Anda di halaman 1dari 6

ANGKA KAPANG DAN KHAMIR PADA LADA PUTIH ASAL BANGKA

Oktavio Rosani1), Devy Susanty1)*, Ary Triyanto2)


1)
Program Studi Kimia FMIPA Universitas Nusa Bangsa Bogor
Jl. K.H. Soleh Iskandar Km. 4, Tanah Sareal, Bogor 16166
2)
PT. Quindofood, Jl. Babakan Madang no 99 kompleks Darmawan Park gedung E, Bogor.
*
e-mail: dvsusanty@gmail.com

ABSTRACT
Numbers of Mold and Yeast on White Pepper from Bangka
White pepper is one of Indonesia's spices that are needed for both public consumption and exports. Post-
harvest processing of white pepper by farmers is often done with unclean. Each source of white pepper has different
water content and will affect the quality of white pepper. In this study, seven samples (S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7) were
from Bangka. All samples tested had higher water content than SNI quality standard (13%), but still below the
quality standard 2 (18%). Sample S2 has the highest water content compared to other samples. Sample S1 and S2
have high Numbers of Mold and Yeast (AKK) and do not suitable with quality standart of BPOM. Of all samples, S2
had the highest AKK (5,51 x 104 colony / g) and sample S5 had the smallest AKK (8,8 x 102 colony / g). This shows
the relationship between water content in white pepper with AKK. White pepper that has a high water content has a
high AKK, whereas white pepper that has low moisture content has low AKK.

Keywords: white pepper, Numbers of Mold and Yeast, moisture content

ABSTRAK
Lada putih adalah salah satu rempah Indonesia yang banyak dibutuhkan baik untuk konsumsi
masyarakat ataupun ekspor. Proses pengolahan pasca panen lada putih oleh petani sering dilakukan dengan tidak
bersih. Setiap sumber lada putih memiliki kadar air yang berbeda dan akan mempengaruhi kualitas lada putih. Pada
penelitian ini,tujuh sampel (S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7) berasal dari Bangka. Semua sampel yang di uji memiliki
kadar air yang lebih tinggi dari standar mutu 1 SNI (13%), namun masih berada di bawah standar mutu 2 (18 %).
Sampel S2 memiliki kadar air yang paling tinggi dibandingkan dengan sampel lainnya. Sampel S1 dan S2 memiliki
(Angka Kapang Khamir) AKK yang tinggi dan tidak memenuhi syarat mutu. BPOM. Dari semua sampel, sampel S2
memiliki AKK paling tinggi (5,51 x 10 4 koloni/g) dan sampel S5 memiliki AKK paling kecil (8,8 x 10 2 koloni/g). Hal
ini menunjukan hubungan antara kadar air pada lada putih dengan AKK. Lada putih yang memiliki kadar air tinggi
memiliki AKK yang juga tinggi, sedangkan lada putih yang memiliki kadar air rendah memiki AKK yang rendah.

Kata Kunci: Lada putih, Angka kapang khamir, Kadar Air

PENDAHULUAN Proses pengolahan pasca panen


lada putih oleh petani sering dilakukan
Lada putih adalah salah satu dengan tidak bersih. Beberapa tahapan
rempah Indonesia yang banyak proses pasca panen yang dilakukan tidak
dibutuhkan baik untuk konsumsi bersih diantaranya perendaman yang
masyarakat ataupun ekspor. Lada putih menggunakan air sungai atau air rawa,
digunakan sebagai rempah pada berbagai penjemuran dilakukan di tempat terbuka
jenis makanan bisa dengan cara dicampur dan sortasi masih menggunakan tampir.
saat proses memasak atau ditabur di atas Untuk menghindari kerugian, para
makanan yang sudah matang. Oleh karena petani mengeringkan lada putih tidak
itu, lada putih yang beredar di pasar sampai benar-benar kering atau masih
seharusnya dalam kondisi bersih sehingga dalam keadaan lembab. Kondisi lada putih
tidak mengandung cemaran mikroba yang yang tidak kering sempurna dikhawatirkan
berbahaya bagi kesehatan masyarakat yang dapat meningkatkan jumlah jamur terutama
mengkonsumsinya. kapang dan khamir, karena kapang dan
102 | …………………………………………………………………………….Angka Kapang Dan Khamir Pada Lada Putih Asal Bangka

