Anda di halaman 1dari 24

DAFTAR ISI

BAB I .............................................................................................................................................. 2

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 2

A. LATAR BELAKANG...................................................................................................... 2

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2

C. Tujuan............................................................................................................................... 3

BAB II............................................................................................................................................. 4

PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 4

A. Defenisi Alkana ................................................................................................................ 4

B. Tata Nama Alkana ............................................................................................................ 5

C. Keisomeran Pada Alkana ................................................................................................. 7

D. Konformasi Struktur (Proyeksi Struktur) ....................................................................... 11

E. Sifat-sifat Alkana............................................................................................................ 14

F. Reaksi-Reaksi Pada Alkana ............................................................................................... 16

G. Aplikasi Alkana Dalam Kehidupan Sehari-hari ............................................................. 19

BAB III ......................................................................................................................................... 22

PENUTUP..................................................................................................................................... 22

A. Kesimpulan..................................................................................................................... 22

B. Kritik dan Saran ............................................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 24

1|Page
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Senyawa organik mempunyai struktur yang beragam dengan sifat fisika dan kimia
yang berbeda beda. Sehingga dari sifat-sifat khasnya kita dapat melakukan analsis terhadap
senyawa-senyawa tersebut apabila. Studi mangenai senyawa alifatik khususnya alkana
perlu dipelajari dan dipahami, karena apabila senyawa tersebut berada secara bersamaan
sulit untuk diidentifikasi secara langsung, tetapi identifikasi yang dilakukan harus secara
bertahap dan berkesinambungan dari yang bersifat umum sampai spesifik. Dan senyawa
alkana juga tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari, misalnya dalam bensin.

Alkana termasuk dalam hidrokarbon jenuh (asiklik). Jenis alkana yang paling
sederhana adalah metana. Alkana tidak larut dalam air dan senyawa ini berbentuk cairan
yang lebih ringan dari air, karena itu alkana terapung di atas air. Hal ini disebabkan karena
alkana yang bersifat nonpolar.Alkana mempunyai titik didih yang rendah dibandingkan
dengan senyawaorganik lainnya dengan berat molekul yang sama. Hal ini disebabkan
karena daya tarikmenarik diantara molekul non polar, lemah, sehingga proses pemisahan
molekul satudengan yang lainnya (sama dengan proses perubahan dari fase cair ke fase
gas) relative memerlukan sedikit energi.

Alkana dan alkena dapat dibedakan dengan berbagai macam reagen atau pereaksi,
diantaranya dengan pereaksi baeyer, yang mengandung KMnO4 . kedua golongan senyawa
ini juga dapat dibedakan bila direaksikan dengan air brom (Br2).Ada beberapa cara kimia
lain yang juga dapat digunakan untuk membedakan kedua golongan senyawa ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang di maksud dengan alkana?

2|Page
2. Bagaimana penamaan pada senyawa alkana?
3. Bagaimana keisomeran pada alkana?
4. Apa saja sifat-sifat dari senyawa alkana?
5. Bagaimana reaksi-reaksi pada alkana?
6. Bagaimana alkana dalam kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan

Dalam makalah ini, kami membagi tujuan atas 2 macam :

1. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari makalah ini tak lain adalah untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah kimia organik berupa melakukan suatu diskusi dan mempresentasikan hasil
diskusi tersebut dengan materi “alkana” dengan penugasan akhir yaitu penyerahan
makalah dari hasil presentasi tersebut.

2. Tujuan Umum
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini, antara lain:
 Memahami tentang senyawa-senyawa alkana dan sikloalkana.
 Mengetahui reaksi-reaksi senyawa alkana.
 Mengetahui aplikasi senyawa alkana dalam kehidupan sehari-hari.

3|Page
BAB II

PEMBAHASAN
A. Defenisi Alkana

Alkana adalah senyawa hidrokarbon jenuh yang disebut dengan paraffin yang
artinya mempunyai daya gabung kecil (Sofyatiningrum, Etty. 2007: 200). Disebut
hidrokarbon karena di dalamnya hanya terkandung atom karbon dan hidrogen. Disebut
jenuh karena hanya memiliki ikatan tunggal C-H dan C-C saja. Alkana memiliki rumus
umum CnH2n+2, dimana n adalah bilangan asli yang menyatakan jumlah atom karbon.
Contohnya etana, ikatan tunggal yang terbentuk pada molekul etana adalah karena adanya
overlap elektron sigma pada orbital karbon sp3. Senyawa yang hanya memiliki ikatan
tunggal karbon-karbon dan karbon-hidrogen, berapapun jumlah atom karbonnya, kita
golongkan dalam kelompok senyawa alkana (Prasojo,Stefanus Layli.2011).

