Materi:
HIDROKARBON
Salah satu rumpun senyawa yang melimpah di alam adalah senyawa karbon. Senyawa ini
tersusun atas atom karbon dan atom-atom lain yang terikat pada atom karbon, seperti hidrogen, oksigen,
nitrogen, dan atom karbon itu sendiri. Salah satu senyawa karbon paling sederhana adalah
hidrokarbon. Hidrokarbon banyak digunakan sebagai komponen utama minyak bumi dan gas alam.
Apakah kekhasan dari atom karbon? Bagaimanakah atom karbon membentuk senyawa
hidrokarbon? Bagaimanakah menggolongkan senyawa hidrokarbon? Mari simak penjelasan berikut
ini ....
A.
memiliki karakteristik yang khas dibanding atom lainnya. Karakteristik itu adalah kemampuannya
membentuk rantai C yang panjang. Mengapa bisa? Peristiwa ini disebabkan atom C mempunyai empat
elektron valensi yang dapat berikatan kovalen dengan atom sejenis atau atom lain.
Gambar 2. Rantai karbon: (1) rantai lurus; (2) rantai cabang; (3) rantai tertutup; (4) jaring
B.
istilah atom karbon primer, sekunder, tersier, dan kuartener. Istilah ini didasarkan pada jumlah
atom karbon yang terikat pada atom karbon tertentu.
1. Atom karbon primer (dilambangkan dengan 10) adalah atom-atom karbon yang mengikat
satu atom karbon tetangga.
1
pada
setiap
ujung.
2. Atom karbon sekunder (dilambangkan dengan 20) adalah atom-atom karbon yang mengikat
dua atom karbon tetangga.
Contoh: perhatikan atom C yang ditandai pada senyawa berikut.
Atom C yang ditandai pada senyawa di samping
merupakan atom C sekunder. Dia biasanya diapit
oleh dua atom C yang lain.
3. Atom karbon tersier (dilambangkan dengan 30) adalah atom-atom karbon yang mengikat
tiga atom karbon tetangga.
Contoh: coba perhatikan senyawa di atas, adakah atom C tersiernya?
Ada ternyata! Jadi, senyawa di samping memiliki 1
atom C tersier. Lihat! Dia diapit oleh tiga atom C
lain.
4. Atom karbon kuartener (dilambangkan dengan 40) adalah atom-atom karbon yang
mengikat empat atom karbon tetangga.
Contoh: perhatikan senyawa ini, bisakah kalian menemukan atom C kuartener? Dia diapit
oleh empat atom C lain.
Nah, ternyata senyawa di samping memiliki 1 atom C
kuartener.
C.
senyawa jenuh dan tidak jenuh. Pada senyawa hidrokarbon jenuh, atom karbon dapat mengikat atom
hidrogen secara maksimal. Senyawa yang tergolong hidrokarbon jenuh adalah golongan ALKANA.
2
1. Alkana
Senyawa alkana merupakan rantai karbon yang paling sederhana. Alkana merupakan
senyawa hidrokarbon jenuh yang seluruh ikatannya pada atom karbonnya tunggal. Rumus
umum alkana adalah:
CnH2n+2
Jadi, apabila atom C ada 2, maka atom H pada senyawa alkananya adalah 2(2)+2,
yakni 6 buah. Apabila dituliskan menjadi C2H6, dan jika dijabarkan akan menjadi seperti ini:
etana
Berikut merupakan daftar nama 10 deret pertama dari senyawa alkana:
Nama Senyawa
Rumus Molekul
Metana
CH4
Etana
C2H6
Propana
C3H8
Butana
C4H10
Pentana
C5H12
Heksana
C6H14
Heptana
C7H16
Oktana
C8H18
Nonana
C9H20
Dekana
C10H22
ATURAN PERTAMA yang harus kita lakukan adalah menentukan rantai utama
Ooh, bukan, pemirsa! Ada yang lebih panjang lagi rupanya. Bisakah kalian
menemukannya??? Lihatlah, ada dua buah C2H5 dalam rantai tersebut, jadi
senyawa itu apabila dijabarkan lagi akan menjadi seperti ini:
Nah, setelah menentukan rantai utama, yang harus dilakukan adalah MENOMORI
RANTAI itu dari ujung satu sampai ujung yang lain. Nah, untuk rantai yang kita
miliki dari ujung mana kita menomorinya??? Baiklah, untuk itu kita memasuki
ATURAN KEDUA!! Penomoran rantai dimulai dari UJUNG RANTAI YANG
TERDEKAT DENGAN CABANG. Jadi, penomoran senyawa yang kita miliki itu
akan menjadi seperti ini:
Jumlah
Struktur
Karbon
Nama Alkil
CH3
CH3CH2
CH3CH2CH2
Propil
CH3CH2CH2CH2
Butil
CH3CH2CH2CH2CH2
Pentil
Metil
Etil
Nah, dari struktur yang kita miliki, mana sajakah cabangnya? Jika kalian perhatikan, ada 3
cabang di sana, dan ketiganya merupakan gugus metil.