khamir akan mudah tumbuh di bahan blender. Sampel halus diambil sebagian
pangan yang lembab. untuk analisis kapang dan khamir, sampel
Berdasarkan penelitian yang yang tersisa digunakan untuk analisis kadar
dilakukan oleh Usmiati dan Nurjanah air.
(2006), lada putih di daerah Kutai
Kertanegara memiliki kadar air antara 10,4 3. Penetapan Kadar Air (SNI 01-2891-
% sampai 12,3 % dengan nilai angka 1992)
kapang berkisar antara 102 koloni/g sampai Penetapan kadar air dilakukan
104 koloni/g. Setiap sumber lada putih dengan menimbang sampel halus sebanyak
memiliki kadar air yang berbeda. Oleh 1 gram, kemudian dimasukkan ke dalam
karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih cawan porselen yang sebelumnya telah
lanjut untuk melihat pengaruh kadar air dikeringkan dan diketahui bobot
terhadap nilai angka kapang dan khamir kosongnya. Sampel dikeringkan selama 3
pada lada putih yang diperoleh dari petani jam pada suhu 105oC, dimasukkan ke
di Bangka. dalam desikator, dan setelah dingin
ditimbang sampai mencapai bobot konstan.
Persentase kadar air di dalam lada putih
BAHAN DAN METODE dihitung dengan rumus:
W1
Bahan dan Alat % Kadar Air = X 100 %
W
Bahan utama yang digunakan Keterangan:
dalam penelitian ini adalah lada putih jenis W1 = Bobot setelah dikeringkan
Bangka berasal dari Pulau Bangka. Bahan W = Bobot sebelum dikeringkan
lainnya adalah Maximum Recovery Deluent
merk Scharlau, Potato Dextrose Agar merk 4. Penetapan Kapang dan khamir (SNI
Merk dan aquades. Peralatan yang 01-2897-1992)
digunakan yaitu neraca analitik ohauss 210 Analisis kapang dan khamir
gram, cawan porselen 30 mL, desikator, membutuhkan beberapa tahapan yang harus
oven merk Memmert, oven merk Binder- dilakukan sebagai berikut:
ED 53, inkubator merk Binder BD-53,
laminar air flow, botol semprot, blender, a. Sterilisasi Kering Alat
autoklave, pemanas berpengaduk , mikro Alat gelas yang akan digunakan
pipet dan peralatan gelas lainnya. untuk analisis kapang dan khamir
dibungkus dengan aluminium foil, dan
dikeringkan dalam oven selama 1 jam pada
Metode suhu 1800C.

1. Pengumpulan Sampel b. Pembuatan Larutan Pengencer


Persiapan analisis sampel Maxmimum Recovery Deluent
dilakukan dengan cara mengumpulkan lada (MRD)
putih dari Bangka sebanyak 7 sampel ( S1, Pembuatan larutan pengencer
S2, S3, S4, S5, S6, S7) dilakukan dengan menimbang MRD
sebanyak 4,5 gram lalu dilarutkan dalam
2. Preparasi sampel 500 mL aquades dan diaduk di atas
Sampel lada putih yang sudah pemanas berpengaduk hingga homogen.
diberi kode dibersihkan terlebih dahulu, Larutan MRD yang sudah homogen dituang
ditimbang bobot lada putih pada setiap sebanyak 45 mL ke dalam erlenmeyer dan
masing-masing sampel dengan menimbang dituang sebanyak 9 mL ke dalam tabung
minimal 50 gram persampel. Penimbangan reaksi. Erlenmeyer dan tabung reaksi
bobot lada putih dilakukan untuk disumbat dengan kapas dan ditutup dengan
menghindari adanya kekurangan sampel aluminium foil, lalu disterilkan dengan
analisis. Sampel dihaluskan dengan

