Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KINERJA

BIDANG PENUNJANG
MEDIK RS WOODWARD
PALU

TAHUN 2019-2020

RS. WOODWARD PALU


Jl. Woodward No. 1 Palu – 94112, P.O BoxBAB
69 Palu,
I Telp. (0451) 421769, 426361, 456099
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bidang Penunjang Medik RS Woodward Palu merupakan salah satu bidang selain bidang
Keperawatan dan bidang Pelayanan Medik yang secara hirarki berada di bawah dan bertanggung
jawab secara langsung kepada Direktur RS Woodward Palu.
Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan bermutu yang didukung dengan
sarana dan prasarana serta fasilitas kesehatan rumah sakit yang memadai dan berkualitas
merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh RS Woodward Palu dalam mencapai visi
dan misinya. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut Bidang Penunjang Medik mempunyai
tugas mengkoordinir semua kebutuhan penunjang medic, melaksanakan pemantauan dan
pengawasan serta evaluasi penggunaan fasilitas-fasilitas penunjang mediK serta melaksanankan
pemantauan dan pengawasan dan evaluasi kegiatan penunjang medik.
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya tersebut maka Bidang Penunjang Medik
pada tahun anggaran 2020 membuat program kerja dan kegiatan untuk mendukung kelancaran
pelaksanaan pelayanan di masing-masing instalasi di jajaran Bidang Penunjang Medik yaitu
Instalasi Laboratorium, Instalasi Farmasi, Instalasi Gizi, Instalasi Radiologi, Instalasi Rekam Medik.
Jasa-jasa penunjang merupakan sarana pengorganisasian yang perlu dijalankan, sehingga proses
pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Manajemen RS Woodward Palu
mempunyai kegiatan sebagai berikut :
a) Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai
perusahaan dan mengatur strategi yang akan dilaksanakan agar dapat tercapai.
Perencanaan ini dapat disusun baik untuk jangka pendek maupun jangka Panjang,
agar dapat dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan perusahaan.
b) Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah membentuk kerangka dasar dalam menentukan aktifitas
dan tugas pokok dari suatu kelompok individua tau individu dalam perusahaan, yang
meliputi pemberian tugas tanggung jawab tertentu, pendelegasian wewenang yang
diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya,
pertanggung jawaban tugas atau yang diberikan.
c) Pengarahan (Leading/Actuating)
Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun personilnya, langkah
berikutnya pengarahan. Pengarahan merupakan proses yang harus dilakukan oleh
manajemen agar pelaksanaan dapat diarahkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan
oleh perusahaan, untuk tujuan tersebut manajemen harus selalu mengadakan
pendekatan dan perbaikan yang diperlukan untuk menumbuhkan motivasi para
karyawan agar dapat bekerja dengan optimal sesuai dengan rencana. Manajemen
harus memberikan gambaran yang jelas apa yang akan dituju, memberikan petunjuk
yang memadahi, dan memiliki perasaan apakah pelaksanaan akan memberikan
sumbangan terhadap tujuan yang akan dicapai tersebut.
d) Pengawasan (Controling)
Pengawasan atau pengendalian adalah proses untuk memeriksa kembali, menilai
dan selalu memonitor laporan apakah pelaksana tidak menyimpang dari tujuan yang
sudah ditentukan, hal ini penting untuk menghemat pemborosan biaya yang
dikeluarkan. Dalam mengadakan pengendalian harus diadakan perbandingan antara
hasil sesungguhnya yang dicapai dengan proyeksi yang ditetapkan dalam
perencanaan untuk menilai prestasi dan meletakkan tanggung jawab adanya
penyimpangan yang terjadi.

