Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG

DINAS KESEHATAN
Jalan Veteran Nomor 15 Singaraja  (0362) 21789

Singaraja, 19 Oktober 2022


Nomor : 045.2/8553/X/2022 Kepada :
Lampiran : 1 (satu) Yth. 1. Direktur RSUD Kab. Buleleng
Perihal : Himbauan Terkait Perkembangan 2. Direktur RSUD Tangguwisia
Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak 3. Direktur RSUD Giri Emas
4. Direktur RSAD Tk. IV Singaraja
5. Direktur Rumah Sakit Swasta
wilayah Kab. Buleleng
6. Seluruh Kepala Puskesmas
Kabupaten Buleleng
di-
tempat

Menindaklanjuti Surat Edaran Kementerian Kesehatan RI Nomor :


SR.01.05/III/3461/2022 tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus
Gangguan Ginjal Akut Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak, serta
adanya peningkatan kasus yang dimaksud khususnya pada anak usia 0-18 tahun maka dengan ini
diharapkan kepada seluruh puskesmas dan rumah sakit di wilayah kerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Buleleng untuk melakukan deteksi dini pada anak yang dicurigai berisiko dan selalu
mengupdate perkembangan dan penyebab kasus yang dimaksud. Bersama ini dilampirkan
Himbauan Ikatan Dokter Anak Indonesia terkait Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal
(GgGAPA).
Demikian kami sampaikan untuk dapat ditindaklanjuti sebagaimana mestinya, atas
perhatian dan kerjasamanya diucapkan terimakasih.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan


sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik,
Badan Siber Sandi Negara
Nomor : SR.01.05/III/3461/2022 18 Oktober 2022
Sifat : Segera
Hal : Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi
dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal
(Atypical Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak

Yth.
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, di seluruh Indonesia
2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, di seluruh Indonesia
3. Kepala/Direktur Utama/Direktur Rumah Sakit, di seluruh Indonesia
4. Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan, di seluruh Indonesia
5. Ketua PB IDI (Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia)
6. Ketua IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia)
7. Ketua PP PPNI (Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia)
8. Ketua PP IBI (Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia)
9. Ketua PP IAI (Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia)

Berkenaan dengan adanya peningkatan kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif


Atipikal/Atypical Progressive Acute Kidney Injury yang terjadi pada anak usia 0-18 tahun
(mayoritas pada usia balita) dan upaya percepatan penanggulangannya, maka
dibutuhkan data pelaporan kasus dari setiap fasilitas pelayanan kesehatan untuk
melakukan penatalaksanaan pasien anak dengan Gangguan Ginjal Akut Progresif
Atipikal/Atypical Progressive Acute Kidney Injury. Sehubungan dengan hal tersebut,
bersama ini disampaikan bahwa:
1. Kasus Suspek Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Atypical Progressive Acute
Kidney Injury pada anak adalah kasus penyakit pada anak usia 0-18 tahun
(mayoritas usia balita) dengan gejala anuria atau oliguria yang terjadi secara tiba-
tiba.
2. Kasus Probabel Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Atypical Progressive
Acute Kidney Injury pada anak adalah kasus Suspek ditambah dengan tidak
terdapatnya riwayat kelainan ginjal sebelumnya atau penyakit ginjal kronik, dengan
disertai/tanpa disertai gejala prodromal (seperti demam, diare, muntah, batuk-
pilek), pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan ureum kreatinin
(kreatinin > 1,5 kali atau naik senilai ≥ 0,3 mg/dL), dan pemeriksaan USG
didapatkan bentuk dan ukuran ginjal normal, tidak ada kelainan seperti batu, kista,
atau massa.
3. Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang melakukan penatalaksanaan awal Gangguan
Ginjal Akut Progresif Atipikal/Atypical Progressive Acute Kidney Injury pada anak
merupakan rumah sakit yang memiliki paling sedikit fasilitas ruangan intensif
berupa High Care Unit (HCU) dan Pediatric Intensive Care Unit (PICU). Fasilitas

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
-2-

Pelayanan Kesehatan yang tidak memiliki fasilitas dimaksud dan/atau sarana


prasarana lain sesuai dengan kebutuhan medis pasien harus melakukan rujukan
ke Rumah Sakit yang memiliki dokter spesialis ginjal anak dan fasilitas
hemodialisis anak. Penatalaksanaan pasien oleh rumah sakit mengacu pada
Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02/I/3305/2022
tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Atipikal
(Atypical Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
4. Tatalaksana identifikasi dini dan rujukan pasien Gangguan Ginjal Akut Progresif
Atipikal/Atypical Progressive Acute Kidney Injury pada anak:

Anak dengan Kasus Suspek Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Atypical


Progressive Acute Kidney Injury segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan
terdekat untuk dilakukan pemeriksaan. Untuk selanjutnya fasilitas pelayanan
Kesehatan melakukan pemeriksaan laboratorium ureum, kreatinin dan
pemeriksaan penunjang lain, serta melakukan observasi. Selanjutnya bila tidak
dapat ditangani dalam 1x24 jam, fasilitas pelayanan Kesehatan harus melakukan
rujukan ke Rumah Sakit Rujukan Dialisasi anak (14 RS Rujukan dengan fasilitas
hemodialisis anak dan tersedianya dokter spesialis ginjal anak terlampir).
5. Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan Kesehatan lain yang memberikan perawatan
kepada pasien anak dengan Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Atypical
Progressive Acute Kidney Injury harus melakukan penyelidikan epidemiologi
berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat, meliputi
kegiatan
a. melakukan anamnesa termasuk anamnesa mengenai penggunaan obat-
obatan sediaan cair yang digunakan sebelum mengalami gejala Gangguan
Ginjal Akut Progresif Atipikal/Atypical Progressive Acute Kidney Injury pada
anak, baik obat yang dibeli bebas maupun obat yang didapatkan dari fasilitas
pelayanan kesehatan lain.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
-3-

b. Dalam hal terdapat penggunaan obat-obatan sediaan cair sebelumnya,


Keluarga pasien diminta menyerahkan obat-obatan tersebut ke di rumah
sakit/fasilitas pelayanan Kesehatan lain tempat pasien dirawat, Selanjutnya
Instalasi/unit farmasi pada rumah sakit/fasilitas pelayanan Kesehatan
melakukan pengemasan ulang, penyegelan obat, dan dimasukkan dalam
plastik transparan untuk dilakukan pemeriksaan toksikologi AKI.
c. Rumah sakit membuat surat permohonan pemeriksaan toksikologi ke
laboratorium rujukan (terlampir) disertai dengan sampel darah (whole blood
dengan EDTA) 5-10 ml dan urine 20 ml yang telah dimasukkan dalam boks
pendingin, disertai dengan obat yang telah dikemas dalam plastik transparan
sebagaimana huruf b diatas.
6. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan baik Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama dan/atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan yang
menerima kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Atypical Progressive
Acute Kidney Injury harus melakukan pelaporan melalui link yang tersedia pada
aplikasi RS Online dan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR).
7. Tenaga Kesehatan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk sementara tidak
meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair/syrup sampai dilakukan
pengumuman resmi dari Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
8. Seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan/atau bebas
terbatas dalam bentuk syrup kepada masyarakat sampai dilakukan pengumuman
resmi dari Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
9. Dinas Kesehatan Daerah Provinsi, Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota, dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus melakukan edukasi kepada masyarakat
mengenai:
a. Perlunya kewaspadaan orang tua memiliki anak (terutama usia < 6 tahun)
dengan gejala penurunan volume/frekuensi urin atau tidak ada urin, dengan
atau tanpa demam/gejala prodromal lain untuk segera dirujuk ke Fasilitas
Kesehatan terdekat.
b. Orang tua yang memiliki anak terutama usia balita untuk sementara tidak
mengkonsumsi obat-obatan yang didapatkan secara bebas tanpa anjuran
dari tenaga kesehatan yang kompeten sampai dilakukan pengumuman resmi
dari Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Perawatan anak sakit yang menderita demam dirumah lebih mengedepankan
tatalaksana non farmakologis seperti mencukupi kebutuhan cairan, kompres
air hangat, dan menggunakan pakaian tipis. Jika terdapat tanda-tanda
bahaya, segera bawa anak ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan terdekat.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
-4-

Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya, diucapkan
terima kasih.

Plt. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan,

drg. Murti Utami, MPH, QGIA, CGCAE


NIP 196605081992032003

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
-5-

Lampiran
Nomor : SR.01.05/III/3461/2022
Tanggal : 18 Oktober 2022

DAFTAR RUMAH SAKIT RUJUKAN DIALISIS ANAK

1. RSUP Dr. Cipto MangunKusumo


2. RSUD Dr. Soetomo
3. RSUP Dr. Kariadi Semarang
4. RSUP Dr. Sardjito
5. RSUP Prof Ngoerah
6. RSUP H. Adam Malik
7. RSUD Saiful Anwar Malang
8. RSUP Hasan Sadikin
9. RSAB Harapan Kita
10. RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
11. RSUP Dr. M Djamil
12. RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makasar
13. RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
14. RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou

DAFTAR LABORATORIUM RUJUKAN TOKSIKOLOGI

1. Bidang Laboratorium Forensik Sumatera Utara


(KombesTeguh Yuswardi Hp. 08116241995)
2. Bidang Laboratorium Forensik Riau
(Kompol Erik R. Hp. 085609566893)
3. Bidang Laboratorium Forensik Sumatera Selatan
(Kombes Yusuf S. Hp. 081361589288)
4. Bidang Laboratorium Forensik Jawa Tengah
(Kombes Slamet Iswanto Hp.08124161333)
5. Bidang Laboratorium Forensik Jawa Timur

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
-6-

(Kombes Sodiq P. Hp. 087782861110)


6. Bidang Laboratorium Forensik Bali
(Kombes Roedy Aris. Hp. 085238788928)
7. Bidang Laboratorium Forensik Sulawesi Selatan
(Kombes Nyoman Sukena Hp. 082182629099)
8. Bidang Laboratorium Forensik Papua.
(Kombes Maruli Simanjuntak Hp. 082114251984).

Plt. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan,

drg. Murti Utami, MPH, QGIA, CGCAE


NIP 196605081992032003

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)


PENGURUS PUSAT
IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA
( Indonesian Pediatric Society )
Committed in Improving the Health of Indonesian Children

Himbauan Ikatan Dokter Anak Indonesia


Terkait Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GgGAPA)
19 Oktober 2022

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyikapi perkembangan situasi:


1. Hasil investigasi Kementerian Kesehatan RI dan Badan Pengawas Obat dan Makanan RI
terkait penyebab Gangguan Ginjal Akut Atipikal Progresif (GgGAPA).
2. Meningkatnya kasus GgGAPA secara cepat.

Maka IDAI mengimbau sebagai berikut:


A. Bagi Tenaga Kesehatan dan Rumah Sakit
1. Tenaga kesehatan menghentikan sementara peresepan obat sirup yang diduga terkontaminasi
etilen glikol atau dietilen glikol sesuai hasil investigasi Kementerian Kesehatan dan Badan
Pengawas Obat dan Makanan.
2. Bila memerlukan obat sirup khusus, misalnya obat anti epilepsi, atau lainnya, yang tidak dapat
diganti sediaan lain, konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau konsultan anak.
3. Jika diperlukan, tenaga kesehatan dapat meresepkan obat pengganti yang tidak terdapat dalam
daftar dugaan obat terkontaminasi atau dengan jenis sediaan lain seperti suppositoria atau dapat
mengganti dengan obat puyer dalam bentuk monoterapi.
4. Peresepan obat puyer monoterapi hanya boleh dilakukan oleh dokter dengan memperhatikan
dosis berdasarkan berat badan, kebersihan pembuatan, dan tata cara pemberian.
5. Tenaga kesehatan dihimbau untuk melakukan pemantauan secara ketat terhadap tanda awal
GgGAPA baik di rawat inap maupun di rawat jalan.
6. Rumah sakit meningkatkan kewaspadaan deteksi dini GgGAPA dan secara kolaboratif
mempersiapkan penanganan kasus GgGAPA.

B. Bagi Masyarakat
1. Masyarakat untuk sementara waktu tidak membeli obat bebas tanpa rekomendasi tenaga
kesehatan sampai didapatkan hasil investigasi menyeluruh oleh Kementerian Kesehatan dan
Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Sekretariat: Jl. Salemba 1 No. 5, Jakarta Pusat 10430


Tel. +62 21 314 8610, Email: ppidai@idai.or.id, website: www.idai.or.id
PENGURUS PUSAT
IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA
( Indonesian Pediatric Society )
Committed in Improving the Health of Indonesian Children

2. Masyarakat hendaknya tetap tenang dan waspada terhadap gejala GgGAPA seperti
berkurangnya atau tidak adanya buang air kecil (BAK) secara mendadak.
3. Sebaiknya mengurangi aktivitas anak-anak, khususnya balita, yang memaparkan risiko infeksi
(kerumunan, ruang tertutup, tidak menggunakan masker, dll).

Demikian himbauan ini agar dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.

dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) Dr. dr. Hikari Ambara Sjakti, Sp.A(K)
Ketua Umum – NPA. 01 01801 2002 1 1 Sekretaris Umum – NPA. 01 02094 2006 1 1

Sekretariat: Jl. Salemba 1 No. 5, Jakarta Pusat 10430


Tel. +62 21 314 8610, Email: ppidai@idai.or.id, website: www.idai.or.id

Anda mungkin juga menyukai