Anda di halaman 1dari 8

Nurliana, dkk

PENGUJIAN AWAL AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI MINYAK PLIEK U


DAN PLIEK U: MAKANAN TRADISIONAL ACEH

The Initial Antibacterial Activity Tests of Pliek U Oil and Pliek U:


an Acehnese Traditional Food

Nurliana1, Mirnawati Sudarwanto2, Lisdar I. Sudirman3 dan A. W. Sanjaya2


1Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Indonesia
2Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor, Bogor, Indonesia
3Fakultas MIPA, Institut Pertanian Bogor, Bogor, Indonesia

ABSTRAK

Penelitian awal ini diharapkan dapat mengetahui aktivitas antibakteri minyak pliek u
dan pliek u. Minyak pliek u terdiri atas minyeuk simplah (MS) dan minyeuk brok (MB). Pliek u
terdiri atas jenis ampas berdasarkan produksinya yaitu pliek u basah(Ap1) dan pliek u
kering(Ap2). Pliek u diekstrak dengan metanol pada konsentrasi 10% (berat/volume). Aktivitas
antibakteri minyak pliek u dan ekstrak metanol dari pliek u diuji terhadap Bacillus subtilis dan
empat strain Enteropatogenik Escherichia coli (EPEC) yang membentuk zona hambatan dengan
menggunakan metode difusi agar kertas cakram. Minyeuk simplah tidak memperlihatkan
aktivitas antibakteri. Minyeuk brok memperlihatkan aktivitas antibakteri sangat kecil yaitu 1-2
mm terhadap bakteri uji. Aktivitas antibakteri terbesar diperlihatkan oleh ekstrak metanol dari
pliek u kering dibandingkan pliek u basah berturut-turut yaitu 6,67-10,33 mm dan 6,00-7,33 mm.

Kata kunci: aktivitas antibakteri, pliek u, kelapa

ABSTRACT

This initial research was intended to detect antibacterial activity of pliek u oil and pliek u. Pliek u
oil consist of minyeuk simplah (MS) and minyeuk brok (MB), Pliek u consist of two kinds of solid waste
namely wet pliek u (Ap1) and dry pliek u (Ap2). Pliek u was methanol extracted at concentration 10%
(w/v). Pliek u oil and methanol extract of pliek u were evaluated for their antibacterial activity, against
Bacillus subtilis and four strains of Enterophatogenic Escherichia coli (EPEC) employing agar disc
diffusion method. No antibacterial activity was shown by MS. The MB exhibited a little effect 1-2 mm
against bacterial tests. The results demonstrated that the higher antibacterial activity was shown by dry
pliek u compare with wet pliek u with the inhibition zones from 6.67-10.33 mm and 6.00-7.33 mm
respectively.