Alkana dapat memiliki rantai karbon yang lurus, bercabang dan alisiklik
(Sofyatiningrum,Etty.2007:200). Sehingga alkana sering juga disebut sebagai senyawa
alifatik (Yunani = aleiphas yang berarti lemak). Hal ini dikarenakan lemak-lemak hewani
mengandung karbon rantai panjang yang mirip dengan alkana. Alkana dengan satu formula
dapat membentuk beberapa struktur molekul. Misalnya alkana dengan empat atom karbon
dapat membentuk normal butana dan isobutana, keduanya sama-sama memiliki rumus
molekul C4H10. Hal yang sama juga terjadi untuk C5H12, dan seterusnya. Suatu senyawa
yang memiliki jumlah dan macam atom sama tetapi berbeda dalam penataannya disebut
dengan isomer. Isomer berasal dari bahasa Yunani; isos + meros yang berarti terbuat dari
bagian yang sama. Senyawa seperti butana dan isobutana hanya berbeda pada urutan atom
yang terikat satu sama lainnya, disebut isomer konstitusional.

Isomer konstitusional tidak terbatas hanya untuk alkana, tetapi juga pada sebagian
besar senyawa organik. Isomer konstitusional bisa berbeda pada susunan kerangka atom
karbon (seperti pada butane dan isobutana), perbedaan gugus fungsi (seperti pada etanol

4|Page
dan dimetil eter), atau berbeda pada penempatan gugus fungsi (isopropilamina dan
propilamina).

Meskipun memiliki formula yang sama, sifat-sifat fisika kimia dari isomer biasanya
berbeda. Alkana dapat digambarkan dengan menggunakan struktur terkondensasi. Semua
ikatan dalam molekul diabaikan/ dihilangkan. Jika ada tiga atom hidrogen terikat pada satu
karbon, digambar dengan CH3, jika dua hidrogen digambar dengan CH2, dan seterusnya.
Dengan demikian kita dapat menggambar butana dengan struktur CH3CH2CH2CH3 atau
CH3(CH2)2CH3 (Prasojo,Stefanus Layli.2011).

B. Tata Nama Alkana

Penamaan alkana dirumuskan berdasarkan aturan-aturan penamaan senyawa kimia


yang dikenal dengan tata nama IUPAC (nama sistematis) dan nama trivial (nama lazim).
Alkana diberi nama berdasarkan jumlah atom karbonnya. Nama lazim ini sangat sederhana,
untuk alkana rantai lurus diberi awalan normal (disingkat n), untuk alkana rantai bercabang
diberi awalan iso atau neo (Sofyatiningrum,Etty.2007:203). Penamaan diambil dari bahasa
Yunani, kecuali untuk satu hingga empat atom karbon, yaitu metana, etana, propana, dan
butana. Akhiran -ana ditambahkan pada akhir tiap nama untuk memberikan ciri bahwa
senyawa tersebut adalah alkana. Selanjutnya, pentana berarti terdiri dari lima atom karbon,
heksana terdiri dari enam karbon, dan seterusnya (Prasojo,Stefanus Layli.2011).

Aturan IUPAC untuk penamaan Alkana (Hart, Harold et al. 2003: 46), antara lain:

1. Nama umum untuk hidrokarbon jenuh asiklik ialah alkana. Akhiran –ana
digunakan untuk semua hidrokarbon jenuh. Ini perlu diingat sebab akhiran lain akan
digunakan untuk gugus fungsi yang lain.
2. Alkana tanpa cabang dinamai sesuai dengan banyaknya atom karbon, sampai
dengan sepuluh karbon.
3. Untuk alkana dengan cabang, nama dasar (root-name) –nya adalah rantai lurus
terpanjang yang terbentuk dari atom-atom karbon. Contohnya, pada struktur

5|Page
CH3 CH3 CH3 CH3
atau
CH3─CH─CH─CH2─CH3 CH3─CH─CH─CH2─CH3

rantai lurus terpanjang (berwarna) memiliki lima atom karbon. Jadi, senyawa ini
dinamai sebagai pentane tersubstitusi, meskipun semuanya ada tujuh atom karbon.
4. Gugus yang melekat pada rantai utama dinamakan substituent. Substituent jenuh
yang hanya mengandung karbon dan hydrogen dinamakan gugus alkil. Gugus alkil
dinamai dengan mengambil nama alkana yang mempunyai jumlah atom karbon
yang sama dan mengubah akhiran –ana menjadi –il. Gugus alkil biasanya
dilambangkan dengan huruf R. dengan demikian, rumus R-H menyatakan alkana
apa saja, misalnya rumus R-Cl berarti alkil klorida apa saja (metil klorida, etil
klorida, dst). Substituent halogen dinamai dengan mengubah akhiran –in dari
unsurnya dengan akhiran –o. misalnya F- (fluoro-), Cl- (kloro-), dan lainnya.
Contohnya metana (CH4)

H H
.