Apabila dijodohkan dengan rantai utama, gugus-gugus alkil tersebut secara berurutan
MENEMPEL PADA ATOM C ke 3, 4 dan 6. Dengan demikian, kita sudah dapat menamai
struktur yang kita miliki secara lengkap. Urutan penulisan namanya:
1. NOMOR ALKIL/CABANG
2. NAMA ALKIL/CABANG
3. NAMA RANTAI UTAMA
Jadi, saudara-saudara, nama struktur hidrokarbon itu adalah:
3,4,6-trimetil-oktana
5
Kelompok senyawa hidrokarbon yang termasuk senyawa tak jenuh adalah ALKENA dan ALKUNA.
Disebut hidrokarbon tak jenuh karena atom karbon yang dimilikinya tidak mengikat atom hidrogen
secara maksimal. Dengan kata lain mereka memiliki IKATAN RANGKAP. Nah, mari kita bahas
senyawa hidrokarbon tak jenuh ini satu per satu.
2. Alkena
Alkena merupakan senyawa hidrokarbon dengan ikatan rangkap dua (C=C). Alkena
paling sederhana yaitu etena, C2H4. Rumus umum alkena adalah:
CnH2n
Jadi, apabila atom C ada 4, maka atom H pada senyawa alkenanya adalah 2(4), yakni
8 buah. Apabila dituliskan menjadi C4H8, dan jika dijabarkan akan menjadi seperti ini:
H H H
HCCC=CH
H H
H
1-butena
Berikut merupakan daftar nama 10 deret pertama dari senyawa alkena:
Nama Senyawa
Rumus Molekul
Etena
C2H4
Propena
C3H6
Butena
C4H8
Pentena
C5H10
Heksena
C6H12
Heptena
C7H14
Oktena
C8H16
Nonena
C9H18
Dekena
C10H20
Contoh:
bukan
penomoran rantai utama diawali dari YANG PALING DEKAT DENGAN IKATAN
RANGKAP, BUKAN dari cabang terdekat
1) NOMOR CABANG/ALKIL
2) NAMA CABANG/ALKIL
3) NOMOR IKATAN RANGKAP
4) NAMA ALKENA
Seperti biasa, pertama kita TENTUKAN RANTAI UTAMA dari struktur tersebut, yang
MENGANDUNG IKATAN RANGKAP. Dengan demikian, akan menjadi seperti ini:
Selanjutnya kita beri nomor pada rantai tersebut DARI ATOM C YANG TERDEKAT
Nah, secara berurutan metil-metil itu menempel pada atom C nomor 3, 6, dan 9. Nama
rantai utamanya adalah dekena. Karena ikatan rangkapnya ada pada C nomor 3, maka
nama senyawa tersebut adalah:
3,6,9-trimetil-3-dekena
Satu lagi kelompok hidrokarbon tak jenuh adalah alkuna. Mari kita bahas...
3.
