Anda di halaman 1dari 8

PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No.

02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493

PENGARUH BASIS SALEP TERHADAP FORMULASI SEDIAAN


SALEP EKSTRAK DAUN KEMANGI ( Ocimum sanctum L.) PADA
KULIT PUNGGUNG KELINCI YANG DIBUAT
INFEKSI Staphylococcus aureus

Olivia H. Naibaho, Paulina V. Y. Yamlean, Weny Wiyono


Program Studi Farmasi, FMIPA UNSRAT Manado

ABSTRACT

The basil plant (Ocimum sanctum L.) contains alkaloids, triterpenoids, flavonoids are able to
provide an antibacterial effect.The aims of this research were to study ointment base effect
against physical properties and antibacterial effect of basil leaf extract ointment on Rabbits
(Oryctolagus cuniculus) back skin infected with staphylococcus aureus.Extraction was done
by soxhlet extraction using ethanol 95% as solvent.Observation of healing time was done by
observing infectionhealingtime on rabbits back skin after anointment treatment, which based
onthe disappearance oferythema and pus. The result shows differences ointment base effected
on the physical properties of an ointment which include shape, color, pH, and dispersive
power, but had no effect on the smell and homogeneity of the preparation. Basil leaves
extract ointment with base type hydrocarbons provide healing infections more quickly,
followed by the type of water-soluble base, absorption, and washable base.
Keywords: Base ointment, basil (Ocimum sanctum L.), Staphylococcus aureus, rabbit

ABSTRAK

Tanaman Kemangi (Ocimum sanctum L.) memiliki kandungan alkaloid, triterpenoid,


flavonoid yang mampu memberikan efek antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh tipe basis terhadap sifat fisik dan daya antibakteri salep ekstrak daun
Kemangi pada kulit punggung kelinci (Oryctolagus cuniculus) yang terinfeksi
Staphylococcus aureus. Ekstraksi dilakukan dengan cara soxhlet dengan menggunakan
pelarut etanol 95%. Pengamatan waktu penyembuhan dilakukan dengan cara mengamati
lamanya penyembuhan infeksi pada kulit punggung kelinci setelah pemberian salep ekstrak
daun Kemangi yang ditandai dengan hilangnya eritema dan nanah. Hasil penelitian
menunjukkan perbedaan tipe basis berpengaruh terhadap sifat fisik salep yang meliputi
bentuk, warna, pH, dan daya sebar, namun tidak berpengaruh pada bau dan homogenitas
sediaan. Salep ekstrak daun Kemangi dengan tipe basis hidrokarbon memberikan efek
penyembuhan infeksi yang lebih cepat, diikuti dengan tipe basis larut air, absorpsi dan tercuci
air.
Kata kunci : Basis salep, Kemangi (Ocimum sanctum L.), Staphylococcus aureus, kelinci

1
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN daya antibakteri sediaan salep ekstrak daun


