Anda di halaman 1dari 7

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTIOKSIDAN

DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEREDAMAN


RADIKAL DPPH EKSTRAK ETANOL
DAUN Cordia myxa L.

Rezki Amriati Syarif1, Muhajir, Aktsar Roskiana Ahmad, Abd. Malik


Universitas Muslim Indonesia, Jl. Urip Sumiharjo KM 5
Makassar 90132, Indonesia
1
amriati.syarif@ymail.com

ABSTRACT
Cordia myxa L .leaf is a plant from Boraginaceae family which is traditionally used as
medicine of several skin diseases . The purpose of thid research is to know the chemical
compound antioxidant activity of ethanolic extract of Cordia myxa L. leaf. The used
extraction method was maceration method using 70% as solvent. Identification of
coumpound group used color reaction and precipitation method respectively. While
antioxidant activity test used free radical scavenging method of DPPH (1,1-dyphenyl-2
pycril Hydrazil). From the extraction result, that was found that %redamen of ethanolic
extract of Cordia myxa L .leaf 2.76%. While the determination of chemical compound
showed that ethanolic extcract of Cordia myxa L .leaf containing steroid, flavonoid,
saponin, and phenol. The result antioxidant activity assay showed that ethanolic extract
of Cordia myxa L .leaf has intermediate free antiradical activity with IC50 value 54.92
µg/mL. But it is potensial is lower than Quarcetin which has IC50 value 0.52 µg/mL.

Keywords : Antioxidant, ethanolic extract, Cordia myxa L. leaf, DPPH, IC50 value

I. PENDAHULUAN hidup dan pola makan yang tidak benar serta


Latar Belakang bertambahnya usia menyebabkan produksi
Kesibukan, polusi, kontaminasi, antioksidan dalam tubuh semakin berkurang
radiasi (matahari dengan lapisan ozon tipis), sehingga kita memerlukan antioksidan dari
kelelahan, stress dan berbagai penyakit yang luar tubuh (Kumalaningsih, 2007).
ditimbulkannya akan berakibat tubuh Antioksidan adalah senyawa yang
mengeluarkan oksigen radikal atau radikal memiliki struktur molekul yang dapat
bebas yang berlebihan. Radikal bebas memberikan elektronnya dengan cuma-cuma
menimbulkan banyak masalah kesehatan kepada molekul radikal bebas tanpa
(Mukarromah, 2010). Suatu radikal bebas terganggu sama sekali dan dapat
ialah atom atau gugus apa pun yang memutuskan reaksi berantai dari radikal
memiliki satu atau lebih elektron tak bebas. Antioksidan banyak kita temukan
berpasangan. Ciri umum dari hampir semua dalam makanan yang berasal dari tumbuh-
radikal bebas ialah kereaktifan kimia yang tumbuhan (Yuliarti, 2008).
tinggi yang dikaitkan dengan kecenderungan Penemuan obat baru dan kebutuhan
elektron untuk terdapat sebagai pasangan sediaan obat baru terus meningkat sejalan
(Pine, 1988). Dalam bidang medis, diketahui dengan adanya tuntutan akan perbaikan
bahwa radikal bebas merupakan biang keladi standar kesehatan manusia dapat diperoleh
berbagai keadaan patologis seperti penyakit melalui penggunaan obat yang lebih efektif
liver, jantung koroner, kanker, diabetes, dan efisien. Salah satu cara yang dapat
katarak, penyakit hati, dan berbagai proses dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut
penuaan dini (Sinly, 2008). antara lain adalah dengan optimalisasi
Di dalam tubuh kita terdapat pemanfaatan tanaman obat yang sudah
senyawa yang dapat menangkal radikal banyak digunakan dan terbukti secara
bebas yang disebut antioksidan. Namun pola empiris memberi efek pengobatan.

