Anda di halaman 1dari 8

UJI TOKSISITAS dan AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MINUMAN JELLY

DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)

Triana Widyasari1), Ike Yulia W2), Sri Wardatun.3)


1,2,3)
Program Studi Farmasi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pakuan-Bogor

Abstrak
Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) merupakan salahsatu tumbuhan yang
telah diketahui memiliki aktivitas antioksidan cukup aktif. Antioksidan dapat menetralkan
radikal bebas dengan cara mendonorkan satu atom protonnya sehingga membuat radikal
bebas stabil dan tidak reaktif. Penelitian ini bertujuan untuk membuat minuman jelly dari sari
daun binahong yang berkhasiat sebagai antioksidan dan tidak toksik bila dikonsumsi. Metode
pembuatan minuman jelly ini adalah pencampuran sari daun binahong dengan bahan-bahan
lainnya lalu direbus hingga mendidih. Hasil uji toksisitas ini menunjukan bahwa sari daun
binahong tersebut tidak toksik dengan nilai LC50 sebesar 7014,55 ppm. Minuman jelly daun
binahong ini memiliki kemampuan mereduksi radikal bebas DPPH yang setara dengan
kemampuan vitamin C sebesar 0,046 kali, tidak toksik, serat kasar 0,2876%, pH 6,30 dan
aman dikonsumsi.

Kata kunci: Binahong Anredera cordifolia (Ten.) Steenis), antioksidan, minuman jelly.

Abstract
Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) is one of the plant that has been
known an active antioxidant activity. Antioxidant can make a free radical isn’t reactive with
contributing one proton’s atom. The purpose of the research was made the binahong’s jelly
drink as antioxidant and safety. The method of making this jelly drink is mixing the binahong
extract with the other matrials which are boiled until boiling. From the test result, binahong is
safe to be consumed. This jelly drink able to reduce free radical of DPPH which is equivalent
to an ability of 0,046 times of vitamin C, not toxic, hard fiber 0,2876%, pH 6,30 and safe to
be consumed.

Keywords: Binahong Anredera cordifolia (Ten.) Steenis), antioxidant, jelly drink


PENDAHULUAN meningkatkan nilai jual, bentuk olahan
Binahong (Anredera cordifolia yang saat ini dapat dikembangkan
(Ten.) Steenis) merupakan salahsatu salahsatunya adalah minuman jelly.
tumbuhan berbunga, berasal dari
famili Basellaceae yang mengandung Tahap Persiapan Bahan-bahan
senyawa kimia seperti flavonoid, Penelitian.
alkaloid, saponin (Rochani, 2009), 1. Pembuatan Sari Daun
glikosida (Murni dkk, 2011) asam Daun yang telah dikumpulkan
oleanolat, protein juga asam askorbat dibersihkan dari kotoran, dicuci
dan telah diketahui mempunyai dengan air mengalir, didiamkan agar
aktivitas antioksidan. air cucian hilang, diblansir, potong-
Radikal bebas merupakan suatu potong daun kemudian diblender
senyawa asing yang masuk ke dalam dengan air, disaring dan disimpan pada
tubuh dan merusak sistem imunitas wadah tertutup.
tubuh yang dapat timbul akibat
berbagai proses kimia yang kompleks 2. Penentuan Berat Jenis Sari Daun
dalam tubuh, polutan lingkungan, Sari daun yang telah dibuat,
radiasi zat-zat kimia, racun, makanan dimasukan ke dalam pikno kosong
cepat saji, dan makanan yang digoreng yang sebelumnya telah ditimbang
pada suhu tinggi, jika jumlah senyawa sampai penuh. Kemudian pikno
tersebut berlebih akan memicu efek ditutup lalu ditimbang. Setelah didapat
patologis. Upaya untuk mencegah atau hasilnya, dilakukan perhitungan
mengurangi resiko yang ditimbulkan sebagai berikut:
oleh aktivitas radikal bebas adalah Pikno isi −Pikno kosong
Bj :
dengan mengkonsumsi makanan atau 25 mL
Bj : gram/v
suplemen yang mengandung
antioksidan.
3. Analisis Fitokimia Sari Daun
Antioksidan dapat menetralkan
a) Uji Flavonoid
radikal bebas dengan cara
Ekstrak ditambahkan air lalu
mendonorkan satu atom protonnya
dipanaskan dan disaring untuk
sehingga membuat radikal bebas stabil
didapatkan filtratnya. Terdapat tiga
dan tidak reaktif sehingga dapat
metode untuk uji flavonoid. Pertama,
menghambat reaksi oksidasi dan
beberapa tetes FeCl3 1% ke dalam
mencegah terbentuknya radikal bebas.
beberapa bagian larutan ekstrak.
Pengolahan berbagai komoditas
Warna hijau kehitaman
tanaman maupun buah menjadi
menunjukkannya adanya flavonoid.
berbagai produk olahan merupakan
Kedua, beberapa tetes larutan asam
salahsatu cara yang umum dilakukan
asetat 10% ditambahkan ke dalam
untuk mengantisipasi limpahan
beberapa bagian ekstrak. Endapan
produksi yang tidak laku dijual dan ini
kuning menandakan adanya flavonoid.
sering terjadi pada saat panen raya.
Ketiga, sejumlah ekstrak dilarutkan
Pengolahan produk pertanian
dalam metanol, lalu ditambahkan
salahsatunya juga bertujuan untuk
sedikit serbuk Mg dan 1 mL HCl pekat diteteskan dengan larutan gelatin
dari sisi tabung. Terbentuknya warna 1% dalam NaCl 10%. Hasil positif
jingga menunjukkan adanya flavonoid. ditandai dengan terbentuknya
(Rajendra, 2011) endapan putih (Rajendra, 2011)