Pemakaian tanaman obat sebagai Kemangi.
upaya penanggulangan masalah kesehatan METODOLOGI PENELITIAN
telah banyak diterapkan masyarakat di Penelitian ini akan dilakukan di
tengah-tengah kemajuan teknologi dan Laboratorium Politeknik Kesehatan
ilmu pengetahuan saat ini. Terlebih lagi Manado, Laboratorium Farmasetika,
keadaan perekonomian Indonesia saat ini Laboratorium Mikrobiologi, dan
yang mengakibatkan harga obat-obatan Laboratorium Biologi Fakultas
relatif mahal. Salah satu tanaman obat Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
yang sering digunakan oleh masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado pada
ialah Kemangi (Ocimum sanctum L.). bulan Desember 2012 hingga Maret 2013.
Kemangi digunakan masyarakat sebagai Alat yang digunakan dalam
sayur atau lalap. Selain sebagai lalapan, penelitian ini ialah alat-alat gelas,
Kemangi juga mempunyai khasiat timbangan analitik, oven, blender, ayakan
mengatasi bau mulut dan badan, badan 65 mesh, rangkaian alat soxhlet,
lesu serta panas dalam. Selain itu, tanaman evaporator, waterbath, mortir, sudip,
ini juga digunakan sebagai peluruh haid laminar air flow, autoklaf, jarum ose,
dan peluruh ASI (Permadi, 2008). inkubator, gunting.
Penelitian tentang khasiat daun Bahan yang digunakaan dalam
Kemangi sebagai antibakteri telah penelitian ini adalah daun Kemangi, etanol
dilakukan oleh Khalil (2013).Ekstrak 95%, vaselin album, minyak mineral,
etanol daun kemangi memiliki aktivitas adeps lanae, stearil alkohol, cera alba,
antibakteri terhadap Staphylococcus natrium lauril sulfat, propilen glikol, PEG
aureus dan Escherichia coli dengan 4000, PEG 400, aquades, pH stik
diameter zona hambat 21 mm pada universal, H2SO4, BaCl2.2H2O, NaCl,
konsentrasi 200 mg/ml untuk bakteri hewan uji kelinci, nutrient agar (NA) dan
Escherichia coli dan 16 mm pada bakteri uji Staphylococcus aureus.
konsentrasi 200 mg/ml untuk bakteri Jenis penelitian adalah deskriptif
Staphylococcus aureus.Berdasarkan laboratorium untuk menguji dan
aktivitas antibakteri yang dimiliki daun mengamati sifat fisik dan aktivitas
Kemangi, maka perlu dikembangkan suatu antibakteri sediaan salep ekstrak daun
sediaan farmasi untuk kemangi dengan variasi tipe basis salep.
meningkatkanpenggunaannya. Salah satu PEMBUATAN SALEP
sediaan farmasi yang dapat memudahkan Formula standar basis salep
dalam penggunaannya ialah salep. Dipilih menurut Agoes (2008) seperti pada
sediaan salep karena merupakan sediaan lampiran 1.
dengan konsistensi yang cocok untuk Salep ekstrak daun Kemangi yang
terapi penyakit kulit yang disebabkan oleh akan dibuat dalam penelitian ini memiliki
bakteri. konsentrasi yang sama yaitu 10%
Salep terdiri dari bahan obat yang sebanyak 25 g untuk pemakaian 3 kali
terlarut ataupun terdispersi di dalam basis dalam sehari selama 9 hari.
atau basis salep sebagai pembawa zat aktif. a. Salep ekstrak daun kemangi dengan basis
Basis salep yang digunakan dalam sebuah hidrokarbon
formulasi obat harus bersifat inert dengan R/ Ekstrak daun kemangi 2,5 g
kata lain tidak merusak ataupun Basis salep 22,5 g
mengurangi efek terapi dari obat yang m.f. salep 25 g
dikandungnya (Anief, 2007). Berdasarkan b. Salep ekstrak daun kemangi dengan basis
hal tersebut maka perlu diteliti lebih lanjut absorpsi
pengaruh penggunaan basis salep terhadap R/ Ekstrak daun kemangi 2,5 g
Basis salep 22,5 g
m.f. salep 25 g

