KIMIA ORGANIK
ALKENA DAN ALKUNA
Oleh :
1. I Komang Wawan Ari Nugraha (P07134122074)
2. Ni Putu Devi Sriantari Simpangan (P07134122100)
3. Si ayu rai suci suryaningsih (P07134122103)
4. Alma Rizky Wijayanti (P07134122104)
Dosen Pengampu :
Nur Habibah, S.Si., M.Sc.
Ni Nyoman Astika Dewi, S.Gz., M.Biomed.
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaaikan paper yang berjudul
“Alkena dan Alkuna” ini tepat pada waktunya. Paper Alkena dan Alkuna ini telah
kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan paper ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan paper
ini.
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Kimia Organik. Selain itu, paper ini bertujuan untuk menambah
wawasan mengenai Kimia Organik.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nur Habibah, S.Si., M.Sc., Ibu
Ni Nyoman Astika Dewi, S.Gz., M.Biomed., selaku Dosen Mata Kuliah Kimia Organik
yang telah menuntun dalam pembuatan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang kami tekuni ini. Saya juga
berharap semoga paper ini bermanfaat bagi pembacanya.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi penyusunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena
itu, dengan terbuka kami menerima segala saran dan kritikan dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki paper ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Memberi pengertian dan pemahaman mengenai Alkena dan Alkuna yang
meliputi definisi, rumus umum, tata nama, dan sifat dari Alkena dan Alkuna.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ALKENA
Alkena atau olefin dalam kimia organik adalah hidrokarbon tak jenuh dengan
sebuah ikatan rangkap dua antara atom karbon. Alkena asiklik yang paling sederhana,
yang membentuk satu ikatan rangkap dan tidak berikatan dengan gugus fungsional
manapun, maka akan membentuk sualu kelompok hidrokarbon.
Alkena yang paling sederhana adalah etena atau etilena (C2H4) Senyawa
aromatic sering kali juga digambarkan seperti alkena siklik, tapi struktur dan ciri-ciri
mereka berbeda sehingga tidak dianggap sebagai alkena.
5
2) Sifat Kimia (Reaksi-reaksi Alkena)
Alkena jauh lebih reaktif daripada alkana karena adanya ikatan rangkap. Reaksi alkena
terutama terjadi pada ikatan rangkap tersebut. Reaksi-reaksi alkena sebagai berikut:
a) Reaksi Adisi (penambahan atau penjenuhan) Reaksi adisi, yaitu pengubahan
ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal dengan cara mengikat atom lain.
Zat-zat yang dapat mengadisi alkena adalah:
(1) Gas hidrogen (H.)
CH2 = CH2+ H2 CH3 − CH3
Etana Etena
(2) Halogen (F2, Clz, Br2, dan I)
CH2 = CH − CH3 + Br2
Propena
(3) Asam halida (HCl, HBr, HE, dan HI)
Jika alkena menangkap asam halida berlaku aturan Markovnikov, yaitu atom
H dari asam halida akan terikat pada atom C berikatan rangkap yang telah
memiliki atom H lebih banyak.
6
b) Reaksi Pembakaran (oksidasi dengan oksigen)
Pembakaran sempurna alkena menghasilkan CO2 dan H20.
C2H4 +3 02 2 C02+2 H20
Pembakaran tidak sempurna alkena menghasilkan CO dan H20.
C2H4 + 2 02 2 CO+2 H20
c) Reaksi Polimerisasi
Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul molekul sederhana
(monomer) menjadi molekul besar (polimer).
Contoh:
Polimerisasi etena menjadi polietena
n CH2= CH2 − > − CH2 − CH2− >[− CH2 − CH2 −] n
7
2.2 ALKUNA
Alkuna adalah hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap tiga. Salah
satunya adalah etuna yang disebut juga sebagai asetilen dalam perdagangan atau
sebagai pengelasan.
8
➢ Reaksi-reaksi terpenting dalam alkena dan alkuna adalah reaksi adisi dengan H 2,
adisi dengan halogen (X 2 ) dan adisi dengan asam halida (HX). Pada reaksi adisi
gas HX (X = Cl, Br atau I) terhadap alkena dan alkuna berlaku aturan Markovnikov
yaitu :
• Jika atom C yang berikatan rangkap mengikat jumlah atom H yang
berbeda, maka atom X akan jumlah atom H yang berbeda, maka atom X
akan terikat pada atom C yang sedikit mengikat atom H.
• Jika atom C yang berikatan rangkap mengikat jumlah atom H sama banyak,
maka atom X akan terikat pada atom C yang mempunyai rantai C paling
panjang.
9
b) Penomoran alkuna dimulai dari salah satu ujung rantai induk, sehingga atom
C yang berikatan rangkap tiga mendapat nomor terkecil.
c) Penamaan, dengan urutan:
• Nomor C yang mengikat cabang
• Nama cabang
• Nomor C yang berikatan rangkap tiga
• Nama rantai induk (alkuna)
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana.
Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari
atom hydrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui
senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan lain-lain.
Sampai saat ini telah dikenal lebih dari 2 juta senyawa hidrokarbon. Untuk
mempermudah mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak, para ahli
mengolongkan hidrokarbon berdasarkan susunan atom-atom karbon dalam
molekulnya.
Hidrokarbon pada kehidupan sehari-hari sangatlah penting dan memiliki
kegunaan yang tidak dapat digantkan oleh senyawa lain dalam penggunaan sehari-hari
dalam bidang sandang, pangan serta papan. Dalam penggunaannya pun memiliki peran
tersendiri dalam kegunaannya sehari-hari.
11
DAFTAR PUSTAKA
Kisrohanti, Adi Asih. (2016). Makalah Kimia Organik Alkena dan Alkuna. Akademi
Farmasi Mahandika. Jakarta
12