HIDROKARBON
TERESIA GALLA
D131211053
KELOMPOK III
i
LEMBAR PENGESAHAN
HIDROKARBON
TERESIA GALLA
D131211053
Makassar,
ASISTEN
WINDA SARI
H031181019
ii
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
iii
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 13
iv
Selasa, 22 Maret 2022
BAB I
PENDAHULUAN
Senyawa organik yang paling sederhana terbentuk dari dua unsur yaitu karbon
dan hidrogen. Ada tiga kelompok utama dari senyawa hidrokarbon yaitu:
ini berdasarkan atas jenis ikatan antara karbon-karbon. Hidrokarbon jenuh hanya
senyawa siklik tak jenuh namun sifatnya berbeda dengan alkena. Sifat dari
Alkana yang paling sederhana adalah metana CH4 yang merupakan hasil alami
tak jenuh adalah alkena dan alkuna. Senyawa alkena juga dikenal sebagai parafin
yang berasal dari kata latin parum afinls yang berarti afinitasnya kecil. Dan parafin
pula termasuk suatu senyawa yang sukar bereaksi atau senyawa yang stabil.
Senyawa senyawa hidrokarbon ini meskipun hanya tersusun atas 2 elemen dasar
yaitu hidrogen dan karbon namun memiliki banyak anggota senyawa-senyawa yang
mempunyai gugus ikatan tertentu. Setiap kelompok senyawa ini memiliki sifat
1
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
1.2.1 Maksud Percobaan
Prinsip dari percobaan ini adalah menentukan reaksi yang terjadi berdasarkan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Senyawa organik yang paling sederhana terbentuk dari dua unsur yaitu karbon
dan hidrogen. Ada tiga kelompok utama dari senyawa hidrokarbon yaitu:
hidrokarbon aromatik. Pembagian ini berdasarkan atas jenis ikatan antara karbon-
hidrokarbon aromatik adalah kelompok senyawa siklik tak jenuh namun sifatnya
berbeda dengan alkena. Sifat dari kelompok senyawa ini secara umum dicirikan
struktur molekulnya terdiri dari hidrogen dan karbon. Molekul yang paling
sederhana dari alkana adalah metana. Metana berupa gas pada suhu dan tekanan
Alkane merupakan senyawa nonpolar , sehingga sukar larut dalam air, tetapi
cenderung larut dalam pelarut-pelarut yang non polar, seperti ester. Jika alkane
ditambahkan air, maka ia akan berada dilapisan atas. Hal ini disebabkan karena
perbedaan masa jenis antara air dan alkana (Fesseden & Fesseden, 1989).
Untuk alkana rantai lurus titik didih dan titik leleh makin tinggi seiring
bertambahnya masa molekul. Alkana sebagian besar pereaksi, hal ini disebabkan
3
karena alkana memiliki sigma yang kuat antar atom karbon. Pada kondisi tertentu
alkana dapat bereaksi dengan oksigen dan unsur-unsur halogen. Molekul yang
paling sederhana dari alkana adalah metana. Ikatan karbon-karbon pada alkana dan
sikloalkana adalah ikatan tunggal, tetapi sesama karbon dapat pula membentuk
ikatan ganda, senyawa organic yang mengandung ikatan ganda dua karbon-karbon
dinamakan alkena. Alkena dalam kimia organik adalah hidrokarbon tidak jenuh
dengan sebuah ikatan rangkap dua antara atom karbon. Rumus umumnya adalah
sehingga sering disebut sebagai senyawa tak jenuh. Alkane rantai lurus dan
cabangnya sering disebut sebagai senyawa jenuh. Reaksi yang terjadi pada ikatan
rangkap alkena adalah reaksi adisi yang ditandai dengan pemutusan ikatan rangkap
gugus fungsi ikatan ganda tiga karbon- karbon. Ikatan pada alkuna adalah ikatan
tak jenuh.Tetapi ikatan kejenuhan alkuna lebih tinggi dibanding alkena. Alkuna-
alkuna suku rendah pada suhu kamar berwujud gas, sedangkan yang mengandung
5 atau lebih atom C berwujud cair. Alkuna memiliki masa yang lebih kecil dari air.