b) Uji Alkaloid d) Uji Saponin


Sebanyak 0,5 g ekstrak dilarutkan  Uji sabun: kedalam 0,5 gram
dalam 10 mL asam alkohol, dididihkan ekstrak ditambahkan 5 mL
dan disaring. Sebanyak 5 mL filtrat aquadest dalam tabung reaksi.
ditambahkan 2 mL larutan ammonia Larutan dikocok kuat dan diamati
dan 5 mL kloroform lalu dikocok kuat. adanya buih yang stabil.
Lapisan kloroform yang terbentuk Ditambahkan 3 tetes minyak zaitun
diekstrak dengan 10 mL asam asetat kedalam buih dan dikocok kuat
lalu dibagi menjadi tiga bagian: sampai teramati emulsi yang stabil.
 Uji Dragendorff (kalium bismuth (Rajendra, 2011).
nitrat): beberapa tetes larutan
Dragendrof ditambahkan kedalam 4. Uji Toksisitas dengan BSLT
larutan kloroform, endapan coklat Penetasan telur dilakukan pada
menunjukkan adanya alkaloid wadah bening seperti gelas kimia atau
 Uji Mayer (kalium merkuri iodida): toples yang diberi bahan plastik,
beberapa tetes pereaksi Mayer negatif film, atau kaca dengan
ditambahkan ke larutan kloroform, menggunakan media air garam. Wadah
endapan putih kekuningan penetasan dibagi menjadi dua bagian
menunjukkan adanya alkaloid. terang dan gelap oleh suatu sekat
 Uji Wagner (kalium iodida): berlubang. Bagian gelap digunakan
beberapa tetes pereaksi Wagner untuk meletakan telur yang akan
ditambahkan ke larutan kloroform. ditetaskan. Sekat berlubang menjadi
Endapan coklat menunjukkan jalan bagi larva yang telah lahir untuk
adanya alkaloid. (Rajendra, 2011) bergerak secara alamiah ke arah
terang. Sebagai media penetasan telur
c) Uji Tanin digunakan air garam dengan kadar
 Sebanyak 0,5 g ekstrak dididihkan garam (NaCl) 15 g/L, dengan cara
dalam 10 mL air dalam tabung melarutkan 15 gram NaCl dalam 1 liter
reaksi, lalu difiltrat. Ditambah air. Kadar oksigen yang dibutuhkan
beberapa tetes FeCl3 0,1%. Hasil selama penetasan harus lebih dari 3
positifnya adalah warna hijau mg/L, sehingga media air garam harus
kecoklatan atau biru-hitam diberi udara dengan aerator.
 Sebanyak 0,5 g ekstrak yang Larutan stok dibuat dengan
diperiksa dimasukkan ke dalam konsentrasi 500 g sari daun dalam 100
tabung reaksi dilarutkan dengan mL air, lalu dibuat serangkaian
sedikit aquadest kemudian konsentrasi sebesar 10, 100, 500 dan
dipanaskan di atas penangas air lalu 1000 µg/mL ke dalam vial-vial.
Kontrol negatif (blanko) diberi diberikan. Tingkat penilaian meliputi:
perlakuan sama seperti larutan uji (1) tidak suka dan (2) suka.
tanpa sari daun. Setiap dosis dibuat 3. Uji Aktivitas Antioksidan
lima replikasi. Produk
Sari daun dimasukkan ke dalam vial
dan dilarutkan ke dalam air garam a) Persiapan Larutan Pereaksi
secukupnya, dipindahkan larva udang 1. Larutan Standar Induk Vitamin C
10 ekor ke masing-masing vial yang Ditimbang tepat 100 mg vitamin
