Anda di halaman 1dari 24

KIMIA DASAR FARMASI

HIDROKARBON

Disusun Oleh : Asira Lubis


NPM : 212114109
Kelas : 1A Farmasi
Dosen Pengampu : Diki Miswanda, S.Pd., M.Si

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL WASHLIYAH MEDAN

2021/20
HIDROKARBON

Seperti namanya, Hidrokarbon hidro dan karbon berarti merupakan senyawa yang
tersusun dari atom hidrogen (H) dan atom karbon (C). Sehingga senyawa hidrokarbon memiliki
rumus CxHy, dengan x dan y tergantung golongan hidrokarbon itu sendiri.

A. KEKHASAN ATOM KARBON


1. Atom karbon mempunyai nomor atom 6, dengan empat elektron valensi. Keempat
elektron valensi membentuk pasangan elektron bersama dengan atom lain membentuk
ikatan kovalen. Keempat elektron valensi ini dapat digambarkan sebagai tangan ikatan.
Seperti gambar berikut

2. Empat ikatan tangan yang dimiliki atom karbon dapat membentuk rantai dengan berbagai
bentuk dan kemungkinan. Setiap kemungkinan menghasilkan satu jenis senyawa. Semakin
banyak kemungkinan, semakin banyak jenis senyawa yang bisa dibentuk oleh atom karbon.

Beberapa kemungkinan rantai karbon yang dibentuk dapat dikelompokan berdasarkan jumla
ikaan dan bentuk rantai

 Jumlah ikatan

Ikatan tunggal, yaitu ikatan antara atom-atom karbon dengan satu tangan ikatan (sepasang
elektron ikatan).

1. Ikatan rangkap dua, yaitu terdapat ikatan antara atom - atom karbon dengan dua
tangan ikatan (dua pasang elektron ikatan).
2. Ikatan rangkap tiga (ganda tiga), yaitu ikatan antara atom - atom karbon dengan tiga
tangan ikatan (tiga pasang elektron ikatan).
 

 Bentuk rantai

1. Rantai terbuka (alifatis), yaitu rantai yang antar ujung-ujung atom karbonnya tidak saling
berhubungan. Rantai jenis ini ada yang bercabang dan ada yang tidak bercabang.

2. Rantai tertutup (siklis), yaitu rantai yang terdapat pertemuan antara ujung–ujung rantai
karbonnya. Terdapat dua macam rantai siklis, yaitu rantai siklis dan aromatis.
Posisi atom karbon di dalam rantai karbon

Berdasarkan jumlah atom karbon lain yang diikat, terdapat empat kemungkinan posisi atom C
dalam rantai karbon, yaitu:

1. Atom karbon primer


2. Atom karbon sekunder
3. Atom karbon tersier
4. Atom karbon kuartener

Coba perhatikan gambar berikut: 

Atom C1 hanya mengikat 1 atom C lainnya, atom C1 disebut atom karbon primer. Atom C2
mengikat 2 atom C lainnya, atom C2 disebut atom karbon sekunder. Atom C3 mengikat 3 atom
C lainnya, atom C3 disebut atom karbon tersier, Atom C4 mengikat 4 atom C lainnya, atom C4
disebut atom karbon kuartener.
 Atom karbon primer, yaitu rantai karbon yang hanya mengikat secara langsung satu
atom karbon yang lain.
 Atom karbon sekunder, yaitu atom karbon yang mengikat secara langsung dua atom
karbon yang lain.
 Atom karbon tersier, yaitu atom karbon yang mengikat secara langsung tiga atom
karbon yang lain.
 Atom karbon kuartener, yaitu atom karbon yang mengikat secara langsung empat atom
karbon yang lain.

B. PENGERTIAN DAN JENIS SENYAWA HIDROKARBON


Hidrokarbon merupakan komponen kimia organik yang tersusun atas atom
karbon (C) dan hidrogen (H). Atom karbon bergabung untuk membentuk suatu kerangka
senyawa, kemudian atom hidrogen menempel dalam berbagai konfigurasi yang berbeda,
seperti ini komponen keduanya: CxHy.

Jenis senyawa hidrokarbon

Senyawa Hidrokarbon Alifatik

Senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi tiga, yaitu alkana, alkena, dan alkuna. Ketiganya
dibedakan berdasarkan ikatan yang dikandungnya. Nah, di sini akan dibahas ketiga jenis
senyawa tersebut.

