Anda di halaman 1dari 32

FITOKIMIA

OLEH KELOMPOK 7:
1. INTANIA PERTIWI (2016.01.00.02.011)
2. YULINDA RAHMI (2016.01.00.02.016)
3. FIA RIZKA AULIANA(2016.01.00.02.023)

DOSEN PENGAMPU :

AZZIMATUR RAHMI, M.SI


JURNAL

DERIVATIF LIMONOID DARI Clausena


excavata SEBAGAI BIOFUNGISIDA
TERHADAP CENDAWAN PATOGEN
TANAMAN
PENDAHULUAN

Penelitian ini bertujuan untuk


mengetahui aktivitas senyawa
limonoid dari Clausena excavata
terhadap cendawan-cendawan
patogen tanaman.
Apa itu LIMONOID???????

Limonoid merupakan
komponen aktif alam
penting yang terdiri atas
komponen
triterpenoidteroksidasi .
(Jacob et al. 2000, Khalil et
al.2003).
Limonoid berfungsi menghambat
perkembangan sel kanker.
Senyawaini relatif stabil pada
suhu tinggi, sehingga
banyakdicampurkan dalam
kosmetik, permen, roti,dan
biskuit (Fergusson 2002).

FUNGSI LIMONOID
Prosedur Kerja :

Sterilisasi
Perbanyakan Pembuatan
alat dan
Senyawa larutan uji
bahan
Limonoid dari
Clausena
excavata

Pembuatan stok
Pembuatan Media dan inokulum
Biakan Cendawan cendawan

Pengujian dengan
Pengujian Secara Metode Sumur
in vitro

Metode Pengujian
Umpan Beracun
Isolasi, Pemisahan dan Pemurnian
Senyawa Limonoid dari Clausena
excavata
 Sebanyak 10 kg bahan segar tumbuhan Clausena
excavata dimaserasi dengan metanol. Hasil
maserasi diperoleh ekstrak metanol pekat.
Selanjutnya terhadap ekstrak metanol tersebut
dilakukan fraksinasi dengan pelarut n-heksan,
aseton dan etil asetat. Setelah melalui beberapa
proses pemisahan dan pemurnian dari fraksi
kloroform (fraksi K) diperoleh senyawa limonoid,
yaitu Clausenolida-1-etil eter (60 mg).
Clausenolida-1-etil eter diisolasi dari fraksi
KETERANGAN GAMBAR BENTUK
KRISTAL DAN STRUKTUR MOLEKUL
SENYAWA :

(a). Kristal Clausenolida-1-etil eter, dan


(b) Struktur Molekul Clausenolida-1-etil
eter
CONT. . .
 Dari data titik leleh, data spektrum UV dan IR
menunjukkan bahwa pada penelitian ini telah
berhasil mengisolasi senyawa limonoid Clausena
excavata. Hal ini diperkuat oleh data standar,
terbukti setelah data hasil penelitian di atas yaitu
titik leleh dan λmaks spektrum UV dan IR
dibandingkan dengan data literatur menunjukkan
kesamaan.
Uji Aktivitas Senyawa Limonoid dari Clausena
excavata Terhadap Cendawan Patogen Tanaman
 Dari empat macam variasi konsentrasi (5, 10, 15
dan 20 ppm) yang diujikan terhadap cendawan
patogen tanaman, ternyata Clausenolida-1-etil
eter sangat berpotensi sebagai fungisida hayati
karena mempunyai aktivitas yang kuat dalam
menghambat pertumbuhan cendawan Fusarium
oxysporum f.sp. lycopersici dan Ganoderma
boninense.
Persentase Penghambatan Pertumbuhan Koloni
Cendawan oleh Senyawa Limonoid dari Clausena
excavata serta Analisis Statistik

 persentase penghambatan pertumbuhan jari-jari


koloni cendawan oleh senyawa limonoid dari
Clausena excavata untuk 5 kali pengujian (n = 5)
dapat dilihat pada Tabel 2.

