Anda di halaman 1dari 9

Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian

Vol. 8 No. 2, April - June 2023


https:/ojs.stfmuhammadiyahcirebon.ac.id/index.php/iojs 1

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN ANTIBAKTERI


SEDIAAN SERUM EKSTRAK DAUN BANGKAL (Nauclea subdita
Leaf.)

ANTIOXIDANT AND ANTIBACTERIAL ACTIVITY TESTS OF


BANGKAL LEAVE (Nauclea subdita) SERUM EXTRACTS

Ika Buana Januarti1, Andre Yanto1, Cahya Monica1


1
Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan
Agung Semarang, Semarang, Jawa Tengah
*Email Corresponding : bjanuarti@unissula.ac.id

Submitted :........................ Revised :.......................... Accepted:.....................

ABSTRAK

Daun bangkal memiliki senyawa golongan polifenol, alkaloid, flavonoid dan juga kuinon
yang dapat berfungsi sebagai antioksidan serta antibakteri. Dalam memaksimalkan daun
bangkal maka dibuat sediaan kosmetik yaitu serum. Formula serum ekstrak daun bangkal
menggunakan basis karbopol. Selanjutnya dilakukan evaluasi aktivitas antioksidan yang
dianalisis menggunakan metode DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) pada panjang
gelombang 518 nm senyawa pembanding yang digunakan adalah asam askorbat dan evaluasi
aktivitas antibakteri menggunakan metode sumuran, serta dilakukan evaluasi fisik meliputi
organoleptis, pH, daya sebar dan viskositas. Hasil penelitian menunjukkan nilai aktivitas
antioksidan sediaan serum ekstrak daun bangkal yaitu formula I 174,26 ppm, formula II
209,97 ppm, dan formula III 237,91 ppm. Sedangkan aktivitas antibakteri sediaan serum
ekstrak daun bangkal (Nauclea subdita) terhadap Staphylococcus aureus dengan konsentrasi
3%, 4% dan 5% memiliki rata-rata zona hambat 10,67 mm, 12,00, dan 14 mm . berdasarkan
nilai aktivitas antioksidan dan antibakteri maka serum ekstrak daun bangkal memiliki
kemampuan sebagai antioksidan dan antibakteri.

Keywords: Ekstrak daun bangkal, uji aktivitas antioksidan, uji antibakteri

ABSTRACT

Bangkal leaf’s own compound class polyphenols, alkaloids, flavonoids, and quinones
function as antioxidants and antibacterial. In maximizing bangkal leaf so made preparation
cosmetics namely serum. Extract serum formula bangkal leaf using a carbopol base.
Furthermore, done evaluation activity analyzed antioxidants using the DPPH method (2,2-
Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) on a length 518 nm wave of the compound comparator used is
sour ascorbate and evaluation activity antibacterial use method well, as well done
evaluation physique covers organoleptic, pH, power spread and viscosity. Research results
show mark activity antioxidants extract serum preparations leaf bang that is a formula I
174.26 ppm, formula II 209.97 ppm, and formula III 237.91 ppm. Whereas activity of
antibacterial bangkal leaf extract serum (Nauclea subdita) against Staphylococcus aureus
with concentrations of 3%, 4%, and 5% had an average inhibition zone of 10.67 mm, 12.00,
and 14 mm . based on mark activity antioxidant and antibacterial then serum extracts leaf
bang own ability as antioxidant and antibacterial.