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 5, No.2, Januari 2016, 101 – 106
Angka Kapang Dan Khamir Pada Lada Putih Asal Bangka…………………………………………………………………………… | 103

autoklave selama 15 menit pada suhu tersebut diambil angka rata-rata. Hasil rata-
1210C . rata tersebut dibaca sebagai nilai angka
kapang dan khamir dalam setiap gram atau
c. Pembuatan Media Agar Potato mL sampel.
Dextrose Agar (PDA) Angka kapang dan khamir = Rata- rata
Pembuatan media agar dilakukan (koloni) x 10 n
dengan cara menimbang PDA sebanyak 3,9 Keterangan
gram lalu dilarutkan dalam 100 mL aquades n : Faktor pengenceran
dan diaduk di atas pemanas berpengaduk
hingga mendidih. PDA dituang ke dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
tabung reaksi sebanyak 12. Tabung reaksi
disumbat dengan kapas dan ditutup dengan Analisis Kadar Air
aluminium foil, disterilkan dengan Penentuan kadar air dilakukan
autoklave selama 15 menit pada suhu dengan mengeringkan sampel dalam oven
1210C. pada suhu 1050C selama 3 jam. Proses
d. Analisis Kapang Khamir pengeringan dengan suhu di atas titik didih
Lada putih yang sudah halus dan air menyebabkan proses hilangnya air dari
dipisahkan sesuai kode sampelnya sampel relatif cepat, sehingga waktu yang
ditimbang sebanyak 5 gram dan dituang ke dibutuhkan untuk proses analisis lebih
larutan MRD 45 mL, dikocok hingga singkat. Jumlah air yang menguap adalah
homogen dan didiamkan hingga sampel selisih bobot sampel sebelum dan sesudah
mengendap. Larutan berisi sampel yang pengeringan.
sudah mengendap dipipet sebanyak 1 mL Analisis kadar air dilakukan untuk
dengan mikropipet, dituang ke dalam mengetahui kandungan air di dalam lada
tabung reaksi pengenceran 10-1, sampai putih, sehingga dapat diketahui pengaruh
pengenceran 10-5. PDA yang suhunya sudah kadar air terhadap angka kapang dan
450C dituangkan ke dalam cawan petri khamir pada lada putih. Hasil analisis kadar
sebanyak 12 mL, dihomogenkan dan air pada sampel lada putih tercantum pada
dibiarkan hingga media memadat. Cawan Gambar 1.
petri dimasukan dalam inkubator dengan Berdasarkan Gambar 1 terlihat
suhu 25 ± 20C selama 5 x 24 jam. Untuk bahwa semua sampel yang di uji memiliki
analisis sterilitas media dilakukan dengan kadar air yang lebih tinggi dari standar
menuangkan media PDA dalam cawan petri mutu 1 SNI (13%), namun masih berada di
dan dibiarkan memadat sebagai kontrol. bawah standar mutu 2 (18 %). Sampel S2
memiliki kadar air yang paling tinggi
e. Perhitungan Angka Kapang dan dibandingkan dengan sampel lainnya.
Khamir (BPOM, 2006) Kadar air yang terdapat pada lada
Analisis uji kapang dan khamir putih dipengaruhi oleh kondisi ruang
dilakukan secara duplo pada setiap tingkat penyimpanan lada putih kering. Kadar air
pengenceran. Penetapan angka kapang pada sampel dipengaruhi oleh beberapa
khamir dilakukan dengan cawan petri yang faktor seperti suhu dan kelembaban
menunjukan jumlah antara 10-150 koloni. lingkungan penyimpanan. Penyimpanan
Cawan petri yang terbentuk 10-150 koloni pada lingkungan yang memiliki
dengan tingkat pengenceran yang sama, kelembaban relatif tinggi dapat
maka jumlah koloni per masing-masing menyebabkan tingginya kadar air pada lada
cawan petri dihitung kemudian jumlah putih, karena komoditas rempah-rempah
kedua koloni dikalikan dengan faktor bersifat higroskopis (Sembiring dan
pengencerannya. Jika pada cawan petri dari Hidayat, 2012).
dua tingkat pengenceran yang berurutan Sampel S5 memiliki kadar air
menunjukan jumlah antara 10-150 koloni, yang paling mendekati standar mutu 1
maka dihitung jumlah koloni pada masing- (13%). Penyimpanan pada suhu tinggi (±
masing cawan petri dan dikalikan faktor 400C) dapat menyebabkan ruang
pengenceran, kemudian dari hasil perkalian penyimpanan semakin kering sehingga