Keywords: antibacterial activity, pliek u, coconut

151
J. Ked. Hewan Vol. 2 No. 2 September 2008

PENDAHULUAN pliek u juga dimanfaatkan secara turun


temurun oleh masyarakat Nanggroe Aceh
Minyak dan ampas pliek u merupa- Darussalam (NAD) sebagai obat untuk
kan makanan khas tradisional Aceh, dibuat menurunkan panas, sakit persendian, dan
dari daging buah kelapa yang difermentasi luka, sedangkan pliek u (patarana) diman-
selama beberapa hari (15-20 hari). Proses faatkan sebagai bumbu masak dan sambal.
pembuatan produk tersebut meliputi proses Sejarah telah membuktikan bahwa
fermentasi, pemerasan, dan sinar matahari hampir semua obat di dunia bersumber dari
selama proses penjemuran. Menurut tumbuh-tumbuhan, namun sejak ditemu-
Prabuseenivasan et al. (2006) untuk men- kan antibiotik di era tahun 1950-an,
dapatkan minyak cair aromatik atau penggunaan derivat tumbuh-tumbuhan
minyak esensial (minyak volatil) sebagai sebagai antimikroba semakin berkurang
produk komersial dapat dilakukan dengan (Cowan, 1999). Penggunaan ekstrak
cara pemerasan, fermentasi atau ekstraksi, tumbuh-tumbuhan dalam bentuk terapi
namun cara yang paling umum dilakukan alternatif sebagai antimikroba kembali
adalah destilasi uap. berkembang sejak tahun 1990, seiring
Proses pembuatan minyak pliek u dengan penelitian-penelitian yang dilaku-
dan pliek u diawali dengan membiarkan kan dan semakin meningkatnya resistensi
daging buah kelapa pada suhu kamar mikroba akibat pemakaian antibiotik yang
(proses fermentasi) sampai mengeluarkan tidak terkendali.
minyak, yang disebut minyak dingin Kelapa merupakan salah satu
(minyeuk leupi) atau minyeuk simplah, karena tumbuh-tumbuhan yang sudah dimanfaat-
tanpa pemerasan dan tidak kena sinar kan masyarakat dunia sejak ribuan tahun
matahari. Setelah proses fermentasi dan yang lalu. Daging buah dan minyak kelapa
pengambilan minyak selama lebih kurang terutama dimanfaatkan sebagai makanan
10 hari, kemudian proses penjemuran di dan juga sebagai obat. Kandungan lemak
bawah sinar matahari dan proses dalam daging dan minyak kelapa
pemerasan dengan alat khusus (apet, yaitu merupakan komponen fungsional yang
kayu penjepit; awe atau klah, yang terbuat sangat bermanfaat secara fisiologis, ter-
dari rotan, dan situk, yaitu pelepah pinang), utama sebagai antimikroba (Enig, 2002).
minyak pliek u yang diperoleh disebut Monogliserida yang terdapat dalam minyak
dengan minyeuk brok. Proses penjemuran kelapa mempunyai aktivitas antibakteri dan
dan pemerasan terus dilakukan untuk antivirus, serta tidak menimbulkan
mendapatkan pliek u. Pliek u disebut juga resistensi (Kabara, 2000). Asam-asam lemak
dengan nama lain yaitu patarana. Ada dua bebas dan monogliseridanya terbukti
jenis pliek u yang biasa dikonsumsi memiliki aktivitas antimikroba terhadap
masyarakat Aceh, yaitu pliek u basah berbagai mikroba (Nair et al., 2005).
(bentuknya padat dan berminyak) dan pliek Beberapa ekstrak dari bahan alami
u kering (tidak berminyak dan seperti diketahui memperlambat oksidasi lemak
serbuk kasar). dan menghambat pertumbuhan mikroba
Minyak pliek u terdiri dari minyeuk (Ahn et al., 2004).
simplah dan minyeuk brok yang digunakan Untuk mendukung manfaat minyak
sebagai minyak goreng, namun minyak pliek u dan pliek u sebagai makanan kesehatan

152
Nurliana, dkk

serta sebagai sumber antimikroba, maka gunakan metanol dengan konsentrasi


dilakukan pengujian awal terhadap (berat/volume) yaitu 10 g pliek u di-
keberadaan senyawa antibakteri dengan tambahkan metanol 100 ml. Menurut
melihat aktivitas antibakteri dari minyak Harborne (2006) dan Cowan (1999) produk-
dan pliek u dengan menggunakan prosedur produk alami dari tumbuh-tumbuhan
yang lazim berdasarkan kemampuannya dapat diekstraksi dengan menggunakan
menghambat bakteri uji. beberapa pelarut organik dari non polar
hingga pelarut yang lebih polar, seperti
heksan, kloroform, metanol, dan etanol.
MATERI DAN METODE Campuran pliek u dan metanol dimaserasi
menggunakan refrigerated incubator shaker
Minyak Pliek U dan Pliek U Innova 4230 (New Branswick Scientific, Edison,
Sampel diperoleh dari tempat USA) pada suhu 280 C selama dua kali 24
produksi skala rumah tangga yang jam dengan kecepatan 130 rpm, kemudian
berlokasi di Aceh Besar, Nanggroe Aceh disaring menggunakan fritted glass filter No.
Darussalam (NAD). Minyak pliek u terdiri 3 yang disambungkan dengan pompa.
dari minyeuk simplah (MS) dan minyeuk brok Selanjutnya dipekatkan menggunakan
(MB). Pliek u terdiri dari pliek u basah (Ap1) evaporator putar (Bütchi, Switzerland) pada
dan pliek u kering (Ap2). suhu 40-500 C dengan tekanan 337 mBar.
Ekstrak yang diperoleh dipekatkan lagi
Mikroba dan Media Uji dengan udara dari kompresor menjadi
Mikroba uji terdiri atas Bacillus ekstrak kasar.
subtilis yang diperoleh dari Laboratorium
mikrobiologi industri, ENSAIA, Nancy Pengujian Aktivitas Antibakteri
Perancis, yang dibiakkan dalam Triptone Aktivitas antibakteri minyak pliek u
Glucose Yeast agar semi solid, dengan kompo- dan ekstrak metanol dari pliek u diuji
sisi: 5 g tripton, 5 g yeast exract, 1 g glukosa, menggunakan metode difusi agar cakram
1 g K2HPO4, 7,5 g agar, dan 1 l aquades. kertas diameter 13 mm (Sudirman, 2005).
Enteropatogenik Escherichia coli (EPEC) Masing-masing ekstrak pliek u dan minyak
yang terdiri dari empat strain yaitu EPEC pliek u sebanyak 100 µl diteteskan di atas
D11.2, EPEC Rb1.2, EPEC 006.5, dan EPEC kertas cakram (Schleicher & Schuell,
E12.A, yang berasal dari laboratorium Jerman), dikeringkan dengan pengering
Bioteknologi Hewan, Pusat Penelitian rambut untuk menghilangkan pelarut,
Bioteknologi, IPB, Bogor. Media kultur kemudian disterilisasi dengan sinar UV
untuk EPEC menggunakan Luria Bertani (254 nm) selama 30 menit di dalam Laminar
agar semi solid, dengan komposisi: 5 g Airflow Cabinet (Formagro Karyanusa),
tripton; 2,5 g yeast extract, 5 g NaCl; 7,5 g diletakkan di atas media agar yang masing-
agar; dan 1 l aquades. masing mengandung mikroba uji B. subtilis
dan empat strain EPEC sebanyak 105 sel/ml
Ekstraksi Pliek U agar, dipreinkubasikan pada suhu 100 C
Ekstraksi dikerjakan sesuai dengan selama 3 jam, lalu diinkubasikan pada suhu
prosedur Sudirman (2005). Masing-masing pertumbuhan optimal B. subtilis dan EPEC
pliek u (Ap1 dan Ap2) diekstrak meng- yaitu 370 C selama 24 jam. Sebagai kontrol

