KELOMPOK VIII
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Lebih dari satu juta senyawa terdiri dari gabungan karbon, hidrogen,
merupakan bagian dari kimia organic. Unsur karbon sangat istimewa karena
sesamanya. Atom-atom karbon dapat membentuk rantai lurus, bercabang atau atau
bentuk cincin. Kemungkinan penyusun ikatan yang tak terbatas antar atom karbon
bahwa zat yang diperoleh dari tumbuhan dan hewan berbeda dengan yang diperoleh
dari mineral. Mereka tidak hanya memiliki titik lebur yang lebih rendah, mereka
juga cenderung membusuk saat dipanaskan dan pada umumnya lebih sulit untuk
Hari ini kita tahu bahwa tidak ada perbedaan mendasar antara senyawa
organik dan anorganik, prinsip yang sama berlaku untuk keduanya. Satu-satunya
ciri umum senyawa dari sumber hidup adalah semua mengandung unsur
ini adalah untuk mengetahui kelarutan berapa suatu senyawa organik dan
cara mencampurkan senyawa organik dengan air dan dietil eter dan reaksi-reaksi
zat-zat pengoksidasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelarutan adalah sifat dimana zat padat, cair atau gas dapat melarut pada
pelarutnya dan membentuk larutan yang homogen. Istilah senyawa organik untuk
pertama kalinya dipergunakan pada tahun 1777 untuk satu golongan senyawa-
senyawa yang terdapat secara langsung atau tidak langsung dati tumbuh-tumbuhan
dan hewan ialah organism (jasad hidup). Tingkat kelarutan didefinisikan dengan
seberapa banyak zat terlarut yang larut hingga keadaan jenuh. Kesetimbangan
larutan terjadi pada saat jenuh, karena kecepatan reaksi telah konstan. Satuan dari
kelarutan dapat berupa konsentrasi, molaritas, fraksi mol, rasio mol, dan unit
makin tinggi, kecuali CaSO4, sedangkan tekanan hampir tidak berpengaruh. Selain
itu, kelarutan akan menurun dengan adanya ion senama, tetapi adanya ion asing
kelarutannya akan sedikit meningkat. Hasil kali kelarutan adalah suatu tetapan yang
menggambarkan kelarutan suatu ion zat padat dan memberikan harga hasil kali
Reksi senyawa melibatkan konversi satu atau lebih lebih zat menjadi satu
atau zat yang berbeda. Dengan kata lain, reaksi kimia akan menghasilkan
pengaturan ulang susunan atom atau ion untuk membentuk zat lain. reaksi kimia
pada senyawa-senyawa organik biasanya terjadi dalam bentuk zat lain. reaksi kimia
yang mengikat satu elektron tidak berpasangan yang dikenal juga sebagai radikal
bebas. Pemutusan heterolitik terjadi apabila salah satu spesi hasil pemutusan
menghasilkan dua ikatan membawa kedua elektron ikatan, sedangkan spesi lainnya
kekurangan elektron dan memiliki orbital kosong. Spesi yang kelebihan elektron
dikenal sebagai anion, sedangkan spesi yang kekurangan elektron dikenal sebagai
penggantian satu kelompok gugus fungsional dalam suatu molekul oleh suatu gugus
fungsional yang lain. reaksi substitusi dalam kimia organik dapat diklasifikasikan
sebagai reaksi substitusi elektrofilik atau nukleofilik, tergantung pada reagen yang
terlibat. Reaksi substitusi nukleofilik biasanya terjadi pada senyawa jenuh, seperti
alkana dan turunannya, semisal alkil halida, sedangkan substitusi elektrofilik sering
membentuk satu molekul lain. reaksi ini dibatasi oleh senyawa tidak jenuh, seperti
molekul yang memiliki ikatan rangkap dua karbon-karbon (alkena) dan ikatan
rangkap tiga karbon-karbon (alkuna). Elektron dalam ikatan ini dapat bereaksi
dengan suatu elektrofil sehingga disebut sebagai adisi elektrofilik. Ikatan rangkap
dua pada karbon heterotom, seperti karbonil atau imin, menyebabkan atom karbon
bermuatan parsial positif sehingga mudah diserang nukleofil. Adisi pada ikatan
rangkap dua pada karbon heteroatom merupakan adisi nukleofilik (Marzuki, 2021).
Reaksi eliminasi adalah reaksi organik ketika dua substituen dilepaskan dari
suatu molekul substrat membentuk ikatan rangkap. Pada sebagian besar reaksi
Reaksi eliminasi dapat dianggap sebagai kebalikan dari reaksi adisi. Reaksi
eliminasi adalah reaksi yang sangat penting dalam sintesis alkena. Beberapa reaksi
Reaksi penataan ulang adalah kelas reaksi organik yang luas ketika
struktural dari molekul asli. Reaksi ini melibatkan perpindahan atom atau gugus
dalam suatu molekul dari satu atom ke atom lain. Atom atau gugus fungsdi yang
berpindah disebut sebagai gugus yang berimigrasi, atom pertama yang mengikat
gugus yang berimigrasi disebut sebagai asal migrasi, sedangkan atom yang
ditempati gugus yang berimigrasi disebut sebagai migrasi akhir (Marzuki, 2021).