Jurnal Fitofarmaka Indonesia, Vol 2 No. 1


1
Cordia myxa L. memiliki beberapa sulfat pekat. Terbentuknya larutan
manfaat dalam pengobatan. Dalam beberapa berwarna merah untuk pertama kali
penelitian Cordia myxa L. telah dilaporkan kemudian berubah menjadi biru dan hijau
memiliki efek farmakologi seperti anti tukak menunjukkan reaksi positif (Harborne,
lambung, aktivitas hepatoprotective, anti 1984).
inflamasi, anti diabetes, penyakit b. Flavonoid
degenerativ, anti mikroba, dan berpotensi Sari 0,5 g serbuk yang diperiksa atau sisa
sebagai antioksidan (Hussain, 2013). kering 10 mL sediaan berbentuk cairan,
Berdasarkan hal tersebut diatas, dengan 10 mL metanol P, menggunakan
maka akan dilakukan penelitian pengujian alat pendingin balik selama 10 menit.
aktifitas antioksidan dari tumbuhan Cordia Saring panas melalui kertas saring kecil
myxa L. untuk menambah data ilmiah berlipat, encerkan filtrat dengan 10 mL
tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat. air. Setelah dingin tambahkan 5 mL eter
minyak tanah P, kocok hati-hati diamkan.
II. METODE PENELITIAN Ambil lapisan metanol, uapkan pada
A. Pengambilan dan Pengolahan sampel suhu 40o dibawah tekanan. Sisa
Sampel daun Cordia myxa L. dilarutkan dalam 5 mL etil asetat P,
diambil di Kab. Enrekang. Daun yang telah saring. Kemudian, uapkan hingga kering
diambil kemudian dibersihkan dari kotoran 1 mL larutan percobaan, basahkan sisa
yang melekat dengan menggunakan air dengan aseton P, tambahkan sedikit
mengalir lalu dikeringkan dengan cara serbuk halus asam borat P dan serbuk
diangin-anginkan. Selanjutnya dihaluskan, halus oksalat P, panaskan hati-hati diatas
kemudian siap untuk diekstraksi. tangas air dan hindari pemanasan yang
berlebihan. Campur sisa yang diperoleh
B. Ekstraksi dengan 10 mL eter P. Amati dengan sinar
Serbuk daun Cordia myxa L. UV 366 nm, larutan berfluorosensi
sebanyak 300 g dimasukkan ke dalam kuning intensif, menunjukkan adanya
wadah maserasi, lalu ditambahkan pelarut flavonoid (Departemen Kesehatan RI,
etanol sebanyak 2000 mL hingga simplisia 1978).
tersebut terendam, dibiarkan selama 3 hari c. Saponin / Uji busa
dalam bejana tertutup dan terlindung dari Saponin dapat dideteksi denan uji busa
cahaya matahari langsung sambil diaduk dalam air panas. Busa yang stabil selama
secara periodik, setelah 3 x 24 jam 30 menit dan tidak hilang pada
dilakukan penyaringan dan ampasnya penambahan 1 tetes HCl 2 N
dimaserasi kembali dengan cairan penyari menunjukkan adanya saponin (Harborne,
yang baru. Maserasi dilakukan sebanyak 3 1984).
kali dan diperoleh ekstrak metanol cair. d. Fenol
Hasil penyarian yang diperoleh kemudian Sebanyak 1 gram sampel diekstrak
diuapkan dengan menggunakan rotavapor dengan 20 ml etanol 70%. Larutan yang
sehingga akan diperoleh ekstrak kental. dihasilkan diambil sebanyak 1 ml
kemudian ditambahkan 2 tetes larutan
C. Pengujian Fitokimia FeCl3 5%. Terbentuknya warna hijau
Uji fitokimia dilakukan untuk atau hijau biru menunjukkan adanya
mengetahui ada tidaknya komponen- senyawa fenol dalam bahan (Harborne,
komponen bioaktif yang terdapat pada 1984).
ekstrak metanol daun Cordia myxa L. yang e. Alkaloid
memiliki aktivitas antioksidan tertinggi. Uji Ekstrak etanol 70% dimasukkan kedalam
fitokimia meliputi uji alkaloid, uji masing-masing tabung reaksi kemudian
steroid/triterpenoid, flavonoid, saponin, ditetesi (Harborne, 1984) :
fenol hidrokuinon. 1. HCl 0,5 N dan pereaksi Mayer, jika
a. Steroid/ triterpenoid mengandung alkaloid maka akan
Sejumlah sampel dilarutkan dalam 2 ml menghasilkan endapan kuning.
kloroform dalam tabung reaksi yang 2. HCl 0,5 N dan pereaksi Bauchardat,
kering. Lalu, ke dalamnya ditambahkan jika mengandung alkaloid maka
10 tetes anhidra asetat dan 3 tetes asam akan menghasilkan endapan coklat.