153
J. Ked. Hewan Vol. 2 No. 2 September 2008

digunakan pelarut metanol tanpa ekstrak. et al. (2001) menggolongkan aktivitas


Setiap pengujian dilakukan tiga kali. minyak esensial dalam tiga golongan, yaitu
Aktivitas antibakteri diukur meng- sangat aktif (zona hambatan >8 mm), aktif
gunakan penggaris besi skala milimeter sedang (zona hambatan >6 - <8 mm), dan
berdasarkan zona hambatan yang terbentuk tidak aktif/tidak ada zona hambatan (zona
dan dikurangi dengan diameter kertas hambatan <6 mm). Kategori aktivitas
cakram, kemudian dirata-ratakan dari tiga penghambat beberapa minyak sedikit
kali pengujian. Data yang diperoleh di- berbeda dengan yang dikemukan oleh
analisis secara deskriptif, ditampilkan dalam Conner dan Beuchat (1984) yang disitasi
bentuk gambar, tabel dan grafik batang. oleh Elgayyar et al. (2001) yaitu sangat aktif
(zona hambatan >11 mm), aktif sedang
(zona hambatan >6 - <11 mm), dan tidak
HASIL DAN PEMBAHASAN aktif (zona hambatan <6 mm). Kesamaan
kedua pendapat tersebut adalah pada
Kemampuan minyak pliek u murni aktivitas suatu bahan yang tidak aktif
hasil fermentasi yang diekstraksi secara apabila zona hambatan terbentuk <6 mm.
alami untuk menghambat pertumbuhan Berdasarkan pengamatan di lapang-
beberapa bakteri dapat dilihat pada Tabel 1. an memperlihatkan minyeuk simplah (MS)
Berdasarkan rata-rata diameter setelah tidak sedikitpun kena sinar matahari dan
dikurangi diameter kertas cakram 13 mm, tanpa pemerasan, sedangkan aktivitas MB
zona hambatan terhadap B. subtilis dan bisa disebabkan karena minyak yang
EPEC yang disebabkan oleh aktivitas dihasilkan telah mengalami pemanasan dan
minyeuk simplah (S. putih/MS) menunjuk- hasil perasan telah terkumpul dalam MB,
kan tidak ada hambatan pertumbuhan walaupun aktivitasnya kecil. Aktivitas
terhadap kedua bakteri uji, sedangkan antibakteri yang berbeda dari minyak pliek
aktivitas minyeuk brok (S. kuning/MB) u bisa dipengaruhi oleh tahapan proses
menunjukkan hambatan pertumbuhan pembuatan, yaitu adanya proses pen-
sangat kecil yaitu rata-rata dari 1-2 mm. jemuran menggunakan sinar matahari dan
Zona hambatan yang disebabkan pemerasan. Menurut Maguire (2000) efek
MB terhadap bakteri uji tidak tergolong senyawa antimikroba sangat tergantung
mempunyai aktivitas antibakteri. Zona dari spesifik minyak yang bersangkutan,
hambatan yang terbentuk dalam penelitian misalnya berdasarkan metode ekstraksinya
ini dikelompokkan berdasarkan pendapat apakah menggunakan larutan organik atau
Ela et al. (1996) yang disitasi oleh Elgayyar tidak. Pengujian awal ini menunjukkan