Alkuna
Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon dengan ikatan rangkap tiga (CC). Alkuna
paling sederhana yaitu etuna, C2H2. Rumus umum alkena adalah:
CnH2n2
Jadi, apabila atom C ada 3, maka atom H pada senyawa alkenanya adalah 2(3)2, yakni 4
buah. Apabila dituliskan menjadi C3H4, dan jika dijabarkan akan menjadi seperti ini:
H
HCCCH
H
1-propuna
Berikut merupakan daftar nama 10 deret pertama dari senyawa alkuna:
Nama Senyawa
Rumus Molekul
Etuna
C2H2
Propuna
C3H4
8
Butuna
C4H6
Pentuna
C5H8
Heksuna
C6H10
Heptuna
C7H12
Oktuna
C8H14
Nonuna
C9H16
Dekuna
C10H18
Baiklah, kita mulai dengan MENENTUKAN RANTAI UTAMA dari struktur tersebut,
yang MENGANDUNG IKATAN RANGKAP. Dengan demikian, akan menjadi seperti
ini:
Selanjutnya kita beri nomor pada rantai tersebut DARI ATOM C YANG TERDEKAT
DENGAN IKATAN RANGKAP. Maka akan menjadi seperti ini:
Selanjutnya PENAMAAN ALKIL atau CABANG. Jika kalian perhatikan, hanya ada 1
Nah, metil yang kita miliki menempel pada atom C nomor 3. Nama rantai utamanya
adalah pentuna. Karena ikatan rangkapnya ada pada C nomor 1, maka nama senyawa
tersebut adalah:
3-metil-1-pentuna
Demikianlah urusan tata nama berakhir disini... Bagaimana jika kasusnya kita harus membuat
struktur dari nama yang telah diketahui??? Misalkan 2-metil-butana. Bagaimana strukturnya?
Mari kita bahas...
Pertama, kita harus MELIHAT EKOR dari nama senyawa tersebut, karena itu
merupakan nama RANTAI UTAMA.
2-metil-butana
Apabila digambarkan maka akan menjadi seperti ini:
CCCC
Selanjutnya kita lihat nomor alkil, yakni yang paling depan:
2-metil-butana
Berarti posisi alkil/cabang berada pada C nomor 2, dan cabang tersebut merupakan metil
yang memiliki 1 atom C. Kita tambahkan alkil pada struktur kita:
C
CCCC
Nah, selanjutnya tinggal menambahkan atom H pada setiap atom C yang kita miliki.
Berikut struktur tuntasnya:
CH3
CH3CHCH2CH3
Rumus umum yang dimiliki senyawa tersebut adalah C5H12. Walaupun ada 5 atom C
bukan berarti senyawa itu harus pentana, karena rantai utamanya memiliki 4 atom C.
Inilah yang kita sebut sebagai isomer. Dengan demikian, struktur yang telah kita bahas
merupakan ISOMER DARI PENTANA.
10
D.
JUMLAH ATOM KARBON dalam senyawa hidrokarbon, baik itu alkana, alkena, maupun alkuna
maka SEMAKIN TINGGI PULA TITIK DIDIH juga TITIK LELEH yang dimiliki senyawa
tersebut.
Selain itu juga, SEMAKIN BANYAK CABANG pada suatu hidrokarbon, maka SEMAKIN
RENDAH TITIK DIDIH maupun TITIK LELEHNYA.
11
MINYAK BUMI
Untuk apa kita mempelajari hidrokarbon? Salah satu manfaatnya adalah agar kalian siap menghadapi
bab yang satu ini. Ya, minyak bumi atau petroleum yang merupakan salah satu senyawa hidrokarbon
yang sangat penting bagi manusia. Tentunya kalian pernah mendengar bensin bukan? Nah, bensin itu
merupakan salah satu fraksi minyak bumi.
Apa itu fraksi minyak bumi? Bagaimana cara memperoleh minyak bumi? Mengapa jenis bensin
bisa berbeda-beda (seperti solar, premium, pertamax)? Bagaimana bahaya pembakaran tidak sempurna
suatu bahan bakar? Itulah yang akan kita bahas kali ini.