Iatidak larut dalam air tapi larut dalam pelarut organic nonpolar seperti eter,
Benzena adalah rantai karbon beranggota enam yang mempunyai ikatan rangkap
4
ganda yang saling selang seling. Tapi sebenarnya ikatan ganda pada benzene berada
antara ikatan tunggal dan ganda dua. sifatnya kurang reaktif tehadap alkuna
sehubungan dengan ikatan aromatic ini. Hidrokarbon alifatik berasal dari minyak
bumi, sedangkan hidrokarbon aromatic berasal dari batu bara. Semua hidrokarbon
alifatik dan aromatic mempunyai sifat umum tidak larut dalam air, lebih ringan
molekulnya sangat lemah. Karena itu hidrokarbon yang berat ikatan molekulnya
rendah berbentuk gas. Karena sifat nonpolarnya, maka hidrokarbon akan mudah
kloroform, benzene dan eter. Selain itu hidrokarbon mempunyai kepolaran yang
lebih kecil dari air. Adapun sifat-sifat dari senyawa hidrokarbon diantaranya adalah
1. Semua hidrokarbon merupakan senyawa nonpolar sehingga tidak larut dalam air.
Jika suatu hidrokarbon bercampur dengan air, maka lapisan hidrokarbon selalu
diatas sebab massa jenisnya lebih kecil. Pelarut yang baik untuk hidrokarbon
2. Makin banyak atom C, titik didih makin tinggi. Untuk hidrokarbon yang
berisomer (jumlah atom C sama banyak), titik didih makin tinggi apabila rantai
3. Pada suhu dan tekanan biasa,empat alkana yang pertama(CH4 sampai C4H10)
berwujud gas.
5
BAB III
METODE PERCOBAAN
Alat yang digunakan pada percobaan hidrokarbon ini adalah tabung reaksi,
rak tabung, pipet tetes, gelas kimia, tisu roll, kaki tiga, kasa dan spiritus.
etil asetoasetat, KMnO4 0,1 M, dietil eter, parafin, toluen, benzena, I2 , dan akuades.
Disiapkan 2 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Tabung reaksi (1) diisi
0,5 mL air, dan tabung reaksi (2) diisi 0,5 mL dietil eter. Pada tabung reaksi (1) dan
(2), ditambahkan setetes demi setetes larutan n-heksana (±10 tetes), dikocok dan
Diiapkan 6 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Masing-masing tabung
reaksi diisi sebanyak 1,0 mL n-heksana, sikloheksana, benzena, toluen, parafin dan
etilasetoasetat. Ditambahkan 1 tetes larutan KMnO4 0,1 M, dikocok dan bila perlu
6
dipanaskan. Diulangi percobaan di atas dengan mengganti KMnO4 0,1 M dengan
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kelarutan Kelarutan
8
4.2 Reaksi Senyawa Hidrokarbon
Tabel 2 Hasil Pengamatan Reaksi Senyawa Hidrokarbon
Perubahan yang terjadi
Hidrokarbon Keterangan
+ KMnO4 0,1 M I2
Berubah warna
Bereaksi dengan
Sikloheksana Terbentuk 2 Fasa menjadi Ungu
I2 (Iodin)
muda
Tidak terjadi
Benzena Terbentuk 2 Fasa Tidak Bereaksi
perubahan warna
Berubah warna
Bereaksi dengan
Parafin Terbentuk 2 Fasa menjadi bening
I2 (Iodin)
kekuningan
9
Hasil dan Reaksi
2.
+ K M nO 4
3. + K M nO 4
CH3
+ K M nO 4
4.
