Anda di halaman 1dari 3

Nama: Fasha Permata Chairani

NIM : 211000376
Kelas : D-FKM

ASPEK KESEHATAN MASYARAKAT DALAM SITUASI PENINGKATAN KASUS


GAGAL GINJAL AKUT PADA ANAK DI INDONESIA

Seperti yang kita ketahui, akhir-akhir ini Indonesia sedang digemparkan dengan berita
kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak yang menyebabkan banyak korban. Gagal Ginjal Akut
adalah penurunan mendadak fungsi ginjal dalam beberapa jam, yang meliputi kerusakan
structural dan gangguan/ kehilangan fungsi ginjal. Kondisi ini menyebabkan ginjal tidak
mampu menghasilkan urine yang sebenarnya merupakan sarana membuang racun dalam tubuh.
Kasus Gagal Ginjal Akut ini diduga akibat dari obat sirup yang mengandung etilen glikol (EG)
dan dietilen glikol (DEG) melebihi ambang batas normal. Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
Bersama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah menetapkan beberapa
obat sirup yang dilarang untuk digunakan. Obat tersebut didominasi obat batuk, flu, dan
penurun demam yang lazim dikonsumsi secara bebas. Berdasarkan hasil pemantauan
Kemenkes, banyak kasus yang terjadi pada anak rentang kasus usia 1-5 tahun dengan total 153
kasus, kemudian usia 6-10 tahun 37 kasus, dibawah 1 tahum 26 kasus, dan 11-18 tahun 25
kasus. Klasifikasi Gagal Ginjal Akut (AKI) terdiri dari AKI pre-renal, acute post-renal
obstructive nephrophathy, dan penyakit ginjal akut intrinsik. Dari ketiga jenis ini, yang
merupakan penyakit ginjal sejati yaitu ginjal akut intrinsik. Sementara, AKI pre-renal dan acute
post-renal obstructive nephropathy adalah konsekuensi penyakit extra-renal yang
menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR). Apabila kondisi itu bertahan, maka
berkembang menjadi kerusakan sel ginjal dan menjadi penyakit ginjal intrinsik. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) telah merilis peringatan ke seluruh dunia terkait bahaya yang
ditimbulkan empat obat batuk sirup yang diproduksi Maiden. Obat-obat itu mungkin berkaitan
dengan penyakit gangguan ginjal akut dan kematian puluhan anak pada bulan Juli, Agustus,
dan September. Obat batuk yang dimaksud yaitu Promethazine Oral Solution, Kofexmalin
Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, Magrip N Cold Syrup. Menurut analisis WHO,
keempat obat sirup buatan Maiden ini ditemukan adanya kandungan dietilen glikol dan etilen
glikol dalam jumlah berlebih. Hal ini dapat merusak otak, paru-paru, hati, serta ginjal manusia.
WHO juga memperingatkan produk-produk Maiden itu bisa saja didistribusikan melalui pasar
informal ke negara-negara atau wilayah lain selain Gambia.