1.2 Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan Pelayanan penunjang medik yang bermutu dan professional untuk
mendukung Visi dan Misi Rumah Sakit Woodward Palu

1.2.2 Tujuan Khusus


a) Meningkatkan profitabilitas dan produktifitas
b) Mampu menciptakan kepuasan terhadap harapan pelanggan
c) Menciptakan pelanggan yang loyal
d) Pengembangan Sistem Informasi yang mendukung Proses Pelayanan
e) Meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan penunjang medic
f) Meningkatkan produktifitas dan kualitas kerja staf penunjang medic melalui pembinaan,
pelatihan dan pendidikan
g) Tersedianya sarana, prasarana dan peralatan medis yang dapat meningkatkan mutu
pelayanan
h) Terlaksananya monitoring dan evaluasi asuhan pelyanan penunjang medic
i) Menciptakan budaya kerja sesuai Visi RS

1.3 Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup Penunjang Medik meliputi:
a) Instalasi Farmasi
b) Instalasi Laboratorium
c) Instalasi Radiologi
d) Instalasi Gizi
e) Instalasi Rekam Medik

1.4 Visi dan Misi


1.4.1 Visi
Menjadi Rumah Sakit pilihan yang memberikan pelayanan penunjang medik yang berkualitas
1.4.2 Misi
1) Memberikan pelayanan penunjang kesehatan seutuhnya yang konsisten dan terpadu
berfokus pada keselamatan dan kepuasan pasien berdasarkan evidence-based practice
2) Meningkatkan komitmen di antara tim kerja, stakeholders dan pelanggan
3) Meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia penunjang medik
secara terus menerus
4) Meningkatkan fasilitas penunjang medik
5) Menerapkan efektifitas dan efisiensi biaya di seluruh bidang penunjang medik
6) Meningkatkan utilitas di seluruh bidang penunjang medik
BAB II
PERENCANAAN KINERJA

2.1 Uraian Tugas , Tanggung Jawab, Wewenang dan Hasil Kerja Kepala Bidang Penunjang Medik

No Uraian Tugas Tanggung Jawab Wewenang Hasil Kerja


1. Merumuskan dan menetapkan Kebenaran Menetapkan Dokumen
program kerja di lingkungan Program Kerja Program Kerja Program Kerja
Bidang Penunjang Medik
berdasarkan rencana strategis
RS. Woodward sebagai
pedoman pelaksanaan tugas

2. Merumuskan dan menetapkan Menetapkan Dokumen Standar


Standar Pelayanan di Kebenaran Standar Pelayanan
lingkungan Bidang Penunjang Standar Pelayanan Minimal
Medik sebagai pedoman Pelayanan
Minimal
pelaksanaan pelayanan Minimal
kesehatan

3. Merumuskan perencanaan Kebenaran Menetapkan Dokumen


operasional kegiatan dan rencana rencana Rencana
anggaran di lingkungan Bidang operasional operasional operasional
Penunjang Medik RS. kegiatan dan kegiatan dan
kegiatan dan
Woodward Palu untuk anggaran anggaran
pelaksanaan kegiatan anggaran

4. Merumuskan kebijakan teknis Ketepatan teknis Menetapkan


di bidang pelayanan penunjang pelayanan teknis pelayanan Terciptanya
medik meliputi pelayanan penunjang medik penunjang medik, teknik pelayanan
instalasi farmasi, instalasi di instalasi farmasi,
di Instalasi
laboratorium, instalasi farmasi,
farmasi, laboratorium,
radiologi, instalasi gizi dan laboratorium,
instalasi rekam medis sebagai gizi, radiologi dan laboratorium, gizi, radiologi dan
pedoman pelaksanaan rekam medis. gizi, radiologi dan rekam medis
kegiatan rekam medis

5. Menyelenggarakan Kesesuaian Menetapkan Terwujudnya


pelaksanaan pelayanan teknis pelayanan teknis pelayanan teknis pelayanan
farmasi, laboratorium, farmasi, di Instalasi farmasi,
radiologi, gizi dan rekam medis laboratorium,
farmasi, laboratorium,
gizi, radiologi dan
rekam medis laboratorium, gizi, radiologi dan
gizi, radiologi dan rekam medis
rekam medis.

6. Menyelenggarakan Kesesuaian teknis Menetapkan Terwujudnya


pengelolaan fasilitas pengelolaan pengelolaan teknis
pelayanan penunjang medik. fasilitas fasilitas pengelolaan
pelayanan pelayanan fasilitas
penunjang medik
penunjang medik pelayanan
penunjang medik,

7. Menyelenggarakan kegiatan Kesesuaian teknis Menentukan Terwujudnya


pengabdian masyarakat dalam kegiatan teknis kegiatan teknis kegiatan
bidang kesehatan pengabdian pengabdian pengabdian
masyarakat
masyarakat masyarakat
dalam bidang
dalam bidang dalam bidang
Kesehatan
kesehatan kesehatan