NEXT. . .
CONT. . .
 Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa senyawa
Clausenolida-1-etil eter 5 ppm paling efektif
persentase penghambatannya, karena dapat
menghambat pertumbuhan jari-jari koloni
cendawan Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici
(=55,50%) dan Ganoderma boninense (=50,00%).
KESIMPULAN

Pada penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa limonoid


Clausenolida-1-etil eter dari Clausena excavata.
Pada pengujian aktivitas anti cendawan senyawa
Clausenolida-1-etil eter terhadap beberapa cendawan
patogen tanaman terlihat bahwa Clausenolida-1-etil eter
dengan konsentrasi 5 ppm sangat efektif persentase
penghambatannya, karena dapat menghambat pertumbuhan
jari-jari koloni cendawan Fusarium oxysporum f.sp.
lycopersici (=55,50%) dan Ganoderma boninense (=50,00%).
JURNAL

Senyawa Limonin dari Biji Jeruk Citrus nobilis


var. Microcarpa (Jeruk Siam) dan Potensi
Aktivitasnya sebagai Penghambat Tumbuh
Larva Instar ke-empat Nyamuk Aedes Aegypti
Telah diisolasi suatu
senyawa limonin dari biji
jeruk Citrus nobilis
var.microcarpa dengan
metode kromatografi
kolom.
PENDAHULUAN

Jeruk siam (Citrus nobilis) termasuk varietas yang


paling banyak diusahakan dan paling luas
penyebarannya. Diperkirakan pangsa pasar jeruk siam
saat ini sekitar 60% dari semua jenis jeruk. Jeruk ini
paling banyak digemari karena rasanya manis, tidak
perlu diperas, dapat dimakan begitu saja.
Senyawa limonoida ini sangat dominan sekali
di dalam kulit dan biji jeruk, terutama senyawa
limonin yang merupakan penyebab utama rasa
pahit pada jeruk, kandungannya sangat dominan
dan mudah didapat. Senyawa limonoida ini
merupakan turunan triterpenoida.
Pemisahan Pemurnia
Sampel dan Preparasi dengan n dengan
Bahan kimia Sampel kromatograf Kristalisas
i kolom i

Uji Hayati
Identifikasi dengan uji
( Uji
titik leleh spektrometer
Pengembangan
ultralembang,
Aedes aegypti dan
inframerah masa
Uji hayati
resonansi magnetik inti 11
Penghambat
H dan 13
13 C
Tumbuh )
Sampel dan Bahan Kimia

Jenis biji jeruk yang digunakan adalah biji jeruk siam (Citrus
nobilis LOUR var. microcarpa Hassk) yang sudah dikeringkan pada
suhu kamar dan dihaluskan.

Bahan kimia yang digunakan diantaranya adalah:


Petroleum eter 60-80, metanol, etanol, diklorometana, kloroform,
heksana, etil asetat, aseton, dan CDCl3. Adsorben untuk
kromatografi kolom gravitasi : silika Gel G 60 (60– 70 mesh) dan
(70–230 mesh), adsorben untuk kromatografi lapis tipis : silika Gel
GF 254 dan penampak noda : H2SO4 10% dalam etanol.

Bioindikator yang digunakan adalah larva nyamuk


Aedes aegypti instar ke-empat, yang merupakan vektor
penyakit demam berdarah.
Preparasi Sampel

Serbuk biji buah jeruk Citrus nobilis disokletasi


dengan menggunakan pelarut petroleum eter 60-80.
Residunya dimaserasi beberapa kali menggunakan
pelarut metanol. Ekstrak metanol pekat dipartisi
beberapa kali dengan menggunakan pelarut
diklorometana sehingga didapatkan ekstrak pekat
diklorometana.
Pemisahan dengan kromatografi kolom gravitasi

Ekstrak pekat diklorometana dipisahkan dengan


kromatografi kolom silika gel G 60 (60–70 mesh)
dalam 50 g silika gel yang diseimbangkan dengan
pengembang yang sesuai, dalam kolom kaca (100
cm x 2,5 cm), dielusi secara gradien. Fraksi target
dipisahkan lebih lanjut dengan kromatografi kolom
gravitasi, menggunakan adsorben silika gel G
60(70–230 mesh) dan eluen yang cocok hasil uji coba
KLT.
Pemurnian dengan kristalisasi

Eluat yang menunjukkan satu noda pada KLT,


dikristalisasi dengan pelarut yang cocok, kristal
yang muncul disaring dan dikeringkan di dalam
oven dengan suhu sekitar 30-40°C.
Identifikasi dengan uji titik leleh,
spektrometer ultralembayung,
inframerah, massa, resonansi magnetik
inti 1H dan 13C

Kristal hasil rekristalisasi diuji titik leleh, spektrometer


ultralembayung, inframerah, massa,
resonansi magnetik inti proton dan karbon.
Uji hayati Pengembangan Aedes
aegypti