H─C─H H─C atau CH3─ atau Me─

H H

metana gugus metil

Pada contoh diatas setiap substituent hanya mempunyai satu karbon karena
diturunkan dari metana dengan menghilangkan satu hydrogen, subtituen berkarbon-
satu ini disebut gugus metil.
5. Rantai utama dinomori sehingga substituent pertama yang dijumpai disepanjang
rantai memperoleh nomor terendah. Setiap substituent kemudian diberi nama dan
nomor atom karbon yang dilekatinya. Bila dua atau lebih gugus yang identik
melekat pada rantai utama, digunakan awalan seperti di-, tri-, dan tetra-. Setiap
substituent harus dinamai dan dinomori meskipun dua substituent yang identik

6|Page
melekat pada karbon yang sama pada rantai utama. Nama yang benar untuk
senyawa dibawah,
CH3 CH3

1
CH3─ 2 CH─ 3 CH─ 4 CH2─ 5 CH3

ialah 2,3-dimetilpentana. Nama ini menunjukan bahwa ada dua substituent metil,
yang satu melekat pada karbon-2 dan yang satunya lagi melekat pada karbon-3 dari
rantai jenuh berkarbon-lima.
6. Jika terdapat dua atau lebih jenis substituent, urutkan berdasarkan abjad kecuali
awalan seperti di- dan tri- yang diabaikan sewaktu pengurutan abjad.
7. Nama IUPAC untuk hidrokarbon, nomor dipisahkan satu dengan lainnya dengan
menggunakan tanda koma(,) dan dipisahkan dengan huruf oleh tanda hubung(-).
Tidak ada spasi diantara substituent yang dinamai terakhir dan nama alkana induk
yang mengikutinya.

C. Keisomeran Pada Alkana

Molekul yang memiliki jumlah dan jenis atom yang sama tetapi memiliki susunan
yang berbeda disebut dengan isomer. Kadang-kadang atom-atom tersusun dalam molekul
yang sama tetapi struktur kerangkanya berbeda. Keisomeran pada alkana adalah isomer
kerangka (structural/konstitusional), yaitu senyawa yang mempunyai rumus molekul sama
tetapi struktur kerangkanya berbeda (Sofyatiningrum, Etty. 2007: 201).

Hal pertama yang perlu dilihat pada sepasang isomer ialah pola ikatannya
(hubungan atom-atomnya). Jika pola ikatannya berbeda maka kedua senyawa itu
merupakan isomer structural. Akan tetapi jika pola ikatannya sama, kedua senyawa tersebut
merupakan stereoisomer. Contoh isomer structural ialah C5H12.

7|Page
Contoh stereoisomer ialah bentuk goyang dan tindih dari etana atau isomer cis dan
trans dari 1,2-dimetilsiklopentana.

Jika dua senyawa merupakan stereoisomer, kita dapat membedahkannya ke jenis


isomer. Jika rotasi ikatan tunggal dengan mudah menginterkonversi kedua stereoisomer
(seperti pada etana goyang dan tindih), kita menamakannya conformer. Jika kedua
stereoisomer hanya dapat berinterkonversi melalui pemutusan dan pengikatan kembali
ikatan-ikatan (seperti pada cis- dan trans- dari 1,2-dimetilsiklopentana), dinamai dengan
isomer konfigurasional. (Hart, Harold et al. 2003: 63)

8|Page
Berikut adalah keisomeran pada alkana (Anshory, Irfan. 2003: 126)

 Metana (CH4), etana (C2H6), dan propane (C3H8) tidak mempunyai isomer, sebab
hanya memiliki satu kemungkinan struktur.
 Butana (C4H10) mempunyai dua isomer. Artinya ada dua jenis alkana yang
mempunyai rumus molekul C4H10. Mereka dapat kita bedakan dari rumus struktur
masing-masing.
 Pentana mempunyai tiga isomer dengan rumus molekul C5H12.

Berikut adalah nama dan rumus sepuluh pertama alkana tak bercabang dan jumlah
isomer strukturalnya (Hart, Harold. 2003: 45).