Alkana

Alkana adalah jenis hidrokarbon alifatik yang semua ikatannya tunggal. Contohnya adalah
metana (CH4), etana (C2H6), dan propana (C3H8). Yap, dari ketiga contoh senyawa tersebut
dapat kita tarik kesimpulan bahwa penggalan akhir dari senyawa Alkana adalah –ana. Rumus
umum Alkana adalah, sbb:
Alkena

Alkena biasa juga disebut sebagai olefin adalah jenis hidrokarbon yang memiliki dua rangkap
ikatan. Alkena dan alkuna masuk ke dalam hidrokarbon alifatik tak jenuh.  Penggalan akhir dari
senyawa Alkena adalah –ena. Rumus umumnya adalah, sbb:

Alkuna

Alkuna atau biasa disebut asetilena merupakan jenis hidrokarbon yang memiliki ikatan rangkap
tiga. Penggalan akhir dari senyawa Alkuna adalah -una. Rumus umumnya bisa kamu lihat sbb:

Senyawa Hidrokarbon Aromatik

Aromatik yang paling sederhana adalah Benzena (C6H6). Senyawa tersebut diperoleh dari
degradasi kimiawi getah benzena, memiliki aroma yang dipancarkan dari pohon. Selain itu, ada
juga toluena (C6H5CH3) yang berasal dari zat pada pohon Amerika Tengah dan biasa digunakan
untuk wewangian.
Kedua senyawa tersebut menghasilkan aroma meskipun tidak berbau harum. Sehingga, istilah
aromatik diartikan sebagai senyawa yang diturunkan dari benzena. Ikatan yang mengandung
cincin disebut benzenoid dan yang tidak mengandung cincin disebut non-benzenoid.

Senyawa aromatik atau Arena mengandung cincin benzena. Selain benzena, contoh lain dari
senyawa ini adalah toluena dan naftalena. Berikut ini merupakan contoh Arena.

Bisa kita lihat pada struktur tersebut bahwa masing-masingnya terdapat cincin benzena. Berarti
Benzena, Toluena, dan Naftalena masuk ke dalam benzenoid.

Aplikasi Senyawa Hidrokarbon dalam Kehidupan Sehari-hari

Setelah kamu mengetahui pengertian dan jenisnya, sekarang giliran kamu mengetahui aplikasi
senyawa ini dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini contoh yang biasa kita temukan.

Lilin parafin termasuk pengaplikasian senyawa hidrokarbon


Gas Alam dan Bahan Bakar

Sebagian besar sumber bahan bakar alami yang kamu gunakan ternyata berasal dari senyawa
ini lho, guys. Contohnya gas LPG, kerosin atau minyak tanah, solar, dan minyak pelumas. Kamu
tentu tau kalau minyak bumi termasuk hasil dari penguraian bahan-bahan organik dari
tumbuhan dan hewan (makhluk hidup) di darat dan di laut yang telah berlangsung selama
berjuta-juta tahun.

Di sinilah mikroorganisme pengurai berperan untuk mengubah senyawa kompleks menjadi


senyawa yang lebih sederhana atau menjadi hidrokarbon. Akibat tekanan dan pengaruh suhu,
maka terbentuklah minyak bumi.

Plastik

Zat plastik yang kamu gunakan saat berbelanja atau menyimpan sesuatu merupakan monomer
rantai panjang petrokimia yang termasuk dalam senyawa yang memiliki sifat berikatan dengan
dirinya sendiri atau katenasi ini.

Aspal

Aspal atau bahasa lainnya adalah bitumen, merupakan cairan kental berwarna hitam yang biasa
digunakan untuk mengikat dan mengeraskan dalam pembangunan jalan. Aspal juga merupakan
senyawa hidrokarbon dengan mengandung sedikit sulfur, oksigen, dan klor.

Parafin

Lilin parafin adalah nama umum senyawa hidrokarbon alkana. Tadi kamu udah belajar tentang
rumus umum alkana, ‘kan? Molekul parafin yang paling sederhana adalah CH4 atau metana.

