Anda di halaman 1dari 7

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No.

4 NOVEMBER 2018 ISSN 2302 - 2493

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI KULIT BUAH JERUK


KALAMANSI (Citrus microcarpa Bunge.) TERHADAP BAKTERI
Staphylococcus aureus Dan Escherichia coli.

Giovani Debora Kindangen1) Widya Astuty Lolo1), Paulina V. Y. Yamlean 1)


1)
Program Studi Farmasi FMIPA Unsrat Manado, 95115

ABSTRACT
Kalamansi orange (Citrus microcarpa Bunge.) was used as a food ingredient by the community
but its efficacy as an antibacterial is unknown. Based on the literature, the main content of citrus fruit
skin is essential oil. Essential oils can inhibit or kill bacterial growth. The aim of this study was to
determine the antibacterial activity of essential oils of citrus peel against the bacteria Staphylococcus
aureus and Escherichia coli. Antibacterial activity testing used the diffusion agar method by means of
wells, with extract concentrations of 5%, 25%, 50%, and 100%. The results showed that essential oils of
citrus fruit peel had a diameter of up to 11.16 mm against Staphylococcus aureus and 13.33 against
Escherichia coli.

Keywords: Kalamansi Orange, Antibacterial, Essential Oils, Staphylococcus aureus, Escherichia coli

ABSTRAK
Jeruk kalamansi (Citrus microcarpa Bunge.) digunakan sebagai bahan makanan oleh masyarakat
tetapi belum diketahui khasiatnya sebagai antibakteri. Berdasarkan literatur, kandungan utama kulit buah
jeruk kalamansi ialah minyak atsiri. Kandungan minyak atsiri dapat menghambat atau membunuh
pertumbuhan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri minyak atsiri kulit
buah jeruk kalamansi terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Pengujian aktivitas
antibakteri digunakan metode difusi agar dengan cara sumuran, dengan konsentrasi ekstrak 5%, 25%,
50%, dan 100%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri kulit buah jeruk kalamansi memiliki
diameter hingga rata-rata 11,16 mm pada bakteri Staphylococcus aureus dan 13,33 pada Escherichia coli.
Kata Kunci : Jeruk Kalamansi, Antibakteri, Minyak Atsiri, Staphylococcus aureus,
Escherichia coli

62
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 4 NOVEMBER 2018 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN METODE PENELITIAN


Pemanfatan kekayaan alam di Indonesia
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
khususnya tumbuh-tumbuhan telah
Farmakognosi-Fitokimia dan Laboratorium
dilakukan dalam bentuk pembuatan bumbu
Mikrobiologi Farmasi Program Studi
masak, bahan kerajinan dan obat tradisional.
Farmasi Universitas Sam Ratulangi Manado
Sebagian besar tanaman berpotensi sebagai
pada bulan Juni – Desember 2016. Alat yang
obat, namun beberapa diantaranya belum
digunakan dalam penelitian ialah
diketahui dengan pasti karena belum
seperangkat alat Destilasi Uap Air,
terbukti secara klinis. Pengembangan
Erlenmeyer (Approx), gelas ukur (Pyrex),
tanaman obat telah banyak dilakukan karena
gelas kimia (Approx), tabung reaksi, rak
mudah diperoleh dan mempunyai harga
tabung reaksi, pipet tetes, penangas air, kaca
lebih ekonomis serta efek samping yang
arloji, timbangan analitik (Kern), batang
relatif lebih kecil bahkan dibandingkan
pengaduk, stirer, cawan petri (Normax),
dengan obat sintetik. Jeruk kalamansi
jarum ose, pinset, inkubator, laminair air
(Citrus microcarpa Bunge.) digunakan
flow (Biotek), pencadang, autoklaf (ALP),
sebagai bahan makanan oleh masyarakat
mikropipet (Ecopipette),spritus dan mistar
tetapi belum diketahui khasiatnya sebagai
berskala. Bahan yang digunakan dalam
antibakteri. Berdasarkan literatur,
penelitian ialah Kulit buah jeruk kalamansi
kandungan utama kulit buah jeruk kalamansi
(Citrus microcarpa. Bunge), bakteri uji
ialah minyak atsiri. Kandungan utama kulit
(Staphylococcus aureus ATCC 2592 dan
buah jeruk ialah pektin dan minyak atsiri.
Escherichia coli ATCC 25922) yang
Kandungan pektin dalam kulit buah jeruk
diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi
berkisar 15 – 25% dari berat kering.
Balai Besar POM Manado, Carboxy Methyl
Kandungan minyak atsiri dalam kulit buah
Cellulose (CMC), aquades steril, tablet
jeruk sekitar 70 – 92% (Prabasari, 2009).
Ciprofloxacin 500 mg, Nutrient Agar (NA),
Bagian kulit buah jeruk mengandung
H2SO41%, BaCl2.2H2O 1,175%, NaCl 0,9%,
minyak atsiri yang terdiri dari berbagai
kertas label dan aluminium foil. Jenis
komponen seperti terpen, sesquiterpen,
penelitian ini adalah penelitian
aldehida, ester dan sterol (Copriady, 2005).
eksperimental laboratorium, dimana dibuat 6
Minyak atsiri beberapa tanaman telah
perlakuan dan setiap perlakuan terdiri atas 3
diketahui memiliki aktivitas antibakteri
ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini
(Inouye et al., 2001; Pouvova et al, 2008).
adalah pemberian konsentrasi minyak atsiri
Aktivitas antibakteri minyak atsiri
5%, 25%, 50% dan 100%, kontrol positif
disebabkan karena minyak atsiri
(Ciprofloxacin) dan kontrol negatif (CMC).
mengandung senyawa yang dapat
Metode yang digunakan ialah metode difusi
menghambat atau membunuh pertumbuhan
agar, dengan cara sumuran.
bakteri. Komponen minyak atsiri yang
Pengambilan dan Penyiapan Sampel
mengandung gugus fenol seperti carvacrol
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
berpotensi sebagai antibakteri (Yuksel et al,
yaitu Kulit Buah Jeruk Kalamansi (Citrus
2006).
microcarpa Bunge.) yang diambil dari Pasar