Tabel 1. Hambatan pertumbuhan B. subtilis dan enteropatogenik E. coli (EPEC) yang


disebabkan oleh minyak pliek u

Rata-rata diameter zona hambatan pertumbuhan (mm)


Minyak Pliek u
B. subtilis EPEC 12.A EPEC 006.5 EPEC D11.2 EPEC Rb 1.2
MB 1 ± 0,00 2,33 ± 0,47 1,33 ± 0,47 1 ± 0,00 2 ± 0,00
MS 0 0 0 0 0

154
Nurliana, dkk

Tabel 2. Hambatan pertumbuhan B. Subtilis dan Enteropatogenik E. coli (EPEC) yang


disebabkan oleh ekstrak metanol dari pliek u
Jenis Pliek u Rata-rata diameter zona hambatan pertumbuhan (mm)
B. subtilis EPEC 12.A EPEC 006.5 EPEC D11.2 EPEC Rb 1.2
Pliek u basah
6 ± 0,00 7,33 ± 0,47 6 ± 0,82 7 ± 0,00 6 ± 0,82
(Ap1)
Pliek u kering
6,67 ± 0,47 10,33 ± 0,94 9,67 ± 1,25 9,67 ± 1,89 8,33 ± 1,25
(Ap2)

bahwa minyak tidak langsung menyebab- antimikroba dari ekstrak yang didapat.
kan aktivitasnya terhadap bakteri uji, Perbedaan aktivitas antibakteri dari ekstrak
artinya minyak pliek u belum terlalu ampas pliek u juga dipengaruhi oleh jenis
mengalami perubahan kimiawi yang bisa mikroba, yaitu sensitifitas dari masing-
berpengaruh terhadap aktivitas antibakteri. masing mikroba uji tersebut.
Menurut pendapat sebagian masyarakat Pengamatan terhadap pertumbuhan
Aceh, kedua jenis minyak tersebut mem- bakteri uji memperlihatkan bahwa EPEC
punyai khasiat yang berbeda sebagai obat, 12A lebih sensitif dibanding strain EPEC
mereka menyebutkan bahwa minyeuk brok lainnya. Sensitifitas bakteri tidak hanya
lebih berkhasiat, namun ada juga yang dipengaruhi oleh keberadaan membran
menyebut minyeuk simplah lebih berkhasiat. terluar bakteri, tetapi strain yang berbeda
Berdasarkan pengujian menunjuk- dalam satu spesies juga memperlihatkan
kan bahwa ekstrak metanol pliek u (Ap1) sensitifitas yang berbeda. Menurut Entani et
mempunyai aktivitas lebih kecil terhadap B. al. (1998) ternyata EPEC lebih sensitif di-
subtilis dan empat strain EPEC dibanding- bandingkan enterohemoragik E. coli (EHEC),
kan Ap2 (Tabel 2), rata-rata diameter zona walaupun perbedaan tersebut tidak terlalu
hambatan pertumbuhan terhadap B. subtilis besar. Adanya perbedaan tingkat inaktivasi
yang disebabkan oleh kedua jenis pliek u oleh senyawa antimikroba dapat disebab-
Ap1 dan Ap2 yaitu masing-masing kan oleh fase pertumbuhan mikroba,
6,00±0,00 dan 6,67±0,47. Pengujian aktivitas dimana pertumbuhan sel-sel pada fase log
ekstrak metanol pliek u terhadap empat lebih sensitif dan lebih mudah dibunuh
strain EPEC (EPEC 12 A, EPEC 006.5, EPEC dibandingkan pada fase stasioner.
D11.2, dan EPEC Rb 1.2), menunjukkan Strain-strain enteropatogenik E. coli
bahwa hambatan terbesar juga disebabkan yang digunakan sebagai mikroba uji
oleh ekstrak pliek u Ap2, namun terlihat memiliki sensitifitas yang berbeda terhadap
perbedaan zona hambatan di antara strain- beberapa antibiotik. Waturangi (1995) dan
strain tersebut, yaitu masing-masing Sudirman (2005) menyebutkan EPEC 006.5
10,33±0,94; 9,67±1,25; 9,67±1,89; dan dan Rb 1.2 sensitif terhadap kloramfenikol
8,33±1,25. Adanya perbedaan aktivitas namun resisten terhadap ampisilin dan
antibakteri dapat disebabkan oleh per- tetrasiklin, sedangkan EPEC E12.A sensitif
bedaan jenis pliek u (lama penjemuran dan terhadap ampisilin dan kloramfenikol,
adanya pemerasan), jenis pelarut, dan jenis namun resisten terhadap tetrasiklin,
mikroba uji. Menurut Cowan (1999) jenis selanjutnya EPEC D11.2 sensitif terhadap
pelarut yang digunakan dalam proses ketiga antibiotik tersebut.
ekstraksi akan mempengaruhi aktivitas