8. Menyelenggarakan Kesesuaian teknis Menetapkan Terwujudnya


pengembangan pelayanan pengembangan teknis teknis
penunjang medik, sesuai pelayanan pengembangan pengembangan
pedoman yang berlaku guna penunjang medik pelayanan
pelayanan
peningkatan mutu pelayanan. penunjang medik
penunjang medik,
di lingkungan
Rumah Sakit

9. Mengendalikan upaya-upaya Kesesuaian teknis Menetapkan Terkendalinya


peningkatan mutu pelayanan peningkatan teknis teknis
penunjang medik secara mutu pelayanan peningkatan peningkatan
periodik guna peningkatan mutu pelayanan
mutu pelayanan
pelayanan rumah sakit.

10. Menyelenggarakan penilaian Kesesuaian Menentukan nilai Dokumen nilai


kinerja bawahan di Lingkungan penilaian kinerja kinerja bawahan kinerja bawahan
Bidang Pelayanan penunjang bawahan
Medik dalam rangka
pelaksanaan tugas bawahan
dan memotivasi kinerja
bawahan

11. Melaksanakan tugas kedinasan Kesesuaian Menolak Terlaksananya


lain yang diberikan oleh pelaksanaan pelaksanaan pelaksanaan
Direktur dan Yayasan, baik tugas non tugas non tugas kedinasan
lisan maupun tertulis kedinasan
kedinasan lain
2.2 Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai factor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan. Analisa ini didasarkan pada hubungan atau interaksi antara unsur-unsur internal,
terhadap unsur-unsur eksternal yaitu:

A. Kekuatan (strength)
RS Woodward khususnya dalam bidang Penunjang Medik mempunyai beberapa kekuatan
yang bisa digunakan untuk memasarkan produk-produknya. Kekuatan tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Brand Image
Secara luas nama RS Woodward sudah banyak dikenal oleh masyarakat, khususnya
masyarakat kota palu. Hal ini dikarenakan RS Woodward Palu merupakan rumah
sakit pertama yang mempunyai jejaring klinik sampai ke pelosok contohnya Klinik
Gimpu, Klinik Kulawi, Klinik Kantewu dan Klinik Ampera
2) Dukungan Pemerintah
Dalam beberapa hal untuk
3) Jaringan Kerja
Penunjang Medik RS Woodward sudah mempunyai jaringan kerja dengan Lembaga-
lembaga swasta maupun milik Pemerintah di wilayah Kota palu. Lembaga tersebut
antara lain Apotek Siloam, Apotek Cempaka, Kimia Farma, Dinas Kesehatan, RS
Undata, RS Bhayangkara, Prodia, dan Lembaga lain yang berkaitan dengan
penyelenggaraan layanan kesehatan masyarakat serta Rumah Sakit lain yang berada
di wilayah Kota Palu.
B. Kelemahan (weakness)
1) Prosedur pelayanan masih terlalu Panjang
Prosedur pelayanan pasien yang masih terlalu Panjang pada RS Woodward Palu
menjadi salah satu kekurangan yang perlu diperhatikan. Karena masyarakat
menuntut pelayanan yang cepat atas penggunaan jasa yang disediakan RS
Woodward Palu.
2) SDM yang belum mencukupi
Dalam melaksanakan pelayanan bidang Penunjang Medik sangat diperlukan sumber
daya manusia yang sesuai, tetapi RS woodward palu masih sangat sulit
mendapatkan tenaga-tenaga ahli dalam beberapa bidang sehingga terkendala dalam
pelayanan yang sangat terbatas dan ketidaksesuaian SDM dengan bidangnya.
3) Kurangnya Promosi
Kurangnya promosi kepada masyarakat membuat pelayanan penunjang medik
belum banyak diketahui oleh masyarakat. Masyarakat masih sangat awam dengan
istilah-istilah kesehatan yang digunakan oleh RS Woodward Palu.
C. Peluang (opportunity)
1) RS sudah dikenal luas di masyarakat
2) RS melayani peserta JKN/BPJS
3) Komunitas Jemaat Bala Keselamatan banyak
4) Kerjasama dengan Perusahaan/Asuransi
D. Ancaman (treats)
Ancaman disini meliputi factor internal dan factor eksternal. Factor internal yang bisa
menjadi ancaman adalah ketidak mampuan Lembaga dalam memanfaatkan kekuatan dan
peluang yang ada. Sehingga yang terjadi kekuatan dan peluang tersebut dapat berubah
menjadi ancaman besar bagi Lembaga. Sedangkan factor eksternal yang menjadi ancaman
dari RS Woodward Palu ialah adanya Rumah Sakit lain yang telah berdiri maupun yang baru
akan berdiri di Kota Palu. Oleh karena itu, maka RS Woodward Palu harus terus melakukan
antisipasi dan evaluasi serta menetapkan strategi pemasaran agar keberadaan mendapat
posisi di hati masyarakat.
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja
Sebagai bagian dari manajemen kinerja, maka untuk mengetahui kinerja yang seharusnya
terjadi dengan kinerja yang diharapkan perlu dilakukan pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja
merupakan suatu proses yang sistematis dan berkesinambungan untuk menilai sejauh mana tingkat
keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran
dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi, dan strategi rumah sakit. Pengukuran
kinerja juga diperlukan untuk membandingkan realisasi dengan target yang telah direncanakan
sesuai indikator kinerja yang telah ditetapkan di Rencana Strategis atau dalam dokumen perjanjian
kerja, agar diperoleh gambaran pencapaian masing-masing indikator.
Pengukuran dan pembandingan kinerja dalam laporan kinerja nantinya harus cukup
menggambarkan posisi kinerja RS Woodward Palu. Dengan demikian tergambar dengan jelas
keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi rumah sakit, sehingga dapat
dijadikan salah satu pertimbangan pimpinan dalam mengambil keputusan. Bagi rumah sakit sendiri
capaian kinerja yang telah terukur akan dilakukan evaluasi untuk kemudian ditindaklanjuti dalam
bentuk perbaikan terhadap indikator yang belum tercapai.

