Anda di halaman 1dari 20

Selasa, 22 Maret 2022

Laporan Hasil Praktikum

HIDROKARBON

TERESIA GALLA
D131211053

KELOMPOK III

LABORATORIUM KIMIA DASAR


FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

HIDROKARBON

Disusun dan diajukan oleh:

TERESIA GALLA

D131211053

Diperiksa dan disetujui oleh:

Makassar,

ASISTEN

WINDA SARI

H031181019

ii
DAFTAR ISI

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan ..................................................................... 2

1.2.1 Maksud Percobaan .................................................................................. 2


1.2.2 Tujuan Percobaan ................................................................................... 2
1.3 Prinsip Percobaan .......................................................................................... 2

1.3.1 Kelarutan Hidrokarbon ........................................................................... 2


1.3.2 Reaksi Hidrokarbon ................................................................................ 2
BAB II ..................................................................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 3

BAB III ................................................................................................................... 6

METODE PERCOBAAN ....................................................................................... 6

3.1 Alat Perobaan ................................................................................................ 6

3.2. Bahan Percobaan .......................................................................................... 6

3.3 Prosedur Percobaan ....................................................................................... 6

3.3.1 Kelarutan Senyawa Hidrokarbon ............................................................ 6


3.3.2 Reaksi Senyawa Hidrokarbon ................................................................. 6
BAB IV ................................................................................................................... 8

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 8

4.1 Kelarutan Senyawa Hidrokarbon .................................................................. 8

4.2 Reaksi Senyawa Hidrokarbon ....................................................................... 9

4.3 Pembahasan ................................................................................................ 11

4.3.1 Kelarutan Hidrokarbon.................................................................... 11


4.3.2 Reaksi Hidrokarbon ........................................................................ 11
BAB V................................................................................................................... 13

iii
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 13

5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 13

5.2 Saran ............................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

iv
Selasa, 22 Maret 2022

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Senyawa organik yang paling sederhana terbentuk dari dua unsur yaitu karbon

dan hidrogen. Ada tiga kelompok utama dari senyawa hidrokarbon yaitu:

hidrokarbon jenuhh, hidrokarbon tak jenuh, dan hidrokarbon aromatik. Pembagian

ini berdasarkan atas jenis ikatan antara karbon-karbon. Hidrokarbon jenuh hanya

mengandung ikatan tunggal karbon- karbon, hidrokarbon tak jenuh mengandung

ikatan karbon-karbon ganda, sedangkan hidrokarbin aromatik adalah kelompok

senyawa siklik tak jenuh namun sifatnya berbeda dengan alkena. Sifat dari

kelompok senyawa ini secara umum dicirikan oleh benzena.

Alkana yang paling sederhana adalah metana CH4 yang merupakan hasil alami

penguraian bakteri anaerob dari tanaman-tanaman dalam air. Dan hidrokarbon

tak jenuh adalah alkena dan alkuna. Senyawa alkena juga dikenal sebagai parafin

yang berasal dari kata latin parum afinls yang berarti afinitasnya kecil. Dan parafin

pula termasuk suatu senyawa yang sukar bereaksi atau senyawa yang stabil.

Senyawa senyawa hidrokarbon ini meskipun hanya tersusun atas 2 elemen dasar

yaitu hidrogen dan karbon namun memiliki banyak anggota senyawa-senyawa yang

mempunyai gugus ikatan tertentu. Setiap kelompok senyawa ini memiliki sifat

dan karakteristik tersendiri yang menarik untuk dipelajari.

1
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah mengetahui kelarutan hidrokarbon dan

reaksi yang terjadi pada hidrokarbon.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah membedakan antara hidrokarbon jenuh,

tidak jenuh dan senyawa aromatik.

1.3 Prinsip Percobaan


1.3.1 Kelarutan Hidrokarbon

Prinsip dari percobaan ini adalah menentukan kepolaran suatu senyawa

berdasarkan kelarutannya pada air dan dietil eter.