Jurnal Fitofarmaka Indonesia, Vol 2 No. 2


1
3. HCl 0,5 N dan pereaksi Dragendrof, 4. Masing-masing larutan stok dipipet
jika mengandung alkaloid akan 0,75 mL kemudian dicukupkan
menghasilkan endapan jingga. dengan metanol p.a sampai volume
akhir 5 mL (75 ppm).
D. Uji Aktivitas Antioksidan 5. Masing-masing larutan stok dipipet
Pengujian aktivitas antioksidan 1,0 mL kemudian dicukupkan dengan
dengan metode peredaman radikal DPPH metanol p.a sampai volume akhir 5
merujuk pada prosedur Brand William, et. mL (100 ppm).
al., (1995) dan Ahmad, et. al., (2012). 6. Masing-masing larutan stok dipipet
a.Uji Pendahuluan 1,5 mL kemudian dicukupkan dengan
Ekstrak metanol daun Cordia myxa L. metanol p.a sampai volume akhir 5
ditotolkan pada lempeng KLT kemudian mL (150 ppm).
dielusi dengan menggunakan eluen e.Pembuatan Larutan Pembanding
Heksan:Etil Asetat (3:7). Lempeng KLT Dibuat larutan stok 50 ppm dengan cara
disemprot dengan menggunakan 1,1- menimbang kuersetin setara 5 mg dan
Diphenyl-2-Picryl Hydrazil (DPPH) dan dilarutkan dengan metanol p.a sambil
dibiarkan mengering hingga terjadi diaduk dan dihomogenkan lalu cukupkan
perubahan dari warna ungu ke kuning. volumenya hingga 100 mL, kemudian
b. Penentuan Panjang Gelombang dilakukan pengenceran :
Maksimal 1. Masing-masing larutan stok dipipet
Penentuan panjang gelombang 0,2 mL kemudian dicukupkan dengan
maksimum terhadap larutan DPPH metanol p.a sampai volume akhir 5
dilakukan dengan cara mengukur pada mL (2 ppm).
panjang gelombang 400-700 nm, 2. Masing-masing larutan stok dipipet
kemudian dari hasil pengukuran 0,4 mL kemudian dicukupkan dengan
ditentukan panjang gelombang metanol p.a sampai volume akhir 5
maksimumnya. mL (4 ppm).
c.Pembuatan Larutan DPPH 3. Masing-masing larutan stok dipipet
Larutan DPPH dibuat dengan cara 0,6 mL kemudian dicukupkan dengan
menimbang DPPH sebanyak 5 mg, metanol p.a sampai volume akhir 5
kemudian dilarutkan dengan mL (6 ppm).
menggunakan 100 mL pelarut metanol 4. Masing-masing larutan stok dipipet
p.a (50 ppm). 0,8 mL kemudian dicukupkan dengan
metanol p.a sampai volume akhir 5
d. Pembuatan Larutan Sampel mL (8 ppm).
Dibuat larutan stok 500 ppm dengan cara f. Pengukuran Blangko
menimbang ekstrak metanol daun Cordia Larutan DPPH sebanyak 3,5 mL
myxa L. sebanyak 12,5 mg dan ditambahkan metanol pa 0.5 mL,
dilarutkan dengan metanol p.a sambil kemudian di inkubasi pada suhu 37o C
diaduk dan dihomogenkan lalu cukupkan selama 30 menit, selanjutnya diukur
volumenya hingga 25 mL. selanjutnya serapannya pada panjang gelombang
dilakukan pengenceran : maksimum (Ahmad, et. al., 2012).
1. Masing-masing larutan stok dipipet g. Pengukuran Aktivitas Antioksidan
0,1 mL kemudian dicukupkan dengan sampel
metanol p.a sampai volume akhir 5 Pengujian dilakukan dengan memipet
mL (10 ppm). 500 µL larutan sampel dari berbagai
2. Masing-masing larutan stok dipipet konsentrasi. Kemudian masing-masing
0,2 mL kemudian dicukupkan dengan ditambahkan 3,5 mL DPPH 50 ppm dan
metanol p.a sampai volume akhir 5 dicukupkan volumenya dengan
mL (20 ppm). metanol p.a sampai 4,0 mL dalam labu
3. Masing-masing larutan stok dipipet tentukur. Campuran kemudian disonikasi
0,5 mL kemudian dicukupkan dengan dan diinkubasi selama 30 menit pada
metanol p.a sampai volume akhir 5 suhu 370C, lalu serapannya diukur pada
mL (50 ppm). panjang gelombang maksimal (Ahmad,
et. al., 2012).

