Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fatimah Al Zahra

NIM : 3311201135

Kelas : Farmasi D

Kasus Gangguan Gagal Ginjal Akut pada Anak

Beberapa waktu terakhir, telah terjadi peningkatan kasus gagal ginjal akut dan misterius pada
anak di Indonesia. Menteri Kesehatan RI mengungkapkan, hingga tanggal 26 Oktober 2022,
kasus gangguan ginjal akut atipikal atau disebut juga acute kidney injuries (AKI) telah
menimpa 269 anak dengan persentase meninggal atau fatality rate yang cukup tinggi,
mencapai 58 persen atau sebanyak 157 anak. Jumlah ini meningkat dari jumlah kasus
sebelumnya, tepatnya pada 24 Oktober lalu yang melaporkan total 245 kasus dengan angka
kematian mencapai 143 anak. Gangguan gagal ginjal akut misterius pada anak terjadi
pertama kali tahun ini di Gambia yang menyebabkan 66 anak meninggal dunia.

WHO sebagai Organisasi Kesehatan Dunia mengambil langkah cepat dengan mengeluarkan
peringatan adanya kandungan etilen glikol pada empat sirup yang beredar di wilayah tersebut
dan dicurigai menjadi penyebab terjadinya kasus gagal ginjal akut pada anak. Berdasarkan
hal tersebut, Menteri Kesehatan RI juga menyampaikan bahwa dugaan penyebab kasus gagal
ginjal yang menyerang anak di bawah usia 5 tahun itu adalah karena adanya senyawa kimia
yang mencemari obat-obatan sirup. Senyawa kimia yang dimaksud di antaranya adalah
Etilen Glikol (EG), Dietilen Glikol (DEG), dan Etilen Glikol Butyl Ether (EGBE). Ketiga
senyawa kimia tersebut dapat menyebabkan kerusakan ginjal karena memicu asam oksalat
dalam tubuh dan membentuk kristal di dalam ginjal. EG dan DEG merupakan cemaran yang
umumnya digunakan dalam sebuah industri pembuatan cat dan tinta. Efek senyawa ini
terhadap kesehatan yaitu dapat menyebabkan mual, muntah, diare, hingga kerusakan ginjal,
hati, dan saraf pusat.

Kemenkes bersama BPOM, Ahli Epidemiologi, IDAI, Farmakolog dan Puslabfor Polri
melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab pasti dan faktor risiko
yang menyebabkan gangguan ginjal akut. Dalam pemeriksaan yang dilakukan terhadap sisa
sampel obat yang dikonsumsi oleh pasien, sementara ditemukan jejak senyawa yang
berpotensi mengakibatkan AKI. Saat ini Kemenkes dan BPOM masih terus menelusuri dan
meneliti secara komprehensif termasuk kemungkinan faktor risiko lainnya. Untuk
meningkatkan kewaspadaan dan dalam rangka pencegahan, Kemenkes sudah meminta tenaga
kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan
dalam bentuk sediaan cair/sirup, sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas. Kemenkes
juga meminta seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan/atau bebas
terbatas dalam bentuk cair/sirup kepada masyarakat sampai hasil penelusuran dan penelitian
tuntas. Perlunya kewaspadaan orang tua yang memiliki anak balita dengan gejala penurunan
jumlah air seni dan frekuensi buang air kecil dengan atau tanpa demam, diare, batuk pilek,
mual dan muntah untuk segera dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat. Keluarga pasien
diminta membawa atau menginformasikan obat yang dikonsumsi sebelumnya, dan
menyampaikan riwayat penggunaan obat kepada tenaga kesehatan.

Sebagai langkah awal untuk menurunkan fatalitas AKI, Kemenkes melalui RSCM telah
membeli antidotum yang didatangkan langsung dari luar negeri. Kemenkes sudah
menerbitkan Keputusan Dirjen Yankes tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis AKI
pada anak yang ditujukan kepada seluruh dinas kesehatan dan fasyankes. Kemenkes juga
telah mengeluarkan surat edaran kewajiban penyelidikan epidemiologi dan pelaporan kasus
AKI yang ditujukan kepada seluruh Dinas Kesehatan, Fasyankes, dan Organisasi Profesi.
Dan Kemenkes mengimbau masyarakat untuk pengobatan anak, sementara waktu tidak
mengkonsumsi obat dalam bentuk cair/sirup tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.
Sebagai alternatif dapat menggunakan bentuk sediaan lain seperti tablet, kapsul, suppositoria
(anal). Untuk mengurangi rasa pahit bisa ditambahkan pemanis yang aman bagi anak.
Daftar Pustaka
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2022, Oktober Selasa). Retrieved from
Kemenkes Terbitkan Tata Laksana Penanganan Gagal Gunjal Akut pada Anak:
https://www.kemkes.go.id/article/view/22101800002/kemenkes-terbitkan-tata-
laksana-penanganan-gagal-ginjal-akut-pada-anak.html
Triastuti, I. (2007). Acute Kindey Injury (AKI).

Anda mungkin juga menyukai