155
J. Ked. Hewan Vol. 2 No. 2 September 2008

Gambar 1. Aktivitas minyak pliek u (minyeuk brok/MB dan minyeuk


simplah/MS) terhadap enteropatogenik E. coli strain 12.A

Pengamatan awal terhadap aktivitas Menurut Enig (2002) minyak dan


minyak pliek u dan ekstrak metanol dari ampas kelapa mengandung asam lemak
pliek u menggunakan metode difusi agar jenuh yang terdiri atas asam laurat sekitar
dengan kertas cakram menunjukkan 40-60%. Besarnya komponen tersebut
adanya perbedaan zona hambatan sangat erat hubungannya dengan fungsinya
pertumbuhan enteropatogenik E. coli 12A sebagai senyawa antibakteri. Monogliserida
(Gambar 1). Suatu aktivitas senyawa (monolaurin) efektif terhadap patogen-
antimikroba juga sangat dipengaruhi oleh patogen potensial seperti Listeria
jenis uji yang digunakan. Menurut Branen monocytogenes (Wang dan Johnson, 1992;
(1993) apabila aktivitas antimikroba yang Wang et al., 1993). Derivat asam lemak yang
diuji menggunakan difusi agar dengan berasal dari susu memberikan efek
kertas cakram sangat dipengaruhi oleh jenis terhadap Staphylococcus aureus, Streptococcus
dan ukuran kertas cakram yang digunakan, agalactiae grup A, F dan G, dan bakteri
pH, sifat media yang digunakan, Gram negatif misalnya Vibrio parahae-
konsentrasi dan kemampuan berdifusi molyticus dan Helicobacter pylori dan sebagai
antimikroba ke dalam media, bahan lain antiprotozoa terhadap Giardia lamblia,
yang terbawa dengan senyawa tersebut, namun memberikan efek yang sangat kecil
dan jenis mikroba yang digunakan. pada bakteri saluran pencernaan umum
Secara umum zona hambatan yang seperti E. coli dan Salmonella enteritidis
terbentuk pada E. coli dan juga terhadap B. (Isaacs dan Thormar, 1991). Menurut
subtilis disebabkan senyawa antimikroba Quattara et al. (1997) asam laurat dan asam
yang terdapat dalam minyak dan ampas palmitoleat dalam bentuk analytical grade
pliek u, senyawa tersebut mampu me- mempunyai aktivitas anti-bakteri terhadap
ngontrol fungsi membran sel mikroba uji, Carnobacterium piscicola, Lactobacillus
walaupun mikroba uji termasuk mikroba curvatus dan Lactobacillus sake, tidak aktif
yang resisten terhadap beberapa antibiotik. terhadap Brochothrix thermospacta, Pseudomonas
Efek antibakteri dapat beraksi pada fluorescens dan Serratia liquefaciens.
beberapa target sasaran pada membran
bakteri, sehingga menyebabkan kerusakan
atau autolisis dan juga terhambatnya
pertumbuhan atau bahkan kematian sel
(Ahn et al., 2004).

