Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum Kimia Dasar

SENYAWA ORGANIK

MUH. REZKY FAHREZA RISAL


H041221081

KELOMPOK VIII

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kimia organik adalah studi yang didasarkan pada materi-materi organik

yang ada di bumi, yang mana sebagian besar membahas mengenai senyawa

karbon. Kata organik mulai digunakan pada abad ke-18 oleh para ahli kimia untuk

mendeskripsikan segala hal yang berasal dari sintesis makhluk hidup, baik itu dari

hewan ataupun tumbuhan. Para ahli berpikir bahwa segala senyawa organik hanya

dibuat oleh alam, dikarenakan adanya sebuah stigma bahwa hanya alam yang

memiliki kekuatan untuk menyintesis senyawa-senyawa organik (Chang, 2022).

Awal mula kimia organik, bidang ini hanya membahas mengenai hal-hal

yang bersinggungan dengan senyawa dan proses kimiawi yang berasal dari

aktivitas sel-sel yang masih hidup. Lama-kelamaan, pembahasan kimia organik

mulai berubah ke arah senyawa-senyawa karbon yang ada di dunia. Akhirnya,

bidang ini dirampungkan sebagai bidang keilmuan kimia yang membahas segala

sesuatu, baik itu senyawa-senyawa karbon atau senyawa yang dihasilkan oleh

makhluk hidup lainnya, segala reaksi pembentuk, identifikasi, dan penguraiannya,

hingga kegunaan senyawa-senyawa yang dapat bermanfaat dan berbahaya bagi

kehidupan manusia (Clayden, 2012).

Oleh karena itu, dilakukanlah percobaan untuk dapat mengetahui

mengenai senyawa-senyawa organik, terutama pada kelarutan senyawa-senyawa

organik pada pelarut, dan reaksi-reaksi yang dapat terjadi pada segala senyawa

organik untuk memudahkan identifikasinya.


1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah untuk memberikan pengetahuan

mengenai senyawa-senyawa organik, kelarutan senyawa organik, dan reaksi-

reaksi yang terjadi pada senyawa organik.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini, yaitu:

1. mempelajari kelarutan beberapa senyawa organik.

2. mempelajari beberapa reaksi senyawa organik.

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan ini. Percobaan pertama, melakukan penambahan

beberapa tetes n-heksana kepada tabung yang berisi akuades dan dietil eter.

Percobaan kedua, melakukan reaksi antara n-heksana, etanol, aseton, dengan

KMnO4, lalu melakukan reaksi antara kloroform dengan aseton, lalu melakukan

reaksi antara glukosa dan Fehling A+B, dan dipanaskan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelarutan Senyawa Organik

2.2 Reaksi Senyawa Organik


BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Bahan-bahan yang digunakan dari percobaan sifat-sifat senyawa organik

adalah dietil eter, n-heksana, etanol, etil asetat, akuades, glukosa, kalium

permanganat, dan Fehling A+B.

3.2 Alat Percobaan

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan reaksi ini adalah tabung reaksi,

pipet tetes berskala, rak tabung reaksi, kaki tiga, pembakar spiritus, kawat kasa,

gelas kimia, gegep

3.3 Prosedur

3.3.1 Kelarutan n-heksana

Pertama, dimasukkan akuades ke dalam empat tabung reaksi sebanyak 0,5

mL. Lalu, dietil eter dimasukkan ke dalam empat tabung reaksi lainnya sebanyak

0,5 mL. Kemudian, ditambahkan masing-masing 10 tetes n-heksana pada tabung

pertama akuades dan dietil eter, kemudian dihomogenkan. Lalu, diamati dan

dicatat perubahan yang terjadi. Selanjutnya, ditambahkan masing-masing 10 tetes

etanol pada tabung kedua akuades dan dietil eter, kemudian dihomogenkan.

Setelah itu, diamati dan dicatat perubahan yang terjadi. Selanjutnya, ditambahkan

masing-masing 10 tetes etanol pada tabung ketiga akuades dan dietil eter,

kemudian dihomogenkan. Lalu, diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

Terakhir, ditambahkan masing-masing 10 tetes asetaldehida pada tabung keempat


akuades dan dietil eter, kemudian dihomogenkan. Setelah itu, diamati dan dicatat

perubahan yang terjadi.