Nama Jumlah Karbon Rumus Molekul Rumus Struktur Jumlah Isomer


Struktural

Metana 1 CH4 CH4 1

Etana 2 C2H6 CH3CH3 1

Propane 3 C3H8 CH3CH2CH3 1

Butane 4 C4H10 CH3CH2CH2CH3 2

Pentane 5 C5H12 CH3(CH2)3CH3 3

Heksana 6 C6H14 CH3(CH2)4CH3 5

Heptana 7 C7H16 CH3(CH2)5CH3 9

9|Page
Oktana 8 C8H18 CH3(CH2)6CH3 18

Nonana 9 C9H20 CH3(CH2)7CH3 35

Dekana 10 C10H22 CH3(CH2)8CH3 75

Contoh keisomeran C5H12

10 | P a g e
D. Konformasi Struktur (Proyeksi Struktur)

Bentuk molekul sering mempengaruhi sifat senyawa alkana. Molekul sederhana


seperti etana misalnya, dapat memiliki sejumlah bentuk sebagai akibat dari rotasi satu atom
karbonnya (dan hydrogen yang melekat padanya) terhadap atom karbon lainnya. Susunan
ini dinamakan konformasi atau konformer. Konformer-konformer merupakan stereoisomer,
yaitu sejumlah isomer dengan ikatan-ikatan atom yang sama tetapi susunan atomnya
diruangan berbeda.

Pada etana dengan konformasi goyang, setiap ikatan C-H pada satu karbon
memotong sudut H-C-H pada karbon lain. Pada konformasi tindih, ikatan C-H pada karbon
dibagian depan dan belakang terletak sejajar. Dengan merotasi (memutar) satu karbon 60⁰
terhadap lainnya, kita dapat saling mempertukarkan (menginterkonversi) konformasi
goyang dan tindih. Diantara kedua ekstrem ini terdapat konformasi antara (intermediet)
bagi etana yang tak terhingga jumlahnya.

Dua konformasi goyang dan tindih dari etana ini dapat dipandang sebagai rotamer
sebab masing-masing dapat dikonversi menjadi yang lainnya melalui rotasi pada ikatan
karbon-karbon. Rotasi pada ikatan tunggal ini mudah terjadi karena banyaknya tumpang-
tindih orbital sp3 pada kedua atom karbon tidak dipengaruhi oleh rotasi pada ikatan sigma.
Energy pada suhu kamar cukup bagi konformer goyang dan tindih dari etana untuk
berinterkonversi dengan cepat. Akibatnya, konformer-konformer ini tidak dapat dipisahkan
satu dengan lainnya. Namun, kita bisa mengetahui berbagai bukti fisis, bahwa kedua

11 | P a g e
bentuk ini tidak sama kestabilannya. Konformasi goyang ialah yang paling stabil (memiliki
Ep terendah) dari semua konformasi etana, sedangkan konformasi tindih ialah yang paling
tidak stabil (memiliki Ep tertinggi). Pada suhu kamar, konformasi goyang pada hakekatnya
merupakan satu-satunya konformasi yang ada.

Perlu diingat tentang Konformer yaitu, konformer-konformer ini hanyalah bentuk-


bentuk yang berbeda dari suatu molekul tunggal yang bisa diinterkonversi melalui gerakan
rotasi pada ikatan tunggal (sigma). Biasanya, tersedia cukup energi termal untuk terjadinya
rotasi ini pada suhu kamar. Akibatnya, pada suhu kamar biasanya tidak mungkin
memisahkan konformer-konformer ini satu dengan lainnya (Hart, Harold et al. 2003: 55-
57)

Tata Nama dan Konformasi Sikloalkana

Selain alkana dengan rantai terbuka, di alam juga terdapat alkana dalam bentuk
cincin. Senyawa tersebut dinamakan sikloalkana atau senyawa alisiklik (alifatik siklik).
Sikloalkana adalah hidrokarbon jenuh dengan sekurang-kurangnya memiliki satu cincin
atom karbon (Hart, Harold et al. 2003: 57). Apabila cincin sikloalkana adalah -CH2- maka
senyawa tersebut memiliki rumus umum (CH2)n atau CnH2n.

1. Penamaan sikloalkana
 Temukan rantai utama

Hitung jumlah atom karbon penyusun cincin dan jumlah karbon dalam
substituennya. Jika jumlah karbon dalam cincin sama dengan jumlah karbon dalam
substrituen, maka senyawa tersebut diberi nama sebagai sikloalkana tersubstitusi alkil.
Akan tetapi jika jumlah karbon dalam substituen lebih banyak dari pada karbon dalam
cincin maka senyawa tersebut diberi nama sebagai alkana tersubstitusi sikloalkil.

12 | P a g e
 Jumlah substituent dan pemberian nama

Sikloalkana tersubstitusi alkil atau halogen, mulailah penomoran dari atom


karbon yang mengikat substituen tersebut. Untuk substituen kedua dan seterusnya
diberi nomor sekecil mungkin.

2. Isomer cis-trans dalam sikloalkana

Dalam beberapa hal, sifat kimia sikloalkana mirip dengan alkana asikloik (rantai
terbuka). Keduanya sama-sama non polar dan cenderung inert. Akan tetapi terdapat
perbedaan mendasar. Pertama, sikloalkana kurang fleksibel dibandingkan dengan
alkana rantai terbuka. Ikatan tunggal (ikatan sigma) pada alkana asliklik dapat berputar.