A.
pengeboran permukaan bumi hingga mencapai sumbernya. Darimana minyak bumi itu terbentuk?
Gambar 3. Minyak bumi terjadi akibat pelapukan atau sisa-sisa hewan dan
tumbuhan renik yang terkubur di dasar laut jutaan tahun lampau. Minyak bumi
disebut juga petroleum: petra (batuan) dan oleum (minyak). Ini ditujukan kepada
fosil hewan dan tumbuhan yang ditemukan dalam kulit bumi sebagai gas, air, dan
padatan.
Minyak bumi terbentuk dari FOSIL-FOSIL HEWAN DAN TUMBUHAN KECIL YANG
HIDUP DI LAUT DAN TERTIMBUN SELAMA BERJUTA-JUTA TAHUN LAMPAU. KETIKA
HEWAN DAN TUMBUHAN LAUT MATI, JASAD MEREKA TERTIMBUN OLEH PASIR
DAN LUMPUR DI DASAR LAUT. Setelah ribuan tahun tertimbun, akibat pengaruh tekanan dan suhu
bumi yang tinggi, lapisan-lapisan lumpur dan pasir berubah menjadi batuan. AKIBAT TEKANAN
DAN PANAS BUMI, FOSIL HEWAN DAN TUMBUHAN YANG TERJEBAK DI LAPISAN
12
B.
alisiklik. Sebagian besar komponen minyak mentah adalah hidrokarbon jenuh, yakni alkana dan
sikloalkana.
Di Indonesia, minyak bumi terdapat di bagian utara pulau Jawa, bagian timur Kalimantan dan
Sumatra; daerah Papua; dan bagian timur pulau Seram. Minyak bumi juga diperoleh di lepas pantai
utara Jawa dan pantai timur Kalimantan.
Minyak bumi yang ditambang di Indonesia umumnya banyak mengandung senyawa hidrokarbon
siklik, baik sikloalkana maupun aromatik. Berbeda dengan minyak dari Indonesia, minyak bumi dari
negara-negara Arab lebih banyak mengandung alkana dan minyak bumi Rusia lebih banyak
mengandung sikloalkana.
C.
belum dapat digunakan. Minyak mentah diolah dalam kilang minyak menggunakan proses destilasi
bertingkat menjadi fraksi-fraksinya.
Prinsip pengolahan minyak mentah menggunakan
destilasi bertingkat adalah pemisahan komponen atau
fraksi-fraksi minyak bumi melalui perbedaan titik
didih. Dimana fraksi yang memiliki titik didih paling
rendah akan keluar terlebih dahulu disusul oleh fraksi
yang memiliki titik didih yang lebih tinggi.
Pada gambar di samping fraksi yang memiliki titik
didih paling rendah adalah gas petroleum, yakni sekitar
20C, dan fraksi yang memiliki titik didih paling tinggi
adalah ASPAL, sekitar 400C. Fraksi ini tersisa dalam
tabung fraksionasi dan sering digunakan sebagai
PENGERAS JALAN.
Makin kebawah tabung fraksionasi, makin tinggi
Gambar 4. Tangki penyulingan minyak
D.
kendaraan bermotor sering menimbulkan masalah. Kualitas bensin ditentukan oleh bilangan oktan,
yaitu bilangan yang menunjukkan jumlah isooktan dalam bensin.
Campuran hidrokarbon yang digunakan sebagai standar untuk membandingkan kualitas bensin
adalah N-HEPTANA dan ISOOKTANA (2,2,4-trimetil-pentana).
Contoh:
Suatu bensin premium diketahui memiliki bilangan oktan sebesar 80. Komposisi hidrokarbon
standar yang dimilikinya adalah
E.
ini disebabkan oleh pembakaran tidak sempurna yang akan membentuk gas CO (karbon monoksida).
Gas CO yang dibebaskan dari pembakaran jika terhirup dapat menimbulkan lelah dan pusing, bahkan
pingsan. Hal ini berkaitan dengan reaktivitas sel dara merah terhadap gas CO.