Jurnal Fitofarmaka Indonesia, Vol 2 No. 3


1
h. Penghitungan nilai IC50 B = Nilai serapan sampel
Nilai IC50 dihitung menggunakan
persamaan regresi. Larutan sampel 0,1 III. Hasil Dan Pembahasan
mL ditambahkan dengan 3,5 mL larutan Tabel 1. Persen rendamen
DPPH, dikocok hingga homogen,
diinkubasi pada suhu 37oC selama 30 Berat
Berat
menit dan diukur serapannya pada sampel Rendamen
Pelarut ekstrak
panjang gelombang 517 nm. Perlakuan kering (%)
(g)
yang sama dilakukan pada kuarsetin (g)
sebagai baku pembanding. Persentase
peredaman radikal DPPH dihitung Metanol 300 8,29 2,76
dengan persamaan (Ahmad,et al., 2012) :
% peredaman = () x 100%
Dimana: A = Nilai serapan blangko

Tabel 2. Hasil pengukuran absorbansi, persen inhibisi, dan nilai IC50 ekstrak etanol daun Cordia
myxa L dan pembanding kuarsetin

IC50
Konsentrasi Absorbansi % inhibisi
Sampel (ppm) ( g/mL)
50 - -
Blanko DPPH 1,411

ekstrak etanol 10 0,965 31,60


daun Cordia 20 0,950 32,67
myxa L. 50 0,914 35,22 54,92
75 0,904 35,93
100 0,890 36,92
150 0,885 37,27

2 0,762 45,99
4 0,727 48,47
kuarsetin 6 0,650 53,93 0,52
8 0,582 58,75

Tabel 3. Hasil penapisan fitokimia berperan mencegah berbagai macam


penyakit. Penelitian ini menggunakan daun
Pengujian Keterangan Cordia myxa L. untuk memberikan data
secara ilmiah dan metode ekstraksi yang
Steroid + digunakan adalah metode maserasi yang
Flavonoid + merupakan salah satu metode ekstraksi
dingin. Metode ini tidak merusak komponen
Saponin +
kimia daun Cordia myxa L. karena tidak
Fenol hidrokuinon + adanya pemanasan dalam proses ekstraksi.
Alkaloid + Proses ekstraksi dilakukan menggunakan
Keterangan : + = ada ; - = tidak ada cairan penyari etanol 70%. Dimana pelarut
ini dipilih karena memiliki kemampuan
Antioksidan merupakan senyawa untuk menarik senyawa polar dan beberapa
yang berguna mengatasi kerusakan oksidatif senyawa nonpolar.
akibat radikal bebas dalam tubuh sehingga