Open Journal Systems STF Muhammadiyah Cirebon : ojs.stfmuhammadiyahcirebon.ac.id


2 ISSN : 2541-2027; e-ISSN : 2548-2114

Keywords: Bangkal leaf extract, antioxidant activity test, antibacterial test

PENDAHULUAN
Tanaman bangkal memiliki khasiat sebagai tanaman obat dan bahan untuk kosmetik
(Ariessanty et al., 2020). Tanaman bangkal (Nauclea subdita) merupakan tanaman tropis
famili rubiciae yang banyak terdapat di dataran rendah sampai hutan pegunungan, di daerah
rawa, di sepanjang aliran air dan sungai, yang umumnya ditanaman untuk menstabilkan
lereng serta tepi sungai (Asmiyarti & Wibowo, 2014). Berdasarkan penelitian (Ariessanty et
al, 2020) bahwa ekstrak etanol dari daun Nauclea subdita dengan metode maserasi
mempunyai aktivitas sebagai antibakteri terhadap Propionibacterium acnes dengan
konsentrasi tertinggi 80% mendapatkan hasil zona hambat berdiameter 8,56 mm. Sedangkan
menurut (Rahmawanty et al., 2017) ekstrak etanol daun bangkal memiliki kemampuan
sebagai tabir surya dan antioksidan sehingga dapat menjadi alternatif kosmetik dari bahan-
bahan yang alami.
Dalam memaksimalkan perawatan melawan kerusakan seluler pada kulit wajah yang
disebabkan oleh radikal bebas akibat sinar UV dan bakteri S. aureus, maka diperlukan
kosmetik perawatan kulit (Deni et al., 2017). Sediaan kosmetik kulit yang dipilih adalah
serum, karena serum memiliki penetrasi yang lebih baik terhadap kulit (Ojha et al., 2019)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variasi konsentrasi ekstrak daun
bangkal (Nauclea subdita Leaf) 3%, 4% dan 5% terhadap aktivitas antioksidan serta untuk
mengetahui efektivitas antibakteri serum gel ekstrak daun bangkal pada bakteri
staphylococcus aureus

METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Ultrasound Assisted Extraction (GT Sonic), Waterbath (MEMMERT), Kuvet
(HELLMA), Spektrofotometri UV-Vis double beam (Shimadzu UV 1800), LAF (Biolus
CLB-201), Jangka sorong (Tricke brand).
Daun bangkal, Carbophol 934 (Merck), etanol 96% p.a (Merck), methanol p.a
(Merck), propilenglikol (PT. Brataco), metil paraben (PT. Sumber Berlian Kimia), propil
paraben (Alpha Chemika), sodium metabisulfit, natrium benzoate (PT. Smart-Lab
Indonesia), triethanolamine (Merck), dan aquades teknis (Waterone)

Prosedur Penelitian
1. Ekstraksi Daun Bangkal
Dalam proses pembuatan ekstrak daun bangkal ini dimulai dengan menyiapkan daun
bangkal (Nauclea subdita Leaf.) yang sudah dijadikan simplisia. Proses ekstraksi sendiri
menggunakan metode Ultrasound Assisted Extraction (UAE). Dibutuhkan sebanyal 500
gram serbuk simplisia yang diekstraksi dengan pelarut etanol 96% dengan perbandingan
(1:5) kedalam wadah ekstraksi. Dalam ekstraksi ini menggunakan erlenmayer kemudian
ditutup dengan aluminium foil, setelah itu dimasukkan dalam sonikator, dan dilakukan
ekstraksi selama 30 menit dengan suhu 40°C dan frekuensi gelombang 40kHz. Setelah
melalui proses tersebut dilakukan penyaringan yang bertujuan untuk memisahkan filtrat
dari ampasnya. Dan dilakukan penguapan ke dalam wadah kaca dengan suhu ruang
hingga didapatkan ekstrak kental daun bangkal (Buanasari et al., 2019).

Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8, No 2, April - June 2023, Page. X-X
Medical Sains ISSN : 2541-2027; e-ISSN : 2548-2114 3

2. Formulasi Serum Daun Bangkal


Tabel I. Komposisi Dasar Gel Serum Ekstrak Daun Bangkal

Formula (%)
Bahan
0 I II III

Ekstrak Daun Bangkal - 3 4 5

Carbopol 0,5 0,5 0,5 0,5

Propilenglikol 10 10 10 10

TEA ad pH 7 ad pH 7 ad pH 7 ad pH 7

Nipagin 0,18 0,18 0,18 0,18

Nipasol 0,02 0,02 0,02 0,02

Na. Metabisulfit 0,075 0,075 0,075 0,075

Aquadest Ad 100 Ad 100 Ad 100 Ad 100

Keterangan :
Formula 0 : Tanpa Bahan Aktif Ekstrak Daun Bangkal
Formula 1 : Ekstrak Daun Bangkal 3%
Formula 2 : Ekstrak Daun Bangkal 4%
Formula 3 : Ekstrak Daun Bangkal 5%
3. Evaluasi Sediaan Serum
Uji Organoleptis
Tiap formula sediaan serum diamati secara visual meliputi warna dan aroma di kulit
dengan cara mengamati penampilan visual dan sensasi di kulit Ketika di aplikasikan
(Fikayuniar et al., 2021).
Uji pH
Uji pH dilakukan menggunakan pH meter dari ketiga formula dan placebo. Adapun
nilai pH yang disarankan adalah 4,5 – 6,5 (Ojha et al., 2019)
Uji Viskositas
Uji viskositas dilakukan dengan menempatakan sediaan dalam viscometer hingga
spindle terendam, spindle dimasukkan kedalam beaker glass kemudian diatur spindle dan
kecepatan yang disesuaikan. Adapun rentang persyaratan pengujian viskositas sediaan
serum berada pada rentang 800 – 12000 CPs (Thakre, 2017).
Uji Daya Sebar
Sediaan diletakkan di atas plat kaca, dan ditambahkan plat kaca diatas sediaan
dihimpit dibiarkan selama 1 menit. Kemudian ditambahkan beban tambahan dan
didiamkan selama 1 menit. Adapun rentang yang dikehendaki yaitu 5 – 7 cm yang
menunjukkan bahwa konsistensi sediaan serum yang sangat nyaman (Fikayuniar et al.,
2021)