Telur Aedes aegypti yang didapat berupa telur yang


menempel pada kertas HVS, dimasukkan ke dalam
tempat yang telah berisi air bersih berupa beaker
gelas sampai telur menempel pada tempat yang
terendam air.
Diamati selama beberapa hari sampai telur menetas
menjadi larva. Larva kemudian diberi makanan
berupa pellet ikan atau tepung roti.
Uji hayati penghambat tumbuh

Sampel yang akan diuji dibuat stok konsentrasi


1000 ppm, kemudian dari stok konsentrasi tersebut
dibuat konsentrasi 100 ppm dengan pengenceran untuk
volume 50 mL di dalam beaker gelas. Konsentrasi
contoh yang diujikan ditambah aseton 200 μL,
kemudian dimasukkan ke dalamnya 10 ekor larva
nyamuk pada instar ke-empat. Selanjutnya diamati
tingkat hambatan pertumbuhan serta mortalitas larva
nyamuk tersebut dalam jangka waktu tertentu
dibandingkan terhadap kontrol.
HASIL

Hasil isolasi dari biji jeruk siam bebas lemak


sebanyak 280,72 g diperoleh 48,47 g ekstrak pekat
metanol. Hasil partisi 35,60 g ekstrak pekat metanol
diperoleh 7,43 g ekstrak pekat diklorometan, dan
dipisahkan dengan kolom kromatografi dengan elusi
gradien sebanyak 5,00 g sehingga diperoleh 11 fraksi
kolom. Hasil rekristalisasi fraksi VIII hasil
kromatografi kolom diperoleh fraksi VIII.a berupa
kristal murni dan karakteristik sebanyak 74,60 mg.
Titik leleh fraksi VIII.a terukur pada 271-272°C,
serapan spektrometri UV sebesar 3,67
Berdasarkan data spektroskopi tersebut yang
dibandingkan terhadap literatur sebelumnya, maka
disimpulkan bahwa senyawa fraksi tsb adalah salah
satu senyawa dari golongan limonoida yaitu limonin
TERIMAKASIH
1. Apa itu motode sumur dan metode umpan beracun?
 Metode sumur itu sama dengam metode difusi agar

Sedangkan metode umpan di dalam jurnal tersebuat adalah lanjutan dari metode sumur.
Dimana prosedur kerja metode umpan balik yaitu
Selain dengan metode sumur, kandidat fungisida diuji dengan metode umpan beracun. Pengujian dilakukan dengan
mencampur senyawa limonoid ke dalam biakan yang masih cair pada suhu 45 oC. Larutan senyawa ini dibuat lima macam
konsentrasi berbeda, setelah itu media yang mengandung isolat uji dituangkan secara aseptis ke dalam cawan petri steril.
Selanjutnya, masing-masing patogen/ cendawan uji ( 3 mm) dikulturkan di dalam media yang telah mengandung senyawa
kandidat fungisida dengan menggunakan ose steril dan diinkubasi pada suhu 27 oC selama 24 jam, untuk P. infestans
diinkubasikan pada suhu 22 oC. Peubah yang diamati ialah pembesaran diameter koloni cendawan setiap hari, sebagai
perlakuan kontrol digunakan media biakan tanpa senyawa kandidat fungisida. Pengamatan dilakukan selama 7 hari.
2. Apa nama daerah dari tanaman Clausena excavata dan alasannya kenapa pilih tanaman tersebut unutk di presentasikan?
 Tanaman Sicerek

 Karena Tumbuhan ini telah lama digunakan sebagai fungisida alami dan untuk menambah topik yang akan dipresentasikan

selain dengantopik tanaman jeruk.

2. Contoh sedian limonoid yang beredar dan fungsinya yaitu pada semua produk yang mengandung ekstrak jeruk dan lemon
atau semua produk yang mengandung vitamin C. Dimana fungsinya yaitu sebagai :
 Antioksidan, penurunan kolesterol dan antikanker

Contohnya seperti :
1. Jus Lemon
Fungsinya sebagai penurunan kolesterol dan kesehatan hati.
2. Lip Balm
Fungsinya unutk memerahkan bibir dan melembabkan bibir sehingga bibir tidak menjadi kering dan pecah-pecah karena
terdapat vitamin C di dalam Lip Balm tersebut
3. Anggur merah
Fungsinya sebagai penangkal radikal bebas atau antikanker
3. Apa itu rekristalisasi menggunakan oven ?
Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian
zat padat dimana zat-zat tersebut dilarutkan dalam
suatu pelarut kemudian dikristalkan kembali.
Maksudnya rekristalisasi mengunakan oven tu
pengeringannya menggunakan oven.

Anda mungkin juga menyukai