1.3.2 Reaksi Hidrokarbon

Prinsip dari percobaan ini adalah menentukan reaksi yang terjadi berdasarkan

perubahan yang terjadi pada KMnO4 0,1 M dan I2.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Senyawa organik yang paling sederhana terbentuk dari dua unsur yaitu karbon

dan hidrogen. Ada tiga kelompok utama dari senyawa hidrokarbon yaitu:

hidrokarbon jenuh (saturated), hidrokarbon tak jenuh (unsaturated), dan

hidrokarbon aromatik. Pembagian ini berdasarkan atas jenis ikatan antara karbon-

karbon. Hidrokarbon jenuh hanya mengandung ikatan tunggal karbon-karbon,

hidrokarbon tak jenuh mengandung ikatan karbon-karbon ganda, sedangkan

hidrokarbon aromatik adalah kelompok senyawa siklik tak jenuh namun sifatnya

berbeda dengan alkena. Sifat dari kelompok senyawa ini secara umum dicirikan

oleh benzena (Unhas, 2013).

Hidrokarbon yang paling sederhana adalah alkana, yaituhidrokarbon yang

hanya mengandung ikatan kovalen tunggal. Hidrokarbon merupakan senyawa yang

struktur molekulnya terdiri dari hidrogen dan karbon. Molekul yang paling

sederhana dari alkana adalah metana. Metana berupa gas pada suhu dan tekanan

baku, merupakan komponen utama gas alam (Wilbraham, 1992).

Alkane merupakan senyawa nonpolar , sehingga sukar larut dalam air, tetapi

cenderung larut dalam pelarut-pelarut yang non polar, seperti ester. Jika alkane

ditambahkan air, maka ia akan berada dilapisan atas. Hal ini disebabkan karena

perbedaan masa jenis antara air dan alkana (Fesseden & Fesseden, 1989).

Untuk alkana rantai lurus titik didih dan titik leleh makin tinggi seiring

bertambahnya masa molekul. Alkana sebagian besar pereaksi, hal ini disebabkan

3
karena alkana memiliki sigma yang kuat antar atom karbon. Pada kondisi tertentu

alkana dapat bereaksi dengan oksigen dan unsur-unsur halogen. Molekul yang

paling sederhana dari alkana adalah metana. Ikatan karbon-karbon pada alkana dan

sikloalkana adalah ikatan tunggal, tetapi sesama karbon dapat pula membentuk

ikatan ganda, senyawa organic yang mengandung ikatan ganda dua karbon-karbon

dinamakan alkena. Alkena dalam kimia organik adalah hidrokarbon tidak jenuh

dengan sebuah ikatan rangkap dua antara atom karbon. Rumus umumnya adalah

CnH2n dalam struktur molekulnya, alkena mengandung hidrogen lebih sedikit,

sehingga sering disebut sebagai senyawa tak jenuh. Alkane rantai lurus dan

cabangnya sering disebut sebagai senyawa jenuh. Reaksi yang terjadi pada ikatan

rangkap alkena adalah reaksi adisi yang ditandai dengan pemutusan ikatan rangkap

menjadi ikatan tunggal (Amiruddin, 1993).

Alkuna merupakan golongan senyawa hidrokarbon alifatik yang mempunyai

gugus fungsi ikatan ganda tiga karbon- karbon. Ikatan pada alkuna adalah ikatan

tak jenuh.Tetapi ikatan kejenuhan alkuna lebih tinggi dibanding alkena. Alkuna-

alkuna suku rendah pada suhu kamar berwujud gas, sedangkan yang mengandung

5 atau lebih atom C berwujud cair. Alkuna memiliki masa yang lebih kecil dari air.

Iatidak larut dalam air tapi larut dalam pelarut organic nonpolar seperti eter,

benzene, dan karbon tetraklorida. Titik didih alkuna semakin tinggidengan

bertambahnya rantai (Amiruddin, 1993).

Hidrokarbon aromatic berhubungan dengan benzena, yang sifatnya tidak lazim.

