IKATAN KIMIA
H031201019
IKATAN KIMIA
H031201019
Asisten Praktikan
PENDAHULUAN
Ilmu kimia memiliki banyak bidang kajian yang mempelajari tentang fakta,
konsep, hukum serta teori yang banyak berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Materi ikatan kimia biasanya dikelompokkan menjadi empat sub tema, yaitu ikatan
ionik, ikatan kovalen, ikatan logam, dan gaya antar molekul. Materi ikatan kimia
yang sama maupun dengan atom yang berbeda. Ikatan kimia terjadi karena
sekelompok atom menunjukkan satu kesatuan yang lebih stabil karena memiliki
tingkat energi lebih rendah daripada tingkat energi atom-atom penyusunnya dalam
keadaan terpisah. Konsep-konsep dalam ikatan kimia bersifat abstrak sehingga sulit
yang mengandung konsep abstrak. Materi ikatan kimia berisi konsep-konsep yang
mengenai ikatan kimia ini sangat penting untuk dilakukan agar dapat mengetahui
jenis jenis ikatan kimia serta perbedaannya terutama antara ikatan elektrovalen atau
ikatan ion dan ikatan kovalen maupun struktur senyawanya serta dapat membedakan
Prinsip dari percobaan ini adalah mereaksikan NaCl dan CHCl3 dengan
AgNO3 untuk menentukan ikatan kovalen dan ikatan elektrovalen, mereaksikan HCl,
CuSO4, NH4OH, dengan BaCl2 dan K4 Fe(CN)6, dan terakhir merekasikan K3Fe(CN)6
dan FeCl3 dengan KCNS kemudian melihat rekasi atau perubahan yang timbul.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ide pasangan elektron sebagai mekanisme dasar ikatan kimia seperti yang
dikemukakan oleh G. N Lewis pada tahun 1920-an diikuti oleh interpretasi mekanika
kuantumnya oleh Heitler dan London, yang mengarah pada teori ikatan valensi yang
terkenal. Gagasan Lewis tentang persyaratan delapan elektron untuk stabilitas sebuah
atom dinamai sebagai aturan Oktet oleh Irwin Langmuir, dan telah menjadi pedoman
umum bagi ahli kimia setelahnya. Ini diikuti oleh aturan 18 elektron untuk kompleks
dua buah atom (masing–masing dengan orbital valensi dan sebuah elektron) saling
mendekati sampai jarak tertentu sehingga orbital valensi dari dua atom saling
tumpang tindih dan dua buah elektron yang ada saling berpasangan atau memiliki
spin yang berlawanan. Dua buah elektron yang berpasangan tersebut ditarik oleh inti
masing-masing sehingga dua buah atom tersebut terikat satu dengan yang lain
yang menyebar ke seluruh semua inti dalam molekul mulai dari tingkat energi
terendah mengikuti prinsip Pauli. Karena hanya elektron valensi yang terlibat dalam
ikatan, orbital atom yang ditempati oleh setiap elektron valensi saja yang
menyumbang orbital molekul. Dengan demikian, orbital molekul dapat dilihat
sebagai kombinasi linear dari semua orbital atom yang ditempati oleh elektron
valensi (kombinasi linear orbital atom, LCAO) (Men dan Setianto, 2019).
Ikatan kimia adalah ikatan yang terbentuk karena adanya daya tarik-menarik
antara atom yang menyebabkan suatu senyawa kimia dapat bersatu. Kekuatan daya
tarik-menarik ini menentukan sifat-sifat kimia dari suatu zat. Dengan adanya ikatan
tersebut maka baik sifat kimia maupun sifat fisika dari senyawa, seperti dapat
kimia, dan Lewis memberikan rincian lebih lanjut tentang istilah ini dengan
membayangkan bahwa '' Ikatan kimiawi selalu ada dan di semua molekul hanyalah
sepasang elektron yang diikat oleh dua atom. ''Secara retrospektif, Pauling
menafsirkan ikatan kovalen sebagai ''sepasang elektron yang terbagi di antara dua
atom, dan menempati dua orbital stabil, satu dari setiap atom“
Ikatan kimia dapat didefinisikan sebagai tarikan antaratom yang ada dalam
senyawa. Apabila ikatan kimia merupakan interaksi bagian luar atom maka dalam
pembentukan ikatan peranan elektron sangat penting. Struktur elektronik atom akan
menentukan jenis ikatan kimia yang terbentuk oleh atom (Nuryono, 2018).