telah berisi senyawa uji dan C, dimasukkan ke dalam labu ukur
ditambahkan air garam sampai volume 100 mL dan dilarutkan dengan
5 mL, ke dalam setiap vial dimasukan metanol sampai tanda batas (1000
satu tetes suspensi ragi (0,6 mg/mL) ppm).
sebagai makanannya. (Harmita dkk,
2005) b) Pengujian Antioksidan dengan
Metode DPPH
Tahap Pelaksanaan Penelitian  Sampel minuman jelly binahong
1. Pembuatan Minuman Jelly dihancurkan.
 Sebanyak 30 gram daun binahong  Larutan buffer asetat 100 mM (pH
dicuci, diblansir kemudian 5,5) sebanyak 1,5 mL dimasukan
diblender dengan 900 mL air, ke dalam tabung reaksi.
kemudian disaring.  Kemudian ditambahkan 2,805 mL
 Hasil saringan atau filtrat etanol PA dan 0,15 mL DPPH (1-
ditambahkan gula pasir, vanili, 1 diphenyl-2-picryl hydrazyl) 3
karagenan kalium sitrat dan natrium mM dalam metanol lalu divortex.
benzoat sesuai takaran lalu  Sebanyak 0,045 mL laruan sampel
dimasak. dimasukkan ke dalam tabung
 Dimasukkan ke dalam kemasan cup reaksi divortex dan disimpan
yang sebelumnya telah dimasukan dalam ruangan gelap suhu kamar
ke dalam air panas. selama 20 menit.
 Kemasan ditutup dengan cup  Absorbansi dibaca dengan
sealer, lalu dibersihkan dengan cara panjang gelombang 517 nm
menyelupkan atau menyiramnya  Untuk blanko digunakan
dengan air panas. larutan DPPH dan metanol.
 Penurunan absorbansi pada
2. Uji Panelis larutan berisi sampel menunjukan
Penilaian dilakukan terhadap empat adanya aktivitas antioksidan.
parameter yaitu warna, aroma, tekstur  Sebagai standard digunakan asam
dan rasa. Uji hedonik (kesukaan) askorbat dengan konsentrasi 25,
dilakukan terhadap 20 panelis dan 50, 100, 200, dan 400 μg/ml
diminta untuk memberikan penilaian (pembuatan larutan deret dapat
terhadap contoh produk yang dilihat pada Lampiran 6) sehingga
hasil akhir dinyatakan dengan
μg/ml AEAC (Ascorbic acid  Ditambahkan 50 mL NaOH 3,25%
Equivalent Antioxidant Capacity). dan dididihkan kembali selama 30
(Kubo, et al., 2002) menit.
 Dalam keadaan panas saring
4. Uji Mutu Sediaan dengan corong bucher yang berisi
a. Metode Uji Derjat Keasaman kertas saring yang telah dikeringkan
dan diketahui bobotnya.
Persiapan pengujian  Dicuci endapan yang terdapat pada
 Dilakukan kalibrasi alat pH-meter kertas saring berturut-turut dengan
dengan larutan penyangga sesuai H2SO4 1,25%, air panas dan etanol
instruksi kerja alat setiap kali akan 96%
melakukan pengukuran.  Diangkat kertas saring beserta
 Untuk contoh uji yang mempunyai isinya, dimasukan ke dalam kotak
suhu tinggi, dikondisikan contoh uji timbang yang telah diketahui
sampai suhu kamar. bobotnya. Dikeringkan pada suhu
105̊ C lalu didinginkan dan
Prosedur ditimbang sampai bobotnya tetap.
 Dikeringkan elektroda dengan  Bila ternyata kadar serat kasar lebih
kertas tisu selanjutnya dibilas dari 1%, abukan kertas saring