156
Nurliana, dkk

KESIMPULAN from plants against selected


pathogenic and saprophytic
microorganism. J. Food Protect. 64
Berdasarkan hasil penelitian ini
(7):1019-1024.
dapat disimpulkan bahwa minyak pliek u
tidak mempunyai aktivitas terdahap B. Enig, M.G. 2002. Coconuts : In support of
subtilis dan EPEC, namun ekstrak metanol good health in the 21st century.
dari pliek u kering dan pliek u basah Extracted from Nexus Magazine.
9(2). editor@nexusmagazine.com.
mempunyai aktivitas antibakteri dengan
aktivitas tergolong sedang hingga sangat Entani, E., M. Asai, S. Tsujihata, Y.
aktif mulai 6,00-10,33 mm. Penelitian ini Tsukamoto, and M. Ohta. 1998.
perlu dilanjutkan untuk mendukung pliek u Antibacterial action of vinegar
sebagai makanan tradisional dari Aceh, against food-borne pathogenic
bacteria including Escherichia coli
terutama segala aspek yang mempengaruhi
O157:H7. J. Food Protect. 61(8):953-
peluang pliek u sebagai sumber antimikroba. 959.

Harborne, J.B. 2006. Metode Fitokimia.


DAFTAR PUSTAKA Cetakan ke-4. Padmawinata, K. dan
I. Soediro (penerjemah). Mansoor, S.
Ahn, J., I.U. Grün, and A. Mustapha. 2004. (editor). ITB Bandung.
Antimicrobial and antioxidant
activities of natural extracts in vitro Isaacs, C.E. and H. Thormar. 1991. The Role
and in ground beef. J. Food Protect. of Milk-derived Antimicrobial
67(1):148-155. Lipids as Antiviral and Antibacterial
Agents. In Immunology of Milk
Branen, A.L. 1993. Introduction to Use of and the Neonate. Mestecky, J. (ed),
Antimicrobials. In Antimicrobials in Plenum Press, New York.
Foods. Davidson, P.M. and A.L.
Branen (editor) 2nd ed. Marcell Kabara, J.J. 2000. Health oils from the tree of
Dekker, Inc. New York, Basel. life (nutritional and health aspects of
coconut oil). In Sustainable Coconut
Conner, D.E. and L.R. Beuchat. 1984. Effect Industry in the 21st Century.
of essential oils from plants on Proceeding of the XXXVII Cocotech
growth of spoilage yeasts. J. Food Meeting/ICC 2000. Chennal, India.
Sci. 49:429-434.
Maguire, M. 2000. Re: how do essential oil
Cowan, M.M. 1999. Plant produtcs as interact with bacteria to suppress
antimicrobial agents. Clinical bacterial growth? MadSci Network:
Microbiol. Oct:564-582. Biochemistry. Webad min@www.
madsci.org.
Ela, M.A., N.S. El-Shaer, and N.B. Ghanem.
1996. Antimicrobial evaluation and Nair, M.K.M., J. Joy, P. Vasudevan, L.
chromatographic analysis of some Hinckley, T.A. Hoagland, and K.S.
essential and fixed oils. Pharmazie Venkitanarayanan. 2005. Anti-
51:993-995. bacterial effect of caprylic acid and
monocaprylin on major bacterial
Elgayyar M., F.A. Draughon, D.A. Golden, mastitis pathogens. J. Dairy Sci.
and J.R. Mount. 2001. Anti- 88:3488-3496.
microbial activity of essential oils

157
J. Ked. Hewan Vol. 2 No. 2 September 2008

Prabuseenivasan, S., M. Jayakumar, and S. Wang, L.L. and E.A. Johnson. 1992.
Ignacimuthu. 2006. In vitro Inhibition of Listeria monocytogenes
antibacterial activity of some plant by fatty acids and monoglycerides.
essential oils. BMC Comple-mentary App. Environ. Microbiol. 2:624-629.
and Alternative Medicine.
http://www.bimedcentral.com/1472- Wang, L.L., B.K. Yang, K.L. Parkin, and E.A.
6882/6/39. Johnson. 1993. Inhibition of Listeria
monocytogenes by monoacyl-
Quattara, B., R.E. Simard, R.A. Holley, G.J.- glycerols synthesized from coconut
P. Piette, and A. Bégin. 1997. oil and milkfat by lipase-catalized
Antibacterial activity of selected glycerolysis. J. Agric. Food Chem.
fatty acids and essential oils against 41:1000-1005.
six meat spoilage organism. Int. J.
Food Microbiol. 37:155-162. Waturangi, D.E. 1995. Resistensi mikroba
terhadap antibiotik dan profil
Sudirman, L.I. 2005. Antimicrobial plasmid dari galur-galur Escherichia
compounds from tropical mush- coli enteropatogenik. Skripsi.
rooms. International Seminar on Fakultas Matematika dan Ilmu
Microbial Biotechnology and Pengetahuan Alam, Institut
Bioprospecting. Dec 3 , Jakarta.
rd
Pertanian Bogor. Bogor.

158

Anda mungkin juga menyukai