Anda di halaman 1dari 3

Glikosida

1. Prosedur kerja glikosida Antrakinon

Pertama tama simplisia ditimbang lalu dimasukan kedalam beakerglass lalu ditambahkan larutan
H2SO4 5% 10 ml atau sampai terendam lalu didihkan diatas penangas air selama 5 menit
kemudian disaring. Lalu ditambahkan kloroform llau diamkan selama 5 menit. Diambil lapisan
klorofom tambahkan dengan ammonia encer. Terbentuknya warna rose pink ata merah pada
lapisan ammonia menunjukan keberadaan glikosida antrakinon.

2. Prosedur kerja glikosida Jantung

Pertama tama simplisia ditimbang lalu dimasukan kedalam beakerglass, ditambahkan aquadest
sebanyak 5 ml, diaduk. Ditambahkan 2 ml asam asetat glasial yang mnegandung Fecl3,
kemudian ditambahkan 1 ml H2SO4 mellaui dinding tabung reaksi. Terbentuknya warna coklat
pada perbatasan lapisan mengindikasikan adanya senyawa glikosida jantung. Atau terbentuk
cincin berwarna violet di bagian bawah cincin coklat yag terbentuk.

Perhitungan

Simplisia kunyit = 0,5004 gram

Pembuatan H2SO4 5 %

V1.N1 = V2.N2

50 ml. 5 N = V2. 95 N

V2 = 2,632 ml

Pembuatan FeCl3

1 gram 0 ,5 gram
1 %= =
100 ml 50 ml
10 gram 5 gram
10 % = =
100 ml 50 ml

Pembahasan

Skrining fitokimia adalah tahapan awal untuk mengidentifikasi kandungan kimia yang
terkandung dalam tanaman (Khoirani, 2013). Skrining fitokimia pada penelitian ini meliputi
identifikasi alkaloid, identifikasi terpenoid dan steroid, identifikasi flavonoid, identifikasi saponin,
identifikasi glikosida, dan identifikasi antrakuinon. Skrining fitokimia ini dilakukan untuk
mengetahui kandungan golongan senyawa metabolit sekunder yang terdapat di dalam esktrak
secara kualitatif (Andriyanto et al., 2016).
Percobaan selanjutnya yaitu identifikasi antrakuinon. Senyawa antrakuinon merupakan salah
satu senyawa metabolit sekunder yang termasuk golongan kuinon fenolik yang dalam
biosintesisnya berasal dari turunan fenol (Ariningsih, dkk., 2003). Senyawa antrakuinon
mempunyai beberapa macam fungsi yaitu antiseptik, antibakteri, antikanker, pencahar
(Gunawan et al. 2004). Antrakuinon terhidroksilasi tidak sering terdapat dalam tumbuhan secara
bebas tetapi sebagai glikosida. Banyak antrakuinon yang terdapat sebagai glikosida dengan
bagian gula terikat dengan salah satu gugus hidroksil fenolik (Robinson 1995). Semua
antrakuinon berupa senyawa kristal bertitik leleh tinggi, larut dalam pelarut organik basa.
Antrakuinon bersifat lexsan, pada penggunaan yang berlebih dapat menimbulkan iritasi pada
dinding intestinal. antrakuinon dapat mempermudah buang air besar.
Pertama 500 mg simplisia kunyit di tambahkan larutan H2SO4 lalu didihkan dengan penangas
air, Pemanasan ini berfungsi untuk membuka pori-pori simplisia sehingga air bisa masuk
kedalam sel dan menarik senyawa-senyawa yang terkandung dalam simplisia uji, llau disaring
dna ditambahkan kloroform dan biarkan 5 menit lalu ditambahkan ammonia encer . Fungsi
penambahan ammonia ini yaitu sebagai senyawa aktif yang berada pada sampel yang
terekstraksi dalam kloroform dalam suasana basa. Penambahan ammoniak ini juga membantu
dalam melarutkan sampel. Tidak terjadi perubahan warna menjadi merah atau rose pink
sehingga kunyit tidak mengandung glikosida antrakinon.

Selanjutnya uji glikosida jantung. Uji glikosida jantung ini menggunakan uji Keller-Killiani.
Simplisia sebanyak 500 mg dicampur dengan aquadest sebanyak 5 ml dan 2 ml asam asetat
glasial yang berisi satu tetes larutan FeCl3. Hasil dari uji glikosida jantung ditentukan dengan
penambahan 1 ml H2SO4 pekat ke dalam campuran. Terbentuknya suatu cincin berwarna coklat
yang ada pada permukaan menandakan adanya kardenolida (glikosida jantung). Suatu cincin
yang berwarna ungu mungkin akan nampak di bawah cincin yang berwarna coklat, sementara
pada saat berada dalam lapisan asam asetat, secara berangsur-angsur akan terbentuk lapisan
yang berwarna kehijau-hijauan di bawah cincin yang berwarna ungu sebelumnya. Untuk uji
glikosida jantung, diketahui bahwa senyawa ini tidak larut dalam pelarut nonpolar, oleh
karenanya digunakan pelarut metanol dalam mengekstraknya. Filtrat yang dihasilkan direaksikan
dengan asam asetat glasial yang mengandung satu tetes FeCl3. Terjadi perubahan warna dari
kuning menjadi kuning kehijauan. Setelah itu direaksikan lagi dengan H2SO4 pekat dan hasilnya
tetap sama. Ini membuktikan bahwa rimpang kunyit negatif (-)mengandung senyawa glikosida
jantung. Hasil positif (+) ditunjukkan jika direaksikan dengan H2SO4 pekat terbentuk suatu cincin
berwarna coklat pada permukaan larutan yang menandakan adanya kardenolida. Setelah itu
cincin yang berwarna ungu kemungkinan akan nampak di bawah cincin yang berwarna coklat,
dan pada saat berada dalam lapisan asam asetat secara berangsur-angsur akan terbentuk
lapisan kehijau-hijauan di bawah cincin yang berwarna ungu (Edeoga, et al., 2005).
Andriyanto, B. E., P. Ardiningsih & N. Idiawati. (2016). Skrining Fitokimia Ekstrak DaunBelimbing
Hutan (Baccaurea angulata Merr.). Jurnal Kimia Khatulistiwa. 5 : 9-13.
Ariningsih, I.; Solichatun, dan Anggarwulan, E. (2003). Pertumbuhan Kalus dan
Produksi Antrakuinon Mengkudu (Morinda citrifolia L.) pada Media
Murashige-Skoog (MS) dengan Penambahan Ion Ca2+ dan Cu2+ , J. Biof,
1: 39-43.
Khoirani, N. (2013). Karakterisasi Simplisia dan Standardisasi Ekstrak Etanol Herba Kemangi
(Ocimum americanum L.). Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah. Jakarta.
Edeoga, H.A., D.E. Okwu, & B.O. Mbaebie. 2005. Phytochemial Constituents of some Nigerian
Medicinal Pants. African Journal of Biotechnology. Vol. 4(7), pp. 685-688.
Gunawan D, Mulyani S. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Penebar Swadaya, Jakarta
Robinson T.1995. Kandungan organik tumbuhan tinggi. Terjemahan: Koensoemardiyah. IKIP
Semarang Press, Semarang.

Anda mungkin juga menyukai