Dalam sel darah manusia terdapat haemoglobin yang bertugas mengangkut O2 ke seluruh
jaringan tubuh. Apabila gas CO di udara terhirup oleh sistem pernapasan, maka HAEMOGLOBIN
LEBIH MUDAH BEREAKSI DENGAN GAS CO dibandingkan gas O2 yang seharusnya kita hirup.
Akibatnya, jaringan tubuh akan kekurangan oksigen. Inilah yang menyebabkan pusing, lelah, dan
bahkan pingsan.
14
Termokimia
Setelah mempelajari minyak bumi, kita jadi tahu bahwa minyak bumi ternyata dapat dijadikan bahan
bakar yang digunakan sebagai sumber energi. Tanpa bensin, motor kalian tidak dapat berjalan bukan?
Pembakaran bensin memberikan energi pada mesin motor kalian, sehingga motor tersebut dapat
berjalan mengantarkan kalian ke sekolah.
Nah, energi ternyata dipelajari pula dalam kimia, yang termasuk TERMOKIMIA. Energi
merupakan sumber esensial bagi kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya. Makanan yang kita
makan merupakan sumber energi yang memberikan kekuatan kepada kita untuk dapat bekerja, belajar,
dan beraktivitas lainnya. Setiap materi mengandung energi dalam bentuk energi potensial dan energi
kinetik. Kedua energi ini dinamakan energi internal. Jika energi yang terkandung dalam materi berubah
maka perubahan energi dinamakan kalor. Perubahan energi (kalor) pada tekanan tetap dinamakan
perubahan entalpi atau disimbolkan sebagai H (Sunarya, 2009).
Dalam termokimia kalian akan mempelajariberbagai perubahan energi kalor yang menyertai
suatu reaksi kimia. Sebelum kita mendalami lebih jauh lagi, kalian perlu mengetahui terlebih dahulu
beberapa istilah yang sering dijumpai dalam termokimia. Mari simak penjelasan berikut.
A.
merupakan fokus kajian. Sedangkan LINGKUNGAN merupakan segala sesuatu di luar sistem yang
bukan kajian.
Misalkan dalam suatu percobaan kalian ingin mengetahui KELARUTAN GULA DALAM
AIR. Dengan demikian yang kalian lakukan adalah memasukkan padatan gula ke dalam air mendidih.
Dalam hal ini yang disebut sebagai SISTEM adalah PADATAN GULA, sedangkan air mendidih dan
SEGALA SESUATU YANG BUKAN PADATAN GULA merupakan LINGKUNGAN.
B.
Kedua istilah ini berkaitan dengan peristiwa keluar masuknya kalor dari sistem ke lingkungan atau
sebaliknya. Perhatikan diagram berikut:
15
Gambar 5. Diagram proses eksoterm dan endoterm antara sistem dan lingkungan
Jika dalam reaksi kimia terjadi perpindahan kalor atau panas dari sistem ke lingkungan maka
suhu lingkungan akan meningkat, inilah yang disebut sebagai reaksi eksoterm (mengeluarkan panas).
Sebaliknya, jika perpindahan kalor terjadi dari lingkungan ke sistem, maka suhu sistem yang akan
meningkat, ini yang disebut sebagai reaksi endoterm (menyerap panas).
Reaksi eksoterm dan endoterm sering kita jumpai di kehidupan sehari-hari.
Contoh proses eksoterm adalah agar-agar memadat, air menjadi es, lelehan besi
memadat menjadi besi. Sedangkan contoh proses endoterm adalah AWAN
MENJADI HUJAN, untuk menjadi tetesan hujan AWAN HARUS MENYERAP
SEJUMLAH BESAR ENERGI MATAHARI.
C.
Q = m c T
Keterangan:
Q
m
c
T
=
=
=
=
16
Contoh: logam besi dipanaskan dari 30C hingga 150C. Jika berat besi 2 kg dan kalor jenis besi 0,5
J/gC, tentukan kalor yang diperlukan!
Diketahui:
Tawal
Takhir
mbesi
cbesi
Q
=
=
=
=
=
30C
150C
2 kg = 2000 gram
0,5 J/gC
?
