaring. Hasil 13 g dan dilarutkan dengan 200 mL akuades
saringan ditampung dan disimpan (filtrat A). kemudian dipanaskan. Tambahkan
Ampas atau residu kemudian ditampung dan kloramfenikol kemudian disterilkan dengan
direndam kembali dengan 625 mL larutan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121 ºC.
etanol 96%, setelah hari kelima larutan di
saring dan ditampung (filtrat B). Ampas Pembuatan Suspensi Biakan Jamur
dibuang kemudian filtrat A dan filtrat B Pembuatan suspensi biakan jamur
ditampung dalam satu wadah kemudian menggunakan NaCl fisiologis 0,9% steril
uapkan dengan rotary evaporator hingga sebanyak 10 mL kedalam tabung reaksi.
didapatkan ekstrak kental. Koloni jamur diambil dari agar miring
kemudian di vortek sampai didapatkan
Uji Bebas Etanol kekeruhan yang sama dengan standar 0,5
Uji bebas etanol dilakukan dengan McFarland.
memasukkan seujung sudip ekstrak
kelabang ditambahkan 0,5 mL asam asetat Pemeriksaan Mikroskopis Jamur Uji
dan ditambahkan 0,5 mL H2SO4 2N, Pemeriksaan mikroskopis jamur
kemudian dipanaskan. Jika ektrak kelabang dilakukan dengan cara langsung yaitu

137
dengan menggunakan larutan KOH 10%. 2% sedangkan kontrol negatif menggunakan
Amati pada mikroskop dengan lensa DMSO 2%.
obyektif 40 kali.
Uji Statistik
Pembuatan Konsentrasi Ekstrak Data dianalisis menggunakan program
Kelabang Statistical Product and Service Solution
Pembuatan ekstrak kelabang 5%, 10% (SPSS) versi 21 dengan uji normalitas dan
dan 15% dilakukan dengan menimbang 0,5; variasi data (uji Saphiro Wilk dan
1,0; dan 1,5 g ekstrak kelabang kemudian Homogeneity of variances). Data yang
masing-masing ditambahkan dengan DMSO berdistribusi normal dilanjutkan dengan uji
2% sampai 10 mL kemudian dihomogenkan. One way analysis of variances (Anova)
Pengujian aktivitas antijamur ekstrak dengan taraf kepercayaan 95%. Uji Anova
kelabang terhadap Trichophyton rubrum yang didapatkan hasil p < 0,05 dilanjutkan
dilakukan dengan metode difusi dengan melakukan analysis Post Hoc Least
menggunakan kertas cakram. Aktivitas Significane Difference (LSD).
antijamur ditunjukkan dengan terbentuknya
area jernih disekitar kertas cakram. Zona
hambat dapat diamati selama 48 jam.
Kontrol positif menggunakan ketokonazole

Tabel 1. Hasil uji bebas etanol

Sampel Pereaksi Hasil uji Rujukan


Ekstrak Asam asetat + (-) Tidak terbentuk (+) Terbentuk bau seperti
kelabang H2SO4 2N bau seperti pisang pisang12

Hasil Uji alkaloid dilakukan dengan uji


metode Hager. Hasil yang diperoleh
Hasil pengujian bebas etanol menunjukkan bahwa ekstrak kelabang
menunjukkan bahwa ekstrak kelabang telah positif mengandung alkaloid (Gambar 2
bebas dari etanol yang dibuktikan tidak dan Tabel 2) yang ditunjukkan adanya
terbentuknya bau seperti pisang yang dapat endapan kuning setelah ditambahkan
dilihat pada Tabel 1. pereaksi Hager.

Gambar 2. Hasil uji skrining alkaloid (Std = standard, Spl = sampel)

138 Jurnal Biotek Medisiana Indonesia Vol. 8.2.2019 : Hal. 135-142


Uji Aktivitas Antijamur….(Soebiyanto dkk.)

Tabel 2. Hasil skrining senyawa alkaloid

Sample Metode uji Hasil Rujukan


Ekstrak Hager (+) Endapan berwarna (+) Endapan berwarna
kelabang kuning kuning11

Gambar 3 menunjukkan hasil uji harga Rf 0,21 sedangkan harga Rf sampel


KLT diperoleh bercak pemisahan untuk ekstrak kelabang adalah sebesar 0,20
standar serotonin (Gambar 3A) memiliki (Gambar 3B).