Benzena adalah rantai karbon beranggota enam yang mempunyai ikatan rangkap

4
ganda yang saling selang seling. Tapi sebenarnya ikatan ganda pada benzene berada

antara ikatan tunggal dan ganda dua. sifatnya kurang reaktif tehadap alkuna

sehubungan dengan ikatan aromatic ini. Hidrokarbon alifatik berasal dari minyak

bumi, sedangkan hidrokarbon aromatic berasal dari batu bara. Semua hidrokarbon

alifatik dan aromatic mempunyai sifat umum tidak larut dalam air, lebih ringan

dalam air dan terbakar diudara (Ridwan, 1989).

Semua persenyawaan hidrokarbon bersifat non polar, sehingga ikatan antar

molekulnya sangat lemah. Karena itu hidrokarbon yang berat ikatan molekulnya

rendah berbentuk gas. Karena sifat nonpolarnya, maka hidrokarbon akan mudah

larut dalam pelarut-pelarut berpolarisasi rendah, seperti karbon tetraklorida,

kloroform, benzene dan eter. Selain itu hidrokarbon mempunyai kepolaran yang

lebih kecil dari air. Adapun sifat-sifat dari senyawa hidrokarbon diantaranya adalah

sebagai berikut (Louis, 1964).

1. Semua hidrokarbon merupakan senyawa nonpolar sehingga tidak larut dalam air.

Jika suatu hidrokarbon bercampur dengan air, maka lapisan hidrokarbon selalu

diatas sebab massa jenisnya lebih kecil. Pelarut yang baik untuk hidrokarbon

adalah pelarut nonpolar, seperti CCl4 atau eter.

2. Makin banyak atom C, titik didih makin tinggi. Untuk hidrokarbon yang

berisomer (jumlah atom C sama banyak), titik didih makin tinggi apabila rantai

C makin panjang (bercabang sedikit).

3. Pada suhu dan tekanan biasa,empat alkana yang pertama(CH4 sampai C4H10)

berwujud gas.

5
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Alat Perobaan

Alat yang digunakan pada percobaan hidrokarbon ini adalah tabung reaksi,

rak tabung, pipet tetes, gelas kimia, tisu roll, kaki tiga, kasa dan spiritus.

3.2. Bahan Percobaan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah n-heksana, sikloheksana,

etil asetoasetat, KMnO4 0,1 M, dietil eter, parafin, toluen, benzena, I2 , dan akuades.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Kelarutan Senyawa Hidrokarbon

Disiapkan 2 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Tabung reaksi (1) diisi

0,5 mL air, dan tabung reaksi (2) diisi 0,5 mL dietil eter. Pada tabung reaksi (1) dan

(2), ditambahkan setetes demi setetes larutan n-heksana (±10 tetes), dikocok dan

diperhatikan kelarutannya. Diulangi langkah 1 sampai langkah 3 dengan

menggunakan sikloheksana, benzena, toluen dan parafin.

3.3.2 Reaksi Senyawa Hidrokarbon

Diiapkan 6 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Masing-masing tabung

reaksi diisi sebanyak 1,0 mL n-heksana, sikloheksana, benzena, toluen, parafin dan

etilasetoasetat. Ditambahkan 1 tetes larutan KMnO4 0,1 M, dikocok dan bila perlu

6
dipanaskan. Diulangi percobaan di atas dengan mengganti KMnO4 0,1 M dengan

1-2 tetes larutan I2.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kelarutan Senyawa Hidrokarbon


Tabel 1 Hasil Pengamatan Kalarutan Senyawa Hidrokarbon

Kelarutan Kelarutan

Hirokarbon (air) (dietil eter) Keterangan

Tidak larut pada

n-heksana 2 fasa 1 fasa air tetapi Larut

pada dietil eter

Tidak larut pada

Sikloheksana 2 fasa 1 fasa air tetapi Larut

pada dietil eter

Tidak larut pada

Benzena 2 fasa 1 fasa air tetapi Larut

pada dietil eter

Tidak larut pada

Toluena 2 fasa 1 fasa air tetapi Larut

pada dietil eter

Tidak larut pada

Parafin 2 fasa 1 fasa air tetapi Larut

pada dietil eter

8
4.2 Reaksi Senyawa Hidrokarbon
Tabel 2 Hasil Pengamatan Reaksi Senyawa Hidrokarbon
Perubahan yang terjadi
Hidrokarbon Keterangan
+ KMnO4 0,1 M I2