Jawab:
Q = m c T
= (2000 g) (0,5 J/gC) (120C)
= 120 000 J
= 120 kJ
Jadi, kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan logam besi tersebut adalah 120 kJ.
Kalorimetri
Kalor dapat diukur menggunakan suatu alat bernama kalorimeter, pengukuran kalor
menggunakan kalorimeter dinamakan kalorimetri. Untuk mengukur kalor reaksi dalam
kalorimeter, perlu diketahui terlebih dahulu kalor yang dipertukarkan dengan kalorimeter sebab
pada saat terjadi reaksi, sejumlah kalor dipertukarkan antara sistem reaksi dan lingkungan.
Besarnya kalor yang diserap atau dilepaskan oleh kalorimeter dihitung dengan persamaan:
Qkalorimeter = Ck T
dengan Ck adalah kapasitas kalor kalorimeter.
Prinsip utama dalam perhitungan entalpi menggunakan azas Black, yang berbunyi:
jumlah kalor yang diserap suatu sistem akan sama dengan jumlah kalor yang diterima oleh
lingkungan.
Qlepas = Qterima
Kalorimeter bekerja pada sistem terisolasi, dimana perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan maupun sebaliknya tidak memungkinkan. Namun, tidak ada sesuatu yang sempurna,
adakalanya kalorimeter sebagai lingkungan malah menyerap kalor yang dikeluarkan oleh sistem.
Dengan demikian, azas Black tidak lagi tepat, sehingga muncullah persamaan sebagai berikut:
Contoh: Pada kalorimeter, 5 gram logam Na dimasukkan ke dalam 95 gram air. Tercatat cuhu naik
dari 300 K menjadi 350 K. Jika kalor jenis larutan 4 J/g K dan kapasitas kalor kalorimeter 0
J/K, tentukan nilai H reaksi!
Diketahui:
mlogam Na
mair
Tawal
Takhir
clarutan
Ck
Hreaksi
Jawab:
Hreaksi =
=
=
=
=
=
=
=
5 gram
95 gram
300 K
350 K
4 J/g K
0 J/K
?
Qreaksi
Qreaksi
= Qlarutan + Qkalorimeter
= (m c T) + (Ck T)
= (100 g 4 J/g K 50 K) + (0 J/K Tkalorimeter)
= 20 000 J + 0
= 20 000 J
= 20 kJ
Jadi, perubahan entalpi reaksi pelarutan logam Na (Hreaksi) adalah 20 kJ.
D.
ditentukan persamaan reaksi yang terjadi antara zatnya. Bagaimana menentukan H reaksi dari
persamaan kimia yang diketahui?
Nah, ternyata selain melalui percobaan, H reaksi dapat ditentukan berdasarkan data entalpi
yang telah ada. Data inilah yang disebut sebagai data sekunder. Data entalpi tersebut telah disepakati
oleh para ahli kimia, sehingga kita tinggal menggunakannya saja. Dengan demikian, dari persamaan
reaksi yang diketahui kita dapat menghitung berapa kalor reaksi atau H reaksi yang dibutuhkan oleh
suatu reaksi kimia. Ada tiga metode pengukuran H menggunakan data sekunder, yakni:
1. MENGGUNAKAN DATA PEMBENTUKAN STANDAR
2. HUKUM HESS
3. DAN MENGGUNAKAN DATA ENERGI IKATAN
Untuk lebih jelasnya mari kita bahas satu per satu.
1. Perhitungan H Reaksi Berdasarkan Data H Pembentukan Standar
Harga perubahan entalpi ditentukan oleh keadaan awal dan keadaan akhir sutau reaksi.
Zat-zat pereaksi dianggap mengalami reaksi penguraian dan zat-zat hasil reaksi dianggap
mengalami reaksi pembentukan. Jadi, entalpi penguraian suatu zat sama dengan entalpi
18
pembentukannya, namun tandanya berlawanan. Untuk lebih jelasnya mari kita tentukan kalor
pembentukan senyawa CS2, dimana diketahui nilai H reaksi pembentukan sebagai berikut:
(1)
H = 1110 kJ
(2)
CO2 C + O2
H = +394 kJ
(3)
SO2 S + O2
H = +297 kJ
1
Langkah PERTAMA yang harus kita lakukan adalah melihat tujuan kita terlebih dahulu.