63
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 4 NOVEMBER 2018 ISSN 2302 - 2493

Karombasan Kecamatan Wanea Kota Larutan kontrol positif dibuat dari sediaan
Manado. Sampel sebanyak 1 kg buah jeruk obat tablet Ciprofloxacin 500 mg. Satu
kalamansi dibersikan dan dicuci terlebih tablet Ciprofloxacin digerus lalu ditimbang
dahulu menggunakan air sampai bersih. 0,05 g, kemudian dilarutkan dalam 50 ml
Jeruk kalamasi segar dikupas diambil bagian CMC. Diambil 1 ml dari larutan tersebut dan
kulit kemudian dipotong kecil-kecil untuk ditambahkan aquades sampai 10 ml
proses isolasi minyak atsiri. Kulit buah jeruk sehingga diperoleh larutan Ciprofloxacin
kalamasi yang telah dipotong kecil-kecil dengan konsentrasi 5μg/50μl. Konsentrasi
kemudian dimasukkan kedalam wadah ini digunakan sebagai kontrol positif.
destilasi, Pembuatan Larutan Uji
Isolasi Minyak Atsiri a. Perlakuan 1 : Dibuatan larutan uji
Kulit buah jeruk kalamansi yang telah 5% v/v dengan cara 0,5 ml minyak
dipotong-potong dimasukkan ke dalam atsiri kulit buah jeruk kalamansi
wadah alat destilasi uap air. Ditambahkan dilarutkan dalam 9,5 ml CMC dan
aquades steril ke dalam wadah destilasi dicukupkan volumenya hingga tanda
sampai sampel terendam. Destilasi batas.
dihentikan jika volume minyak atsiri pada b. Perlakuan 2 : Dibuatan larutan uji
wadah penampung tidak bertambah selama 25% v/v dengan cara 2,5 ml minyak
30-45 menit, warna minyak atsiri yang atsiri kulit buah jeruk kalamansi
diperoleh berupa bening jernih berbau dan dilarutkan dalam 7,5 ml CMC dan
khas kulit jeruk kalamansi. dicukupkan volumenya hingga tanda
Sterilisasi Alat batas.
Alat-alat yang digunakan dalam c. Perlakuan 3 : Dibuatan larutan uji
penelitian aktivitas antibakteri ini disterilkan 50% v/v dengan cara 5 ml minyak
terlebih dahulu. Alat-alat gelas dan media atsiri kulit buah jeruk kalamansi
disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 oC dilarutkan dalam 5 ml CMC dan
selama 15-20 menit sedangkan untuk jarum dicukupkan volumenya hingga tanda
ose dan pinset disterilisasikan dengan cara batas.
dibakar diatas api langsung menggunakan d. Perlakuan 4 : Dibuatan larutan uji
spritus (Lay dan Hastowo, 1992). 100% v/v dengan cara 10 ml minyak
Pembuatan Larutan Kontrol Negatif atsiri kulit buah jeruk kalamansi.
Kontrol negatif dibuat dari CMC (Carboxy
Pembuatan Media
Methyl Cellulose) 1% dengan cara :
ditimbang 1 gram serbuk CMC kemudian a. Agar Miring
dilarutkan dalam aquades steril panas 100 Nutrient Agar (NA) sebanyak 0,4
ml. Selanjutnya masukkan dalam labu takar gram dilarutkan dalam 20 ml aquades
100 ml dan dikocok sampai larutan (20 g/1000 ml) menggunakan
homogen. erlenmeyer. Dihomogenkan dengan
Pembuatan Larutan Kontrol Positif stirer diatas penangas air sampai
mendidih. Sebanyak 5 ml dituangkan