dengan air suling. beserta isinya dan ditimbang
 Dibilas elektroda dengan contoh uji. sampai bobotnya tetap. (SNI
 Kemudian dicelupkan elektroda ke 01.2891.1992)
dalam contoh uji sampai pH meter c. Serat kasar ≤ 1%
menunjukkan pembacaan yang 𝑊
% Serat Kasar : 𝑊2 𝑥 100%
tetap.
d. Serat kasar > 1%
 Dicatat hasil pembacaan skala atau 𝑊−𝑊1
angka pada tampilan dari pH meter. % Serat Kasar : 𝑊2 𝑥 100%
(SNI 06.6989.11.2004) Dimana:
W : Bobot cuplikan dalam gram
b. Uji Serat secara Gravimetri W1 : Bobot abu, dalam gram
 Ditimbang seksama 2-4 gram W2 : Bobot endapan pada kertas dalam
cuplikan, dibebaskan lemaknya gram
dengan cara diekstraksi dengan cara
soxlet atau dengan cara menganduk, c. Pengujian Total Bakteri (Total
mengendap tuangkan contoh dalam Plate Count) pada Minuman Jelly
pelarut organik sebanyak 3 kali,  Dibuat media dengan cara
dikeringkan contoh dan dimasukan menimbang 17,5 gram PCA steril
ke dalam ermeleyer 500 mL yang dilarutkan di dalam 1 L air
 Ditambahkan 50 mL H2SO4 1,25%, yang kemudian disterilisasi dengan
kemudian dididihkan selama 30 autoklaf suhu 121o C selama 15
menit menit.
 Sampel di ambil 10 g secara aseptik Senyawa Hasil
kemudian dimasukkan ke dalam Flavonoid ₊
erlemeyer 100 mL yang di Alkaloid ₊
dalamnya terdapat larutan Tanin ₊
pengencer (NaCl fisiologis) steril Saponin ₊
90 mL (101)
 Diambil 1 mL larutan stok di atas, 3. Hasil Uji Toksisitas
dimasukkan ke dalam cawan petri
steril yang kemudian ditambahkan Hasil uji BSLT didapat nilai LC50
PCA 15-20 mL dilakukan secara sari daun binahong adalah sebesar
duplo. 7014,55 ppm, jika dilihat dari tabel
 Diambil lagi 1 mL dari larutan stok klasifikasi ketoksikan hasil LC50 sari
kemudian dimasukkan ke dalam daun binahong ini dapat dikatakan
tabung reaksi bertutup yang berisi 9 praktis tidak toksik sehingga dapat
mL larutan pengencer (102), lalu dikembangkan menjadi sediaan
dimasukkan ke dalam cawan petri pangan yang relatif aman bila
lainnya dan ditambahkan PCA. dikonsumsi.
 Dilakukan hal yang sama sampai
pengenceran 104 dengan perlakuan 4. Hasil Pembuatan Sediaan
yang sama pula seperti pengenceran Dari beberapa kali reformulasi,
sebelumnya. didapatkan formula terbaik yang
 Inkubasi dengan cawan petri dalam menghasilkan minuman jelly yang
keadaan terbungkus dan terbalik baik. Formulanya sebagai berikut:
pada kisaran suhu 35̊ C selama 45 Bahan Jumlah
menit (SNI 01.2897.1992)
Air 900 mL
HASIL DAN PEMBAHASAN Daun Binahong 30 g
Gula 12%
1. Hasil Perhitungan Berat Jenis
Pikno isi −Pikno kosong Kalium Sitrat 0,15%
Bj : 25 mL Karagenan 0,30%
40,6488 −15,7430
: = 0,996 g/cm3 Natrium Benzoat 0,10%
25 mL
Bj : gram/v Vanili Secukupnya
0,996 : g/25 mL
Gram : 24,9 ~ 25 mL → artinya 1 5. Hasil Pengujian Antioksidan
gram sari daun ~ 1 mL sari daun pada Sediaan