Gambar 3. Hasil uji KLT


A. Standar serotonin, B. Sampel ekstrak kelabang

Hasil karakteristik jamur dapat Pembahasan


dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 3. Metode
uji cara langsung (KOH 10%) mikrokonidia Ekstrak kelabang yang diperoleh
berbentuk seperti tetes air mata dan dilakukan uji bebas etanol karena untuk
mikrokonidia sedikit berbentuk seperti memastikan bahwa ektrak sudah tidak
pensil. Metode kultur medium SGA mengandung etanol. Etanol memiliki sifat
menunjukkan koloni berwarna putih, sebagai antibakteri/antijamur sehingga
bentuk seperti kapas, permukaan sedikit dengan adanya etanol pada sampel akan
meningkat dan warna kuning sampai merah membuat rancu apakah yang bekerja
pada tampilan belakang. sebagai antijamur etanol dalam sampel atau
Hasil penelitian ini didapatkan zona kandungan senyawa aktif didalam sampel
hambat pada Tabel 3 dan Gambar 4. Hasil ekstrak kelabang13.
penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak Ekstrak yang diperoleh selanjutnya
kelabang mempunyai aktivitas untuk diidentifikasi kandungan senyawanya yaitu
menghambat pertumbuhan Trichophyton dengan skrining alkaloid. Penambahan
rubrum. Zona hambat yang terbentuk asam yaitu HCl 2N akan terbentuk garam
semakin besar sebanding dengan semakin sehingga alkaloid akan terpisah dengan
tingginya konsentrasi ekstrak. Konsentrasi komponen-komponen lain dari ekstrak
ekstrak yang menghasilkan zona hambat kelabang yang ikut terekstrak dengan
terbesar adalah ekstrak dengan konsentrasi mendistribusikannya ke fase asam14. Filtrat
15% dengan rata-rata zona hambat 18 ± ini direaksikan dengan pereaksi Hager yang
1,000 mm. Zona hambat yang terbentuk berisi asam pikrat jenuh. Asam pikrat jenuh
masih lebih kecil dibanding dengan kontrol mengandung gugus H+ disumbangkan ke
positif (ketokonazole 2%) yaitu sebesar 35 gugus NH pada struktur asam amino
± 1,000 mm. sehingga terbentuk endapan kuning15.

139
Gambar 3. Mikroskopis dan Makroskopis Trichophyton rubrum

Standar serotonin memiliki harga Rf dan 15% dikategorikan golongan kuat. Efek
0,21. Hasil penelitian ini sejalan dengan antijamur oleh variasi ekstrak kelabang
penelitian terdahulu yang didapatkan harga lebih kecil dibandingkan dengan kontrol
Rf pada standar serotonin sebesar 0,216. positif (ketokonazole 2%) dan lebih besar
Bercak pada ekstrak dan standar serotonin dari pada kontrol negatif (DMSO 2%),
menghasilkan warna coklat kemerahan. sehingga penelitian ini tidak membuktikan
Warna coklat kemerahan yang terbentuk bahwa ekstrak kelabang tersebut lebih
disebabkan karena adanya oksidasi oleh zat efektif menghambat pertumbuhan
hidroksil pada campuran larutan Trichophyton rubrum dibandingkan dengan
penyemprot16. ketokonazole 2%.
Ekstrak kelabang dilakukan
Zona hambat yang dihasilkan oleh
pengenceran dengan DMSO 2% merupakan ekstrak kelabang menandakan bahwa
salah satu pelarut yang dapat digunakan ekstrak kelabang mengandung senyawa
untuk melarutkan hampir semua senyawa aktif yang dapat menghambat pertumbuhan
polar atau non polar yang tidak memberi jamur. Serotonin (5-HT) merupakan salah
daya hambat mikroba17. Diameter zona satu senyawa yang diduga dapat
hambat 6 mm atau kurang maka aktifitas menghambat pertumbuhan jamur.
penghambatnya dikategorikan lemah,
Identifikasi adanya senyawa serotonin
diameter zona hambat 6-10 mm dilakukan dengan uji skrining alkaloid dan
dikategorikan sedang, diameter zona hambat uji KLT. Serotonin merupakan salah satu
10-19 mm dikategorikan kuat dan diameter golongan alkaloid. Alkaloid memiliki
zona hambat 20 mm atau lebih aktivitas antimikroba dengan menghambat
dikategorikan sangat kuat18.
esterase, DNA, RNA polimerase dan
Hasil uji aktivitas antijamur pada respirasi sel dan berperan dalam interkalasi
ekstrak kelabang 5% didapatkan rata-rata DNA.19 Ekstrak kelabang yang dipakai
zona hambat 14 mm. Ekstrak kelabang pada dalam penelitian ini belum murni sehingga
konsentrasi 10% didapatkan zona hambat 17 senyawa aktif lain seperti lemak,
mm, sedangkan pada konsentrasi 15% polisakarida, protein, esterase, histamin,
didapatkan zona hambat 18 mm. Zona asetilkolin, dan hialuronidase diduga dapat
hambat yang terjadi oleh ekstrak 5%, 10%, berperan dalam pembentukan zona hambat.