C. ALKANA ; TATANAMA, SIFAT, DAN REAKSINYA

Berdasarkan jenis ikatannya, hidrokarbon dibedakan menjadi tiga, yaitu salah satunya
adalah alkana. Alkana ini merupakan rantai karbon panjang yang berikatan tunggal dengan
atom H. Jika satu atau lebih atom H pada alkana diganti oleh gugus fungsi tertentu, maka akan
membentuk senyawa turunan alkana. Dalam kasus ini, kalau satu atom H nya diganti oleh
gugus fungsi -OH, hasilnya akan membentuk senyawa alkohol. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Alkohol adalah senyawa turunan alkana yang memiliki gugus fungsi -OH

 Tatanama Alkana
Ada dua macam cara untuk memberi nama senyawa monoalkohol. Pertama berdasarkan
aturan yang ditetapkan oleh IUPAC (International Union for Pure and Applied Chemistry)
disebut nama IUPAC atau nama sistematis. Kedua nama yang sudah biasa digunakan sehari-
hari atau dalam perdagangan disebut nama lazim atau nama dagang (trivial).
 Tata Nama IUPAC Menurut sistem IUPAC, nama alkanal diturunkan dari nama alkana
dengan mengganti akhiran –a menjadi –al.
Contoh:

 
Tata nama senyawa alkanal dengan rantai cabang sama seperti tata nama alkanol, tetapi
posisi gugus fungsi –CHO tidak perlu dinyatakan karena selalu menjadi atom karbon nomor
satu.
Contoh:

b. Tata Trivial
Tata nama trivial senyawa alkanal diambilkan dari nama asam alkanoat induknya dengan
mengubah asam -at menjadi akhiran aldehida. Misalnya asam asetat menjadi
asetaldehida. Perhatikan tata nama trivial dari beberapa senyawa alkanal berikut!
 
Tabel Beberapa Nama Trivial Senyawa Alkanal
 
 Sifat Alkana

Sifat fisika Alkana

Alkana adalah molekul non-polar. C1 hingga C4 adalah gas, C5 hingga C17 adalah cairan
dan yang memiliki 18 atom karbon atau lebih adalah zat padat pada 298 K. Alkana tidak
berwarna dan tidak berbau. Titik didihnya meningkat seiring dengan peningkatan massa
molekul.

Sifat kimia dari Alkana

Alkana umumnya inert terhadap asam, basa, agen pengoksidasi dan agen pereduksi.
Alkana hanya menjalani reaksi substitusi.Reaksi karakteristik alkana adalah reaksi substitusi.
Contoh reaksi substitusi adalah halogenasi, nitrasi dan sulfonasi. Reaksi berlangsung melalui
mekanisme radikal bebas.

 Reaksi –reaksi Alkana


a. Reaksi Pembakaran Alkana
Pembakaran adalah reaksi oksidasi cepat pada suhu tinggi. Pembakaran sempurna akan
mengubah alkana menjadi karbon dioksida dan uap air. Perhatikan

persamaan reaksi oksidasi pada senyawa hidrokarbon berikut.


CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g)

b. Reaksi Pemecahan Rantai (Cracking) Alkana


Pemecahan katalitik hidrokarbon pada suhu yang tinggi menghasilkan potongan-potongan
molekul hidrokarbon yang lebih kecil. Pada proses pemecahan menggunakan hidrogen
(hydrocracking), gas hidrogen ditambahkan pada hidrokarbon jenuh dan akan menghasilkan
hidrokarbon jenuh dengan rantai pendek. Pemecahan tanpa hidrogen akan menghasilkan
campuran alkana dan alkena.
1. Hydrocracking berkatalis 

Contoh:

2. Cracking berkatalis 

Contoh: 

c. Reaksi Substitusi Halogen (Halogenasi) Alkana


Alkana dapat bereaksi dengan halogen (F2, Cl2, Br2, I2) menghasilkan haloalkana (alkil halida).
Contoh:

CH4 + Cl2 → CH3Cl + HCl

Reaksi alkana dengan flour berlangsung sangat cepat dan sulit dikontrol, reaksi alkana dengan
klor dan brom berlangsung tidak terlalu cepat sehingga mudah dikontrol. Reaksi alkana dengan
iod berlangsung sangat lamban, bahkan tidak terjadi sama sekali.

D. ALKENA; TATANAMA, SIFAT, DAN REAKSINYA

 Tatanama Alkena
Nama Alkena diturunkan dari nama Alkana yang sesuai (yang jumlah atom karbonnya sama)
dengan mengganti akhiran ana menjadi ena.
 
Contoh:
Alkana : C2H6 = etana
Alkena : C2H4 = etena
Tabel 3. Tata nama Alkena
1. Alkena rantai lurus
Atom karbon yang berikatan rangkap (C=C) diberi nomor yang menunjukkan ikatan rangkap
tersebut. Penomoran dimulai dari ujung rantai yang paling dekat dengan ikatan rangkap.
 
Contoh:
 

 
Sehingga, nama senyawa di atas yaitu 2 – pentena.
 