Berubah warna Bereaksi dengan


n-heksana Terbentuk 2 Fasa
menjadi ungu tua I2 (Iodin)

Berubah warna
Bereaksi dengan
Sikloheksana Terbentuk 2 Fasa menjadi Ungu
I2 (Iodin)
muda

Tidak terjadi
Benzena Terbentuk 2 Fasa Tidak Bereaksi
perubahan warna

Berubah warna Bereaksi dengan


Toluena Terbentuk 2 Fasa
menjadi merah I2 (Iodin)

Berubah warna
Bereaksi dengan
Parafin Terbentuk 2 Fasa menjadi bening
I2 (Iodin)
kekuningan

Berubah warna Berubah warna


Bereaksi dengan
Etilasetoasetat dari ungu menjadi orange
I2 (Iodin)
menjadi bening kecoklatan

9
Hasil dan Reaksi

1. CH3 – CH2 – CH2 – CH2 - CH2 – CH3 + KMnO4

2.

+ K M nO 4

3. + K M nO 4

CH3

+ K M nO 4
4.

5. O O O O
‫׀׀‬ ‫׀׀‬ ‫׀׀‬ ‫׀׀‬
CH3 – C – CH2 – C – OC2H5 + KMnO4 CH3 – C – CH2 – C – OH
+ MnO2 + C2H5OH + K-

6. CH3 – CH2 – CH2 – CH2 - CH2 – CH3 + I2 CH3 – CH2 – CH2 -


CH2 – CH2I + HI
7. I
+ I2
I

8. + I2

CH3

9. CH3 CH3

I +
+ I2
CH3
10
I
10. O O O O
‫׀׀‬ ‫׀׀‬ ‫׀׀‬ ‫׀׀‬
CH3 – C – CH2 – C – OC2H5 + I2 CH3 – C – CH2 – C –CH2-
C2H5 + MnO2

4.3 Pembahasan
4.3.1 Kelarutan Hidrokarbon
Berdasarkan data dan pengamatan yang telah dilakukan yang ditunjukkan pada

tabel 1, dapat diketahui bahwa n-heksana tidak dapat larut dalam air dan juga dietil

eter, sikloheksana tidak dapat larut dalam air dan dietil eter, benzena tidak dapat

larut dalam air dan dalam dietil eter, begitu pula dengan toluena dan parafin yang

tidak dapat larut dalam kedua pelarut itu. Senyawa hidrokarbon yang diujikan

bersifat non polar karena pada saat direaksikan dengan air yang bersifat polar,

terbentuk 2 fase. Sedangkan pada saat direaksikan dengan dietil eter yang bersifat

non polar, terbentuk 1 fase. Senyawa non polar akan membentuk 1 fase jika

direaksikan dengan senyawa non polar, dalam percobaan ini dietil eter dan

membentuk 2 fase jika direaksikan dengan senyawa polar, dalam percobaan ini air.

4.3.2 Reaksi Hidrokarbon

Berdasarkan data dan pengamatan yang telah dilakukan yang ditunjukkan

pada tabel 2, reaksi yang ditunjukkan diamati melalui perubahan warna larutan.

Senyawa hidrokarbon akan direaksikan dengan KMnO4 dan I2. Fungsi KMnO4

adalah untuk mengetahui adanya reaksi oksidasi terjadi pada senyawa hidrokarbon

atau tidak . Hasil yang diperoleh saat n-heksana, sikloheksana, benzena, toluena

dan parafin dimana larutannya bening ditambahkan KMnO4 yang berwarna ungu

adalah tidak terjadi perubahan warna (endapan ungu). Hal ini menandakan tidak

terjadi reaksi antara senyawa hidrokarbon tersebut dengan pereaksi KMnO4 karena

11
senyawa-senyawa tersebut tergolong ke dalam kelompok senyawa alkana dan

aromatik yang jika ditinjau dari ikatan antarelektronnya sangat sulit untuk diputus.