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 5, No.2, Januari 2016, 101 – 106
104 | …………………………………………………………………………….Angka Kapang Dan Khamir Pada Lada Putih Asal Bangka

kadar air bahan menurun (Sembiring, sedangkan lada putih yang memiliki kadar
2012). Jika kelembaban ruangan lebih air rendah memiki AKK yang rendah.
rendah daripada kadar air maka sebagian air Kapang menyerang biji-bijian
dalam bahan akan menguap (Wigati, termasuk palawija saat tanaman masih
2009).. tumbuh di lapangan sampai waktu panen.
Lama perendaman dan cara Kapang biasanya memerlukan kadar air
pengeringan tidak mempengaruhi kadar air yang relatif tinggi untuk pertumbuhan
lada putih (Usmiati dan Nurjanah, 2016). yaitu 22-25% (Ahmad, 2009). Beberapa
Tetapi suhu dan waktu pengeringan lada faktor yang menyebabkan kontaminasi
oleh petani berpengaruh nyata terhadap kapang dan khamir pada lada putih adalah
kadar air (Priyanto et al, 2011). proses perendaman yang menggunakan air
rawa atau air sungai yang kotor, perontokan
Hasil Penetapan Angka Kapang dan buah lada dengan cara di injak-injak serta
Khamir (AKK) proses penjemuran yang sangat sederhana
sehingga memungkinan terjadinya
kontaminasi oleh debu, kotoran binatang
Sampel S1 dan S2 memiliki AKK peliharaan, maupun mikroorganisme
yang tinggi dan tidak memenuhi syarat (Nurjanah, 2006).
mutu BPOM (Gambar 2). Dari semua Menurut Usmiati dan Nurjanah
sampel, sampel S2 memiliki AKK paling (2006) perlakuan yang lebih bersih pada
tinggi (5,51 x 104 koloni/g) dan sampel S5 proses perendaman, sebelum pengeringan
memiliki AKK paling kecil (8,8 x 102 dan setelah pengeringan lada ternyata tidak
koloni/g). Hal ini menunjukan hubungan berpengaruh terhadap mutu mikrobiologi
antara kadar air pada lada putih dengan pada lada putih. Analisis ALT,
AKK. Lada putih yang memiliki kadar air jamur/kapang dan koliform masih
tinggi memiliki AKK yang juga tinggi, terdeteksi pada lada putih.

20
18
16 15.17 17.4 15.24 16.3 14.74
15.04
Kadar Air Lada Putih (%)

14 13.07
12
10
8
6
4
2
0
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7
Sampel

Kadar Air Lada Putih pada Sampel ( % )

Syarat Mutu 1 Kadar Air Sesuai SNI Lada Putih dan Syarat
Mutu 1 Kadar Air Lada Putih Sesuai Aturan PT. Quindofood
Syarat Mutu 2 Kadar Air Lada Putih Sesuai Aturan PT.
Quindofood
Gambar 1. Kadar Air Lada Putih

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 5, No.2, Januari 2016, 101 – 106
Angka Kapang Dan Khamir Pada Lada Putih Asal Bangka…………………………………………………………………………… | 105

60000
55100

AKK Lada Putih ( koloni/g)


50000

40000

30000
25100
20000 20000
8910
10000 10000
9610 6100
880 1320
0
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7
Sampel

AKK pada Sampel Lada Putih (koloni/g)

Syarat Mutu Kapang dan Khamir Sesuai BPOM (Herba dan


Rempah)
Syarat Mutu Kapang dan Khamir Sesuai Aturan PT.Quindofood

Gambar 2. Angka Kapang dan Khamir

KESIMPULAN Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2006.