Perhatikan baik-baik tabel 3 di atas ya!!!
 
2. Alkena dengan rantai bercabang

a. Rantai induk yaitu rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap.


b. Penomoran rantai induk diawali dari yang paling dekat dengan ikatan rangkap, bukan
cabang yang terdekat.
c. Urutan penulisan nama: nomor cabang, nama cabang, nomor ikatan rangkap, nama
alkena (rantai induk).

 
3. Alkena dengan lebih dari satu ikatan rangkap
Jika alkena memiliki lebih dari satu ikatan rangkap, namanya diberi tambahan diena (untuk dua
ikatan rangkap) atau triena (untuk tiga ikatan rangkap).
 
Contoh:

 
 Sifat Alkena
1) Sifat fisika
Sifat fisika adalah sifat senyawa yang dapat diamati secara langsung dengan mata telanjang.
Alkena mempunyai sifat fisika yang sedikit larut dalam air, massa jenis lebih kecil dari satu, dan
titik didih bertambah tinggi dengan meningkatnya jumlah atom C. Perhatikan tabel titik didih
dan massa jenis alkana berikut ini.
  

Tabel 2. Alkena dan sifat fisika


Secara umum Alkena memiliki sifat fisika yang sama dengan alkana. Perbedaannya yaitu, alkena
sedikit larut dalam air.
 
2) Sifat Kimia
Sifat Kimia suatu senyawa berhubungan dengan reaksi senyawa tersebut dengan senyawa kimia
lainnya.

 Reaksi-reaksi Alkena
a) Oksidasi Hidrokarbon
Sebagaimana hidrokarbon pada umumnya, pembakaran/oksidasi alkena juga akan
menghasilkan CO2 dan H2O
 

 
Seperti ketika kalian membakar plastik, jika oksigen yang digunakan cukup maka gas yang
dihasilkan tidak akan berwarna hitam, karena itu adalah karbondioksida, gas tak beracun dan
tidak berwarna, seperti hasil pernapasan kita.
 

 
 
b) Adisi H2
Reaksi adisi merupakan reaksi pemutusan ikatan rangkap.
Pada adisi alkena, ikatan rangkap putus dan menjadi ikatan
tunggal.
 

 
Tahukah Anda bahwa propena merupakan senyawa penyusun polipropena yang digunakan
dalam serat plastik, tali plastik dan bahan pembuat botol plastik

 
 
c) Adisi halogen (F2, Br2, I2)
Reaksi adisi pada dasarnya adalah reaksi pemutusan ikatan rangkap. Pernahkah Anda
menggunting tali yang berlapis-lapis???
Pada guntingan pertama tentu saja tali tersebut belum putus bukan… karena masih terdapat
tali penghubung lainnya. Nah reaksi adisi akan mengubah senyawa alkena (rangkap 2) menjadi
alkana (rangkap 1).
 
Reaksi adisi oleh halogen akan memutus rantai rangkap alkena membentuk alkana. Selanjutnya
halogen tersebut akan menjadi cabang/substituen dari alkana yang terbentuk.
 

 
 
d) Adisi asam halide
Sama seperti adisi halogen, adisi dengan asam halida juga akan memutus ikatan rangkap pada
alkena, tetapi dengan aturan markonikov namanya…
pernah dengar istilah “yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin?” begitulah
kira-kira aturan markonikov itu… penasaran yuk perhatikan contohnya!
 
Adisi dengan asam halida akan memutus ikatan rangkap pada alkena menjadi alkana dengan
mengikuti aturan Markovnikof. Atom H dari asam halida akan terikat pada atom karbon dari
alkena tidak simetris yang memiliki atom H paling banyak (“kaya”). Jika atom C yang
berikatan rangkap memiliki jumlah H yang sama, halida akan terikat pada atom C yang paling
panjang.
 

E. ALKUNA ; TATANAMA, SIFAT, DAN REAKSINYA


 Tatanama Alkuna
 Tata nama alkuna berdasarkan IUPAC

Pemberian nama alkuna dibedakan menjadi dua menurut jenis rantainya, yaitu:

1. Rantai lurus

Penamaan alkuna rantai lurus dengan C = 2 dan C = 3 ditulis menurut jumlah atom C yang
menyusunnya dan diakhiri dengan akhiran –una.

Contoh:

C2H2  = etuna.

C3H4  = propuna.