Namun berbeda dengan hasil yang diperoleh ketika larutan etil asetoasetat bening

ditambahkan ditambahkan KMnO4 yang berwarna ungu, terjadi perubahan warna

yaitu berubah warna menjadi bening. Hal ini menandakan bahwa terjadi reaksi,

karena KMnO4 merupakan oksidator kuat yang dapat mengoksidasi etilasetoasetat

sehingga terjadi reaksi oksidasi. Kemudian n-Heksana, Sikloheksana, Parafin,

Toluena, Benzena, dan Etil Asetoasetat direaksikan dengan I2 (Iodin). Etil

asetoasetat langsung bereaksi dengan Iodin membentuk larutan yang berwarna

orange kecoklatan. Untuk n-Heksana, bereaksi dengan Iodin membentuk larutan

berwarna ungu tua. Sikloheksana dapat bereaksi dengan Iodin membentuk larutan

berwarna ungu muda, toluene bereaksi dengan Iodin membenttuk larutan berwarna

merah dan Parafin bereaksi dengan Iodin membentuk larutan berwarna bening

kekuningan. Tetapi pada Benzena tetap tidak terjadi perubahan warna ketika

bercampur dengan larutan Iodin. Ini menandakan bahwa benzena tidak bereaksi.

12
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan kelarutan hidrokarbon dapat disimpulkan bahwa senyawa

hidrokarbon yang bersifat non polar seperti dietil eter, sikloheksana, benzena,

toluen, parafin, dan etil asetoasetat tidak larut dalam pelarut polar seperti air.

Senyawa nonpolar hanya bisa dilarutkan dalam pelarut nonpolar juga seperti dietil

Eter.

Dan pada percobaan reaksi hidrokarbon, n-Heksana, Sikloheksana, Parafin,

Toluena, dan Benzena tidak dapat bereaksi dengan KMnO4. n-Heksana,

Sikloheksana, Parafin, dan Toluena dapat bereaksi dengan I2 kecuali benzena.

5.2 Saran

Saran saya untuk laboratorium agar video percobaan lebih diberi keterangan

yang jelas dan meningkatkan kualitas resolusi video agar hasil percobaan lebih

terlihat dengan baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, A. (1993). Kamus Kimia Organik. Jakarta: DEPDIKBUD.

Fesseden, R. J., & Fesseden, J. S. (1989). Kimia Organik Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Louis, F. F. (1964). Pengantar Kimia Organik I. Bandung: Diwantara.

Ridwan, D. S. (1989). Kimia Organik. Jakarta: Bina Rupa Aksara.

Unhas, T. D. (2013). Kimia Organik. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Wilbraham, A. C. (1992). Penghantar Kimia Organik dan Hayati. Bandung:


Institut Teknologi Bandung.

14
Lampiran 1 Bagan Kerja

A. KelarutanHidrokarbon

Air Dietil Eter


 Disiapkan tabung reaksi

 Diisi dengan air dan dietil eter

 Dipipet masing-masing 0,5 mL.

 Dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi yang berbeda.

 Ditambahkan 10 tetes n-heksana

 Dikocok, perhatikan kelarutannya

 Dicatat perubahan yang terjadi.

 Diulangi percobaan diatas dengan menggunakan

senyawa hidrokarbon lain (sikloheksana, benzena,

toluena, parafin).

HASIL

B. Reaksi Hidrokarbon
1,0 mL (n-heksana, benzena, toluen, parafin,
dan etilasetoasetat)

 Ditambahkan satu tetes larutan KMnO4 0,1 M

 Dikocok bila perlu dipanaskan lalu amati

perubahan yang terjadi

 Diulangi percobaan dengan mengganti KMnO4 0,1

M dengan 1-2 tetes larutan Br2/CCl4.

 Dicatat hasil pengamatan.

HASIL

15
16

Anda mungkin juga menyukai