3.3.2 Prosedur Reaksi-reaksi Senyawa Organik

Pertama, n-heksana, etanol, dan aseton, dimasukkan ke dalam tiga tabung

reaksi yang berbeda sebanyak 1 mL. Lalu, kalium permanganat (KMnO 4)

ditambahkan sebanyak 5 tetes ke dalam tabung yang berisikan n-heksana, etanol,

dan aseton, lalu dihomogenkan. Setelah itu, diamati dan dicatat perubahan yang

terjadi. Bila tidak terjadi perubahan, tabung dipanaskan di atas penangas air,

kemudian diamati dan dicatat kembali perubahan yang terjadi. Kedua, kloroform

dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 mL. Setelah itu, ditambahkan 5

tetes aseton ke dalam tabung yang berisikan kloroform, kemudian dihomogenkan.

Selanjutnya, diamati dan dicatat perubahan yang terjadi. Ketiga, dimasukkan 1

mL larutan glukosa ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 5 tetes

fehling A+B ke dalam tabung reaksi yang berisikan larutan glukosa. Lalu,

dilakukan pemanasan agar reaksi pada larutan cepat berlangsung. Terakhir,

diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

4.1.1 Tabel Kelarutan Senyawa Organik

Tabel 1. Kelarutan Senyawa Organik


Jumlah Fase
Jumlah Fase
Zat dalam
dalam Keterangan
terlarut Campuran Dietil
Campuran Air
Eter

n-heksana 2 fase 1 fase Non polar

Kloroform 2 fase 1 fase Non polar

Etanol 1 fase 1 fase Semi polar

Etil Asetat 1 fase 1 fase Semi polar

4.1.2 Tabel Reaksi Senyawa Organik

Tabel 2. Reaksi Senyawa Organik


Perubahan yang Terjadi

Zat Fehling Keterangan


KMnO4 Aseton
A+B

Baik sebelum dan


Tidak
n-heksana sesudah dipanaskan x x
bereaksi
membentuk 2 fase

Etanol Sebelum dipanaskan x x Bereaksi

terbentuk 1 fase dan

endapan coklat.
Setelah dipanaskan

terbentuk endapan

coklat.

Tidak bereaksi, baik


Tidak
Aseton sebelum atau sesudah x x
bereaksi
dipanaskan.

Membentuk

Kloroform x campuran 1 x

fase.

Terbentuk

Glukosa x x endapan Bereaksi

merah bata

4.2 Pembahasan

Pada percobaan pertama, digunakan akuades, dan dietil eter, kemudian

masing-masing ditambahkan dengan 10 tetes n-heksana, etanol, kloroform, dan

etil asetat, yang nantinya akan menghasilkan campuran yang memiliki satu atau

dua fase. Berdasarkan tabel pertama, dilihat bahwa n-heksana dan kloroform

ketika dicampurkan dengan akuades dan dietil eter. Didapatkan hasil, bahwa

campuran akuades dengan n-heksana atau kloroform akan membentuk 2 fase.

Akan tetapi, campuran dietil eter dengan n-heksana dan kloroform menghasilkan

campuran dengan 1 fase. Hal ini menjadikan kloroform adalah senyawa yang non-

polar, karena tidak dapat larut dalam pelarut yang polar seperti air. Untuk

Senyawa etanol dan etil asetat, berdasarkan tabel, bila dicampurkan dengan
akuades dan dietil eter, akan menghasilkan campuran masing-masing 1 fase. Hal

ini menjadikan alkohol adalah senyawa yang semi polar, karena dapat larut dalam

pelarut polar seperti air dan senyawa non polar seperti dietil eter.