Sementara itu, Penamaan alkuna rantai lurus dengan C ≥ 4 diawali dengan menuliskan nomor
atom C yang memiliki ikatan rangkap tiga diikuti dengan nama alkuna sesuai dengan jumlah
atom C. Penomoran atom C dimulai dari ujung rantai yang paling dekat dengan ikatan rangkap
tiga.

IUPAC : posisi rangkap + nama alkuna

Contoh:

2. Rantai bercabang

IUPAC : posisi cabang + nama cabang + posisi rangkap + nama rantai induk

 
Aturan penamaan:

1. Tentukan rantai utamanya. Rantai utama ini merupakan rantai karbon terpanjang yang
mengandung ikatan rangkap tiga. Contoh:

2. Beri nomor pada setiap atom C yang berada pada rantai utama.  Penomoran dimulai dari
ujung rantai yang paling dekat dengan ikatan rangkap tiga. Contoh:

3. Jika terdapat lebih dari satu cabang yang sama, maka dalam penulisannya diawali dengan di-
(untuk 2 cabang yang sama), tri- (untuk 3 cabang yang sama), tetra- (untuk 4 cabang yang
sama), dan seterusnya. Contoh:

Terdapat dua cabang sejenis pada atom C bernomor 4, sehingga nama alkuna tersebut
adalah 4,4 - dimetil - 2 - nonuna.

4. Jika terdapat lebih dari satu cabang yang berbeda, maka dalam penulisannya harus disusun
berdasarkan urutan abjad huruf pertama dari nama cabang tersebut. Note! Awalan di-, tri-,
tetra-, dan sebagainya tidak diperhatikan dalam penentuan urutan abjad. Contoh:
Karena etil diawali dengan huruf "e" dan metil diawali dengan huruf "m", maka dalam
penulisannya kita awali dengan etil terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan metil, lalu nama
rantai induknya, sehingga nama alkuna tersebut adalah 6 - etil - 4,4 - dimetil - 2 - nonuna.

 Sifat Alkuna

Sifat Fisika
a. Tidak larut dalam air.

Sifat  kimia alkuna


1. Alkuna kurang reaktif dibanding dengan alkana pada suhu yang sama.

2. Reaksi pembakaran alkuna mengahsilkan karbondioksida dan uap air.

Contoh :  2C2H2(g) + 5 O2(g) → 4 CO2(g) + 2 H2O(g)

 Reaksi-reaksi Alkuna

Umumnya reaksi yang terjadi pada alkena juga dapat terjadi pada alkuna. Karena alkuna
memiliki satu ikatan rangkap tiga, maka reaksi adisi alkuna berlangsung melalui dua
tahap penjenuhan sebagai berikut

a. hidrogenasi

 
 

b. Halogenasi

c. Adisi hidrogen halida

Isomer Senyawa Karbon – Deret panjang rangkaian karbon dan hidrogen membentuk rumus
senyawa kimia yang biasa disebut sebagai senyawa hidrokarbon. Beberapa susunan atom dalam
senyawa hidrokarbon memiliki rumus molekul yang sama dengan jumlah atom sama, namun
susunan atomnya berbeda.  Perbedaan susunan atom tersebut membuat senyawa memiliki sifat
yang berbeda. Perbedaan susunan atom dalam senyawa hidrokarbon ini dibahas dalam materi
isomer.

Sebelumnya, sedikit mengingat kembali atom karbon (C, nomor atom 6) dan atom hidrogen (H,
nomor atom 1). Atom karbon (C) memiliki 4 elektron valensi sehingga atom karbon (C) dapat
membentuk empat buah ikatan kovalen dengan atom – atom yang lain, misalnya pada senyawa
CH4. Atom karbon juga dapat berikatan dengan atom karbon yang lain membentuk rantai
karbon. Ikatan atom karbon dengan atom karbon yang lain tersebut dapat membentuk rantai
panjang lurus, bercabang, maupun melingkar membentuk senyawa siklis.
F. ISOMER HIDROKARBON

Isomer adalah dua senyawa atau lebih yang mempunyai rumus kimia sama tetapi mempunyai
struktur yang berbeda. Secara garis besar isomer dibagi menjadi dua, yaitu isomer struktur, dan
isomer geometri.

