Anda di halaman 1dari 8

JURNAL KEGIATAN

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

NAMA : TERESIA GALLA

NIM : D131211053

KELOMPOK :4

JUR./ FAK. : LINGKUNGAN/ TEKNIK

LABORATORIUM KIMIA DASAR


UPT-MKU
UNIVERSITAS HASANUDDIN
JURNAL KEGIATAN
PRAKTIKUM KIMIA DASAR

NAMA : TERESIA GALLA

NIM : D131211053

KELOMPOK :4

JUR./ FAK. : LINGKUNGAN/ TEKNIK

LABORATORIUM KIMIA DASAR


UPT MKU
UNIVERSITAS HASANUDDIN
KEGIATAN 67
PERCOBAAN SIFAT-SIFAT SENYAWA ORGANIK

Nama Praktikan : Teresia Galla (D131211053) 90


Nilai :
Nama Teman Kerja : 1. Ramdini Ardiyanti Sahabuddin (D131211043)
2. Desifa Widyanengsi (D131211045)
3. Naila Nurul Aisyah (D131211047)
4. Andi Muhammad Nooralif (D131211049)
5. Azzahra Diva (D131211051)
Asisten Dosen : Andi Nur Annisa

A. PENGAMATAN
1. Kelarutan senyawa organik

Jumlah fase Jumlah fase


Zat dalam
dalam campuran Keterangan
terlarut
Air dietil eter
Senyawa
n-heksana 2 Fase 1 Fase
Non Polar

Senyawa
Klorofom 2 Fase 1 Fase
Non Polar

Senyawa
Etanol 1 Fase 1 Fase
Semi Polar
Senyawa
Etil asetat 1 Fase 1 Fase
Semi Polar

2. Reaksi-reaksi senyawa organik

Perubahan yang terjadi

Zat Keterangan
Fehling
KMnO4 Aseton
A+B

Tidak
Tidak
n-Heksana terjadi X X
Bereaksi
perubahan
warna (2
fase).

Tidak
terjadi
perubahan
Etanol warna X X Bereaksi
(terdapat
endapan
cokelat).

Terjadi
Tidak
Aseton perubahan X X
Bereaksi
warna.

Tidak
terjadi Tidak
Kloroform X X
perubahan Bereaksi
warna.

Tidak
terjadi
perubahan
warna
Glukosa X X Bereaksi
(terdapat
endapan
merah
bata).

B. PEMBAHASAN
1. Kelarutan senyawa organik
Pada percobaan ini kami menggunakan 8 tabung reaksi, yang setiap 4
tabung reaksi berisi air dan dietil eter. Pada 4 tabung reaksi yang berisi air,
setiap tabungnya diisi dengan pereaksi berbeda-beda begitupun pada 4
tabung reaksi lainnya yang berisi masing-masing dietil eter. Pada
penambahan n-heksana, ternyata tidak terjadi reaksi yang ditandai dengan
larutan dalam tabung reaksi yang terbagi menjadi 2 fase.
Hal ini telah sesuai dengan teori karena air merupakan pelarut polar dan
heksana adalah nonpolar. Air dapat melarutkan zat terlarut polar dan
beberapa senyawa ionik, tetapi tidak dapat melarutkan zat terlarut nonpolar.
Heksana dapat melarutkan zat nonpolar, tetapi tidak dapat melarutkan zat
polar. Oleh karena itu pada tabung reaksi yang berisi dietil eter yang
ditambahkan n-heksana terlihat bahwa larutan hanya terdiri dari satu fase,
yang berarti n-heksana larut dalam dietil eter karena dietil eter merupakan
pelarut untuk senyawa non polar.
Kemudian pada tabung reaksi yang berisi air dengan penambahan dengan
klororform. Dari percobaan diketahui bahwa kloroform merupakan senyawa
non polar walaupun sebenarnya sedikit polar. Tapi itu tidak bisa membuat
ikatan yang kuat (seperti ikatan hidrogen) dengan air. Karena kurangnya
interaksi yang kuat dengan air, kelarutannya dalam air sangat kurang.
Namun kloroform larut dalam dietil eter karena dietil eter adalah pelarut
untuk senyawa non polar.
Lalu pada tabung reaksi yang berisi air dengan penambahan etanol dapat
diketahui bahwa etanol larut dalam air. Begitupun pada tabung reaksi berisi
dietil eter dengan penambahan etanol dapat diketahui bahwa etanol juga
larut. Maka dapat etanol merupakan senyawa semi polar. Walaupun
sebenarnya etanol juga termasuk senyawa non polar karena adanya gugus
C-H. Etanol larut dalam air dikarenakan adanya gugus hidroksil (−OH)
dalam etanol yang mampu membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air
(H2O).
Ikatan hidrogen berarti interaksi dipol-dipol antara dua molekul dan
dapat bersifat intramolekul dan antarmolekul. Oleh karena itu etanol dapat
larut di dalam pelarut polar dan non polar sekaligus. Dan pada tabung reaksi
yang masing-masing berisi air dan dietil eter lalu ditambahkan dengan
masing-masing etil asetat. Dari percobaan dapat diketahui bahwa etil asetat
larut pada air dan juga dietil eter. Etil asetat merupakan pelarut yang bersifat
semi polar sehingga dapat menarik senyawa yang bersifat polar maupun
nonpolar. Hal ini yang menyebabkan pada percobaan dimana kedua larutan
tersebut sama sama dapat larut dalam aquades maupun dietil eter.