5. O O O O
׀׀ ׀׀ ׀׀ ׀׀
CH3 – C – CH2 – C – OC2H5 + KMnO4 CH3 – C – CH2 – C – OH
+ MnO2 + C2H5OH + K-
8. + I2
CH3
9. CH3 CH3
I +
+ I2
CH3
10
I
10. O O O O
׀׀ ׀׀ ׀׀ ׀׀
CH3 – C – CH2 – C – OC2H5 + I2 CH3 – C – CH2 – C –CH2-
C2H5 + MnO2
4.3 Pembahasan
4.3.1 Kelarutan Hidrokarbon
Berdasarkan data dan pengamatan yang telah dilakukan yang ditunjukkan pada
tabel 1, dapat diketahui bahwa n-heksana tidak dapat larut dalam air dan juga dietil
eter, sikloheksana tidak dapat larut dalam air dan dietil eter, benzena tidak dapat
larut dalam air dan dalam dietil eter, begitu pula dengan toluena dan parafin yang
tidak dapat larut dalam kedua pelarut itu. Senyawa hidrokarbon yang diujikan
bersifat non polar karena pada saat direaksikan dengan air yang bersifat polar,
terbentuk 2 fase. Sedangkan pada saat direaksikan dengan dietil eter yang bersifat
non polar, terbentuk 1 fase. Senyawa non polar akan membentuk 1 fase jika
direaksikan dengan senyawa non polar, dalam percobaan ini dietil eter dan
membentuk 2 fase jika direaksikan dengan senyawa polar, dalam percobaan ini air.
pada tabel 2, reaksi yang ditunjukkan diamati melalui perubahan warna larutan.
Senyawa hidrokarbon akan direaksikan dengan KMnO4 dan I2. Fungsi KMnO4
adalah untuk mengetahui adanya reaksi oksidasi terjadi pada senyawa hidrokarbon
atau tidak . Hasil yang diperoleh saat n-heksana, sikloheksana, benzena, toluena
dan parafin dimana larutannya bening ditambahkan KMnO4 yang berwarna ungu
adalah tidak terjadi perubahan warna (endapan ungu). Hal ini menandakan tidak
terjadi reaksi antara senyawa hidrokarbon tersebut dengan pereaksi KMnO4 karena
11
senyawa-senyawa tersebut tergolong ke dalam kelompok senyawa alkana dan
aromatik yang jika ditinjau dari ikatan antarelektronnya sangat sulit untuk diputus.
Namun berbeda dengan hasil yang diperoleh ketika larutan etil asetoasetat bening
yaitu berubah warna menjadi bening. Hal ini menandakan bahwa terjadi reaksi,
berwarna ungu tua. Sikloheksana dapat bereaksi dengan Iodin membentuk larutan
berwarna ungu muda, toluene bereaksi dengan Iodin membenttuk larutan berwarna
merah dan Parafin bereaksi dengan Iodin membentuk larutan berwarna bening
kekuningan. Tetapi pada Benzena tetap tidak terjadi perubahan warna ketika
bercampur dengan larutan Iodin. Ini menandakan bahwa benzena tidak bereaksi.
12
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
hidrokarbon yang bersifat non polar seperti dietil eter, sikloheksana, benzena,
toluen, parafin, dan etil asetoasetat tidak larut dalam pelarut polar seperti air.
Senyawa nonpolar hanya bisa dilarutkan dalam pelarut nonpolar juga seperti dietil
Eter.
5.2 Saran
Saran saya untuk laboratorium agar video percobaan lebih diberi keterangan
yang jelas dan meningkatkan kualitas resolusi video agar hasil percobaan lebih
13
DAFTAR PUSTAKA
Fesseden, R. J., & Fesseden, J. S. (1989). Kimia Organik Jilid I. Jakarta: Erlangga.
14
Lampiran 1 Bagan Kerja
A. KelarutanHidrokarbon
toluena, parafin).
HASIL
B. Reaksi Hidrokarbon
1,0 mL (n-heksana, benzena, toluen, parafin,
dan etilasetoasetat)
HASIL
15
16