Angka kasus gagal ginjal akut pada anak semakin bertambah. Merespons hal ini,
Ombudsman Republik Indonesia meminta pemerintah untuk menetapkan status kasus gagal
ginjal akut progresif atipikal sebagai Kejadian Luar Biasa atau KLB. Pembahasan terkait KLB
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI No 1501 Tahun 2010 tentang
Jenis Penyakit Menular Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangan. Di situ disebutkan bahwa Kejadian Luar Biasa yang disingkat KLB adalah
timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara
epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang
dapat menjurus pada terjadinya wabah. Sebagai ahli Kesehatan Masyarakat, kita harus turut
waspada dan saling bekerja sama dengan dinas Kesehatan setempat atau dinas Kesehatan
kabupaten/provinsi dan berdiskusi lebih lanjut terkait untuk penanganan dan pencegahan kasus
Gagal Ginjal Akut tersebut agar tidak semakin mewabah. Hal yang dapat dilakukan sebagai
ahli Kesehatan masyarakat yaitu, melakukan kegiatan surveilans atau penyelidikan KLB
(Kejadian Luar Biasa) untuk memantau secara terus menerus kasus tersebut. Langkah-Langkah
Penyelidikan Epidemiologi KLB yaitu Yang Pertama Konfirmasi Awal KLB (petugas
surveilans atau penanggung jawab surveilans Puskesmas/ Dinas Kesehatan melakukan
konfirmasi awal untuk memastikan terjadinya KLB Gagal Ginjal Akut dengan cara wawancara
dengan petugas puskesmas atau dokter yang menangani kasus), kedua melakukan pelaporan
segara ( Mengirimkan laporan W1 dan telepon/SMS ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dalam waktu <24 jam, kemudian diteruskan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melalui
SMS gateway atau posko KLB, yang ketiga persiapan penyelidikan (Persiapan lapangan,
menginformasikan kepada petugas Kesehatan di lokasi mana terdapat kasus, persiapan
formular penyelidikan, persiapan tim penyelidikan, persiapan logistik dan obat-obatan,
persiapan pengambilan spesimen), kemudian yaitu penyelidikan epidemiologi (Melakukan
kunjungan wawancara ketempat dimana kasus dirawat dengan menggunakan formular
investigasi yang sudah disiapkan sebelumnya, informasi yang perlu digali yaitu identitas dan
karakteristik kasus yang meliputi nama,umur jenis kelamin, alamat tempat tinggal,kerja atau
sekolah, Gejala tanda-tanda penyakit, Riwayat perjalanan penyakit, termasuk komplikasi yang
terjadi serta pengobatan yang sudah didapat, hasil-hasil pemeriksaan laboratorium dan
radiologi yang sudah dilakukan. Selanjutnya, yang dapat kita lakukan yaitu memberikan
edukasi kepada masyarakat obat apa saja yang dilarang WHO untuk dikonsumsi dan obat-
obatan yang diperbolehkan untuk dikonsumsi yang sudah diumumkan oleh Kementerian
Kesehatan serta cara-cara apa saja yang harus dilakukan jika anaknya mengalami gejala.

Seiring dengan peningkatan kasus Gagal Ginjal Akut tersebut, Kementerian Kesehatan
(Kemenkes) meminta orang tua untuk tidak panik, tenang namun selalu waspada. Terutama
apabila anak mengalami gejala yang mengarah kepada gagal ginjal akut seperti ada diare, mual
,muntah, demam selama 3-5 hari, batuk, pilek, sering mengantuk serta jumlah air seni/air kecil
semakin sedikit bahkan tidak bisa buang air kecil sama sekali. Pastikan bila anak sakit cairan
dalam tubuhnya harus tercukupi dengan minum air. Lebih lanjut, gejala lain yang juga perlu
diwaspadai orang tua adalah perubahan warna pada urine (pekat atau kecoklatan). Bila warna
urine berubah dan volume urine berkurang, bahkan tidak ada urine selama 6-8 jam (saat siang
hari), orang tua diminta segera membawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan penanganan lebih lanjut. sebagai upaya pencegahan agar orang tua tetap
memastikan perilaku hidup bersih dan sehat tetap diterapkan, pastikan cuci tangan tetap
diterapkan, makan makanan yang bergizi seimbang, tidak jajan sembarangan, minum air
matang dan pastikan imunisasi anak rutin dan lanjuti dilengkapi. Jika anak mengalami keluhan
yang mengarah kepada penyakit gagal ginjal akut, sebaiknya segera konsultasikan ke tenaga
kesehatan jangan ditunda atau mencari pengobatan sendiri karena itu dapat memperburuk
kondisi Kesehatan anak tersebut dan dapat menyebabkan kematian karena tidak mendapatkan
penanganan yang benar dan tepat.

Anda mungkin juga menyukai