Uji Aktivitas Antioksidan dan Antibakteri Sediaan Serum Ekstrak Daun Bangkal. (Ika Buana
Januarti, Andre Yanto, Cahya Monica.)
4 ISSN : 2541-2027; e-ISSN : 2548-2114

4. Penentuan Aktivitas Antioksidan


Pembuatan Larutan DPPH
Ditimbang sebanyak 8 mg DPPH. Dilarutkan dengan methanol pro analisis sampai
50,0 mL pada labu ukur kemudian ditutup dengan aluminium foil dan tertutup rapat
sehingga terlindungi dari cahaya (Djamil & Wijiastuti, 2015).
Kontrol Posistif (Vitamin C)
Larutan kontrol positif dibuat dengan cara menimbang vitamin C dengan berat 0,1 g,
dilarutkan dengan 50,0 mL methanol p.a dalam labu ukur sehingga didapatkan
konsentrasi 200 ppm. Dipipet 5.0 mL kemudian diencerkan dengan methanol p.a dalam
labu ukur hingga volume 50.0 mL sehingga didapatkan konsentrasi 20 ppm. Kemudian
dibuat lagi konsentrasi 1,2,4,6,8, dan 10 ppm.
Pembuatan Larutan Ekstrak Daun Bangkal
Ditimbang ekstrak daun bangkal sebanyak 50mg dan dilarutkan methanol p.a ad
50.0 mL pada labu ukur, kocok ad homogen. Ekstrak daun bangkal diuji dalam berbagai
konsentrasi yaitu 20, 50, 100, 250, 500 ppm.
Pembuatan Larutan Serum Ekstrak Daun Bangkal
Ditimbang serum sebanyak 50mg dan dilarutkan methanol p.a ad 50.0 mL pada labu
ukur, kocok ad homogen. Serum diuji dalam berbagai konsentrasi yaitu 20, 50, 100, 250,
500 ppm.
5. Penentuan Aktivitas Antibakteri
Pembuatan Media Uji
Ditimbang 5 gram media Nutrient Agar (NA) kemudian dilarutkan dalam 180 ml
aquades steril, setelah itu media agar dipanaskan hingga mendidih. Nutrien agar diaduk
menggunakan magnetic stirrer untuk memastikan media terlarut sempurna. Apabila
media terlarut sempurna, media disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121°C
selama 15 menit, kemudian ditunggu sampai suhu hangat (40 ⁰C - 45 ⁰C). Nutrient Agar
yang sudah siap, kemudian dituangkan ke dalam cawan petri steril sebanyak 20 ml
dengan tingkat permukaan horizontal untuk memberikan ke dalaman seragam ±0,5cm.
Setelah itu diamkan sampai media memadat (Kosasi et al., 2019).
Pengujian Aktivitas Antibakteri
proses pengujian aktivitas antibakteri sediaan serum ekstrak daun bangkal dilakukan
dengan menggunakan metode sumuran, dengan prosedur mengukur diameter hambatan
dari pertumbuhan bakteri terhadap bakteri S. aereus. Adapun cara pengujiannya yaitu
sumuran yang telah dibuat pada media pengujian diteteskan dengan larutan uji
menggunakan mikropipet. Kemudian dilakukan proses inkubasi dalam incubator pada
suhu 37°C selama 24 jam, kemudian di ukur diameter zona hambat di sekitar sumuran
menggunakan jangka sorong (Fikayuniar et al., 2021; Kindangen et al., 2018).