64
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 4 NOVEMBER 2018 ISSN 2302 - 2493

masing-masing pada 2 tabung reaksi a. Inokulasi Bakteri pada Media Agar


steril dan ditutup dengan aluminium Miring
foil. Media tersebut disterilkan dalam Bakteri uji diambil dengan jarum
autoklaf pada suhu 121oC selama 15 ose steril, lalu ditanamkan pada media agar
menit, kemudian dibiarkan pada suhu miring dengan cara menggores. Selanjutnya
ruangan selama ± 30 menit sampai diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37ºC
media memadat pada kemiringan 30o. selama 24 jam. Perlakuan yang sama
Media Agar miring digunakan untuk dilakukan pada setiap jenis bakteri uji.
inokulasi bakteri (Lay, 1994). b. Pembuatan Standar Kekeruhan Larutan
b. Media Dasar (Larutan Mc. Farland)
Nutrient Agar (NA) sebanyak 4 gram Larutan H2SO4 1% sebanyak 9,95
dilarutkan dalam 200 ml aquades ml dicampurkan dengan larutan BaCl2.2H2O
(20g/1000 ml) menggunakan 1,175% sebanyak 0,5 ml dalam erlenmeyer.
erlenmeyer. Dihomogenkan dengan Kemudian dikocok sampai terbentuk larutan
stirer diatas penangas air sampai yang keruh. Kekeruhan ini dipakai sebagai
mendidih. Media yang sudah standar kekeruhan suspensi bakteri uji
dihomogenkan ini disterilkan dalam (Bresson dan Borges, 2004).
autoklaf pada suhu 121ºC selama 15
menit, kemudian didinginkan sampai
suhu ± 45-50ºC. Media dasar
digunakan dalam pembuatan media c. Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
pengujian sebagai lapisan dasar (Lay, Bakteri uji yang telah diinokulasi
1994). diambil dengan kawat ose steril lalu
c. Media Pembenihan disuspensikan kedalam tabung yang berisi 2
Nutrient Agar (NA) sebanyak 5 gram ml larutan NaCl 0,9% hingga di peroleh
dilarutkan dalam 250 ml aquades kekeruhan yang sama dengan standar
(20g/1000 ml) menggunakan kekeruhan larutan Mc. Farland. Perlakuan
erlenmeyer. Dihomogenkan dengan yang sama dilakukan pada setiap jenis
stirer diatas penangas air sampai bakteri uji.
mendidih. Media yang sudah homogen d. Pembuatan Media Pengujian
ini disterilkan dalam autoklaf pada Media uji dibuat menggunakan
suhu 121ºC selama 15 menit, metode difusi agar dengan cara tuangkan
kemudian didinginkan sampai suhu ± NA 10 mL kedalam 6 cawan petri untuk
45-50ºC. Media pembenihan lapisan dasar setelah lapisan pertama
digunakan dalam pembuatan media memadat pada permukaan lapisan dasar
pengujian sebagai lapisan kedua (Lay, diletakkan 6 pencadang (sumuran) yang
1994). diatur sedemikian rupa jaraknya agar daerah
pengamat tidak saling bertumbuh, kemudian
Uji Mikrobiologi suspensi bakteri dicampurkan ke dalam
media pembenihan NA, setelah itu di