Berikut capaian kinerja bidang penunjang medik :

- Instalasi Farmasi

No. Jenis Pelayanan 2018 % 2019 %2


1 Resep Umum 1800 2,8689831 5792 7,19512044
2 Resep JKN 34652 55,2311125 49588 61,6007652
3 Resep Jaminan Kesehatan 26288 41,8999044 25119 31,2041143
Total 62740 100 80499 100

- Instalasi Laboratorium

No Jenis Pelayanan 2018 2019


1 Laboratorium 15347 19164
- Instalasi Radiologi

No. Jenis Pelayanan 2018 % 2019 %2


1 X-ray (Roentgen) 3132 56,3816382 3114 52,8872283
2 EKG 875 15,7515752 984 16,7119565
3 USG 1548 27,8667867 1790 30,4008152
  Total 5.555 100 5.888 100

-
-
- Instalasi Gizi
Pelayanan pemberian Snack Tahun 2018-2019

No. Kelas 2018 % 2019 %2


1 VVIP 640 2,37098507 284 1,43528579
2 VIP 5876 21,7686067 4872 24,6222267
3 Kelas 1 10787 39,9622124 6281 31,7430636
4 Kelas 2 5231 19,3790983 4794 24,2280285
5 Kelas 3 4459 16,5190975 3556 17,9713954
Jumlah 26993 100 19787 100

Pelayanan Porsi Makanan Tahun 2018-2019

No. Kelas 2018 % 2019 %2


1 VVIP 640 2,37098507 284 1,43528579
2 VIP 5876 21,7686067 4872 24,6222267
3 Kelas 1 10787 39,9622124 6281 31,7430636
4 Kelas 2 5231 19,3790983 4794 24,2280285
5 Kelas 3 4459 16,5190975 3556 17,9713954
Jumlah 26993 100 19787 100

B. Realisasi Anggaran Tahun 2019-2020

Pada tahun 2019 total realisasi pendapatan untuk Bidang Penunjang Medik
senilai Rp. 14.712.430.553 dari estimasi anggaran Rp. 17.104.272.000 mengalami
kerugian senilai Rp. 2.391.841.447. Sehingga untuk anggaran tahun 2020
menyesuaikan dengan proyeksi tahun 2019 dengan nilai Rp. 11.041.402.063. Sampai
pada bulan Mei 2020 pendapatan untuk bidang penunjang medik senilai Rp.
5.064.742.483 sehingga masih membutuhkan pendapatan senilai Rp. 5.994.659.580
dalam 7 bulan kedepan.