140 Jurnal Biotek Medisiana Indonesia Vol. 8.2.2019 : Hal. 135-142


Tabel 3. Hasil uji aktifitas antijamur ekstrak kelabang
terhadap Trichophyton rubrum

Sediaan Uji Diameter Hambat (mm) Rata-rata (mm) ± SD


Replikasi
I II III
Ekstrak Kelabang 15% 18 17 19 18 ± 1,000
Ektrak Kelabang 10% 18 16 17 17 ± 1,000
Ekstrak Kelabang 5% 14 13 15 14 ± 1,000
Ketokonazole 2% 35 36 34 35 ± 1,000
DMSO 2% 0 0 0 0

Analisis Post-Hoc Least Significane


Penelitian yang telah dilakukan Difference (LSD) didapatkan adanya
menyebutkan bahwa ekstrak etanol daun perbedaan bermakna antara kontrol positif
kesum (Poligonum minus Huds.) yang dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15%.
mengandung alkaloid memiliki aktivitas Tidak terdapat perbedaan bermakna antara
antijamur terhadap Trichophyton rubrum. konsentrasi 10% dan 15%. Perbedaan
Senyawa alkaloid akan menghambat besarnya daerah hambatan untuk
esterase, DNA dan RNA polimerase. masing-masing konsentrasi dapat
Alkaloid juga akan menghambat respirasi diakibatkan antara lain perbedaan besar
sel dan berperan dalam interkalasi DNA. kecilnya konsentrasi atau sedikitnya
Penelitian serupa juga telah dilakukan kandungan zat aktif antimikroba yang
menunjukkan bahwa ekstrak etanol rimpang terkandung di dalam ekstrak, kecepatan
lengkuas (Alpinia galanga L.) mengandung difusi bahan antimikroba ke dalam medium,
senyawa metabolit sekunder salah satunya reaksi antara bahan aktif dengan medium
alkaloid. Alkaloid berfungsi sebagai perusak dan temperatur inkubasi, pH lingkungan,
membran sel Trichophyton rubrum oleh komponen media, waktu inkubasi dan
senyawa lipofilik9. aktivitas metabolik mikroorganisme8.

K(+)

Replikasi I Replikasi II Replikasi III

Gambar 4. Zona hambat Trichophyton rubrum dengan media SGA

Kesimpulan Ucapan Terima Kasih

Ekstrak etanol kelabang (Scolopendra Ucapan terima kasih ditujukan kepada


sp.) mempunyai aktivitas antijamur terhadap Yayasan Setia Budi melalui Lembaga
Trichophyton rubrum dengan konsentrasi Penelitian dan Pengabdian Universitas Setia
terbaik yaitu 15%. Budi Surakarta yang telah mendanai