Pada percobaan kedua, digunakan n-heksana, aseton, dan etanol, yang

nantinya akan ditambahkan 5 tetes larutan KMnO4. Kedua, digunakan senyawa

kloroform yang akan ditambahkan dengan 5 tetes larutan aseton. Terakhir,

digunakan senyawa glukosa yang akan ditambahkan 5 tetes larutan Fehling A+B,

dan dipanaskan di penangas air. Berdasarkan tabel 2. yang membahas mengenai

hasil pengamatan reaksi senyawa organik. Didapatkan bahwa n-heksana yang

ditambahkan 5 tetes KMnO4 menghasilkan campuran dengan 2 fase dan tidak

mengalami perubahan warna ataupun adanya endapan, baik itu sebelum atau

sesudah di panaskan. Hal ini membuktikan bahwa n-heksana tidak akan bereaksi

dengan KMnO4. Selanjutnya, berdasarkan tabel, didapatkan bahwa etanol yang

ditambahkan 5 tetes KMnO4, akan menghasilkan campuran 1 fase dan adanya

endapan coklat di dasar tabung. Setelah di panaskan, akan menghasilkan endapan

coklat yang lebih banyak. Hal ini membuktikan bahwa etanol yang ditambahkan

KMnO4 akan bereaksi. Terakhir, berdasarkan tabel, didapatkan bahwa aseton

akan yang ditambahkan KMnO4 akan menghasilkan campuran dengan 2 fase, baik

sebelum maupun setelah dipanaskan. Hal ini membuktikan bahwa aseton yang

ditambahkan dengan KMnO4 tidak akan bereaksi. Setelah itu, dilakukan

percobaan dengan digunakannya kloroform 1 mL yang ditambahkan dengan 5

tetes aseton. Berdasarkan tabel, didapatkan hasil berupa campuran dengan 1 fase.

Hal ini membuktikan bahwa kloroform yang ditambahkan aseton dapat beraksi.
Terakhir, dilakukan reaksi dan digunakan 1 mL glukosa yang diberikan dengan 5

tetes larutan Fehling A+B, lalu dipanaskan agar terjadi reaksi yang lebih cepat.

Berdasarkan tabel, didapatkan bahwa campuran antara glukosa dan larutan

Fehling A+B yang telah dipanaskan terdapat endapan yang berwarna merah bata

di bahwa tabung reaksi. Hal ini menunjukkan bahwa glukosa yang ditambahkan

dengan larutan Fehling A+B bereaksi.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari percobaan yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Senyawa organik hanya dapat larut pada pelarut yang memiliki sifat yang

sama dengannya, yaitu senyawa polar hanya larut dalam pelarut yang polar,

begitu pula sebaliknya, senyawa non polar yang hanya larut dalam pelarut

yang non polar. Kloroform dan n-heksana termasuk ke dalam senyawa non-

polar dikarenakan kedua senyawa ini terlarut di dalam pelarut yang non polar,

seperti dietil eter, dan tidak akan larut dalam pelarut polar, seperti akuades.

Sedangkan untuk senyawa etanol dan etil asetat, kedua senyawa ini larut ke

dalam pelarut polar, seperti akuades, dan pelarut non polar, seperti dietil eter.

Etanol dan etil asetat termasuk ke dalam kelompok senyawa semi polar

dikarenakan dapat larut pada dua jenis pelarut, yaitu pelarut polar dan pelarut

non polar.

2. Gugus fungsi pada suatu senyawa organik akan menentukan reaksi yang dapat

atau tidak dapat terjadi bila diberikan sebuah senyawa tertentu pada suatu

senyawa organik. Etanol dapat mengalami reaksi dan menghasilkan endapan

coklat di bagian dasar tabung reaksi, sedangkan kloroform dan aseton tidak

mengalami reaksi apa pun. Kloroform dapat bereaksi dengan aseton

dikarenakan terbentuknya campuran 1 fase. Terakhir, glukosa dapat beraksi


dengan Fehling A+B dan menyebabkan adanya endapan merah bata di bagian

dasar tabung setelah dipanaskan di dalam penangas air.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Untuk Laboratorium

Sebaiknya dilakukan pembaharuan pada beberapa fasilitas laboratorium

yang sudah tidak layak pakai, demi menjaga keselamatan, kesehatan, dan

kenyamanan saat bekerja di dalam laboratorium.

5.2.2 Saran Untuk Asisten

Anda mungkin juga menyukai