Data Analysis
Data hasil dari pengujian diatas, selanjutnya dianalisis menggunakan SPSS dengan
uji One Way Annova Dari data yang dihasilkan dilakukan Analisa statistika dengan derajat
kepercayaan (α=0,05). Untuk mengetahui formula mana yang terdapat perbedaan bermakna,
dapat dilihat berdasarkan nilai p dan α. Jika hasil yang didapatkan p ˂ α maka menunjukkan
adanya perbedaan yang bermakna, maka dilanjutkan dengan menggunakan uji Honestly
Significant Difference (HSD) untuk dapat mengetahui data mana yang didapatkan berbeda.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Formulasi dan Evaluasi Sediaan Serum Ekstrak Daun Bangkal

Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8, No 2, April - June 2023, Page. X-X
Medical Sains ISSN : 2541-2027; e-ISSN : 2548-2114 5

Uji evaluasi sediaan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kualitas dari sediaan
serum sebelum digunakan. Sediaan serum yang baik memiliki sifat karakteristik seduai
dengan parameter yang telah ditentukan. Adapaun uji evaluasi sediaan meliputi
organoleptis , pH, daya sebar, dan viskositas (Kamal & Rusdi, 2018).

Tabel II. Hasil Uji Evaluasi Sediaan Serum Ekstrak Daun Bangkal

Pengujian Placebo F1 F2 F3
Organoleptis Tidak Coklat Coklat Coklat
berwarna, kehijauan, kehijauan, kehijauan,
tidak berbau bau khas bau khas bau khas
pH 7,09 6,85 6,68 6,66
Daya Sebar 6,77 6,62 6,70 6,58
Viskositas 7786,67 1362,67 1794,67 2800.00

Hasil pengujian pH dimana bertujuan untuk mengetahui keamanan sediaan serum


daun bangkal (Nauclea subdita Leaf) saat digunakan sehingga tidak menimbulkan iritasi
pada kulit (Fikayuniar et al., 2021). Nilai pH yang disarankan adalah 4,5 – 6,5 (Ojha et al.,
2019). Dari data diatas dapat dilihat bahwa kadar gelling agent carbopol yang ditambahkan
dengan konsentrasi 0,45% memiliki hasil pH asam. Hal ini dapat terjadi karena terlepasnya
gugus karboksilat polimer carbopol dari monomer asam akrilat yang memiliki sifat asam
(Tsabitah et al., 2020). Carbopol sendiri memiliki sifat yang terlalu asam (Rowe et al., 2009).
Dalam formula sediaan serum sudah ditambahkan TEA (trietanolamine) namun belum dapat
menurunkan atau menetralkan sifat keasaman dari carbopol dikarenakan jumlah TEA untuk
mengikat gugus karboksilat kurang
Pengujian viskositas bertujuan untuk melihat seberapa tingkat kekentalan dari suatu
cairan (Fikayuniar et al., 2021). Dari data diatas placebo dan formulasi (1,2,3) didapatkan
hasil yang memenuhi persyaratan , dimana rentang persyaratan pengujian viskositas sediaan
serum berada pada rentang 800 – 12000 CPs (Thakre, 2017).
Pengujian daya sebar bertujuan untuk melihat penyebaran sediaan pada saat
diaplikasikan atau dioleskan, sehingga dapat diketahui kemudahan pengolesan sediaan serum
pada kulit (Fikayuniar et al., 2021). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sediaan serum
daun bangkal (Nauclea subdita Leaf) memenuhi persyaratan, dimana rentang daya sebar
yaitu 5 – 7 cm (Septiyanti et al., 2019).

Aktivitas Antioksidan
Proses pengukuran aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode DPPH
dilakukan di tempat yang gelap, hal ini dikarenakan DPPH sensitive terhadap cahaya yang
akan menyebabkan ketidakstabilan pada DPPH. Dalam proses pengujian aktivitas
antioksidan dilakukan inkubasi terlebih dahulu pada suhu 37°C selama 30 menit di tempat
yang gelap (Sutriningsih, 2017). Tujuan dilakukannya proses inkubasi selama beberapa
menit ini adalah untuk mengoptimalkan aktivitas dari DPPH agar terjadi reaksi antara DPPH
dengan sampel uji sebelum dilakukan pengukuran aktivitas antioksidan (Toripah Susanti et
al., 2014)

Tabel III. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Vitamin C dan Ekstrak

Sampel Nilai IC50


Vitamin C (Kontrol Positif) 3,43
Ekstrak Daun Bangkal 171,18

Uji Aktivitas Antioksidan dan Antibakteri Sediaan Serum Ekstrak Daun Bangkal. (Ika Buana
Januarti, Andre Yanto, Cahya Monica.)
6 ISSN : 2541-2027; e-ISSN : 2548-2114