Pedoman Cara Pembuatan Obat
Semua sampel yang di uji yang Baik. BPOM RI.
memiliki kadar air yang lebih tinggi dari
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2009.
standar mutu 1 SNI (13%), namun masih
Penetapan Batas Maksimum
berada di bawah standar mutu 2 (18 %).
Cemaran Mikoba dan Kimia
Sampel S2 memiliki kadar air yang paling
Dalam Makanan.
tinggi dibandingkan dengan sampel lainnya.
Sampel S1 dan S2 memiliki AKK yang Nurdjanah, N. 2006. Perbaikan Mutu Lada
tinggi dan tidak memenuhi syarat mutu. dalam Rangka Meningkatan Daya
BPOM. Dari semua sampel, sampel S2 Saing di Pasar Dunia. Jurnal.
memiliki AKK paling tinggi (5,51 x 104 Balai Besar Penelitian dan
koloni/g) dan sampel S5 memiliki AKK Pengembangan Pasca Panen
paling kecil (8,8 x 102 koloni/g). Hal ini Indonesia. Bogor.
menunjukan hubungan antara kadar air
Priyanto, G. Yudhia. B. Hamzah 2011.
pada lada putih dengan AKK. Lada putih
Perubahan Sifat Fisik dan
yang memiliki kadar air tinggi memiliki
Aktivitas Antioksidan Tepung
AKK yang juga tinggi, sedangkan lada
Rempah. University Jember
putih yang memiliki kadar air rendah
Press. Jember.
memiki AKK yang rendah.
Sembiring, B. dan F, T. Hidayat 2012.
Perubahan Mutu Lada Hijau
DAFTAR PUSTAKA Kering Selama Penyimpanan pada
Ahmad, R. Z. 2009. Cemaran Kapang pada tiga Macam Kemasan dan
Pakan Dan Pengendaliannya. Tingkatan Suhu. Jurnal Littri: 18
Jurnal Litbang Pertanian 28(1): (3)
15–22

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 5, No.2, Januari 2016, 101 – 106
106 | …………………………………………………………………………….Angka Kapang Dan Khamir Pada Lada Putih Asal Bangka

Standar Nasional Indonesia.1992.Cara Uji


Makanan dan Minuman. 01–
2891–1992. Badan Standarisasi
Nasional.
Standar Nasional Indonesia. 2013. Lada
Putih. 0004 : 2013. Badan
Standarisasi Nasional.
Standar Nasional Indonesia.1992. Cara Uji
Cemaran Mikroba 01-2897-1992
2. Badan Standarisasi Nasional .
Usmiati, S. dan N, Nurdjanah. 2006.
Pengaruh Lama Perendaman dan
Cara Pengeringan Terhadap Mutu
Lada Putih. Jurnal. Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan
Pasca Panen Indonesia. Bogor
Wigati, D. 2009.Pengaruh Jenis Kemasan
dan Lama Penyimpanan Terhadap
Serangan Serangga dan Sifat Fisik
Ransum Broiler Starter Berbentuk
Crumble. Skripsi. Prodi. Ilmu
Nutrisi dan Teknologi Pangan.
Isntitut Pertanian Bogor. Bogor.
Yuhono, J.T. 2007. Sistem Agribisinis Lada
dan Strategi Pengembangannya.
Jurnal Litbang. Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatik.
Bogor

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 5, No.2, Januari 2016, 101 – 106

Anda mungkin juga menyukai