Ikatan ion adalah ikatan yang terbentuk sebagai hasil dari tarikan elektrostatis
antara ion yang bermuatan berlawanan. Dimana unsur logam menjadi bermuatan
positif (+) dengan kehilangan elektron sementara unsur non logam mendapatkan
elektron dan menjadi bermuatan negatif (-). Muatan positif dan muatan negatif yang
terbentuk saling tarik-menarik satu sama lain. Gaya tarik inilah yang menghasilkan
Ikatan ion yaitu ikatan yang terbentuk sebagai akibat adanya gaya
tarik-menarik antar ion positif dan ion negatif. Ion positif terbentuk tersebut karena
unsur logam melepaskan elektronnya, sedangkan ion negative terbentuk karena unsur
nonlogam menerima elektron. Ikatan ion sangat dipengaruhi oleh besarnya beda
keelektronegatifan dari atom atom pembentuk senyawa tersebut, sehingga ikatan ion
Pembentukan ikatan kovalen adalah hasil dari atom yang berbagi beberapa elektron.
Ikatan tercipta melalui tumpang tindih dua orbital atom. Dalam jenis ikatan kovalen,
setiap elektron bersama akan dihitung menuju kulit valensi kedua atom untuk
memenuhi aturan oktet. Dalam ikatan tunggal, satu pasang elektron dibagi, dengan
satu elektron yang dikontribusikan dari masing-masing atom. Ikatan rangkap dua
berbagi dua pasang elektron dan ikatan rangkap tiga berbagi tiga pasang elektron.
Ikatan yang berbagi lebih dari satu pasang elektron disebut ikatan kovalen berganda
pasangan elektron oleh dua atom yang berlawanan. Berdasarkan kepolaran ikatan
kovalen dibedakan menjadi ikatan kovalen polar dan nonpolar. Ikatan kovalen
memiliki titik didih dan titik leleh rendah, berwujud padat, cair, dan gas. Bentuk
larutan kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik (Saraha dkk, 2017).
BAB III
METODE PERCOBAAN
K4Fe(CN)6.
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, dan
rak tabung.
ditambahkan 2-3 tetes NaCl dan tabung reaksi kedua ditambahkan 2-3 tetes CHCl3.
Kedua tabung dihomogenkan kemudian dicatat dan diamati perubahan yang terjadi.
Disiapkan 3 tabung reaksi. Tabung reaksi pertama diisi dengan HCl, pada
tabung reaksi kedua diisi dengan CH3COOH, dan tabung reaksi ketiga diisi dengan
yang terjadi.
3.3.3 Pengendapan Garam Hidroksida
Tabung reaksi pertama ditambahkan dengan BaCl2 sebanyak 3 tetes dan tabung
Tabung reaksi ditambahkan dengan larutan BaCl2 sebanyak 3 tetes dan tabung reaksi
volume sebanyak 1 mL. Tabung reaksi pertama ditambahkan BaCl2 sebanyak 3 tetes
Disiapkan 2 buah tabung reaksi. Tabung reaksi pertama diisi dengan FeCl3
sebanyak 1 mL dan tabung reaksi kedua diisi dengan K4 Fe(CN)6 sebanyak 1 mL.
Masing-masing tabung reaksi diisi denagn 2-3 tetes KCNS. Tabung dihomogenkan
Warna cokelat
Biru keruh dan
CuSO4+NH4OH dan terbentuk
terbentuk endapan Senyawa kompleks
berlebih endapan
putih
Warna merah
Biru muda dan
bata dan Bukan senyawa
CuSO4 terbentuk endapan
terbentuk kompleks
putih
endapan
Tabel 4. Reaksi dengan kalium tiosianat (KCNS).
Larutan Ditambah KCNS Keterangan
Larutan berwarna merah kecokelatan
FeCl3 Senyawa kompleks
4.2 Reaksi
K4Fe(CN)6 + KCNS
4.3 Pembahasan
ion atau kovalen. Didalam pelarutnya ikatan ion akan terurai menjadi ion-ionnya
sedangkan ikatan kovalen tidak seperti itu. Dalam percobaan ini dilakukan
Ketika NaCl ditambahkan dengan AgNO3 terbentuk endapan putih hal itu
menandakan bahwa NaCl adalah ikatan ion sedangkan pada CHCl3 tidak terbentuk
endapan ketika ditambahkan dengan AgNO3, hal ini menandakan bahwa CHCl3
untuk mengetahui tingkat keasaman suatu senyawa serta reaksinya dengan MO.