65
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 4 NOVEMBER 2018 ISSN 2302 - 2493

tuangkan 25 mL NA pada setiap cawan petri lainnya yang digunakan sebagai bahan uji
untuk lapisan kedua. Selanjutnya pencadang yang dinyatakan dengan lebar diameter zona
(sumuran) diangkat secara aseptik dari hambat (Vandepitte et al., 2005). Diameter
cawan petri, sehingga terbentuklah sumur – zona hambat diukur dalam satuan milimeter
sumur yang akan digunakan dalam (mm) menggunakan mistar berskala dengan
pengujian antibakteri. cara diameter keseluruhan dikurangi
e. Pengamatan dan Pengukuran diameter sumuran 7 mm. Kemudian
Pengamatan dilakukan setelah 1x24 diameter zona hambat tersebut dikategorikan
jam masa inkubasi. Daerah bening kekuatan daya antibakterinya berdasarkan
merupakan petunjuk kepekaan bakteri penggolongan Davis and Stout (1971).
terhadap antibiotik atau bahan antibakteri HASIL

Tabel 1. Diameter Zona Hambat Minyak Atsiri Kulit Buah Jeruk Kalamansi
(Citrus microcarpa Bunge.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

Kategori
Diameter Zona Hambat (mm) Kekuatan
Perlakuan Rata-rata Daya
Antibakteri
P1 P2 P3

5% 5 5,5 5 5,16 Sedang


25% 6 6 6,5 6,16 Sedang
50% 7,5 8 8 7,38 Sedang
100% 11 10,5 12 11,16 Kuat
Kontrol (+) 13 15 16,5 14,83 Kuat
Kontrol (-) 0,00 0,00 0,00 0,00 Lemah

Tabel 2. Diameter Zona Hambat Minyak Atsiri Kulit Buah Jeruk Kalamansi(Citrus microcarpa
Bunge.) terhadap bakteri Escherichia coli
(Citrus microcarpa Bunge.) terhadap bakteri Escherichia coli
Kategori
Diameter Zona Hambat (mm) Kekuatan
Perlakuan Rata-rata Daya
Antibakteri
P1 P2 P3

5% 6,5 7 7 6,83 Sedang


25% 8,5 9 8,5 8,66 Sedang
50% 9,5 11 10,5 10,33 Sedang
100% 13 13,5 13,5 13,33 Kuat
Kontrol (+) 19 20,5 19,5 19,66 Kuat
Kontrol (-) 0,00 0,00 0,00 0,00 Lemah

66
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 4 NOVEMBER 2018 ISSN 2302 - 2493