Jurnal Fitofarmaka Indonesia, Vol 2 No. 4


1
Ekstrak daun Cordia myxa L. yang masing ekstrak etanol daun Cordia myxa
diperoleh dari maserasi menggunakan dan kuersetin dilakukan. Persen inhibisi
pelarut etanol 70% diuji komponen adalah kemampuan suatu bahan untuk
bioaktifnya menggunakan metode fitokimia. menghambat aktivitas radikal bebas yang
Pengujian ini akan menghasilkan komponen berhubungan dengan konsentrasi suatu
bioaktif apa saja yang terdapat pada pelarut sampel. Sedangkan nilai IC50 sendiri
tersebut. Uji fitokimia dipilih karena dapat merupakan salah satu parameter yang biasa
mendeteksi komponen bioaktif yang tidak digunakan untuk menginterpretasikan hasil
terbatas hanya pada metabolit sekunder saja, dari pengujian DPPH, makin rendah nilai
tetapi juga terhadap metabolit primer yang IC50 dari suatu sampel maka
memberikan aktivitas biologis fungsional, kemampuannya sebagai antioksidan semakin
seperti protein dan peptide (Apriandi, 2011). besar.
Dari hasil ekstraksi diperoleh Menurut Phongpaichit, et. al.,
persen rendamen ekstrak etanol daun Cordia (2007), suatu senyawa dikatakan sebagai
myxa L sebesar 2,76% yang diekstrasi antiradikal bebas sangat kuat apabila nilai
dengan 2 L pelarut. IC50 < 10 g/mL, kuat apabila nilai IC50
Uji fitokimia yang dilakukan pada antara 10-50 g/mL, sedang apabila nilai
penelitian ini, meliputi uji flavonoid, IC50 berkisar antara 50-100 g/mL, lemah
saponin, fenol, terpen dan steroid. Adapun apabila nilai IC50 berkisar antara 100-250
hasil uji fitokimia dari hasil penelitian g/mL dan tidak aktif apabila IC50 diatas 250
menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun g/mL.
Cordia myxa L mengandung saponin, Pada penelitian ini, nilai IC50
flavonoid, fenol, dan steroid. kuersetin yang diperoleh sebesar 0,522
Kemudian ekstrak yang peroleh g/mL, ini menunjukkan bahwa antioksidan
dilakukan pengujian aktivitas antiradikal kuersetin merupakan antioksidan dengan
bebas dengan menggunakan DPPH. Metode aktivitas yang sangat kuat (< 10 g/mL).
DPPH dipilih karena sederhana, mudah, Sedangkan ekstrak etanol daun Cordia myxa
cepat dan peka serta hanya memerlukan memiliki aktivitas antiradikal bebas sedang
sedikit sampel. Senyawa antioksidan akan dengan nilai IC50 54,92 g/mL.
bereaksi dengan radikal DPPH melalui Berdasarkan hasil penelitian ini
mekanisme donasi atom hidrogen dan senyawa yang memiliki potensi sebagai
menyebabkan terjadinya peluruhan warna antioksidan pada ekstrak etanol daun Cordia
dari ungu ke kuning (Blois, 1958 diacu pada myxa L adalah saponin dan flavanoid.
Endang hanani 2005). Dimana saponin mampu meredam
Pelarut yang digunakan untuk superoksida melalui pembentukan
melarutkan DPPH dan sampel adalah intermediet hidroperoksida sehingga
metanol dikarenakan metanol tidak mencegah kerusakan biomolekular oleh
mempengaruhi dalam reaksi antara sampel radikal bebas (Ali, et. al., 2012). Sedangkan
uji sebagai antioksidan dengan DPPH flavonoid yang merupakan senyawa
sebagai radikal bebas (Molyneux, 2004). polifenol mempunyai kemampuan untuk
Pada penelitian ini pengerjaannya menyumbangkan atom hidrogen kepada
merujuk pada prosedur Brand-Williams, et. senyawa radikal bebas, maka aktivitas
al., 1995 dengan beberapa modifikasi. antioksidan senyawa polifenol dapat
Dimana pengukuran absorbansi sampel dihasilkan pada reaksi netralisasi radikal
pada spektro UV-Vis dengan panjang bebas atau pada penghentian reaksil berantai
gelombang 517 dengan volume sampel yang yang terjadi (Yuhernita dan Juniarti, 2011).
digunakan adalah 0,5 mL dan DPPH adalah Flavonoid adalah senyawa
3,5 mL. Dimana konsentrasi sampel yang polifenol (mengandung beberapa gugus
digunakan adalah 10, 20, 50, 75, 100 dan hidroksil fenolik) dan beberapa senyawa
150 ppm sedangkan konsentrasi pembanding lainnya. Sifat kimia inilah yang mendasari
adalah 2, 4, 6, 8 ppm. Dimana pembanding banyaknya efek farmakologi secara in vitro
yang digunakan sebagai kontrol positif yang berkesan dari senyawa ini. Khususnya,
adalah kuersetin. flavanoid mampu untuk mengkompleks
Perhitungan persen inhibisi dan dengan ion logam, bekerja sebagai
IC50 dari antiradikal bebas dari masing- antioksidan dan berikatan dengan protein
seperti enzim dan protein struktural