Penelitian uji aktivitas antioksidan ini menggunakan kontrol positif yaitu vitamin C.
Pengujian yang melibatkan kontrol positif bertujuan untuk mengetahui apakah prosedur yang
digunakan untuk proses penentuan peranan aktivitas antioksidan didalam suatu sampel. Nilai
IC50 yang didapatkan sebesar 3,43 ppm. Dari hasil IC 50 dari kontrol positif tersebut jika
dilihat pada tabel kategori kekuatan aktivitas antioksidan oleh (Sadhiutami NMD, Desmiaty
Y, 2016), maka nilai IC50 yang dihasilkan oleh kontrol positif yaitu vitamin C masuk
kedalam kategori sangat aktif yaitu < 50 ppm. Apabila suatu sampel sama atau hamper
mendekati dari aktivitas antioksidan kontrol positif maka dapat dikatakan bahwa suatu
sampel tersebut sangat berpotensi sebagai salah satu alternatif antioksidan dalam mencegah
paparan radikal bebas (Marliani et al., 2014).

Uji aktivitas antioksidan pada ekstrak daun bangkal (Nauclea subdita Leaf) dengan
menggunakan metode DPPH yang dilakukan pada panjang gelombang maksimum 518 nm
didapatkan nilai absorbansi yang menurun seiring dengan peningkatan konsentrasi dalam
proses pengujian sampel ekstrak daun bangkal(Nauclea subdita Leaf), akan tetapi nilai
%inhibisi yang didapatkan justru mengalami peningkatan Dalam penentuan aktivitas
antioksidan ekstrak daun bangkal (Nauclea subdita Leaf) dilakukan replikasi sebanyak 3 kali
dan didapatkan nilai rata-rata IC50 sebesar 171,18 ppm. Dari hasil tersebut ekstrak daun
bangkal jika mengacu pada tabel kategori kekuatan aktivitas antioksidan yang disampaikan
oleh (Sadhiutami NMD, Desmiaty Y, 2016) maka ekstrak daun bangkal masuk dalam
kategori sedang yaitu dari rentang 101 – 250 ppm. Dilakukannya proses replikasi 3 kali
adalah untuk dapat mengetahui apakah hasil yang dihasilkan konsisten dan akurat atau tidak.

Tabel IV. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Serum

Formula Konsentrasi (%) IC50


1 3 174,26
2 4 209,97
3 5 237,91

Sedangkan pada uji aktivitas antioksidan pada sediaan serum daun bangkal (Nauclea
subdita Leaf). ). Dari hasil tersebut jika mengacu pada tabel kategori kekuatan aktivitas
antioksidan yang disampaikan oleh (Sadhiutami NMD, Desmiaty Y, 2016) maka sediaan
serum ekstrak daun bangkal (Nauclea subdita Leaf) masuk dalam kategori sedang yaitu dari
rentang 101 – 250 ppm. Berdasarkan hasil IC50 tersebut dengan penambahan variasi
konsentrasi bahan aktif ekstrak daun bangkal (Nauclea subdita Leaf) formula 1,2 dan 3 dapat
meningkatkan nilai IC50. Adapun penelitian (Rahmayani et al., 2013) menyatakan nilai IC50
dari ekstrak keong bakau dengan pelarut methanol adalah 2329,81 ppm dimana hal ini
masuk dalam kategori aktivitas antioksidan lemah karena lebih dari rentang yaitu > 500 ppm.
Hal ini dapat terjadi dikarenakan ekstrak yang dilakukan pengujian masih berupa ekstrak
kasar, sehingga perlu dilakukan proses pemurnian.
Pada penelitian yang dilakukan oleh (Agustina et al., 2013) mengatakan bahwa dari
beberapa metode ekstraksi yang dilakukan diantaranya maserasi sekali pengadukan, maserasi
tiap 1 jam pengadukan, dan sokletasi memiliki nilai aktivitas antioksidan yang berbeda, dan
yang paling bagus adalah melalui metode sokletasi dimana metode tersebut dapat diatur suhu
ekstrasi agar tidak merusak komponen antioksidan, dan dengan penambahan suhu ekstraksi
komponen antioksidan yang dibutuhkan dapat di ekstrak secara sempurna sehingga semakin
banyak komponen yang terlarut maka akan semakin besar pula aktivitas antioksidannya.
Sedangkan menurut (Sayuti, 2017) rata-rata nilai IC50 untuk pelarut methanol dengan metode
ekstraksi ultrasonic lebih rendah jika dibandingkan dengan metode maserasi. Waktu

Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8, No 2, April - June 2023, Page. X-X
Medical Sains ISSN : 2541-2027; e-ISSN : 2548-2114 7

ekstraksi yang berbeda diduga dapat menjadi penyebab dari perbedaan nilai IC50 aktifitas
antioksidan dari bambu laut. Dan semakin lama waktu proses ekstraksi maka terjadinya
kontak antara pelarut dengan bahan akan semakin lama sehingga akan menyebabkan
penegndapan massa secara difusi sampai terjadi keseimbangan konsentrasi larutan di dalam
dan diluar bahan ekstraksi.
Pada ekstrak metode UAE proses penggunaan waktu yang lama dapat menyebabkan
meningkatnya suhu larutan sehingga dapat mempercepat proses oksidasi antioksidan dan
ekstrak yang diperoleh rendah (Sholihah, 2016). Sedangkan menurut (Ibrahim et al., 2015)
proses ekstraksi metode UAE dengan penggunaan waktu ekstraksi yang terlalu lama dan
melebihi batas optimum dapat menyebabkan senyawa bioaktif akan mengalami suatu
perubahan struktur kimia. Hal ini disebabkan karena terjadinya suatu proses oksidasi,
sehingga ekstrak yang didapatkan rendah. Sedangkan, proses ekstraksi yang terlalu singkat
menyebabkan tidak semua senyawa bioaktif dapat terekstrak dari bahan (Marlina Kristina et
al., 2022).

Aktivitas Antibakteri
Sediaan serum gel ekstrak daun Bangkal (Nauclea subdita) yang diperoleh dari
proses ekstraksi kemudian diujikan terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Staphylococcus
aureus dapat menyebabkan infeksi yang sering terjadi dengan tanda-tanda khas yaitu
peradangan, nekrosis, dan pembentukan abses (Sri Harti, 2015).

Tabel V. Hasil Uji Daya Hambat

Formula Konsentrasi (%) Daya Hambat


Placebo 0 9,57
1 3 10,67
2 4 12,00
3 5 14,00
Klindamisin - 16,23

Pada penelitian ini diketahui bahwa serum gel ekstrak daun Bangkal (Nauclea
subdita) adanya aktivitas daya hambat pada pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dengan diameter zona hambat yang terbentuk pada konsentrasi 3%, 4% dan 5% dengan rata-
rata diameter 10,67 mm, 12,00, dan 14 mm. Terdapat perbedaan diameter zona hambat yang
terbentuk, yang dapat dilihat dari variasi zona pada masing-masing bahan uji. Perbedaan ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain konsentrasi ekstrak, ukuran inokulum dan
kemampuan antibakteri zat berkhasiat. Inokulum yang semakin besar maka semakin kecil
daya hambat yang dihasilkan, sehingga semakin kecil zona yang terbentuk. Konsentrasi
ekstrak mempengaruhi kecepatan difusi zat berkhasiat. Konsentrasi ekstrak yang semakin
besar, makin cepat terdifusi, hal tersebut akan menyebabkan makin besar daya hambat
antibakteri dan makin luas diameter zona hambat yang terbentuk. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian bahwa ekstrak dengan konsentrasi 5% mempunyai zona hambat yang lebih besar
dibandingkan dengan konsentrasi 3% dan 4%. Hasil penelitian ini menunjukkan serum gel
ekstrak daun bangkal dengan konsentrasi berbeda memiliki efek daya hambat yang berbeda
terhadap uji bakteri Staphylococcus aureus. Variasi efek daya hambat ekstrak daun bangkal
disebabkan karena uji bakteri Staphylococcus aureus yang digunakan dalam penelitian ini
berasal dari 3 konsentrasi serum gel ekstrak daun bangkal yaitu konsentrasi 3%, 4% dan 5%.

Uji Aktivitas Antioksidan dan Antibakteri Sediaan Serum Ekstrak Daun Bangkal. (Ika Buana
Januarti, Andre Yanto, Cahya Monica.)
8 ISSN : 2541-2027; e-ISSN : 2548-2114

KESIMPULAN
Dengan variasi konsentrasi bahan aktif ekstrak daun bangkal (Nauclea subdita Leaf)
dalam sediaan serum mempunyai pengaruh aktivitas antioksidan yang cukup baik. Serta
daya hambat yang didapatkan pada uji aktvitas antibakteri sediaan serum gel ekstrak daun
Bangkal (Nauclea subdita) terhadap Staphylococcus aureus dengan konsentrasi 3%, 4% dan
5% memiliki rata-rata zona hambat 10,67 mm, 12,00, dan 14 mm.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diharapkan dilakukan
penelitian lebih lanjut lagi terkait uji iritasi dan uji stabilitas sediaan, dan dilakukan evaluasi
pada sediaan serta proses pembuatan agar dapat digunakan kepada masyarakat sebagai
perlindungan kulit wajah.