Berikut proyeksi pendapatan untuk tahun 2020 sampai pada bulan Mei:

-
-
- Instalasi Farmasi
- Instalasi Laboratorium
-

- X-ray / Roentgen

- EKG

- USG

C. Sasaran Strategis Terwujudnya Pelayanan


1) Indikator Kinerja “Waktu Tunggu Pelayanan Resep Obat Jadi”
Waktu tunggu pelayanan resep obat jadi adalah rata-rata waktu yang
dibutuhkan sejak pasien menyerahkan resep obat di loket apotek sampai
dengan menerima/mendapatkan obat jadi dari petugas farmasi apotek rawat
jalan.
a) Capaian/Realisasi
Realisasi indikator waktu tunggu pelayanan resep obat jadi pada tahun
2019 sebesar 37,41 menit dengan capaian kinerja 75.30% dari target
tahun 2019 adalah 30 menit. Angka realisasi tahun 2019 lebih rendah
bila dibandingkan dengan tahun 2018 dan tahun 2017 masing-masing
sebesar 56,69 menit dan 38,26 menit. Realisasi tahun 2019 ini belum
sesuai dengan standar nasional yang ditetapkan 30 menit.
b) Alasan Kegagalan/Kendala
Capaian angka ini sudah lebih baik jika dibandingkan tahun 2018 namun
masih belum mencapai standar nasional yang telah ditetapkan. Waktu
tunggu pelayanan resep obat jadi sudah mengarah keperbaikan tetapi
belum maksimal. Lama waktu tunggu pelayanan resep obat jadi pada
tahun 2019 disebabkan oleh:
(1) Desain ruang, alur penyiapan obat, dan tata letak barang belum
sepenuhnya mendukung tuntutan pelayanan obat yang cepat.
Banyaknya kegiatan yang harus dilakukan manual menambah
load petugas dalam menyiapkan obat.
(2) Untuk obat, penyakit dan pasien tertentu dosis dan jumlah obat
yang dibutuhkan per pasien sangat bervariasi, beberapa obat
harus disiapkan dengan diracik yang tidak bisa disiapkan terlebih
dahulu.
(3) Data yang diperlukan dalam proses verifikasi resep masih
manual belum terlink dalam SIM RS E prescribing belum
sepenuhnya diterapkan diseluruh poli/bangsal.
c) Upaya Tindak Lanjut
Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut yaitu:
(1) Melakukan evaluasi alur dan tata letak barang, mengusulkan
otomatis dispensing untuk mempercepat penyiapan obat dan
efisiensi ruang
(2) Standarisasi melalui penyusunan PPK/CP
(3) Perluasan e prescribing, fasilitasi data yang dibutuhkan untuk
telaah (data pasien, riwayat penggunaan, data obat & interaksi
obat dan lain-lain)
2) Indikator Kinerja “Waktu Tunggu Pelayanan Radiologi”
Waktu tunggu pelayanan radiologi adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan
pasien mulai mendaftar di loket radiologi dilanjutkan dengan pemeriksaan oleh
radiographer sampai dengan keluarnya hasil yang sudah di ekspertise dan
divalidasi dokter spesialis radiologi
a) Capaian/Realisasi
Angka realisasi pada akhir tahun 2019 sebesart 2 jam 6 menit dengan
capaian kinerja 95% dari target tahun 2019 adalah 2 jam. Realisasi tahun
2019 lebih tinggi bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2018 dan
tahun 2017 yang masing-masing sebesar 1 jam 45 menit dan 2 jam 2
menit. Realisasi tahun 2019 ini sesuai dengan Standar Nasional 3 jam
namun belum mencapai taret jangka menengah rumah sakit tahun 2017
adalah 2 jam 2 menit.
b) Alasan Keberhasilan
Berapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka terwujudnya efisiensi
waktu tunggu pelayanan radiologi yaiitu sebesar 2 jam 6 menit karena
ketika selesai dilakukan pelayanan langsung diberikan kepada dokter
Radiologi dan kedepannya akan menggunakan CR.