Penambahan indikator metil orange tersebut berfungsi dalam titrasi asam basa.
Ketika suatu senyawa ditambahkan dengan MO dan membentuk warna merah maka
senyawa tersebut merupakan asam kuat, apabila membentuk warna orange berarti
senyawa tersebut adalah asam lemah serta apabila membentuk warna kuning berarti
senyawa tersebut merupakan basa. Pada percobaan ini HCl merupakan asam kuat
membentuk warna orange dan C2H5OH membentuk warna kuning hal tersebut
terbentuk endapan atau perubahan warna maka hal tersebut menandakan bahwa
sedikit NH4OH dan BaCl2 terbentuk endapan hal tersebut menandakan bahwa
penambahan BaCl2 akan membentuk endapan dan apabila CuSO4ditambahkan
untuk membedakan senyawa kompleks dan bukan kompleks yaitu dengan melihat
berwarna merah kecoklatan hal tersebut menandakan bahwa senyawa tersebut adalah
tersebut dilakukan untuk membedakan senyawa kompleks dan bukan kompleks serta
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. ikatan kovalen dan ikatan ion dapat dibedakan berdasarkan terjadinya endapan.
begitupun sebaliknya.
5.2 Saran
video praktikum agar praktikan dapat lebih mudah memahami isi dari video tersebut.
Frenking, G. dan Shaik, S., 2014, The Chemical Bond Chemical Bonding Across the
Periodic Table, Wiley VCH, German.
Frenking, G. dan Shaik, S., 2014, The Chemical Bond Fundamental Aspects of
Chemical Bondling, Wiley VCH, German.
Khery, Y., Nurfida, B.A., Suryati, 2019, Kimia Umum Atom, Molekul, dan Sifat Zat,
Deepublish, Yogyakarta.
Men, L.K. dan Setianto, 2019, Konduktivitas Molekuler Sistem Biphenyl, Jurnal
Ilmu dan Inovasi Fisika, 3(1): 57-61.
Nuryono, 2018, Kimia Anorganik dan Ikatan Kimia, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Saraha, A.R., Rakman, K.A., Rahman, N.A., 2017, Kmia Dasar 1, Rasi Tebit,
Bandung.
Sulakhudin, 2019, Kimia Dasar dan Aplikasinya dalam Ilmu Tanah, Deepublish,
Yogyakarta.
Uce, M., 2015, Constructing models in teaching of chemical bonds: Ionic bond,
covalent bond, double and triple bonds, hydrogen bond and molecular
geometry, Academic Journals, 10(4): 492-500.
Ye, J., Fu, S., Zhou, S., Li, M., Li, K., Sun, W., Zhai, Y., 2020, Adavances in
Hydrogen Based on Dynamic Covalent Bonding and Prospects for its
Biomedical Application, European Polimer Journal, 139-110024.
Lampiran 1.Bagan kerja
NaCl, CCL4,
CHCL3
- Disiapkan 3 tabungreaksi.
- Tabung rekasi (1) ditetesi dengan NaCl, tabung rekasi (2) ditetesi
Hasil
HCl, CH3COOH,
C2H5OH,
- Disiapkan 3 tabung reaksi.
- Tabungrekasi (1) di isi dengan HCl, tabung rekasi (2) di isi dengan
Hasil
C.Pengendapan Garam Hidroksida
CuSO4,larutan
ammonia
- Disiapkan 2 tabungreaksi.
terjadi endapan.
- Tabung rekasi (1) di isi dengan BaCl2, tabung rekasi (2) di isi
Hasil
CuSO4, BaCL2,
K4Fe(CN)6
- Disiapkan 2 tabungreaksi.
- Tabung rekasi (1) di isi dengan BaCl2, tabung rekasi (2) di isi
Hasil
D.Reaksi dengan Kalium Tiosionat(KCNS)
FeCl3,
K3 Fe(CN)6,
- Disiapkan 2 tabung reaksi.
- Tabung rekasi (1) di isi dengan FeCl3, tabung reaksi (2) di isi
Hasil
Lampiran 2. Foto Percobaan