Pada sikloalkana, ikatan yang terbentuk kurang bebas untuk berputar. Misalnya
siklopentana, bentuknya adalah segitiga rigid dan planar. Putaran pada ikatan karbon-
karbon tidak mungkin terjadi tanpa merusak cincin.

Oleh karena strukturnya yang siklik, sikloalkana memiliki dua sisi yaitu sisi atas
dan bawah. Hal ini memungkinakn sikloheksana memiliki kemungkinan isomerisme
berdasarkan letak substituennya. Contohnya, ada dua bentuk isomer dari 1,2-
dimetilsiklopropana. Pertama dengan dua gugus metil pada sisi yang sama, kedua
dengan gugus metil pada posisi yang berlawanan. Kedua bentuk isomer merupakan
molekul yang stabil, dan dapat dikonfersi dari bentuk satu ke bentuk lainnya tanpa
memecah cincin atau tanpa membentuk ikatan baru.

Tidak seperti isomer konstitusional seperti pada butana dan isobutana dimana
terdapat perbedaan urutan penempatan atomatomnya. Kedua isomer 1,2-
dimetilsiklopropana memiliki tempat ikatan yang sama, tetapi berbeda pada posisi
atom-atomnya. Semuawa senyawa yang memiliki posisi ikatan atom yang sama tetapi
berbeda pada orientasi tiga dimensinya disebut stereoisomer.

13 | P a g e
1,2-dimetilsiklopropana merupakan salah satu contoh stereoisomer yang disebut
isomer cis-trans. Awalan cis- berarti terletak pada sisi yang sama, sedangkan trans-
untuk menyatakan posisi yang berlawanan (Prasojo,Stefanus Layli.2011).

E. Sifat-sifat Alkana

1. Sifat kimia alkana

Alkana kadang kala diacu untuk parafin (Latin; prum affinis) yang berarti memiliki
afinitas rendah. Hal ini sesuai dengan sifat alkana, yaitu memiliki afinitas yang rendah
terhadap senyawa lain, dan relatif inert. Meskipun demikian, alkana dapat bereaksi dengan
senyawa lain dalam kondisi yang sesuai. Alkana dan sikloalkana yang tidak memiliki
gugus fungsi seperti senyawa organik lain cenderung kurang reaktif. Karena sifatnya ini
maka alkana sering disebut sebagai paraffin yang berasal dari bahasa latin parum affins
yang artinya afinitasnya kecil sekali.

Alkana bereaksi dengan oksigen selama proses pembakaran, produknya adalah


karbondioksida dan air serta membebaskan sejumlah energi dalam bentuk panas.
Contohnya metana (gas alam) bereaksi dengan oksigen menurut reaksi:

CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O + 890 kJ/mol

14 | P a g e
Selain itu, alkana juga dapat bereaksi dengan Cl2 ketika campuran keduanya
diradiasi dengan sinar ultraviolet. Tergantung pada jumlah kedua reaktan dan lama reaksi,
produk substitusi hidrogen alkana oleh atom klorida menghasilkan campuran produk
klorinasi. Contohnya, metana bereaksi dengan Cl2 menghasilkan campuran produk yang
terdiri dari CH3Cl, CH2Cl2, CHCl3, dan CCl4 menurut reaksi:

2. Sifat fisika alkana

Alkana memperlihatkan peningkatan titik didih dan titik lebur sesuai dengan
peningkatan bobot molekulnya. Hal tersebut terjadi karena adanya energi dispersi yang
lemah antar molekul. Energi dispersi meningkat sesuai dengan peningkatan ukuran
molekul. Akibatnya titik didih dan titik lebur meningkat dengan semakin panjangnya rantai
alkana.

Faktor lain yang mempengaruhi titik didih alkana adalah adanya rantai samping
(cabang). Misalnya pentana, tanpa cabang memiliki titik didih 36.10C, titik didih
isopentana (2-metil butana) 27.850C, sedangkan untuk neopentana (2,2-dimetilpropana)
memiliki titik didih 9.50C. Adanya rantai samping membuat molekul memiliki luas
permukaan yang lebih kecil, akibatnya memiliki energi dispersi rendah (Prasojo,Stefanus
Layli.2011).

Alkana merupakan senyawa nonpolar karena alkana terbentuk melalui ikatan


kovalen dari dua atom dengan keelektronegatifan yang hampir sama. Ikatan kovalen
nonpolar yang paling umum terbentuk adalah ikatan antara karbon-karbon dan karbon-

15 | P a g e
hidrogen. Alkana dapat berupa rantai paling sederhana yaitu metana yang terdiri dari satu
karbon sampai dengan rantai yang panjang yang terdiri dari puluhan atau bahkan ratusan
karbon.

