mengindentifikasi vibrasi molekul dan menentukan gugus fungsi senyawa. Prinsip dari spektroskopi FTIR yaitu interaksi antara radiasi IR dan getaran dari ikatan kimia antara atom yang terbentuk (Nandiyanto et al., 2019). Prinsip percobaan pada spektroskopi FTIR adalah interaksi antara radiasi IR dan getaran dari ikatan kimia antara atom yang terbentuk (Younis, U., 2021). Sampel yang digunakan pada percobaan ini adalah Magnetik Besi Oksida (Fe3O4) nanopartikel magnetik magnetit (Fe3O4) dimana nanopartikel magnetik (Fe3O4) merupakan mineral ferrimagnetik yang mengandung Fe(II) dan Fe(III). Magnetit banyak disintesis di laboratorium karena memiliki kisi yang beragam dan keadaan valensi dari besi memberikan kontribusi terhadap sifat magnetik magnetit yang membuatnya sangat mudah diaplikasikan dibidang biomedis (drug delivery, pemisahan, sensor) dan material elektromagnetik (Khaira et al., 2020) Sampel pellet yang akan diuji merupakan campuran dari KBr dan Fe3O4 dengan perbandingan 200:1, setelah ditimbang dan ditakar sesuai perbandingan kemudian dipadatkan dengan pompa hidrolik dengan tekanan 58 kilo newton. Ketika pellet sudah didapatkan maka dilakukan uji background dengan KBr untuk mengkalibrasi FTIR, penggunaan KBr karena bersifat reaktif ( tidak memengaruhi proses) (Ramesh et al., 2018). Setelah dilakukan uji sampel pellet dengan FTIR akan diperoleh grafik hubungan antara angka gelombang dengan transmitansi sebagai berikut : Percobaan Spektrometer FTIR ini bertujuan untuk mengindentifikasi vibrasi molekul dan menentukan gugus fungsi senyawa. Prinsip dari spektroskopi FTIR yaitu interaksi antara radiasi IR dan getaran dari ikatan kimia antara atom yang terbentuk (Nandiyanto et al., 2019). Prinsip percobaan pada spektroskopi FTIR adalah interaksi antara radiasi IR dan getaran dari ikatan kimia antara atom yang terbentuk (Younis, U., 2021). Sampel yang digunakan pada percobaan ini adalah Magnetik Besi Oksida (Fe3O4) nanopartikel magnetik magnetit (Fe3O4) dimana nanopartikel magnetik (Fe3O4) merupakan mineral ferrimagnetik yang mengandung Fe(II) dan Fe(III). Magnetit banyak disintesis di laboratorium karena memiliki kisi yang beragam dan keadaan valensi dari besi memberikan kontribusi terhadap sifat magnetik magnetit yang membuatnya sangat mudah diaplikasikan dibidang biomedis (drug delivery, pemisahan, sensor) dan material elektromagnetik (Khaira et al., 2020) Sampel pellet yang akan diuji merupakan campuran dari KBr dan Fe3O4 dengan perbandingan 200:1, setelah ditimbang dan ditakar sesuai perbandingan kemudian dipadatkan dengan pompa hidrolik dengan tekanan 58 kilo newton. Ketika pellet sudah didapatkan maka dilakukan uji background dengan KBr untuk mengkalibrasi FTIR, penggunaan KBr karena bersifat reaktif ( tidak memengaruhi proses) (Ramesh et al., 2018). Setelah dilakukan uji sampel pellet dengan FTIR akan diperoleh grafik hubungan antara angka gelombang dengan transmitansi sebagai berikut : Percobaan Spektrometer FTIR ini bertujuan untuk mengindentifikasi vibrasi molekul dan menentukan gugus fungsi senyawa. Prinsip dari spektroskopi FTIR yaitu interaksi antara radiasi IR dan getaran dari ikatan kimia antara atom yang terbentuk (Nandiyanto et al., 2019). Prinsip percobaan pada spektroskopi FTIR adalah interaksi antara radiasi IR dan getaran dari ikatan kimia antara atom yang terbentuk (Younis, U., 2021). Sampel yang digunakan pada percobaan ini adalah Magnetik Besi Oksida (Fe3O4) nanopartikel magnetik magnetit (Fe3O4) dimana nanopartikel magnetik (Fe3O4) merupakan mineral ferrimagnetik yang mengandung Fe(II) dan Fe(III). Magnetit banyak disintesis di laboratorium karena memiliki kisi yang beragam dan keadaan valensi dari besi memberikan kontribusi terhadap sifat magnetik magnetit yang membuatnya sangat mudah diaplikasikan dibidang biomedis (drug delivery, pemisahan, sensor) dan material elektromagnetik (Khaira et al., 2020) Percobaan Spektrometer FTIR ini bertujuan untuk mengindentifikasi vibrasi molekul dan menentukan gugus fungsi senyawa. Prinsip dari spektroskopi FTIR yaitu interaksi antara radiasi IR dan getaran dari ikatan kimia antara atom yang terbentuk (Nandiyanto et al., 2019). Prinsip percobaan pada spektroskopi FTIR adalah interaksi antara radiasi IR dan getaran dari ikatan kimia antara atom yang terbentuk (Younis, U., 2021). Sampel yang digunakan pada percobaan ini adalah Magnetik Besi Oksida (Fe3O4) nanopartikel magnetik magnetit (Fe3O4) dimana nanopartikel magnetik (Fe3O4) merupakan mineral ferrimagnetik yang mengandung Fe(II) dan Fe(III). Magnetit banyak disintesis di laboratorium karena memiliki kisi yang beragam dan keadaan valensi dari besi memberikan kontribusi terhadap sifat magnetik magnetit yang membuatnya sangat mudah diaplikasikan dibidang biomedis (drug delivery, pemisahan, sensor) dan material elektromagnetik (Khaira et al., 2020). Sampel pellet yang akan diuji merupakan campuran dari KBr dan Fe3O4 dengan perbandingan 200:1, setelah ditimbang dan ditakar sesuai perbandingan kemudian dipadatkan dengan pompa hidrolik dengan tekanan 58 kilo newton. Ketika pellet sudah didapatkan maka dilakukan uji background dengan KBr untuk mengkalibrasi FTIR, penggunaan KBr karena bersifat reaktif ( tidak memengaruhi proses) (Ramesh et al., 2018). Setelah dilakukan uji sampel pellet dengan FTIR akan diperoleh grafik hubungan antara angka gelombang dengan transmitansi sebagai berikut : Berdasar grafik hubungan angka gelombang ( 끫殠끫殠−1 ) dengan transmittansi(%) maka dapat diamati gugus fungsional dari Fe3O4 dari nilai nilai yang ditunjukkan pada setiap lembah pada gelombang dibandingkan dengan hasil yang ada di lieratur yaitu untuk angka gelombang 3445,01311 끫殠끫殠−1 merupakan gugus fungsi O-H, angka gelombang 2618,48001 끫殠끫殠−1 merupakan gugus fungsi C-O-H, angka gelombang 1636,67056 merupakan gugus fungsi C=C, angka gelombang 1433,17175 끫殠끫殠−1 merupakan gugus fungsi C-C, angka gelombang 1027,13857 끫殠끫殠−1 merupakan gugus fungsi C-OH, , angka gelombang 569,025122 끫 殠끫殠−1 merupakan gugus fungsi Fe-O-C. (Tahir et al, 2018)