2. Reaksi-reaksi senyawa organik


Pada percobaan reaksi-reaksi senyawa organik terdapat 5 tabung berisi
masing-masing n-hekasana, etanol, aseton, kloroform dan glukosa yang
ditambahkan pereaksi yang berbeda ditiap tabungnya. Pada tabung reaksi
pertama terdapat larutan n-heksana yang direaksikan dengan KMnO4.
Tetapi tidak terjadi reaksi pada saat KMnO 4 ditambahkan kedalam tabung
reaksi.

C6H6 + KMnO4 → Tidak Bereaksi

Hal ini terjadi karena Heksana merupakan sebuah senyawa hidrokarbon


alkana dengan rumus kimia C6H14 ( dengan isomer utama n-heksana yang
mempunyai rumus kimia CH3(CH2)4CH3. Alkana disebut hidrokarbon jenuh
karena setiap karbon terikat dengan atom hidrogen sebanyak mungkin. Oleh
karena itu Kalium permanganat tidak akan bereaksi dengan alkana karena
mereka jenuh.

Kemudian pada tabung reaksi kedua terdapat larutan etanol yang


direaksikan dengan KMnO4. Tidak terjadi perubahan warna namun terdapat
endapan cokelat.

C2H5OH + 4 KMnO4 → C2H5 + KOH + MnO4

Hal ini karena KMnO4 yang merupakan oksidator kuat kemudian akan
mengoksidasi etil alkohol menjadi asam asetat. Dan KMnO4 kemudian ter-
reduksi yang membentuk endapan berwarna cokelat.

Kemudian pada tabung reaksi ketiga terdapat larutan aseton yang


direaksikan dengan KMnO4. Namun tidak terjadi perubahan warna ataupun
pembentukan endapan, yang artinya kedua senyawa tersebut tidak bereaksi.
CH3-CO-CH3 + KMnO4 → Tidak Bereaksi
Pada percobaan ini telah sesuai dengan teori, dimana dikatakan bahwa
zat pengoksidasi yang sangat kuat seperti larutan KMnO4 memang dapat
mengoksidasi aseton yang merupakan golongan keton simetris. Namun,
jenis oksidasi kuat ini dapat terjadi jika menggunakan H2SO4 untuk
mengaktifkan reaksi. Karena reaksi ini terjadi dengan pembelahan,
pemutusan ikatan karbon-karbon dan membentuk dua asam karboksilat.
Adapun fungsi dari penambahan KMnO4 pada tabung pertama, kedua dan
ketiga adalah untuk melihat reaksi reduksioksidasi pada senyawa organik.

Kemudian pada tabung reaksi keempat terdapat larutan aseton yang


direaksikan dengan kloroform. Tidak terjadi perubahan warna pada larutan
dalam tabung reaksi yang berarti larutan tidak bereaksi.

CHCl3 + CH3-CO-CH3 → Tidak Bereaksi

Hal ini terjadi karena ketika aseton dan kloroform dicampur bersama,
reaksi menjadi eksoterm karena pembentukan ikatan hidrogen antara
kloroform dan aseton. Campuran ini kemudian membentuk larutan non-
ideal.

Kemudian pada tabung reaksi kelima terdapat larutan glukosa yang


direaksikan dengan pereaksi fehling A + B. Larutan dalam tabung tidak
berubah warna dan terbentuk endapan berwarna merah bata setelah
dipanaskan. Karbohidrat terdiri dari dua jenis yaitu gula pereduksi dan
nonpereduksi. Gula pereduksi, bila diolah dengan larutan Fehling,
membentuk endapan. Hal ini karena gula pereduksi memiliki gugus aldehid
atau keton bebas. Larutan Fehling adalah larutan basa dari CuSO 4 yang
mengandung beberapa garam Rochelle, yaitu natrium kalium tartrat dan
dibuat dengan menambahkan larutan basa garam Rochelle (disebut larutan
Fehling 'B') ke dalam larutan larutan CuSO4 (disebut larutan Fehling 'A')
sampai berwarna biru. Cu(OH)2 yang pertama kali terbentuk hanya larut
kembali untuk membentuk larutan biru tua yang jernih. Ketika aldehida atau
keton alifatik dipanaskan dengan larutan Fehling, larutan tersebut direduksi
menjadi endapan Cu2O berwarna merah bata atau merah kecoklatan. Hal
inilah yang menyebabkan endapan merah bata pada saat melakukan
percobaan.
C. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :


1. Senyawa organik dapat dibedakan berdasarkan kepolarannya, yaitu pelarut
polar, non polar dan semi polar.
2. Reaksi yang terjadi pada senyawa organik dapat berupa reaksi redoks
(misalnya dengan mereaksikan senyawa organik dengan KMnO 4 dan pada
glukosa dengan pereaksi fehling) dan reaksi subtitusi(misalnya pada aseton
dengan kloroform).

Makassar, 7 Oktober 2021


Asisten, Praktikan,

( Andi Nur Annisa ) ( Teresia Galla )

Anda mungkin juga menyukai