Bentuk senyawa alkana dapat berupa padatan, cairan, atau gas. Untuk alkana rantai
lurus C1-C4 berbentuk gas pada temperatur kamar, C5-C17 adalah cairan, dan alkana rantai
lurus dengan 18 atom C atau lebih adalah zat padat. Titik didih senyawa dalam deret
homolog akan bertambah sekitar 300C untuk tiap gugus metilena (CH2) tambahan, jadi
setiap kenaikan bobot molekul dari senyawa alkana maka titik didihnya akan semakin
tinggi karena titik didih suatu senyawa tergantung dari energi yang diperlukan oleh
molekul-molekul untuk berubah dari fase cair menjadi fase gas.kenaikan titik didih ini
tergantung dari gaya tarik van der waals. Makin panjang molekul maka makin besar gaya
tarik van der waals.Sebagai contoh butane mempunyai titik didih 0⁰ C, sedangkan pentana
memiliki titik didih 360C. Perubahan titik didih juga dipengaruhi oleh percabangan dalam
alkana. Adanya percabangan dalam alkana akan terganggunya gaya tarik van der waals
sehingga akan menurunkan titik didih. Alkana bersifat nonpolar, sehingga alkana tidak
larut dalam pelarut air.

Alkana akan larut dalam pelarut yang cenderung nonpolar atau sedikit polar
misalnya dalam alkana lain, dietil eter atau benzena. Kelarutan ini diperngaruhi oleh gaya
tarik van der waals antara pelarut dan zat terlarut. Alkana tidak dapat bercampur dengan air
sehingga alkana akan berada di permukaan air. Sebagai contohnya sering kali kita melihat
tumpahan minyak di laut yang mengapung di atas permukaan air laut. Ini terjadi karena
minyak merupakan senyawa hidrokarbon yang nonpolar. Alkana yang memiliki afinitas
kecil sehingga alkanakurang reaktif dan relatif inert terhadap senyawa lain. Walaupun
demikian alkana masih dapat bereaksi dengan beberapa senyawa (Wardiyah. 2016: 50).

F. Reaksi-Reaksi Pada Alkana

Berikut ini kita akan membahas beberapa contoh reaksi lain yang dapat terjadi pada
alkana (Prasojo,Stefanus Layli.2011) :

16 | P a g e
1. Oksidasi

Alkana dapat mengalami reaksi pembakaran dengan oksigen. Pada reaksi


pembakaran ini akan dihasilkan karbon dioksida dan air, serta melepaskan energi dalam
bentuk kalor (panas). Sebagai contoh reaksi pembakaran metana membutuhkan dua
molekul O2 yang akan membebaskan energi sebesar 890 kJ/mol.

CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O + 890 kJ/mol

2. Substitusi H oleh halogen

Selain mengalami reaksi pembakaran, alkana juga dapat bereaksi dengan senyawa
halogen. Reaksinya merupakan reaksi subtitusi. Pada temperatur biasa klor dan brom akan
dapat mensubstitusi (mengganti) atom-atom hidrogen dari alkana. Berikut ini merupakan
contoh reaksi alkana dengan Cl2 yang diradiasi dengan sinar ultraviolet. Dari reaksi ini
akan dihasilkan campuran produk yang terdiri dari CH3Cl, CH2Cl2, CHCl3, dan CCl4

CH4 + Cl2 cahaya → CH3Cl + HCl

CH3Cl + Cl2 → CH2Cl2 + HCl

CH2Cl2 + Cl2 → CHCl3 + HCl

CHCl3 + Cl2 → CCl4 + HCl

3. Nitrasi

Merupakan reaksi antara alkana dengan asam nitrat yang akan menghasilkan nitri
alkana. Reaksi ini berlangsung melalui reaksi substitusi H oleh gugus nitro (penitroan).

CH3-CH3 + HO-NO2 pekat → CH3-CH2-NO2 + H2O

17 | P a g e
4. Pirolisis

Terjadi karena peristiwa dekomposisi termal, dimana suatu molekul besar akan
pecah menjadi molekul-molekul kecil karena pemanasan tanpa melibatkan oksigen.
Peristiwa pirolisis ini disebut juga sebagai cracking.

5. Sulfonasi

Alkana dapat bereaksi dengan asam sulfat yang akan menghasilkan asam
alkanasulfonat. Sulfonasi merupakan reaksi antara suatu senyawa dengan asam sulfat.
dalam reaksi terjadi pergantian satu atom H oleh gugus –SO3H.