ozon. Reagen ini biasa digunakan untuk mengoksidasi ikatan rangkap karbon-
karbon seperti pada senyawa alkena atau alkuna membentuk karbonil. Reagen ini
dapat dilihat dari perubahan dalam jumlah ikatan terhadap hidrogen dan jumlah
METODE PERCOBAAN
adalah dietil eter, n-heksana, etanol, etil asetat, akuades, glukosa, kalium
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan reaksi ini adalah tabung reaksi,
pipet tetes berskala, rak tabung reaksi, kaki tiga, pembakar spiritus, kawat kasa,
3.3 Prosedur
mL. Lalu, dietil eter dimasukkan ke dalam empat tabung reaksi lainnya sebanyak
pertama akuades dan dietil eter, kemudian dihomogenkan. Lalu, diamati dan dicatat
pada tabung kedua akuades dan dietil eter, kemudian dihomogenkan. Setelah itu,
masing 10 tetes etanol pada tabung ketiga akuades dan dietil eter, kemudian
yang terjadi.
dan aseton, lalu dihomogenkan. Setelah itu, diamati dan dicatat perubahan yang
terjadi. Bila tidak terjadi perubahan, tabung dipanaskan di atas penangas air,
kemudian diamati dan dicatat kembali perubahan yang terjadi. Kedua, kloroform
A+B ke dalam tabung reaksi yang berisikan larutan glukosa. Lalu, dilakukan
pemanasan agar reaksi pada larutan cepat berlangsung. Terakhir, diamati dan
Sebelum dipanaskan
Etanol x x Bereaksi
terbentuk 1 fase dan
endapan coklat.
Setelah dipanaskan
terbentuk endapan
coklat.
Membentuk
Kloroform x campuran 1 x
fase.
Terbentuk
merah bata
4.2 Pembahasan
asetat, yang nantinya akan menghasilkan campuran yang memiliki satu atau dua
fase. Berdasarkan tabel pertama, dilihat bahwa n-heksana dan kloroform ketika
dicampurkan dengan akuades dan dietil eter. Didapatkan hasil, bahwa campuran
akuades dengan n-heksana atau kloroform akan membentuk 2 fase. Akan tetapi,
dengan 1 fase. Hal ini menjadikan kloroform adalah senyawa yang non-polar,
karena tidak dapat larut dalam pelarut yang polar seperti air. Untuk Senyawa etanol
dan etil asetat, berdasarkan tabel, bila dicampurkan dengan akuades dan dietil eter,
adalah senyawa yang semi polar, karena dapat larut dalam pelarut polar seperti air
digunakan senyawa glukosa yang akan ditambahkan 5 tetes larutan Fehling A+B,
mengalami perubahan warna ataupun adanya endapan, baik itu sebelum atau
sesudah di panaskan. Hal ini membuktikan bahwa n-heksana tidak akan bereaksi
coklat yang lebih banyak. Hal ini membuktikan bahwa etanol yang ditambahkan
KMnO4 akan bereaksi. Terakhir, berdasarkan tabel, didapatkan bahwa aseton akan
sebelum maupun setelah dipanaskan. Hal ini membuktikan bahwa aseton yang
ditambahkan dengan KMnO4 tidak akan bereaksi. Setelah itu, dilakukan percobaan
Berdasarkan tabel, didapatkan hasil berupa campuran dengan 1 fase. Hal ini
membuktikan bahwa kloroform yang ditambahkan aseton dapat beraksi. Terakhir,
dilakukan reaksi dan digunakan 1 mL glukosa yang diberikan dengan 5 tetes larutan
Fehling A+B, lalu dipanaskan agar terjadi reaksi yang lebih cepat. Berdasarkan
tabel, didapatkan bahwa campuran antara glukosa dan larutan Fehling A+B yang
telah dipanaskan terdapat endapan yang berwarna merah bata di bahwa tabung
reaksi. Hal ini menunjukkan bahwa glukosa yang ditambahkan dengan larutan
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Senyawa organik hanya dapat larut pada pelarut yang memiliki sifat yang sama
dengannya, yaitu senyawa polar hanya larut dalam pelarut yang polar, begitu
pula sebaliknya, senyawa non polar yang hanya larut dalam pelarut yang non
dikarenakan kedua senyawa ini terlarut di dalam pelarut yang non polar, seperti
dietil eter, dan tidak akan larut dalam pelarut polar, seperti akuades. Sedangkan
untuk senyawa etanol dan etil asetat, kedua senyawa ini larut ke dalam pelarut
polar, seperti akuades, dan pelarut non polar, seperti dietil eter. Etanol dan etil
asetat termasuk ke dalam kelompok senyawa semi polar dikarenakan dapat larut
pada dua jenis pelarut, yaitu pelarut polar dan pelarut non polar.
2. Gugus fungsi pada suatu senyawa organik akan menentukan reaksi yang dapat
atau tidak dapat terjadi bila diberikan sebuah senyawa tertentu pada suatu
coklat di bagian dasar tabung reaksi, sedangkan kloroform dan aseton tidak
dengan Fehling A+B dan menyebabkan adanya endapan merah bata di bagian
percobaan, dan juga agar media yang rusak dalam laboratorium segera diperbaiki
saat praktikum daring lebih memperjelas suaranya, agar setiap materi yang
Apsari, K., dan Chaerunisa A.Y., 2020, Upaya Peningkatan Kelarutan Obat, Jurnal
Farmaka, 18(2), 57-58.
Marzuki, I., 2019, Pengantar Kimia Organik Fisis. CV. Tohar Media; Makassar.