ABSTRAK
Daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) telah terbukti memiliki berbagai macam aktivitas
farmakologi. Kandungan kimia yang terkandung dalam daun katuk yang berperan dalam
memberikan aktivitas farmakologi tersebut. Skrining fitokimia bertujuan memberikan gambaran
tentang golongan senyawa yang terkandung dalam tanaman yang sedang diteliti. Skrining
fitokimia yang dilakukan terhadap daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) meliputi
pemeriksaan alkaloid, steroid/triterpenoid, saponin, tanin, polifenol, glikosida dan flavonoid. Hasil
uji skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etanol 90% daun katuk (Sauropus androgynus
(L.) positif mengandung senyawa golongan alkaloid, triterpenoid, saponin, glikosida dan flavonoid.
ABSTRAC
Katuk leaves (Sauropus androgynus (L.) Merr.) Have been shown to have a variety of activities
pharmacology. Chemical content contained in katuk leaves which plays a role in giving the
pharmacological activity. Phytochemical screening aims to provide a description of the group
compounds contained in plants that are being studied. Phytochemical screening carried out on katuk
leaves (Sauropus androgynus (L.) Merr.) Includes examination of alkaloids, steroids / triterpenoids,
saponins, tannins, polyphenols, glycosides and flavonoids. Phytochemical screening test results showed
that 90% ethanol extract of katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) Leaves positively contained
alkaloid, triterpenoid, saponin, tannin, polyphenol, glycoside and flavonoid compounds.
berperan langsung sebagai antibiotik dengan batang pengaduk, pipet ukur, sendok tanduk,
mengganggu fungsi mikroorganisme seperti tabung reaksi, timbangan elektrik.
bakteri atau virus dan juga dapat meningkatkan Untuk Pembuatan Ekstrak : Ekstraksi
imunitas tubuh (Middleton et al. 2000). Untuk dilakukan secara maserasi. Sebanyak 400 g
mengetahui kandungan kimia yang terkandung serbuk daun katuk direndam dengan 3 L n-
pada daun katuk (Sauropus androgynus (L.) heksan, ditutup, dibiarkan selama 5 hari
Merr.) maka perlu dilakukan penentuan terlindung dari cahaya sambil diaduk berulang-
kandungan kimia (Vallisuta, 2012). ulang, dan disaring. Ampas hasil penyaringan
Skrining fitokimia dilakukan untuk diremaserasi kembali dengan 1 L n-heksan,
memberikan gambaran tentang golongan ditutup, dibiarkan selama 2 hari terlindung dari
senyawa yang terkandung dalam tanaman yang cahaya sambil diaduk berulang-ulang, dan
diteliti. Metode skrining fitokimia dilakukan disaring. Sebanyak 375 g ampas hasil maserasi
dengan pengujian warna dengan menggunakan dengan pelarut n-heksan dimaserasi
suatu pereaksi warna (Widayanti dkk., 2009). menggunakan 2,8 L etil asetat, ditutup, dibiarkan
Hal yang berperan penting dalam skrining selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil
fitokimia adalah pemilihan pelarut dan metode diaduk berulang-ulang, dan disaring. Ampas
ekstraksi (Kristianti dkk., 2008). hasil penyaringan diremaserasi kembali dengan
Pada penelitian ini dilakukan skrining 0,9 L etil asetat, ditutup, dibiarkan selama 2 hari
fitokimia ekstrak etanol 90% daun katuk. Tujuan terlindung dari cahaya sambil diaduk berulang-
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ulang, dan disaring.
golongan kandungan kimia yang terkandung Sebanyak 350 g ampas hasil maserasi
dalam ekstrak etanol 90% daun katuk (Sauropus dengan etil asetat dimaserasi dengan 2,6 L
androgynus (L.) Merr.). etanol, ditutup, dibiarkan selama 5 hari
terlindung dari cahaya sambil diaduk berulang-
2. METODE PENELITIAN ulang, dan disaring. Sari 1 ditutup dan disimpan
terlindung dari cahaya. Ampas diremaserasi
Bahan tanaman yang digunakan berupa
kembali dengan 0,8 L etanol, ditutup, dibiarkan
simplisia daun katuk (Sauropus androgynus (L.)
selama 2 hari terlindung dari cahaya sambil
Merr.) Metode pengambilan simplisia
diaduk berulang-ulang, dan disaring. Sari 2
menggunakan teknik purposive sampling. Daun
dikumpulkan dengan sari 1 dan diuapkan dengan
katuk yang diambil adalah daun utuh yang
rotary evaporator sehingga dihasilkan kstrak
berwarna hijau, tidak kecoklatan dan tidak
kental (BPOM, 2010).
kekuningan dengan ukuran yang bervariasi.
Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol 90% Daun
Sebanyak 1 Kg daun dicuci dengan air hingga
Katuk Skrining fitokimia terhadap ekstrak daun
bersih, dilakukan penirisan, dan dikering
katuk meliputi pemeriksaan alkaloid, steroid dan
anginkan hingga rapuh. Daun kering ditimbang
triterpenoid, saponin, dan tanin dan polifenol,
kembali, dan dihaluskan dengan belender.
glikosida dan flavonoid.
Serbuk halus hasil belender dikumpulkan dan
Uji Skrining Fitokimia : a. Uji alkaloid
ditimbang (Menkes, 2009).
Sebanyak 0,5 g ekstrak ditambahkan 1 mL asam
Bahan-bahan yang digunakan untuk skrining
klorida 2 N dan 9 mL air, dipanaskan diatas
fitokimia yaitu asam borat P, asam oksalat P,
penangas air selama 2 menit, didinginkan dan
asam asetat anhidrat p.a. (Merck), eter P,
disaring. Filtrat dipindahkan masing-masing 3
kloroform (Brataco), asam klorida p.a. (Merck),
tetes ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 2
asam sulfat p.a. (Merck), aseton P p.a. (Merck),
tetes larutan pereaksi (LP) Meyer, Bouchardat,
pereaksi Dragendroff, pereaksi Mayer, larutan
dan Dragendorf ke dalam masing-masing tabung
besi (III) klorida 10%. Alat yang digunakan
reaksi. Jika terdapat alkaloid maka dengan LP
dalam penelitian ini yaitu pipet tetes, cawan
Meyer terbentuk endapan menggumpal putih
porselen, gelas ukur, erlenmeyer, gelas beker,
atau kuning, dengan LP Bouchardat terbentuk
86
88
Pemeriksaan steroid dan terpenoid dilakukan Casillas R.F., 2012. Cytotoxic Activity of Agave
dengan penambahan pereaksi Lieberman Lechuillla Torr. African Journal of
Burchard yang terdiri dari asam asetat dan asam Biotechnology Vol. 11.
sulfat pekat. Adanya terpenoid akan ditandai
dengan timbulnya warna merah sedangkan Chanjaya ,C., Susanti, N.M.P, Leliqia, N.P.E,
steroid ditandai dengan munculnya warna biru. Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap
Hasil pengamatan uji terpenoid dan steroid Aktivitas Antioksidan Minuman
didapatkan hasil positif ditandai dengan Kombucha Lokal Di Bali Dengan Substrat
terbentuknya warna biru. Produk Gambir , Jurnal Farmasi Udayana:
Vol. 3, No. 1, Tahun 2014.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Depkes RI.1995. Materia Medika Indonesia.
Ekstrak etanol daun katuk ((Sauropus Jilid VI. Direktorat Jendral Pengawasan
androgynus L.) skrining fitokimia daun Obat dan Makanan,Jakarta.
katuk diperoleh bahwa daun katuk
mengandung alkaloid, tannin, flavonoid, Dewi, I.D.A.D.Y., Astuti, K.W., Warditiani,
saponin, triterpenoid, dan steroid hasilnya N.K. 2013. Identifikasi Kandungan Kimia
negative Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia
Saran dari penelitian ini adalah untuk
mangostana L.). Jurnal Farmasi Udayana
melakukan penelitian lebih lanjut untuk
melakukan isolasi golongan senyawa yang 2 (4): 13-18.
berkhasiat pada tumbuhan tersebut dan
melakukan uji farmakologi. Ditjen POM. 2000. Farmakope Herbal.
Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
6. REFERENSI
Arum, Y. P., Supartono., dan Sudarmin. 2012.
Isolasi Dan Uji Daya Antimikroba
Ekstrak Daun Kersen (Muntingia
calabura). Jurnal MIPA. 35 (2).