Jurnal Fitofarmaka Indonesia, Vol 2 No. 5


1
(keistimewaan terakhir inilah yang dapat 4. Blois, MS. 1958. Antioksidant
juga menjelaskan kemampuan dari flavonoid determination by the use of a stable free
untuk meningkatkan kemampuan dari radikal. Nature 181. 1199-1200
jaringan konektif).
Sifat antioksidan dari flavonoid 5. Brand, Williams., 1995. Use of a Free
secara in vitro telah menjadi fokus utama Radical Method to Evaluate Antioxidant
dari kebanyakan penelitian selama akhir- Activity. Lebensmittel Wissens
akhir ini. Kemampuan dari flavonoid untuk Chaftund Technology. Germany.
mengkompleks dengan ion logam seperti
besi yang memungkinkan menambah efek 6. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat
antioksidannya pada keadaan khusus ini. dan Makanan, 1978. Material Medika
Yang paling khusus adalah kemampuan dari Indonesia Jilid V. Jakarta : Departemen
flavonoid untuk menghambat oksidasi yang Kesehatan RI.
dibantu oleh makrofag dari LDL dengan
demikian menunjang atherogenesis. Sifat
7. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat
antioksidan dari flavonoid dapat juga
dan Makanan, 1986. Sediaan Galenik.
menunjang efek antiinflamasi dan
Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
antiplatelet dan dikaitkan bukan hanya dari
sifat strukturnya tapi juga kemampuaanyya
untuk berinteraksi dan berpenetrasi dengan 8. Fessenden. J Ralf, dkk., 1986. Kimia
lapisan lipid dari membrane sel. Flavonoid Organik Edisi III. Glora Aksara
meredam radikal nitrit oksida, anion Pratama. Jakarta
superoksida, dan oksigen singlet. Seperti
kebanyakan antioksidan lainnya, flavonoid 9. Halliwell B. 1999., Free Radicals in
juga dapat bekerja seperti prooksidan pada Biology and Medicine. Third ed.
keadaan tertentu (Mills dan Bone, 2000). Clarendon Press. Oxford. England

IV. KESIMPULAN 10. Harborne, J.B., 1980. Metode


Berdasarkan hasil penelitian yang Fitokimia, Penuntun Cara Modern
dilakukan dapat disimpulkan bahwa, daun Menganalisa Tumbuhan.
Cordia myxa L. memiliki potensi sebagai Terjemahan K.
antioksidan dengan nilai IC50 ekstrak Padmawinata. Bandung : ITB.
metanol 54,92 g/mL dengan Kandungan
kimia adalah fenol, steroid, flavonoid dan 11. Hernani, 2005. Tanaman Berkhasiat
saponin. Antioksidan. Jakarta : Penerbit Swadya.