3) Indikator Kinerja “Waktu Tunggu Pelayanan Laboratorium”


Waktu tunggu pelayanan laboratorium adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan
sejak pasien mulai mendaftar di loket laboratorium dilanjutkan dengan
pengambilan sampel darah sampai dengan keluarnya hasil yang sudah di
ekspertise dan divalidasi oleh dokter spesialis patologi klinik
a) Capaian/Realisasi
Angka realisasi pada tahun 2019 sebesar 1 jam 30 menit dengan capaian
kinerja 125% dari target tahun 2019 adalah 2 jam. Realisasi tahun 2019
lebih baik bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2018 dan tahun
2017 yang masing-masing sebesar 1 jam 34 menit dan 2 jam. Realisasi
tahun 2019 ini sudah sesuai dengan standar nasional 2 jam.
b) Alasan Keberhasilan
Capaian indikator tersebut karena adanya petugas khusus pengambilan
hasil laboratorium dan komunikasi yang efektif antara Instalasi
Laboratorium dengan DPJP dan petugas sehingga waktu tunggu
pelayanan lab 2 jam.

4) Indikator Kinerja “Pengembalian Rekam Medis Lengkap dalam Waktu 24 Jam”


Pengembalian rekam medik lengkap dalam 24 jam yang dimaksud adalah jumlah
dokumen rekam medik pasien rawat inap yang diisi lengkap dan dikembalikan ke
pengelola rekam medik dalam waktu 24 jam setelah pasien pulang. Kriteria
lengkap mengacu pada Permenkes nomor 28 tahun 2008 tentang rekam medis
a) Capaian/Realisasi
Realisasi indikator pengembalian lengkap RM dalam waktu 24 jam pada
tahun 2019 mencapai 49,71% dengan capaian kinerja 71,01% dari target
tahun 2019 sebesar 70%. Angka realisasi ini lebih rendah bila
dibandingkan tahun 2018 dan tahun 2017 yang masing-masing sebesar
76,62% dan 64,235. Angka realisasi tahun 2019 masih belum memenuhi
Standar Nasional sebesar >80% dan target jangka menengah RS tahun
2017 sebesar 70%.
b) Alasan Kegagalan/Kendala
Masih cukup sulitnya untuk mencapai angka sesuai standar dan target
terhadap indikator ini disebabkan antara lain adalah pengisian rekam
medik belum sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO)
kecepatan pengembalian rekam medis rawat inap belum optimal yang
dikarenakan permasalahan terkait kepatuhan penerapan protap
pengisian rekam medik, konsultasi, pengelolaan pasien oleh DPJP masih
ada rekam medik yang belum dikembalikan dikarenakan belum ada
tanda tangan oleh DPJP.

c) Upaya Tindakl Lanjut


Upaya untuk meningkatkan capaian indikator tersebut beberapa
disarankan adalah:
(1) Diperlukan sosialisasi tentang kelengkapan berkas rekam medis
ke semua DPJP dan KSM baik melalui surat edaran maupun
pertemuan
(2) Monitoring dan evaluasi kelengkapan rekam medis secara
berkala
(3) Penerapan reward dan konsekuen bagi DPJP dalam kelengkapan
rekam medik
(4) Perlu adanya kebijakan tentang pelimpahan kewenangan tanda
tangan DPJP kepada dokter jaga spesialis yang setara

5) Indikator Kinerja “Waktu Tunggu Pemberian Makan”


Waktu tunggu pemberian makan yang dimaksud adalah ketepatan penyediaan
makanan pada pasien sesua dengan jadwal yang telah ditentukan.
a) Capaian/Realisasi
b) Alasan Kegagalan/Kendala
c) Upaya Tindak Lanjut
BAB IV
PENUTUP

Secara keseluruhan kinerja bidang penunjang medik RS Woodward Palu berdasarkan pada
pengukuran, evaluasi dan Analisa capaian kinerja yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa RS
Woodward Palu telah melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab,
Namun demikian, hasil capaian kinerja tersebut tidak terlepas dari hambatan-hambatan
yang dijumpai, baik bersifat internal maupun eksternal. Kondisi ini diantisipasi dengan cara
melakukan evaluasi secara berkala atas kendala/hambatan yang dijumpai, sehingga diketahui
penyebab timbulnya hambatan-hambatan dalam pencapaian kinerja.

Anda mungkin juga menyukai