2
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493

c. Salep ekstrak daun kemangi dengan basis ekor dengan berat badan 1,5-2 kg,
tercuci air
diaklimatisasi selama 5 hari agar terbiasa
R/ Ekstrak daun kemangi 2,5 g
Basis salep 22,5 g dengan lingkungan yang baru dan
m.f. salep 25 g ditempatkan pada kandang serta diberi
d. Salep ekstrak daun kemangi dengan basis makanan yang cukup. Bulu kelinci dicukur
larut air pada 3 lokasi di punggung kelinci dengan
R/ Ekstrak daun kemangi 2,5 g jarak ±1 cm kemudian. suspensi bakteri S.
Basis salep 22,5 g aureusdisuntikkan sebanyak 0,1 ml pada
m.f. salep 25 g masing-masing lokasi. Waktu
penyembuhan infeksi diamati berdasarkan
EVALUASI SEDIAAN SALEP hilangnya eritema dan nanah setelah
EKSTRAK DAUN KEMANGI pemberian ± 0,5 g sediaan salep ekstrak
a. Uji organoleptik daunKemangi. Pengolesan salep dilakukan
Pengujian organoleptik dilakukan 3 kali sehari.
dengan mengamati sediaan salep dari
bentuk, bau, dan warna sediaan (Anief, HASIL DAN PEMBAHASAN
1997). Pengujian organoleptik yang
b. Uji pH salep dilakukan dengan mengamati sediaan
Sebanyak 0,5 g salep ektrak daun salep berdasarkan bentuk, warna, dan bau
Kemangi diencerkan dengan 5 ml dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.Uji
aquades, kemudian pH stik dicelupkan organoleptik sediaan salep ekstrak daun
selama 1 menit. Perubahan warna yang Kemangi menunjukkan bahwa tipe basis
terjadi pada pH stik menunjukkan nilai mempengaruhi bentuk dan warna dari
pH dari salep. sediaan. Salep ekstrak daun Kemangi
c. Uji homogenitas dengan basis hidrokarbon menghasilkan
Sediaan salep pada bagian atas, tengah, massa salep yang lebih lembek karena
dan bawah diambil kemudian mengandung parafin cair yang dapat
diletakkan pada plat kaca lalu digosok menurunkan viskositas sehingga
dan diraba. dihasilkan konsistensi yang lebih lembek.
d. Uji daya sebar sedangkan untuk formulasi salep basis
Sebanyak 0,5 gr salep diletakkan diatas larut air tidak mengandung bahan
kaca bulat yang berdiameter 15 cm, berlemak yang menyebabkan konsinstensi
kaca lainnya diletakkan diatasnya dan dari salep yang dihasilkan relatif lebih
dibiarkan selama 1 menit. Diameter kaku dibandingkan dengan salep ekstrak
sebar salep diukur. Setelahnya, daun kemangi yang menggunkan 3 tipe
ditambahkan 100 gr beban tambahan basis lainnya. Salep ekstrak daun kemangi
dan didiamkan selama 1 menit lalu juga memilki warna yang berbeda-beda
diukur diameter yang konstan (Astuti et tergantung dari jenis basis yang
al., 2010) digunakan.
PEMBUATAN SUSPENSI BAKTERI Uji pH yang dilakukan pada tiap
Bakteri S.aureus dari biakan media sediaan salep ekstrak daun Kemangi
NA diambil sebanyak 1 ose dan diperoleh nilai pH yang berbeda-beda
dimasukkan dalam tabung reaksi yang untuk tiap sediaan.Hasil pengujian pH
berisi NaCl 0,9% secara aseptis, dikocok dapat dilihat pada tabel 2.Pengukuran pH
hingga homogen kemudian disetarakan dilakukan dengan menggunakan pH stik
kekeruhannya dengan larutan Mc. Farland. universal yang dilakukan dengan
PENGUJIAN EFEKTIVITAS PADA mencocokkan warna yang diperoleh
KULIT PUNGGUNG KELINCI dengan tabel warna yang ada. Salep ektrak
Hewan uji yang digunakan dalam daun Kemangi dengan variasi tipe basis
penelitian ini adalah kelinci sebanyak 4 memiliki pH yang sesuai dengan kriteria

3
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493

pH kulit yaitu 4,5 – 6,5 sehingga aman makin besar yang mengakibatkan difusi
untuk digunakan, karena pH yang terlalu obat pun semakin meningkat, sehingga
asam dapat mengiritasi kulit sedangkan pH semakin besar daya sebar suatu sediaan
yang terlalu basa dapat membuat kulit maka makin baik (Hasyim et al.,
bersisik. 2012).Hasil pengukuran daya sebar dapat
diligat pada tabel 4.Perbedaan daya sebar
Tabel 1. Hasil Uji pH antara tiap jenis basis yang digunakan
Jenis salep Nilai terjadi karena konsistensi dari tiap basis
pH salep yang digunakan.Basis salep
Hidrokarbon 5-6 hidrokarbon yang mengandung minyak
Absorpsi 4–5 memiliki konsistensi lebih lembek
Tercuci Air 5 sehingga daya sebar yang dihasilkan lebih
Larut Air 4-5 besar dibandingkan dengan jenis basis
Uji homogenitas yang dilakukan lainnya.
memberikan hasil yang homogen untuk
tiap sediaan, dilihat berdasarkan tidak Tabel 5. Hasil Uji Daya Sebar
adanya gumpalan maupun butiran kasar Jenis Salep Daya Sebar (cm)
pada sediaan salep ektrak daun
Kemangi.Sediaan salep yang homogen Hidrokarbon 4,2
mengindikasikan bahwa ketercampuran Absorpsi 4,0
dari bahan-bahan salep serta ekstrak daun
kemangi yang digunakan baik sehingga Tercuci Air 3,6
tidak didapati gumpalan ataupun butiran Larut Air 3,0
kasar pada sediaan.Suatu sediaan salep Kepekaan bakteri terhadap salep
harus homogen dan rata agar tidak ekstak daun Kemangi dapat diamati dari
menimbulkan iritasi dan terdistribusi hilangnya eritema maupun nanah yang
merata ketika digunakan. timbul.Hasil pengamatan penyembuhan
eritema dan nanah pada kulit kelinci yang
Tabel 2. Hasil Uji Homogenitas dilakukan selama 9 hari dapat dilihat pada
Jenis Salep Homogenitas lampiran 2.
Tidak menggumpal, Daun kemangi memiliki sifat
Hidrokarbon antibakteri disebabkan karena adanya
Homogen
Tidak menggumpal, kandungan alkaloid, flavonoid, terpenoid,
Absorpsi
Homogen dan saponin yang memiliki efek
Tidak menggumpal, antibakteri.Pada umumnya absorpsi obat
Tercuci Air
Homogen pada sediaan salep (absorpsi perkutan)
Tidak menggumpal, tidak hanya tergantung pada sifat fisika
Larut Air
Homogen kimia dari bahan obat saja tetapi juga
Pengujian daya sebar untuk tiap tergantung pada sifat pembawa dan juga
sediaan dengan variasi tipe basis dilakukan kondisi kulit.Absorpsi perkutan suatu obat
untuk melihat kemampuan sediaan dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu
menyebar pada kulit, dimana suatu basis konsentrasi obat, luas membran tempat
salep sebaiknya memiliki daya sebar yang sediaan menyebar, derajat kelarutan bahan
baik untuk menjamin pemberian bahan obat baik dalam minyak maupun air, efek
obat yang memuaskan.Perbedaan daya hidrasi kulit, waktu obat menempel pada
sebar sangat berpengaruh pada kecepatan kulit (Ansel, 1989).
difusi zat aktif dalam melewati Berdasarkan hasil pengujian
membran.Semakin luas membran tempat efektivitas salep ektrak daun Kemangi
sediaan menyebar maka koefisien difusi pada kulit kelinci yang diinfeksi
Staphylococcus aureus diperoleh hasil

4
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493

bahwa sediaan salep dengan basis derajat penutupan seperti yang diberikan
hidrokarbon lebih cepat dalam proses oleh basis hidrokarbon dan absorpsi
penyembuhan infeksi yang ditandai sehingga absorpsi obat tidak begitu cepat.
dengan hilangnya nanah dan eritema pada Waktu kontak sediaan dengan
punggung kelinci dibandingkan dengan permukaan kulit juga berpengaruh pada
ketiga jenis basis lainnya. Salep ekstrak absorpsi obat melalui kulit.Semakin besar
daun Kemangi dengan basis hidrokarbon waktu kontak obat pada kulit maka
memiliki pengukuran daya sebar yang konsentrasi obat yang diabsorpsi oleh kulit
lebih besar dibandingkan dengan basis juga meningkat.Basis hidrokarbon dan
lainnya.Daya sebar suatu sediaan absorpsi memiliki waktu kontak yang lebih
menunjukkan kemampuan sediaan tersebut lama dibandingkan dengan lainnya karena
untuk menyebar pada kulit. Semakin luas sifat dari basis hidrokarbon dan absorpsi
permukaan kulit tempat sediaan menyebar sebagai penutup yang baik pada kulit,
maka absorpsi dari bahan obat yang sedangkan basis tercuci air dan larut air
terkandung akan meningkat. merupakan basis yang mudah dicuci
Efek hidrasi kulit juga mempunyai maupun larut dalam air sehingga waktu
pengaruh terhadap absorpsi obat pada kontak dengan permukaan kuli relatif lebih
kulit.Efek hidrasi pada stratum korneum cepat.
akan membuka struktur lapisan tanduk
yang kompak dan juga benang-benang KESIMPULAN
keratin dari stratum korneum akan
1. Perbedaan tipe basis salep yang
mengembang sehingga kulit menjadi lebih
digunakan pada formulasi salep ekstrak
permeabel (Khielhorn, 2006). Salep
daun Kemangi berpengaruh pada sifat
ekstrak daun Kemangi dengan basis
fisik sediaan yang dihasilkan. Bentuk,
hidrokarbon dapat meningkatkan efek
warna, pH, dan daya sebar dari sediaan
hidrasi pada kulit.Pembawa yang bersifat
salep berbeda-beda untuk tiap jenis
lemak merupakan penutup yang oklusif
basis yang digunakan, tetapi bau dan
sehingga dapat menghidrasi kulit
homogenitas sediaan yang dihasilkan
(Lachman, 1994).Dengan kemampuan
sama.
basis salep hidrokarbon dalam efek hidrasi
2. Tipe basis berpengaruh terhadap daya
kulit maka dapat meningkatkan absorpsi
antibakteri salep ekstrak daun Kemangi.
bahan obat pada sediaan salep ekstrak
Basis hidrokarbon menunjukkan daya
daun Kemangi.Salep ekstrak daun
antibakteri lebih besar dibandingkan
Kemangi yang menggunakan basis larut
basis lainnya, ditandai dengan
air yang terdiri dari fase air dan tidak
penyembuhan infeksi pada kulit kelinci
mengandung bahan berlemak dapat
yang lebih cepat.
meningkatkan hidrasi dari stratum
korneum dan meningkatkan penetrasi dari
ekstrak daun Kemangi. Basis absorpsi SARAN
merupakan salep berlemak yang memiliki 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
sifat menyerupai basis hidrokarbon, akan untuk mengetahui konsentrasi terbaik
tetapi tidak memiliki derajat penutupan yang memberikan efek antibakteri
pada kulit sebaik basis hidrokarbon maksimal dari ekstrak daun Kemangi.
sehingga absorpsi obat tidak begitu cepat. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
Basis tercuci air mengandung fase air dan untuk mengetahui jenis sediaan farmasi
fase minyak sehingga proses hidrasi yang yang paling tepat untuk ekstrak daun
ditimbulkan tidak sebaik basis larut air Kemangi sebagai agen antibakteri.
yang tidak mengandung bahan berlemak
dan meskipun mengandung bahan DAFTAR PUSTAKA
berlemak, basis ini tidak mempunyai Agoes, G. 2008. Pengembangan Sediaan
Farmasi. ITB-Press, Bandung.