R-H + HO-SO3H → R-SO3H + H2O

Adapun reaksi pembuatan akana yang dapat dilakukan di laboratorium


kimia(Prasojo,Stefanus Layli.2011), diantaranya adalah:

1. Reduksi alkil halida


Alkana dapat diperoleh dari reduksi alkil halida dengan menggunakan reduktor
logam, misalnya logam Zn dan dengan adanya garam atau asam yang dapat menghasilkan
hidrogen misalnya HCl. Reaksi juga dapat terjadi dengan reduktor logam Na dan alkohol.
Reaksi umummya : RX + Zn + 2HCl → RH + 2ZnCl
Contoh : 2CH3CH2CH2Cl + Zn + 2HCl → 2CH3CH2CH3 + 2ZnCl2
2. Hidrogenasi alkena
Merupakan reaksi hidrogenasi suatu alkena dengan H2, reaksi ini menggunakan
katalis Nikel (Ni) atau Platinum (Pt).
CH3CH=CH3 Ni → CH2CH2CH3

3. Reaksi wurtz

Merupakan reaksi pembuatan alkana dengan memanaskan alkilhalida dengan

logam Na.

18 | P a g e
CH3Br + CH3Br + 2Na → CH3-CH3 + 2NaBr

4. Reaksi Grignard

Reaksi ini dimulai dengan pembentukan suatu reagensia grignard dari

alkilhalida yang direaksikan dengan Mg dalam eter. Hasil reaksinya berupa RMgX

(reagensia Grignard). Kemudian reagensia grignard yang terbentuk direaksikan dengan

senyawa yang mengandung gugus H aktif seperti air atau alkohol atau asam, sehingga

akan terbentuk sneyawa alcohol.


eter
CH3CH2CH2Br + Mg CH3CH2CH2MgBr

CH3CH2CH2MgBr + H2O CH3CH2CH3 + Mg(OH)Br

G. Aplikasi Alkana Dalam Kehidupan Sehari-hari

Kegunaan alkana dalam kehidupan sehari-hari (Wulandari, Erna Tri &Anis Dyah
Rufaida. 2014:15), sebagai berikut:

1. Bahan bakar
Alkana yang digunakan sebagai bahan bakar yaitu LPG (liquefied petroleum gases)
dan LNG (liquefied natural gas), kerosin, solar, bensin, dan avtur
LPG terdiri atas gas metana, etana, propane, dan butane. LPG dan LNG merupakan
campuran senyawa alkana yang terdiri atas CH4 hingga C4H10. LPG dihasilkan dari
pemurnian minyak bumi, digunakan untuk kompor gas. Sedangkan LNG dihasilkan dari
pencairan gas alam yang digunakan untuk bahan bakar industry.
Kerosin atau minyak tanah merupakan senyawa golongan alkana yang terdiri dari
C12H26 hingga C16H34. Selain digunakan sebagai bahan bakar kompor minyak, kerosin juga
digunakan sebagai bahan bakar pada pesawat terbang tertentu.
Solar atau minyak diesel merupakan campuran senyawa alkana yang terdiri atas
C15H32 hingga C18H38. Solar digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel, baik mesin
kendaraan bermotor maupun mesin industri (Wismono, Joko. 2007:157).

19 | P a g e
Bensin dalam campuran isomer-isomer heptana (C7H16) dan oktana (C8H18). Nama
lain dari bensin adalah petrol dan gasoline. Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang
paling komersial, paling banyak diproduksi dan digunakan, sebab ia berfungsi sebagai
bahan bakar kendaran bermotor yang menjadi alat transportasi manusia sehari-hari.
Komponen bensin yang paling banyak cabang pada rantai karbonnya adalah iso-oktana
(2,2,4-trimetil pentana).

CH3

CH3─C─CH2─CH─CH3

CH3 CH3

Persentase iso-oktana dalam suatu bensin disebut bilangan oktan (nilai oktan). Makin
tinggi harga bilangan oktan suatu bensin, makin efisien bensin tersebut menghasilkan
energy. Jenis bensin premium mempunyai bilangan oktan sekitar 82, sedangkan bensin
super mempunyai bilangan oktan 98. Untuk meningkatkan bilangan oktan, kedalam bensin
ditambahkan tetra etil timbale (TEL), suatu zat yang mampu mempercepat pembakaran
bensin agar efesiennya maksimum. Akan tetapi, pemakaian TEL ini memberikan dampak
negative yaitu mencemarkan udara melalui knalpot kendaraan bermotor untuk membuang
debu-debu timbal (Pb) keudara. Oleh karena itu kini digalakkan pemakaian bensin yang
tidak mengandung timbal, diganti dengan metil tersierbutil eter (MTBE) yang mempunyai
fungsi yang sama (Anshory, H. Irfan. 2003:145).

2. Pelumas
Alkana yang digunakan sebagai bahan bakar pelumas adalah alkana yang setiap
molekulnya memiliki jumlah atom karbon cukup besar (alkana suku tinggi), contohnya oli
(C18H28).