UCAPAN TERIMAKASIH
Terima kasih untuk Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang yang telah memberikan pendanaan
dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, W., Setyowati, E., & Damayanti, D. R. (2013). Pengaruh Metode Ekstraksi
Terhadap Aktivitas Antioksidan Kulit Buah Durian ( Durio zibethinus Murr ).
Asmiyarti, N. I., & Wibowo, M. A. (2014). Uji Aktivitas Antioksidan Metode DPPH dan Uji
Sitotoksik BSLT Pada Ekstrak Metanol Daun Bongkal ( Nuaclea subdita ( Korth )
Steud ). 3(4), 58–62.
Buanasari, Febrianto, Y., Cholifah, & Chakim, A. (2019). Potensi metode ultrasonic-assisted
extraction (uae) dalam mengekstrak senyawa aktif dari bahan alam. Jurnal Farmasi &
Sains Indonesia, 2(1), 106–112.
Deni, A., Fernando, A., & Elisa, N. (2017). Formulasi Losion Antioksidan Ekstrak Buah
Stroberi (Fragaria Ananassa). Jurnal Farmasi Indonesia, 51(02), 21–24.
Djamil, R., & Wijiastuti, E. (2015). Penapisan Fitokimia, Uji Aktivitas Ekstrak Metanol
Herba Seledri, Batang / Daun Ashitaba Dan Daun Petroseli ( Apiaceae). In Prosiding
Rakernas PIT IAI.
Fikayuniar, L., Kusumawati, A. H., Silpia, M. P., Monafita, H., & Tusyaadah, L. (2021).
Formulasi dan Efektivitas Antibakteri Sediaan Serum Antijerawat Ekstrak Etanol Daun
Kemangi (Ocimum x africanum Lour.). Jurnal Buana Farma, 1(4), 14–20.
https://doi.org/10.36805/jbf.v1i4.265
Ibrahim, A. M., Sriherfyna, F. H., & Yunianta. (2015). Pengaruh Suhu dan Lama Waktu
Ekstraksi Terhadap Sifat Kimia dan FIsik pada Pembuatan Minuman Sari JAhe Merah
(Zingiber officinale var. Rubrum) dengan Kombinasi Penambahan Madu sebagai
Pemanis. Jurnal Pangan Dan Agroindustri, 3(2), 530–541.
Kamal, S., & Rusdi, M. S. (2018). Utilization of catechins in sunscreen lotion formulation.
Borneo Journal of Pharmacy, 1(2), 68–71.
Kindangen, O. C., Yamlean, P. V. Y., & Wewengkang, D. S. (2018). Formulasi Gel
Antijerawat Ekstrak Etanol Daun Kemangi ( Ocimum basilicum L .) dan Uji
Aktivitasnya Terhadap BAkteri Staphylococcus aureus Secara in vitro. Pharmacon
Jurnal Ilmiah Farmasi, 7(3), 283–293.
Kosasi, C., Lolo, W. A., & Sedewi, S. (2019). Isolasi dan Uji Aktivitas Antibakteri dari
Bakteri yang Berasosiasi dengan Alga Turbinaria ornata (Turner) J. Agardh SERTA
Identifikasi Secara Biokimia. Pharmacon, 8(2), 351–359.
Marliani, L., Kusriani, H., & Sari, I. (2014). Aktivitas Antioksidan Daun Dan Buah
Jamblang (Syzigium Cumini L.) Skeel. Prosiding Semiinar Nasional Penelitian Dan
PKM Sains, Teknologi Dan Kesehatan, 201–206.
Marlina Kristina, C. V., Ari Yusasrini, N. L., & Yusa, N. M. (2022). Pengaruh Waktu
Ekstraksi Dengan Menggunakan Metode Ultrasonic Assisted Extraction (UAE)
Terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Duwet (Syzygium cumini). Jurnal Ilmu
Dan Teknologi Pangan (ITEPA), 11(1), 13.

Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8, No 2, April - June 2023, Page. X-X
Medical Sains ISSN : 2541-2027; e-ISSN : 2548-2114 9

https://doi.org/10.24843/itepa.2022.v11.i01.p02
Ojha, S., Chadha, H., & Aggarwal, B. (2019). Formulation and Evaluation Of Face Serum
Containing Bee. World Journal of Pharmaceutical Research, 8(February), 1100–1105.
https://doi.org/10.20959/wjpr20192-14104
Raden, Roro Ariessanty Alicia Kucuma Wardhani, Antoni, P., & Emilda, P. (2020).
Penentuan Nilai Sun Protection Factor ( SPF ) dan Uji Antibakteri Staphylococcus
aureus Ekstrak Daun dan Kulit Batang Tanaman Bangkal ( Nauclea Subdita ). Jurnal
Kependidikan Kimia, 8(2), 47–57.
Raden, Roro Ariessanty Alicia Kusuma Wardhani, & Akhyar, O. (2018). Skrining Fitokimia,
Uji aktivitas Antioksidan dan Antibakteri Propionibacterium acnes Ekstrak Etanol
Kulit Batang dan Daun Tanaman Bangkal (Nuclea subdita). Sains Dan Terapan Kimia,
12(2), 64–75.
Rahmawanty, D., Maulina, R., & Fadlilaturrahmah. (2017). Penentuan Nilai Sun Protection
Factor (SPF) dan Aktivitas Antibakteri Etanol Kulit Batang Bongkal (Nauclea subdita)
Secara In Vitro. Media Farmasi Indonesia, 14(2), 139–150.
Rahmayani, U., Pringgenies, D., & Djunaedi, A. (2013). Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Kasar Keong Bakau ( Telescopium telescopium ) dengan Pelarut yang Berbeda
terhadap Metode DPPH ( Diphenyl Picril Hidrazil). Journal of Marine Research, 2(4),
36–45.
Rowe, R. C., J, S. P., & E, Q. M. (2009). Handbook Of Pharmaceutical Excipient. In
Pharmaceutical Press: Vol. E. 6.
Sadhiutami NMD, Desmiaty Y, A. A. (2016). Efek Antioksidan Ekstrak Etanol Biji Pepaya
(Carica papaya L.) terhadap Aktivitas Enzim Superoksida Dismutase dan Kadar
Malondialdehid pada Mencit Stress Oksidatif dengan Perenangan. Jurnal Ilmu
Kefarmasian Indonesia, 14(1), 26–32.
Sayuti, M. (2017). Pengaruh Perbedaan Metode Ekstraksi , Bagian Dan Jenis Pelarut
Terhadap Rendemen Dan Aktifitas Antioksidan Bambu Laut (Isis Hippuris).
Technology Science and Engineering Journal, 1(3), 166–174.
Septiyanti, M., Liana, L., Sutriningsih, Kumayanjati, B., & Meliana, Y. (2019). Formulation
and evaluation of serum from red, brown and green algae extract for anti-aging base
material. AIP Conference Proceedings, 2175(July). https://doi.org/10.1063/1.5134642
Sholihah, M. (2016). Ultrasonic-Assisted Extraction Antioksidan Dari Kulit Manggis.
Thesis, Institut Pertanian Bogor, 34.
Sri Harti, A. (2015). Mikrobiologi kesehatan : peran mikrobiologi dalam bidang kesehatan
(E. Risanto (ed.)).
Sutriningsih, I. W. A. (2017). Uji Antioksidan Dan Formulasi Sediaan Masker Peel -Off Dari
Ekstrak Biji Alpukat (Persea americana Miil.) Dengan Perbedaan Konsentrasi PVA
(Polivinil Alkohol). Journal of Chemical Information and Modeling, 110(9), 1689–
1699.
Thakre, A. D. (2017). Formulation and Development of De Pigment Serum Incorporating
Fruits Extract. International Journal of Innovative Science and Research Technology,
2(12), 330–382.
Toripah Susanti, S., Abidjulu, J., & Wehantouw, F. (2014). Aktivitas Antioksidan dan
Kandungan Total Fenolik Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera). 3(4), 37–43.
Tsabitah, A. F., Zulkarnain, A. K., Wahyuningsih, M. S. H., & Nugrahaningsih, D. A. A.
(2020). Optimasi Carbomer, Propilen Glikol, dan Trietanolamin Dalam Formulasi
Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Kembang Bulan (Tithonia diversifolia). Majalah
Farmaseutik, 16(2), 111. https://doi.org/10.22146/farmaseutik.v16i2.45666

Uji Aktivitas Antioksidan dan Antibakteri Sediaan Serum Ekstrak Daun Bangkal. (Ika Buana
Januarti, Andre Yanto, Cahya Monica.)

Anda mungkin juga menyukai