5
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493

Anief, M. 1997. Ilmu Meracik Obat. Gajah Efektivitas Gel Luka Bakar Ekstrak
Mada University Press, Daun Cocor Bebek (Kalanchoe
Yogyakarta. pinnata L.) pada Kelinci
Anief, M. 2007. Farmasetika. Gadjah (Oryctolagus cuniculus). Majalah
Mada University Press, Farmasi dan Farmakologi. 16(2):
Yogyakarta. 89-94.
Ansel, H. C. 1989. Pengantar Bentuk Khalil, A. 2013. Antimicrobial Activity of
Sediaan Farmasi. Edisi ke-4. Ethanolic Extracts of Ocimum
Terjemahan Farida Ibrahim. UI- basilicum leaf from Saudi Arabia.
Press, Jakarta. Biotechnology.
Astuti I. Y., D. Hartanti, dan A. Aminiati. Kielhorn, J., S. M. Kollmub, I.
2010. Peningkatan Aktivitas Mangelsdorf. 2006. Dermal
Antijamur Candida albicans Salep Absorption. Environmental Health
Minyak Atsiri Daun Sirih (Piper Criteria. 235.
bettle LINN.) melalui Lachman, L., A. H. Lieberman, dan J. L.
Pembentukan Kompleks Inklusi Kanig. 1994. Teori dan Praktek
dengan β-siklodekstrin.Majalah Farmasi Industri. Terjemahan Siti
Obat Tradisional. 15: 94-99 Suyatmi. UI-Press, Jakarta.
Hasyim, N., K. L. Pare, I. Junaid, A.
Kurniati. 2012. Formulasi dan Uji

LAMPIRAN

Lampiran 1. Formula basis salep


Tipe Basis
Bahan
Hidrokarbon Absorpsi Tercuci Air Larut Air
Vaselin album 31,5 g 30,1 g 8,75 g -
Minyak mineral 3,5 g - - -
Adeps lanae - 1,05 g - -
Stearil alkohol - 1,05 g 8,75 g -
Cera alba - 2,8 g - -
Natrium lauryl
sulfat - - 0,35 g -
Propilen glikol - - 4,2 g -
PEG 4000 - - - 14 g
PEG 400 - - - 21 g
Aquadest - - 12,95 g -
m.f. salep 35 g m.f. salep 35 g m.f. salep 35 g m.f. salep 35 g

6
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493

Lampiran 2. Hasil Pengamatan penyembuhan Infeksi

Pengamatan Infeksi Staphylococcus aureus


Basis Salep Ulangan
12 24 48 72 96 120 144 168 192 216
1 e n n n nh nh s s s s
Hidrokarbon 2 e n n n nh nh s s s s
3 e n n n nh nh s s s s
1 e n n n n n nh k s s
Absorpsi 2 e n n n n n nh k s s
3 e n n n n n nh k s s
1 e n n n n n nh k s s
Tercuci air 2 e n n n n nh nh k s s
3 e n n n n n nh k s s
1 e n n n nh k k s s s
Larut air 2 e n n n nh k k s s s
3 e n n n nh k k s s s
Ket: e : Eritema n : Nanah nh : Nanah hilang k : Kering s : Sembuh

7
Filename: 5
Directory: C:\Documents and Settings\User\My Documents
Template: C:\Documents and Settings\User\Application
Data\Microsoft\Templates\Normal.dotm
Title:
Subject:
Author: Toshiba
Keywords:
Comments:
Creation Date: 4/28/2013 10:01:00 PM
Change Number: 44
Last Saved On: 5/3/2013 11:27:00 AM
Last Saved By: User
Total Editing Time: 233 Minutes
Last Printed On: 5/3/2013 11:27:00 AM
As of Last Complete Printing
Number of Pages: 7
Number of Words: 2,638 (approx.)
Number of Characters: 15,039 (approx.)

Anda mungkin juga menyukai