PEMBAHASAN konsentrasi dari mikroorganisme target


(Kan, 2006).
Uji aktivitas antibakteri ini
Semakin besar konsentrasi zat yang
bertujuan untuk mengetahui kemampuan
terdapat pada cakram akan memperbesar
minyak atsiri dari kulit buah jeruk kalamansi
kemampuan difusi zat tersebut pada media
pada dua bakteri uji yaitu bakteri Gram
sehingga mempermudah penetrasi zat dalam
positif Staphylococcus aureus dan bakteri
menghambat pertumbuhan bakteri, menurut
Gram negatif Escherichia coli yang
Plezar and Chan (1986). Namun perbedaan
merupakan bakteri bersifat patogen pada
aktivitas antibakteri minyak atsiri kulit buah
manusia. Konsentrasi minyak atsiri kulit
jeruk kalamansi pada bakteri Gram positif
buah jeruk kalamansi yang digunakan pada
lebih kecil dibandingkan dengan bakteri
pengujian ini dilakukan pada kosentrasi 5%,
gram negatif. Hal ini terjadi karena
25%, 50% dan 100% untuk melihat adanya
perbedaan permeabilitas struktur dinding sel
zona bening sebagai aktivitas antibakteri.
pada bakteri Gram positif dan bakteri Gram
Komponen minyak atsiri memiliki
negatif yang menyebabkan perbedaan
kandungan senyawa kimia diantaranya yaitu
aktivitas antibakteri.
phenyl ethyl alcohol, geraniol, eugenol dan
beberapa senyawa lainnya yang terkandung
KESIMPULAN
dalam kulit buah jeruk kalamansi berpotensi
Berdasarkan penelitian yang
memiliki aktivitas antibakteri. Aktivitas
dilakukan, maka dapat disimpulkan :
antibakteri terlihat dari terbentuknya zona
1. Minyak atsiri dari kulit buah jeruk
bening disekitar sumuran pada media NA
kalamansi (Citrus microcarpa
yang telah terdapat bakteri uji dan diperoleh
Bunge.) memiliki aktivitas sebagai
hasil bahwa aktivitas antibakteri kulit buah
antibakteri terhadap bakteri
jeruk kalamansi berbeda-beda pada setiap
Staphylococcus aureus dan
seri konsentrasi.
Escherichia coli
Kategori kekuatan daya antibakteri
2. Semakin tinggi konsentrasi minyak
Davis and Stout (1971), kulit buah jeruk
atsiri dari kulit buah jeruk
kalamansi terhadap pertumbuhan memiliki
kalamansi, semakin besar aktivitas
daya antibakteri sedang sampai kuat pada
antibakteri yang dihasilkan.
kedua bakteri uji. Konsentrasi 5%, 25% dan
50%, mempunyai daya antibakteri tergolong
SARAN
sedang, kosentrasi 100% tergolong kuat
Perlu dilakukan penelitian lebih
pada bakteri Staphylococcus aureus.
lanjut untuk mengetahui kandungan
Konsentrasi 5% dan 25% mempunyai daya
senyawa spesifik, yang memiliki aktivitas
antibakteri tergolong sedang, konsentrasi
antibakteri pada kulit buah Jeruk Kalamansi
50% dan 100% tergolong kuat pada bakteri
(Citrus microcarpa Bunge.)
Escherichia coli. Aktivitas antibakteri dari
minyak atsiri tergantung pada komposisi dan
konsentrasi minyak atsiri juga tipe dan

67
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 4 NOVEMBER 2018 ISSN 2302 - 2493

DAFTAR PUSTAKA Turkey Journal Chemitry 30, 253 –


259.
Lay, B.W dan Hastowo, S. 1992.
Bresson, W., dan M.T Borges. 2004.
Mikrobiologi. IPB, Bogor.
Delivery Methods for Introducing
Lay, B.W. 1994. Analisis Mikroba di
Endophitic Bacteria into Maize.
Laboratorium. Edisi 1. Raja
Biocontrol 49 : 351-322
Grafindo Persada, Jakarta.
Copriady, J., E.Yasmi dan Hidayati, 2005.
Pauvova, D., Kokoskova, B., Pavela, R.,
Isolasi dan Karakterisasi Senyawa
2008. Effectivity of Plant Essential
Kumarin dari Kulit Buah Jeruk
Oils Against Clavibacter
Purut (Citrus hystrix DC.). Jurnal
michiganensis, in Vitro.
Biogenesis. 2(1) : 13-15.
Zemdirbyste-Agriculture, vol. 95,
Davis, W.W and T.R. Stout. 1971. Disc
No 3: 440–446.
Plate Mathods of Micobiological
Pelczar, M. J., Chan. E. C. S, Pelczar, M. F.,
Antibiotic Assay. Microbiology.
Penerjemah: Hadioetomo, R,
22(4): 659-665
S.Dkk. 1986. Dasar-dasar
Inouye, S., Takizawa, T., dan Yamaguchi,
Mikrobiologi, Jilid I. Penerbit
H., 2001. Antibacterial activity of
Universitas Indonesia. Jakarta.
essential oil and their major
Prabasari. 2009. Pektin Jeruk.
constituents against respiratory by
http://www2.umy.ac.id/2009/02/pec
gaseous contact. Journal of
tin-perlu-di-kembangkan-
Antimicrobial Chemoterapy,
indonesia.umy [Diakses 12 Juli
47:565-573.
2017]
Kan Yuksel., Uçan, Uçkun Sait., Kartal,
Yuksel, Ucan S.U., Kartal M., Altun L.M.,
Murat., Altun, M.L., Aslan, S.,
Aslan S, Sayar E, dan Ceyhan T,
Sayar, E., Ceyhan, T. 2006. GC-
2006. GC-MS Analysis and
MS Analysis and Antibacterial
Antibacterial Activity of Cultivated
Activity of Cultivated Satureja
Satureja cuneifolia Ten Essential
cuneifolia Ten. Essential Oil.
Oil. Turk J Chem, 30 : 253 – 259.

68

Anda mungkin juga menyukai