Sebagai gambaran, misalnya senyawa hidrokarbon dengan jumlah karbon sebanyak 4 atau yang
dikenal sebagai butana. Senyawa hidrokarbon dengan rumus senyawa C4H10 terdiri atas ikatan
kimia dari 4 karbon (C) dan 10 hidrogen (H). Posisi 4 karbon yang berikatan membentuk
senyawa dengan rantai lurus maka nama senyawa hidrokarbon tersebut adalah n – butana.
Namun dengan komposisi jumlah atom yang sama dapat memiliki struktur yang berbeda,
misalnya pada senyawa hidrokarbon 2 – metil – propana.
Meskipun memiliki jumlah atom yang sama yaitu 4 atom karbon dan 10 atom hidrogen, namun
perbedaan struktur atom senyawa hidrokarbon tersebut membuat senyawa hidrokarbon
memiliki sifat yang berbeda.

Selanjutnya, sobat idschool dapat menyimak ulasan apa saja macam – macam isomer dalam
senyawa karbon pada pembahasan berikut ini.

Macam – Macam Isomer

Perbedaan susunan atom dalam senyawa hidrokarbon dikelompokkan dalam beberapa macam
jenis yang dilihat dari posisi, struktur, atau penempatan di dalam ruang (stereoisomer). Macam
– macam isomer yang akan diulas di bawah meliputi isomer struktur dan isomer geometri.
Dalam isomer struktur terdiri atas isomer rangka, posisi, dan gugus fungsi. Sedangkan dalam
isomer struktur geometri terdapat bentuk cis dan trans.

Penjelasan macam – macam isomer lebih lanjut dapat disimak pada pembahasan di bawah.

1. Isomer Struktur

Isomer struktur adalah senyawa dengan rumus molekul sama namun memiliki bentuk struktur
yang berbeda. Perbedaan struktur pada isomer struktur dapat dikarenakan kerangka, posisi,
atau gugus fungsi yang berbeda. Sehingga, macam – macam isomer struktur meliputi tiga jenis
isomer yaitu isomer rangka, isomer posisi, dan isomer gugus fungsi.

Isomer Rangka: adalah senyawa – senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi
kerangkanya berbeda. Contoh isomer rangka terdapat pada isomer alkana, alkena, dan alkuna.
Senyawa alkana paling rendah yang dapat memiliki isomer yaitu butana (C 4H10). Untuk senyawa
alkena, alkena paling rendah yang memiliki isomer yaitu butena (C4H8). Sedangkan senyawa
alkuna, alkuna paling rendah yang memiliki isomer yaitu butuna (C4H6).
1. Isomer Alkana: Butana (C4H10).

 n – butana: CH3 – CH2 – CH2 – CH3


 2 – metil propana

2. Isomer Alkena: Pentena (C5H10)


 1 – pentena: CH2 = CH – CH2 – CH2 – CH3
 3 – metil – 1 – butena

 2 – metil – 1 – butena

3. Isomer Alkuna: Pentuna (C5H8)

 1 – pentuna: CH   C – CH<sub<2< sub="" style="box-sizing: inherit;"> – CH2 – CH3</sub<2<>


 3 – metil – 1 – butuna:

Isomer Posisi: adalah senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi posisi gugus
fungsinya berbeda. Contoh isomer posisi terdapat pada senyawa alkena dan alkuna.

1. Isomer Alkena: Butena (C4H8)

 1 – butena: CH2   CH – CH2 – CH3


 2 – butena: CH3 – CH   CH – CH3

2. Isomer Alkuna: Butuna(C4H6)

 1 – butuna: CH   C – CH2 – CH3


 2 – butuna: CH3 – C   C – CH3

Isomer Gugus Fungsi: adalah senyawa – senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi
gugus fungsinya berbeda. Contoh isomer gugus fungsi terdapat pada alkuna dan alkadiena,
ethanol dan dimethyl ether.

1. Propuna (C3H4)

 propuna: CH   C – CH3


 1, 2 – propadiena: CH2 = C = CH2

2. C2H6O

 dimethyl ether

 Ethanol

2. Isomer Geometri

Isomer geometri adalah senyawa – senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi
struktur ruangnya berbeda. Isomer geometri terjadi karena ketegaran dalam molekul. Bentuk
isomer geometri hanya terdapat pada senyawa alkena dan siklik. Bentuk isomer geometri pada
alkena berupa bentuk cis dan trans.
Karakteristik isomer cis dan trans:

1. Isomer cis: isomer di mana atom atau gugus atom sejenis terletak pada sisi yang sama.
2. Isomer trans: isomer di mana atom atau gugus atom sejenis terletak pada sisi berseberangan.

Contoh isomer geometri diberikan seperti beberapa senyawa berikut.

1. trans 3 – metil – 2 – pentena

2. cis 3 – metil – 2 – pentena

Anda mungkin juga menyukai