2. Hasil Uji Fitokimia Dari hasil pengujian antioksidan,


Uji fitokimia dilakukan untuk pada sampel minuman jelly daun
mengetahui senyawa apa saja yang ada binahong yang diproduksi memiliki
pada sari daun binahong. Hasil dapat kemampuan mereduksi radikal bebas
dilihat pada tabel di bawah: yang setara dengan kemampuan
vitamin C 0,046 kalinya.
6. Hasil Uji pH Sediaan 9. Hasil Uji Kesukaan Panelis
Minuman jelly binahong ini Penilaian terhadap sediaan hanya
menggunakan karagenan sebagai antara suka dan tidak suka, karena
pembentuk gel, karagenan stabil pada sampel yang diberikan kepada panelis
pH 7 atau lebih karena itu pada pH di hanya 1 formula terbaik dengan rasa,
bawahnya kekuatan gel menurun dan aroma dan warna yang baik, dari hasil
akan terjadi sinersis yaitu peristiwa survei, semua panelis menyukai
keluarnya air dari gel. Sediaan yang minuman jelly tersebut. Menurut para
dihasilkan memiliki pH sebesar 6,30 panelis rasa, aroma, warna dan teksur
tapi dengan pH tersebut jelly masih dari minuman jelly binahong tersebut
terbentuk dengan baik dan stabil dalam baik dan tidak terasa bau ataupun rasa
beberapa hari tanpa terjadinya sinersis. daun asli dari binahong tersebut.
Sehingga dapat dikatakan sedian
7. Hasil Uji Serat Kasar Sediaan minuman ini dapat diterima oleh
Berdasarkan hasil praktikum dan konsumen dan akan banyak disukai
pengamatan terhadap sampel minuman oleh masyarakat.
jelly daun binahong yaitu ditentukan
dengan analisa serat kasar yang Simpulan
diperoleh adalah 0,2819% dan
0,2915% sehingga dapat diambil rata- 1. Sari daun binahong tidak bersifat
rata kandungan serat kasar pada toksik sehingga dapat
minuman jelly daun binahong tersebut dikembangkan menjadi sediaan
sebanyak 0,2867%. pangan yang relatif aman.
2. Formulasi terbaik untuk minuman
jelly binahong dengan rasa, bau,
8. Hasil Pengujian Total Bakteri
Dilihat dari hasil pengujian TPC, warna dan tekstur yang baik adalah
sediaan minuman jelly yang dihasilkan 30 gram daun, 12% gula pasir,
sangat steril karena tidak terdapat 0,30% karagenan, 0,15% kalium
mikroba dari pengenceran awal sampai sitrat, 0,1% natrium benzoat, 900
10-4, hal ini dikarenakan pada saat mL air dan vanili secukupnya.
pembuaatan sediaan dilakukan secara 3. Aktivitas antioksidan pada sediaan
aseptik, mulai dari pencucian daun yang dihasikan sangat kecil yaitu
hingga sterilisasi wadah yang sebesar 0,046 AEAC.
digunakan untuk minuman jelly Saran
binahong tersebut atau pada saat
pengujian ini dilakukan sampel yang 1. Perlu adanya penambahan jumlah
digunakan masih dalam keadaan segar sari daun binahong dalam sediaan
karena baru dibuat. Hasil ini agar aktivitas antioksidan dalam
memenuhi syarat SNI yang hanya sediaan tersebut lebih besar.
memperbolehkan jumlah angka 2. Perlu adanya penelitian lanjutan
-4 untuk mengetahui umur simpan dari
lempeng total maksimal 10 sehingga
sediaan ini aman bila dikonsumsi. minuman jelly binahong.
DAFTAR PUSTAKA Determination of Saponin
Compound from Anredera
Ekavianty, TA., Enny Fachriyah., cordiofolia (Ten.) Steenis Plant
Dewi Kusrini. 2013. (Binahong) to Potential
Identifikasi Asam Fenolat dari Treatment for Several Diseases,
Ekstrak Daun Binahong Journal of Agricultural
Anredera cordifolia (Ten.) Science. Vol. 3, Nomer 4
Steenis) dan Uji Antioksidan.
Jurusan Kimia Universitas Rajendra CE, Gopal SM, Mahaboob
Diponegoro AN, Yashoda SV and Manjula
M. 2011. Phytochemical
Ferizal, S. 2005. Formulasi jelly drink Screening of The Rhizome of
dari campuran sari buah dan Kaempferia Galanga.
sari sayuran. Bogor: International Journal of
Departemen Teknologi Pangan Pharmacognosy and
dan Gizi, Fakultas Teknologi Phytochemical Research. 3(3):
Pertanian, Institut Pertanian 61-63.
Bogor
Rochani, N. 2009. Uji Aktivitas
Glicskman. 1983. Food Hidrocoloids. Antijamur Ekstrak Daun
Florida: CRC Press Inc. Boca Binahong Anredera cordifolia
Ratton (Ten.) Steenis) terhadap
Harmita dan Maksum R. 2005. Buku Candida albicans serta
Ajar Analisis Hayati. Depok: skrining fitokimianya.
Universitas Indonesia, halaman Surakarta: Fakultas Farmasi
87 Universitas Muhammadiyah

Kubo, IN., Masuoka, P., Xiao, SNI. 01. 2891. 1992. Cara Uji
Heraguchi. 2002. Antioxidant Makanan dan Minuman :
activity of dedocyl gallate. J Dewan Standarisasi Makanan-
Agr Food Chem 50:3533-3539 DSN

Mardiana, L. 2012. Daun Ajaib SNI. 06. 6989.11. 2004. Metode


Tumpas Penyakit. Depok: pengujian kualitas fisika air,
Penebar Swadaya butir 3.

Murni, S., Mimi, S., Retno A., dan SNI. 19. 2897. 1992. Cara Uji
Awalludin, R. 2011. Cemaran Mikroba – UDC

Anda mungkin juga menyukai