DAFTAR PUSTAKA 12. Hussain, N., 2013. Ethnobotany and


1. Agoes, Goeswin, 2007. Teknologi Phytopharmacology of Cordya
Bahan Alam. Institut Teknologi Dichotoma. Department of
Bandung, Bandung. pharmaceutical Science. Dibrugarh
University. India.
2. Ahmad, A. R., et al., 2012. Study of
antioxidant activity with reduction of
13. Integrated Taxonomic Information
free radical DPPH and xanthine
System. 2012. Cordia myxa L (Online).
oxidase inhibitor of the extract Ruellia
(http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/S
tuberosa Linn Leaf. International
ingleRpt. Diakses tanggal 26 Mei
Research Journal of Pharmacy, 3 : (27-
2013).
29).
14. Kumalaningsih, S., 2006. Antioksidan
3. Apriandi, A. 2011. Aktivitas
Alami. Trubus Angrisarana. Surabaya
Antioksidan dan Komponen Bioaktif
Keong Ipon-ipong (Fasciolaria salmo).
15. Lembaga Ilmu Pengetahuan dan
Informasi, 2011. Hasil
Identifikasi/Determinasi Tumbuhan
Cordia myxa L. Pusat Penelitian
Biologi, Bogor.

Jurnal Fitofarmaka Indonesia, Vol 2 No. 6


1
oksidan-alami-di-sekitar-kita.com
16. Mills & Bone, 2000. Principles and (Diakses tanggal 08 Oktober 2012).
Practice of Phytoterapy. 90 Tottenham
Court Road. London. 22. Voight, Rudolf, 1995. Buku Pelajaran
Teknologi Farmasi. Gadjah Mada
17. Mukarromah, Baitul, 2010. Dampak University Press, Yogyakarta.
Radikal Bebas dan Antioksidan
Terhadap Kesehatan Tubuh, (Online). 23. Winarsi, Hery, 2007. Antioksidan Alami
http://blog.unnes.ac.id/sitibaitul/archive dan Radikal bebas. Kanisius,
s/33.com (Diakses 03 Januari 2012). Yogyakarta.

18. Molyneux, P., 2004, Use of DPPH to 24. Yuhernita & Juniarti. 2011. Analisis
Estimate antioxidant Activity. Journal senyawa Metabolit Sekunder Dari
Science Tecnology. 26 (2). Ekstrak Metanol Daun Surian yang
Berpotensi Sebagai Antioksidan. Jakarta
19. Phongpaichit, S., Nikom, J., 10510
Rungjindamai, N., Sakayaroj, J.,
Hutadilok-Towatana, N., 25. Yuliarti, Nurheti, 2008. Racun di
Rukachaisirikul, V., Kirtikara, K. Sekitar Kita. Penerbit ANDI,
(2007). Biological Activities of Extracts Yogyakarta.
From Endophytic Fungi Isolated From
Garcinia Plants. Immunology &
Medical Microbiology, 51, 517–52.

20. Pine, Stanley H. 1988. Kimia Organik


2.Penerbit ITB, Bandung.

21. Sinly. 2008. Antioksidan Alami Di


Sekitar Kita (Online).
http://www.chem-is
try.org/artikel_kimia/kimia_pangan/anti

Jurnal Fitofarmaka Indonesia, Vol 2 No. 7


1

Anda mungkin juga menyukai