141
penelitian internal pada skim penelitian 12. Setyani W, Setyowati H, Ayuningtyas D.
Terapan Batch II tahun 2019 dengan nomor Pemanfaatan Ekstrak Terstandardisasi Daun Som
Jawa (Talinum paniculatum (Jacq.) Gaertn) dalam
kontrak 2/LPPM/USB/PT/XI/2019. Sediaan Krim Antibakteri Staphylococcus aureus.
J Farm Sains dan Komunitas. 2016;13(1):44–51.
Daftar Rujukan 13. Wulandari, Sulistyarini I. Antibacterial Activity
Test of Extract Ethanol Mango Arum Manis Skin
1. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit (Mangifera indica L) on Methicillin Resistant
Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta: Badan Staphylococcus Aureus (MRSA). Media Farm
Penerbit FK UI; 2011 Indones [Internet]. 2018;13(2):1347–53.
2. Susanto RC, Ga Made AM. Penyakit Kulit dan Available from: https://stifar.ac.id/ojs/ index.php
Kelamin. Yogyakarta: Nuha Medika; 2013. /MFI/ article/view/85/66
3. Ikawati HD. Aktivitas Antidermatofitik Ekstrak 14. Wullur AC, Schaduw J, Wardhani ANK.
Daun Urang-aring (Eclipta alba (L.) Hassk) Identifikasi Alkaloid Pada Daun Sirsak (Annona
terhadap Trichophyton mentagro phytes. J muricata L.). J Ilmu Farm Poltekkes Manad
Kefarmasian Indones [Internet]. 2014;4(1):27–32. [Internet]. 2012;3(2):54–6. Available from:
Available from: https://ejurnal.poltekkes-manado.ac.id/index.php/
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/jki/arti jif/article/view/278/247
cle/view/4062/3864 15. Dwiprasetya WK. Antidepresan Non -
4. Choi H, Hwang J, Gun D. Biochimica et Psikotropik Kombinasi Ekstrak Air Rimpang
Biophysica Acta Antifungal effect and Kunyit (Curcuma longa L.) dan Ekstrak Aseton
pore-forming action of lactoferricin B like peptide Kulit Pisang (Musa paradisiaca L.) Sebagai
derived from centipede Scolopendra subspinipes Moodbooster pada Mencit Stres Kronis Ringan.
mutilans. BBA-Biomembr [Internet]. 2016; Available from:
2013;1828(11):2745–50. Available from: http://eprints.ums.ac.id/48956/10/NaskahPublikasi1_
http://dx.doi.org/10.1016/j.bbamem.2013.07.021 WindaKamaratihDwiprasetya_K100130070.pdf
5. Yoo Jung P, Hyung Sik K, Lee HY, Hwang JS, 16. Kato N, Kojima T, Yoshiyagawa S, Ohta H,
Bae Y-S. Biochemical and Biophysical Research Toriba A, Nishimura H. Rapid and sensitive
Communications A novel antimicrobial peptide determination of tryptophan, serotonin and
isolated from centipede Scolopendra subspinipes psychoactive tryptamines by thin- layer
mutilans stimulates neutrophil activity through chromatography/ fluore Scence detection. J
formyl peptide receptor 2. Biochem Biophys Res Chromatogr A. 2007; 1145:229–33.
Commun [Internet]. 2017;6–11. Available from: 17. Octaviani M, Fadhli H, Yuneistya E. Uji
https://doi.org/10.1016/j.bbrc.2017.10.019 Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol dari Kulit
6. Welsh JH, Batty CS. 5-Hydroxytryptamine Bawang Merah (Allium cepa L.) dengan Metode
Content of Some Arthropod Venoms and Difusi Cakram Antimicrobial Activity of Ethanol
Venom-Containing Parts. Toxicon. Extract of Shallot (Allium cepa L.) Peels Using
1963;1(4):165–73. the Disc Diffusion Method. Pharm Sci Res.
7. Lariviere WR, Melzack R. The bee venom test : a 2019;6(1):62–8.
new tonic-pain test. Pain. 1996;66:271–7. 18. Andayani A, Susilowati A, Pangastuti A. Anti
8. Dewi S, Asseggaf SN, Natalia D. Artikel Candida Minyak Atsiri Lengkuas Putih (Alpinia
Penelitian Efek Ekstrak Etanol Daun Kesum galanga) Terhadap Candida albicans Penyebab
(Polygonum minus Huds.) sebagai Antifungi Candidiasis Secara invitro. EL-VIVO [Internet].
terhadap Trichophyton rubrum. J Kesehat 2014;2(2):1–9. Available from:
Andalas. 2019;8(2):198–203. https://docplayer.info/70401691-Anti-candida-minya
9. Hidana R, Kusmariani W. Uji Efektivitas Ekstrak k-atsiri-lengkuas-putih-alpinia-galanga-terhadap-
Etanol Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga L.) candida-albicans-penyebab-candidiasis-secara-in
Terhadap Pertumbuhan Trichophyton rubrum vitro.html
secara in vitro. J Kesehat Bakti Tunas Husada. 19. Febriani TH. Uji Daya Antifungi Jus Buah Pare
2017;17(1):73–80. (Momordica charantia L ) Terhadap Daya
10. Voigt R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Hambat Pertumbuhan Candida Albicans Secara in
Farmasi. Terjemahan : S. Noerono. Gadjah Mada Vitro. Skripsi Fakultas Kedokteram Gigi
University. Yogyakarta. Universitas Muhamadiyah Surakarta [Internet].
11. Sawant RS, Godghate AG. Qualitative 2014; Available from:
Phytochemical Screening of Rhizomes of http://eprints.ums.ac.id/31263/11/9RR_NASKA
Curcuma Longa Linn. Int J Sci Environ Technol. H_PUBLIKASI.pdf
2013;2(4):634–41.

142 Jurnal Biotek Medisiana Indonesia Vol. 8.2.2019 : Hal. 135-142

Anda mungkin juga menyukai