20 | P a g e
3. Sumber hydrogen
Unsure hydrogen yang digunakan sebagai bahan baku di industry pupuk dan
ammonia berasal dari senyawa alkana. Alkana yang dimaksud adalah gas alam dan
petroleum eter.
4. Bahan baku industry
Senyawa-senyawa alkana hasil pengolahan minyak bumi banyak digunakan untuk
bahan baku produk industry, seperti plastic, karet sintesis dan detergen.

21 | P a g e
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

 Alkana adalah senyawa hidrokarbon jenuh yang terdiri dari atom karbon dan hidrogen.
Jenuh artinya dalam strukturnya hanya terdiri dari ikatan tunggal antara C dan H yang
terbentuk karena overlap ikatan σ pada orbital hibridisasi sp3. Alkana yang kehilangan
satu hidrogen disebut sebagai alkil. Sikloalkana adalah senyawa hidrokarbon yang
membentuk cincin (siklik). Alkana dan sikloalkana yang tidak memiliki gugus fungsi
seperti senyawa organik lain cenderung kurang reaktif.
 Penamaan IUPAC pada alkana
a. Rantai karbon tak bercabang(lurus)
Alkana diberi nama sesuai dengan jumlah atom C-nya dan diberi awalan n-, (n=
normal,tidak bercabang).
b. Rantai karbon bercabang
 Tentukan rantai karbon terpanjang.
 Beri no setiap atom karbon, mulai dari atom C yang terdekat dengan cabang
pertama.
 Beri nama gugus cabang yang terikat pada rantai utama dan beri no sesuai no
atom C yang mengikatnya.
 Semua substituen/cabang diurut berdasarkan alfabetik.
 Gunakan di-, tri-, dst untuk substituen/cabang yang sama.
 Sifat senyawa alkana : bentuk senyawa alkana C1-C4 adalah gas pada temperatur kamar,
C5-C17 adalah cairan, dan alkana rantai lurus dengan 18 atom C atau lebih adalah zat
padat.Titik didih senyawa dalam deret homolog akan bertambah sekitar 300C untuk tiap
gugus metilena (CH2) tambahan. Adanya percabangan dalam alkana akanmenurunkan
titik didih.Alkana bersifat nonpolar, sehingga alkana tidak larut dalam pelarut air.

22 | P a g e
 Reaksi kimia alkana yaitu oksidasi, halogenasi, nitrasi, pirolisis dan sulfonasi. Alkana
dapat dibuat melalui jalur reaksi reduksi alkilhalida, hidrogenasi alkena, reaksi wurtz, dan
reaksi Grignard.
 Aplikasi alkana dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
a. Bahan bakar : Alkana yang digunakan sebagai bahan bakar yaitu
 LPG (liquefied petroleum gases), yaitu CH4 hingga C4H10 yang digunakan
untuk kompor gas dan LNG (liquefied natural gas)
 Kerosin(C12H26 hingga C16H34 ) digunakan sebagai bahan bakar kompor
minyak dan sebagai bahan bakar pada pesawat terbang tertentu
 Solar(C15H32 hingga C18H38 ) digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel,
baik mesin kendaraan bermotor maupun mesin industri
 Bensin dalam campuran isomer-isomer heptana (C7H16) dan oktana (C8H18).
Digunakan sebagai bahan bakar kendaran bermotor yang menjadi alat
transportasi manusia sehari-hari. Komponen bensin yang paling banyak
cabang pada rantai karbonnya adalah iso-oktana (2,2,4-trimetil pentana).
b. Pelumas : Alkana yang digunakan sebagai bahan bakar pelumas, contohnya oli
(C18H28).
c. Sumber hydrogen : digunakan sebagai bahan baku di industry pupuk dan
ammonia berasal dari senyawa alkana. Alkana yang dimaksud adalah gas alam
dan petroleum eter.
d. Bahan baku industry : digunakan untuk bahan baku produk industry, seperti
plastic, karet sintesis dan detergen.

B. Kritik dan Saran

23 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Anshory, H. Irfan. 2003. Kimia SMU Untuk Kelas 1. Jakarta: Erlangga

Hart, Harold et al. 2003. Kimia organik Edisi 11. Jakarta: Erlangga

Prasojo, Stefanus Layli. 2011. Kimia Organik Jilid 1. Yogyakarta

Sofyatiningrum, Etty et al. 2007. Sains Kimia. Jakarta: Bumi Aksara

Wardiyah. 2016. Kimia Organik. Jakarta Selatan: PusDik SDM Kesehatan

Wismono, Joko. 2007. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta : Ganeca Exact

Wulandari, Erna Tri &Anis Dyah Rufaida. 2014. Kimia. Klaten: Intan Pariwara

24 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai