Anda di halaman 1dari 4

BAB 3.

METODE PENELITIAN

Alat dan Bahan


Alat
rotary evaporator .Sonikator (UP-500 Ultrasonic processor, E-Chorm TechCo. Ltd), Particle
Size Analyzer LS 100Q (Malvern), Electrophoretic light scattering (DelsaTMNano C
Particle Analyzer, Malvern), Transmission Electron Microscopy (TEM), cone dan plat
Brookfield (Model LV2, Brookfield Engineering Laboratories, Stoughton, MA, USA),
neraca analitis (Mettler H-80), mikroskop okuler, oven (Memmert, Jerman), pH meter
(Eutech Instrument, Singapura), pengaduk magnetik (Boeco MSH-300, Jerman), pH meter
(Hanna instrument), alat sentrifugasi (Hitachi CF 16 R X II), Piknometer (pyrex) dan alat-
alat gelas yang biasa digunakan di laboratorium.
Bahan
biji salak , etanol 70%, Kromatografi lapis tipis, silika gel 60 F254, kloroform, etil asetat ,
asam asetat glasial,Folin-Ciocalteu, AlCl3, FeCl3,Dragendorff, DPPH, Sunflower oil, tween
80, madu, Etanol 96% (Dwicentra), Tween 80 (Bratachem), Propilenglikol (Brataco, Yogyakarta,
Indonesia), Sunflower Oil, Aquadeion (Bratachem), Ammonia encer, Kloroform, HCl, reagen
Mayer, reagen Wagner, serbuk Mg, Amilalkohol, FeCl3, Gelatin 1%, Vanillin-H2SO4, Eter, reagen
Lieberman Burchard, NaOH (Brataco, Yogyakarta, Indonesia). aureus (SA) nutrient agar (NA)
nutrient brooth (NB), NaCl fisiologis 0,9 %, larutan McFarland 0,5, Na2EDTA
Tahapan Penelitian
Pembuatan Simplisia dan Serbuk Biji Salak
Pembuatan simplisia biji salak ditimbangsebanyak 1 kg, di cuci dan di potong potong kecil
sabanyak 8 bagian .kemudian di keringkan dengan suhu 60 OC selama 8 jam . setelah itu
dihaluskan menjadi serbuk menggunakan alat miller dan kemudian diayak sehingga
menghasilkan serbuk biji salak dengan ukuran yang homogen.
Pembuatan Ekstrak Etanol
Pembuatan ekstrak etanol degan metode maserasi menyiapkan simplisia biji salak sebanyak
300 gram tambahkan etanol 70% kedalam toples. (perbandingan serbuk : pelarut adalah
1:10).maserasi dilakukan secara berkala dengan 2 x24 jam pada suhu kamar. Hasil maserasi
disaring dengan menggunakan kertas saring. Maserat yang di dapatkan dipekatkan dengan
menggunakan rotary evaporator selanjutnya dengan water bath sehingga diperoleh ekstrak
kental.(Aldi et al., 2016)
Pemeriksaan Kualitas Ekstrak
Pemeriksaan Kualitas Ekstrak meliputi: rendemen ekstrak, kadar abu total, kadar air, kadar
sari larut etanol, kadar sari larut air dan susut pengeringan.
Skrining Fitokimia
Skring fitokimia meliputi: pengujian polifenol, alkaloid, tannin, saponin, flavonoid,
monoterpenoid dan seskuiterpenoid, triterpenoid dan steroid, dan kuinon.
Pembuatan SNE Ekstrak Biji Salak
Pembuatan nanoemulsi diawali dengan pembuatan SNE terlebih Mencampurkan Sunflower
oil, tween 80, dan propilenglikol dengan magnetic stirer selama 10 menit. Ditambah ekstrak biji
salak 40 mg/mL dan dihomogenkan dengan magnetic stirer selama 50 menit. Disonikator selama 60
menit. Ditambahkan aquadeion sebagai fase luar dan diaduk ringan dengan pengaduk magnetic
stirer. Terbentuk campuran yang transparan.
TABEL 1. Formulasi SNE Sirup biji salak
komposisi Jumlah (% b/v)
Ekstrak biji salak Zat Aktif 100ml/4mg
Sunflower oil Fase Minyak 1
Tween 80 Surfaktan 8
Propilengliko
Ko-surfaktan 1
l
Aquadeion Fase air Ad 100

Uji Karakteristik SNE


Dilakukan pengujian ukuran partikel dan indeks polidispersitas, serta potensial zeta
menggunakan alat Particle Size Analyzer LS 100Q (Malvern).
Pembuatan Sirup
Bahan Formulasi SNE sirup biji salak
F0 F1 F2 F3
Ekstrak biji salak 0 0 35% 40%
Sirupus simplex 60% 60% 60% 60%
Madu 5% 5% 5% 5%
Vitamin C 0 35% 0 0%
Aquadest Add 100ml Add 100ml Add 100ml Add 100ml
Sirupus simplex 60% dimasukkan kedalam SNE ekstrak biji salak , lalu dihomogenkan
dengan magnetic stirer. Ditambahkan madu 5%, dihomogenkan kembali. Ditambahkan
Aquadest sampai 100 mL, dihomogenkan kembali dengan magnetic stirrer (Agustini &
Nurdianti, 2019).
Evaluasi Sediaan
Evaluasi sediaan yang akan dilakukan yaitu: organoleptik, homogenitas, bobot jenis, pH, uji
viskositas, dan volume terpindahkan.
Pembuatan kultur Staphylococcus aureus Bakteri
Pembiakan Staphylococcus aureus (SA) dalam nutrient agar (NA) miring dan nutrient
brooth (NB), kemudian disentrifus terbentuk pellet dan disuspensikan dengan NaCl
fisiologis 0,9 %.(Meisyayati et al., 2016)
Kelompok perlakuan hewan percobaan
Hewan dibagi ke dalam 4 kelompok percobaan yang masing-masing kelompok terdiri dari 5
ekor mencit. Kelompok 1 di perlakukan dengan memberi formulasi f0 dimana sebagai
control negatif, kelompok 2 di beri dengan formulasi f1 dimana sebagai control positif dan
koelompok 3 dan 4 di beri formula f2 dan f3 syang memiliki kandungan ekstrak biji salak.
Pada hari ke-1 hingga ke-7 mencit diberikan zat uji dan kontrol secara per oral.Pada hari ke-
8 ditentukan persentase jenis sel leukosit, aktivitas, kapasitas fagositosis sel makrofag dan
bobot limfa relatif.
Analisis Fagositosis Sel Makrofag
Pada hari ke-8 mencit diinfeksi dengan penyuntikan 0,5 mL Staphylococcus aureus dalam
NaCl fisiologis 0,9% secara intra peritoneal. Setelah pemberian Staphylococcus aureus,
mencit dibunuh, dibedah, dan ditambahkan Na2EDTA pada cairan peritoneal. Cairan
peritoneal diambil, dibuat preparat apus pada kaca objek dan difiksasi dengan metanol
kemudian diwarnai dengan pewarnaan Giemsa, dibilas dengan air mengalir dan keringkan.
preparat dilihat dibawah mikroskop okuler menggunakan minyak emersi dengan perbesaran
(1000x). Kemudian aktivitas dan kapasitas sel fagositosis sel makrofag dihitung. Aktivitas
fagositosis ditetapkan berdasarkan jumlah persentase fagosit yang melakukan fagositosis
dari 100 sel fagosit (Virella, 2007; Chairul, 2009). Kapasitas fagositosis ditetapkan
berdasarkan jumlah Staphylococcus aureus yang difagositosiskan oleh 50 sel fagosit aktif
(Kusmardi, Kumala & Wulandari, 2006; Chairul et al., 2009).
Perhitungan Bobot Limfa Relatif
Setelah mencit dibedah dan cairan peritoneal diambil, kemudian diambil limfanya,
ditimbang bobot limfa satu per satu. Persen bobot limfa relatif dapat dihitung dengan
Bobot limpa
rumus : %Bobot limpa relatif = X 100 %
Bobot badan menc it
Analisa Data
Data hasil penelitian diolah secara statistik menggunakan Analisa Varian (ANOVA) satu
arah dan dilanjutkan dengan Uji Lanjut Berjarak Duncan (Duncan New Multiple Range
Test), menggunakan software statistic SPSS17.0 for Windows Evaluation.
Daftar pustaka
Agustini, T., & Nurdianti, L. (2019). Formulasi Dan Karakterisasi Sne (Self Nanoemulsion)
Buah Kurma Muda Sebagai Antiinfertilitas. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal
Ilmu-Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan Dan Farmasi, 19(2), 178.
https://doi.org/10.36465/jkbth.v19i2.496
Aldi, Y., Aria, M., & Erman, L. (2016). UJI EFEK IMUNOSTIMULASI EKSTRAK ETANOL
HERBA CIPLUKAN (Physalis angulata L.) TERHADAP AKTIVITAS DAN
KAPASITAS FAGOSITOSIS SEL MAKROFAG PADA MENCIT PUTIH BETINA.
Scientia : Jurnal Farmasi Dan Kesehatan, 4(1), 38.
https://doi.org/10.36434/scientia.v4i1.78
Meisyayati, S., Apriyanto, W., & Rikmasari, Y. (2016). Efek Imunomodulator Jus Herbal
Kombinasi Bawang Putih, Jahe Merah, Jeruk Nipis, Cuka Apel Dan Madu Terhadap Mencit
Putih Jantan. Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 1(2), 59–66.

Virella, G., 2007,Medical immunology, (6th edition), Informa Healthcare USA Inc, New York.
Kusmardi, kumala, S., dan Wulandari, D., 2006, Pengaruh pemberian ekstrak etanol daun johar
(Cassia siamea Lamk.) terhadap peningkatan aktivitas dan kapasitas fagositosis sel makrofag,Makara
Kesehatan, 10, 2, 89-93.

Anda mungkin juga menyukai