Pada akhir reaksi kita meinginkan TERBENTUKNYA CS2, dari data diatas dapat dilihat
bahwa yang terdapat CS2 hanya pada persamaan reaksi nomor (1). Tapi, nilai H reaksi
yang disediakan adalah untuk penguraian CS2. Untuk itu, persamaan tersebut perlu kita
balik, sehingga nilai H reaksinya pun ikut dibalik, menjadi:
CO2 + 2SO2 CS2 + 3O2
H = +1110 kJ
2
Pada reaksi tersebut selain terbentuk CS2 terbentuk pula zat lain, yakni O2 yang tidak kita
inginkan. Sehingga langkah KEDUA yang harus kita lakukan adalah MENGELIMINASI
ZAT LAIN SELAIN YANG KITA INGINKAN. Pada persamaan itu, zat-zat yang tidak
kita inginkan antara lain CO2, 2SO2, dan O2. Bagaimana cara mengeliminasinya? Coba
kita lihat satu persatu.
Untuk mengeliminasi CO2 yang berada pada ruas kiri, tinggal kita tambahkan
persamaan reaksi lain yang memiliki CO2, dan disimpan di ruas sebaliknya yakni ruas
kanan. Pada data yang telah disediakan CO2 ada pada persamaan ke (2). Agar berada pada
ruas kanan, persamaan itu kita balik menjadi:
C + O2 CO2
H = 394 kJ
INGAT!!!
Tandanya pun harus
di balik
Sedangkan untuk mengeliminasi 2SO2, kita gunakan persamaan ke (3). SO2 harus dipindah
ruas, dan nilainya dikali 2. Persamaan reaksinya akan menjadi seperti ini:
2S + 2O2 2SO2
H = 594 kJ
Selanjutnya tinggal kita urutkan ketiga persamaan baru yang telah kita miliki, menjadi:
CO2 + 2SO2
C + O2
2S + 2O2
C + 2S
CS2 + 3O2
H = +1110 kJ
CO2
H = 394 kJ
2SO2
H = 594 kJ
CS2
H = +122 kJ
Jadi, kalor yang dibutuhkan dalam pembentukan senyawa CS2 adalah +122 kJ.
19
H?
Setiap nilai H yang ada pada diagram tersebut menunjukkan bahwa reaksi yang terjadi sesuai
dengan arah anak panah memiliki nilai H tertentu. Misalnya, untuk mengubah 2A+B menjadi
A2B, kalor yang dibutuhkan adalah sebanyak H1. Hal ini merupakan reaksi yang berjalan satu
tahap. Sesuai perkataan Hess, reaksi ternyata bisa berjalan beberapa tahap, dengan demikian kita
dapat mencari nilai H untuk reaksi yang lain. Dalam diagram di atas, coba tentukan
perubahan entalpi reaksi A2B CD2.
Yang harus kita lakukan adalah memilih jalan memutar. Apabila jalan yang kita
tempuh berlawanan dengan arah anak panah, berarti nilai H harus dibalik. Reaksi keseluruhan
akan menjadi seperti berikut:
A2B
2A + B
H1
2A + B
C + 2D
H2
C + 2D
CD2
H3
A2B
CD2
20
+
H = H1 + H2 +H3
H1 = +66,4 kJ
H2 = +114,1 kJ
H3 = +180,5 kJ
C=O
OH
Jawab:
Reaksi pembakaran sempurna CH4:
CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O
H = 18 kkal/mol
HCH
+ 2 O=O
O=C=O
2 HOH
2 ikatan O=O :
H = 2 119 kkal/mol
= 132,5 kkal/mol
Jadi, energi ikatan CH pada pembakaran sempurna CH4 adalah 132,5 kkal/mol.
22